Beranda / Romansa / ISTRI YANG TERGADAIKAN / 89. Menjemput Keluarga Shafira

Share

89. Menjemput Keluarga Shafira

Penulis: Zee Zee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-22 15:49:47

"Hari ini aku akan menjemput keluarga Shafira dulu, Paman. Besok pagi aku akan ke Bandung."

"Paman akan selalu mendukung keputusanmu, Gio. Apapun itu aku tahu kamu melakukannya dengan tulus."

"Oh, jadi ini semua adalah kerjaanmu, Gio?"

Tuan Agatha tiba-tiba ikut dalam obrolan mereka.

Gio dan Tuan Albern sama-sama terdiam saat Tuan Agatha tiba-tiba menyahut.

Kedua tangan Tuan Agatha menyilang lalu memandang remeh pada putranya.

"Wajar saja dia melakukan itu semua karena dia sedang cari muka untuk mempertahankan posisinya."

"Apa maksudmu, Agatha?" tanya Tuan Albern geram.

"Nama Gio sudah terhapus di dalam daftar pewarisku. Jadi, dia berubah menjadi seorang penjilat untuk mempertahankan posisinya."

"Pa!"

"Kenapa? Papa terlalu jujur?"

"Aku tidak seperti yang Papa tuduhkan! Aku ikhlas membantu Paman Albern."

Tuan Agatha tertawa keras. Dia menganggap apanyang dikatakan Gio adalah lelucon.

Jauh di dalam lubuk hatinya dia sangat cemburu melihat kedekatan mereka. Selaman ini Gio selalu memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   90. Menjemput Shafira

    "Kami berangkat dulu, Paman.""Hati-hati di jalan."Gio dan Raline juga berjalan menuju Hermawan, Nirmala dan Amira. "Kami akan membawa Shafira dan Keano segera.""Keselamatan kalian lebih penting, Tuan," ucap Hermawan. Mereka kemudian berjalan menuju mobil kemudian berangkat menuju ke tempat di mana Shafira diasingkan selama ini. Selama perjalan Raline memilih tidur. Dia sedikit kelelahan mengurus penyambutan ini. Gio memutar musik klasik selama perjalanan mereka sebagai pengantar tidur. Tiba-tiba ponsel berdering. Nama Kenward muncul di layar pipih itu. "Halo, Ken.""Kamu di mana?""Aku baru saja meninggalkan Jakarta.""Baiklah, rencananya mereka akan menyiapkan jamuan untuk kalian.""Wah, sepertinya itu menarik.""Ya sudah hati-hati di jalan."*****Lima jam telah berlalu. Gio membangunkan Raline yang lebih banyak tidur di jalan. "Sayang, bangun, kita sudah di gerbang masuk."Gio menggoyangkan pelan tubuh Raline. Perlahan matanya terbuka. Raline bangun dan takjub saat matanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   91. Pesta Penyambutan

    "Wah, Ibu, lihat! Kolamnya sangat besar!" teriak Keano. Shafira berlari kecil mengikuti putranya. Raline juga ikut bergabung dengan membawa kedua putrinya. "Ibu, aku ingin mandi. Apa boleh?" Shafira mengangguk.Keano melepas baju dan celana panjang menyisakan celana pendek. Dia kemudian melompat ke dalam kolam. Dia bersorak gembira. "Ma, aku ingin mandi juga," rengek Zavara. "Boleh, Sayang. Nanti mainnya sama Keano ya?" Sheina dan Zavara mengangguk. Keduanya kemudian berlari dan menuju kolam anak. Ketiganya bermain bersama. Suara riuh tawa mereka mulai terdengar. Raline dan Shafira duduk di tepian kolam mengawasi anak-anak mereka. Suara keributan itu didengar oleh Nyonya Sonia dan Alice. Mereka kemudian mendekat dengan menampakkan wajah angkuhnya."Oh, rupanya kalian?"Raline dan Shafira menoleh. Wajah tak bersahabat mulai ditunjukkan oleh mereka."Rupanya Nyonya yang terbuang sudah kembali. Pantas saja rumah serasa penapungan korban bencana. Kemarin keluarga kumuh itu datang,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   92. Membawa Shafira Pulang

    "Shafira dan Keano hanyalah alat untuk menguasai Guinandra Grup.""Jangan dengarkan dia, Pak!" ujar Amira. "Dia bisa saja memancing kita karena dia iri dengan apa yang didapatkan Shafira. Lihat saja bagaimana mertua dan suaminya mengadakan pesta mewah ini. Bilang saja Anda cemburu," tuding Amira. Alice tertawa keras. Dia sangat memanfaatkan keadan saat ini karena melihat mereka terlalu sibuk melayani para tamu undagan. Shafira, Ralie dan anak-anak mereka sibuk bermain. "Ha ha ha. Kalau begitu tanyakan pada Ken, siapa aku," jawab Alice demgan percaya diri sambil memperlihatkan cincin berlian di tangan kanannya. Alice berlalu begitu saja saat merasa Hermawan sudah terpancing. Nirmala terus berusaha membujuk suaminya agar tetap tenang. "Tenang, Pak. Kita selesaikan dulu pesta ini baru kita tanyakan kebenarannya.""Nenek sihir itu pasti hanya membual," imbuh Amira."Selamat datang kembali, Nyonya Shafira. Kami sangat merindukan Anda.""Terima kasih, Vanya."Mereka kemudian mengobrol

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   93. Menyusul Shafira

    "Pak, sabar! Jangan terbawa emosi.""Ayah mana di dunia ini yang bisa dengan santainya mendengar putrinya tersiksa? Apalagi selama sepuluh tahun, Bu!""Aku paham, Pak. Tapi, kita tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya."Hermawan mendengus kesal. Shafira hanya bisa menangis sesegukan. Keano yang tidak tahu apa-apa hanya bisa memeluk ibunya. "Masuk ke kamar, Shafira!"Shafira menuruti kemauan Hermawan. Baru kali ini dia melihat ayahnya semurka itu. Hasutan Alice benar-benar membuat segalanya hancur. "Ibu, apa yang terjadi? Kenapa kakek marah?"Shafira diam. Dia hanya bisa menangis. "Ayah mana ibu? Kenapa kakek memisahkan kita lagi dengan ayah?"Shafira memeluk tubuh putranya. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini. Keano tidak bisa berbuat apa lagi selain memilih diam. Dia tahu sesuatu telah terjadi pada kedua orang tuanya. "Tidurlah, Nak. Besok Ibu yakin, Ayah pasti menjemput kita."Keano berusaha memejamkan mata seperti yang diinginkan ibunya sedangkan Shafira memilih menangis

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   94. Usaha Kenward dan Kabar Bahagia

    "Apa benar kamun menjemput mereka semata-mata hanya karena ingin mempertahankan warisan?"Semua terdiam dengan pertanyaan Hermawan. "Apa yang dikatakan Alice itu tidak benar, Pak. Aku menjemput mereka semata-mata karena aku mencintai dia.""Aku ingin mereka kembali bersamaku."Hermawan terdiam. Sungguh berat dia melepas kembali putrinya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana menderitanya Shafira dulu. Nirmala datang lalu membisikkan ke telinganya bahwa Shafira terus memanggil Kenward. Hermawan menarik tangan istrinya kemudian membawanya ke dapur. Di dalam mereka.berdebat hebat. "Aku tidak akan membiarkan mereka bertemu. Aku tidak ingin putriku menderita lagi.""Tapi, kebahagiaan Shafira ada pada suaminya, Pak. Kita tidak tahu cerita yang sebenarnya."Mereka terus berdebat hingga Shafira bangkit sendiri. Dia berjalan tertatih untuk menemui suaminya. Saat matanya menangkap jelas sosok yang dirindukan, Shafira menangis teersedu. Tanpa sengaja Kenward mengangkat kepalanya dan melihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   95. Tuan Alex Menagih

    Tiga belas tahun yang lalu saat di mana masalah itu muncul. "Apa, tiga ratus juta?!" pekik Nirmala. Wanita yang berdaster bunga-bunga, alis yang diukir tebal dengan bibir yang merah merona itu terperanjat saat mendengar nominal yang disebutkan oleh Tuan Alex-Sang rentenir keji di desanya-. "Iya, kenapa?" "M-masa sebanyak itu, Tuan?" "Kamu pikir aku mau menipu kalian?!" bentak laki-laki bertubuh kekar dengan tato hampir di seluruh badannya. "T-tidak, Tuan. Bukan itu maksudku. Tapi, kami dapat dari mana uang sebanyak itu?" ujar Nirmala memelas. Tuan Alex mendecih. Dia kemudian menghisap batang rokoknya lalu mengembuskan ke udara. "Aku tidak peduli. Intinya kembalikan uang itu," desis Tuan Alex dengan menyeringai. "Saat ini kami belum punya uang, Tuan. Aku mohon beri kami waktu."Tuan Alex menggebrak meja hingga membuat Nirmala terperanjat kaget. Kedua pengawal yang menemani Tuan Alex juga terperanjat.Wajah Tuan Alex mendekat ke Nirmala membuat wanita itu berdingik ngeri. Bau

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   96. Berusaha Membujuk Shafira.

    "Pak, ini sudah hari ke tiga dan kita tidak punya uang untuk membayarnya," keluh Nirmala. "Satu-satunya cara untuk membayar utang-utang itu adalah menjual kembali semua barang yang kalian beli. Perhiasan, tas-tas mahal dan semuanya!""Tidak! Aku tidak mau, Pak!""Jadi, bagaimana caranya untuk bisa menebus utang-utang itu, Nirmala?""Apapun caranya kecuali dengan menjual barang-barangku. Aku tidak mau, Pak!"Hermawan tidak peduli. Dia lalu berjalan ke kamar dan mengobrak-abrik isi lemari. Birmala berteriak histeris saat semua barang kesayangannya berhamburan begitu saja. "Apa yang kau lakukan, Pak! Rusak nanti barang-barang berhargaku."Hermawan tidak peduli. Dia menyiapkan sebuah koper berukuran besar dan memasukkan semua barang yang dianggapnya mahal. Nirmala terus berusaha menahan suaminya melakukan itu semua. "Lepas!""Lepaskan dulu barang-barangku itu!""Buat apa menumpuk barang ini semua kalau rumah dan tanah ini akan terjual?""Pokoknya aku tidak mau, Pak! Cari cara lain!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24
  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   97. Hermawan tertangkap basah mencuri

    "Apa yang kalian cari?!""Ah, Ibu berniat merapikan barang-barangmu. Sepertinya kamu kecapaian sampai-sampai tidak ada waktu untuk merapikan kamar ya?""Aku tidak pernah menghamburkan pakaian apalagi barang-barangku. Kamarku selalu rapi bahkan bagaimana kalian bisa masuk padahal aku mengunci kamar ini?"Nirmala dan Amira gelagapan. Mereka kemudian berusaha menyembunyikan pisau yang dibawanya. "K-kami ....""Keluar atau akunlaporkan pada polisi?!"Amira dan Nirmala semakin gelagapan. "Begini, Shafira, Ibu ingin meminjam emasmu untuk tambahan sebagai tebusan atas utang-utang bapak.""Tidak. Aku tidak ingin melakukannya.""Kamu mau bapak dipenjara?""Berhenti terus berusaha membujukku, Bu. Aku tidak akan pernah menyerahkan emas ini. Semua ini adalah milik mendiang Ibuku. Kalian ataupun bapak tidak berhak sama sekali.""Jangan keras kepala, Shafira!""Aku tidak keras kepala. Aku hanya melindungi peninggalan Ibu dari kalian para makhluk serakah.""Shafira!""Jika kalian ingin menyelamatk

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24

Bab terbaru

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   117. Akhir dari Segalanya

    "Aku minta maaf, Shafira. Aku tahu ini sangat susah tapi beri aku satu kesempatan. Ini permintaan terakhirku. Aku ingin hidup tenang."Alice hendak bersujud di kakinya akan tetapi Shafira menolak."Jangan pernah merendahkan dirimu pada manusia, Alice. Merendahlah pada Tuhanmu saja."Shafira membantu Alice untuk bangkit dan menatap matanya dalam."Aku memaafkanmu."Alice menangis dan memeluk Shafira. Untuk pertama kalinya mereka melakukan itu. Alice menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Shafira. Dia sekarang tenang. Shafira melepas pelukannya dan menghapus jejak mata Alice. "Kamu adalah adikku, Alice." "Jika aku meminta satu permintaan, apa kamu mau mengabulkannya?""Apa itu?""Aku ingin menghadap pada Tuhanku dengan cara yang baik. Aku ingin shalat, berpakaian muslimah dan makan bersamamu.""Masya Allah, aku akan melakukannya."Shafira kemudian kembali memeluk Alice. Mereka sama-sama menangis saat ini. Dia kemudian menuntun Alice berwudhu kemudian shalat ashar bersama. Berhubung

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   116. Pembacaan Vonis

    "Sebenarnya aku merasa takut untuk menghadiri sidang akhir ini, Ken. Aku tidak sanggup mendengar keputusan haki. Itu lah sebabnya selama persidangan aku memilih untuk ridak menghadirinya.""Papa, Mama dan adikku sendiri ada di sana. Aku benar-benar tidak sanggup."Tuan Albern menepuk pelan pundak Gio untuk memberinya kekuatan.Hari ini adalah jadwal pembacaan keputusan sidang. Semua keluarga turut hadir kecuali Keano. Suasana sidang mulai ramai. Saat para terdakwa masuk, suasana jembali gaduh. Kenward terus menggenggam tangan Shafira untuk memberinya kekuatan. "Sidang pembacaan keputusan akan dimulai. Silahkan para hadirin untuk diam sejenak dan kami harapkan tidak ada keributan agar proses sudang berjalan dengan lancar."Suasana kembali hening. Ketua hakim kemudian membagikan tiga rangkap bacaan putusan pengadilan atas hukumannyang akan dijatuhkan pada ketiga terdakwa."Silakan, terdakwa atas nama Agatha Abimana Guinandra untuk berdiri!"Tuan Agataha berdiri menghadap ke arah haki

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   115. Pembacaan Nota Pembelaan

    "Aku ingin bertemu dengan Pak Adam.""Dia sedangan ada rapat, Pak. Apa sudah ada janji sebelumnya?" tanya wanita yang diduga sekretarisnya."Iya," jawab Haris sengaja berbohong. "Baik, Pak. Silahkan menunggu sebentar. Rapat sebentar lagi selesai."Terima kasih."Haris memilih duduk di sofa ruang tunggu sambil memikirkan strategi yang akan digunakan nantinya. Haris sejak dulu membenci Eliezer. Dia adalah dua pengacara hebat yang saling bersaing satu sama lain. "Aku harus bisa mengalahkan Eliezer," gumamnya. Dua puluh menit berlalu. Haris spontan berdiri saat melihat Pak Adam keluar dari ruang rapat. Dia berjakan menghampiri hakim ketua yang diprediksi berusia lima puluh tahun itu."Siang, Pak Adam.""Selamat siang, Pak Haris. Apa kita ada janji temu sebelumnya?"Haris mengurai senyum. "Ada hal penting yang ingin saya sampaikan, Pak.""Soal?""Ah, ini rahasia dan baiknya kita bicara berdua."Pak Adam mulai menaruh curiga. Terlebih dia tahu sosok yang ada di depannya saat ini."Baik

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   114. Pembacaan Tuntutan

    "Bagaimana, Tuan Agatha, hari ini pembacaan tuntutan jaksa. Apa Anda siap?""Bagaimana jika tuntutan itu berat?""Kami mendengar bahwa tuntutan jaksa tentang pembunuhan berencana itu seumur hidup. Bagaimana tanggapan Anda?"Banyak pertanyaan dari awak media yang membuat kepala Tuan Agatha semakin pusing. Dia lebih memilih tertunduk dalam.Hal yang sama ditanyakan saat Alice dan Nyonya Sonia masuk ke ruangan persidangan. Keduanya memilih menunduk dalam. Pembacaan tuntutan jaksa dimulai. Tuan Agatha lebih dulu duduk di kursi terdakwa. "Silahkan saudara Agatha Abimana Giinandra untuk berdiri!"Tuan Agatha yang memakai kemeja putih dan celana kain berwarna hitam berdiri. "Berdasarkan keputusan sesuai dengan isi pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yang menyebutkan bahwa 'Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencama ( moord ), dengan pidana mati, atau penjara seumur hidup atau selama waktu ter

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   113. Kegaduhan

    "Keputusan akan cepat diproses karena mereka tidak ada perlawanan, Tuan.""Baguslah. Kalau begitu tinggal pembacaan tuntutan jaksa lalu akan ada pembacaan pembelaan tersangka ataa tuntutan jaksa atau pledoi jika mereka keberatan."Tuan Albern dan Ken terdiam. Prosesnya dibilang cukup panjang. Di luar sana media seakan berlomba-komba untuk memberitakan ini semua. Bukan karena kasusnya akan tetapi ornag yang saat ini menjadi tersangka utamanya. Keluarga Agatha adalah orang yang cukup terpandang. Melihat keadaan seperti ini tentu saja media mengincar setiap pergerakan yang dilakukan oleh Keluarga Guinnadra. "Awak media masih terus menunggu di luar, Pa.""Kita hadapi saja."Mereka bertiga melangkah keluar. Puluhan awak media langsung mwndatangi mereka."Bagaimana kelanjutannya, Pak?""Pak, apa benar hanya denndam pribadi?""Pak, lalu bagaimana keadaan korban saat ini?""Pak, bagaimana status tersangka Alice saat ini?"Berbagai pertanyaan beruntun datang menghampiri. Mereka sedikit kewa

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   112. Persidangan

    "Bagaimana keadaan kalian?""Aku baik-baik saja, Gio."Shafira memperhatikan wajah sendu Gio yang tidak peenah ditampakkan selama ini. Matanya beralih pada jendela rumah sakit yang berhadapan langsung dengan taman bermain anak-anak. Raline, Keano dan kedua putrinya bermain di sana sedangkan Shafira dan Gio berada di dalam kamar Keano. "Apa yang kamu pikirkan, Gio?""Mereka sudah membawa papa dan mama. Rasanya menyakitkan ....""Maksudnya?""Polisi sudah menemukan barang bukti kejahatan mereka selama ini yang mereka sembunyikan. Keluargaku dikenakan pasal berlapis atas tindakan kriminal yang dilakukannya."Shafira mengembuskan napas berat. Rasa nyeri dan sesak menjalar ke seluruh rongga dadanya. Ingatannya kembali pada sikap keluarga Agatha padanya dulu. Shafira berasa hidup di penjara. Mereka terus melakukan segala cara untuk melenyapkan Shafira termasuk putranya. "Aku tahu selama ini keluargaku sudah sangat melewati batas. Ingin menghentikan mereka justru aku yang dijadikan kambi

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   111. Menangkap Tuan Agatha

    "Ibu ....""Iya, Sayang?""Aku ingin pulang. Aku bosan di sini."Shafira berusaha tersenyum. Dia mengelus pundak putranya. Kenward sudah berpesan untuk tidak membawa putranya kembali ke rumah dulu. Dia takut trauma itu kembali. "Nanti ya, Sayang. Lukamu masih perlu disembuhkan.""Tapi, aku bosan di sini, Ibu," rengeknya.Shafira mencium pucuk kepala putranya. Dia tidak ingin menentang perintah suaminya juga ingin melindungi putranya. Dia bertekad untuk selalu berusaha agar putranya merasa nyaman dan terhindar sesuatu yang bisa membuatnya mengingat kembali kejadian menyakitkan itu. "Ini permintaan ayah, Sayang."****"Halo, Tuan Kenward. Hari ini kami akan melakukan penyelidikan dan pencarian bukti di kediaman Anda.""Silahkan, Pak."Kenward menemui keluarganya yang tengah menikmati makan siang bersama tanpa kehadiran Shafira dan Keano. Sengaja dia melakukan itu atas dasar perintah Komandan Andrew. Tuan Agatha dan Nyonya Sonia tampak menikmati keakraban yang sudah lama hilang. Ked

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   110. Mengumpulkan Bukti

    "Alice sudah keterlaluan, Ma. Dia sudah melalukan tindakan bodoh tanpa diskusi dulu dengan kita. Apa dia tidak memikirkan konsekuensinya?"Tuan Agatha dibuat kesal oleh putrinya. Apa yang dilakukan oleh Alice tidak hanya membahayakan dirinya juga keluarganya sendiri. "Apa dia tidak pernah berfikir? kalau dia melakukan sesuatu yang berbahaya, tentu kita juga akan terseret.""Mungkin putri kita melakukan itu semua karena.sudah jenuh dengan sikap keluarga Albern.""Atau jangan-jangan kamu tahu, Ma, rencana dia?"Nyonya Sonia sedikit tersentak. Tatapan mata Tuan Agatha berubah menjadi tatapan mengintimidasi. Tuan Agatha menghampiri istrinya. Dia merasa ada yang sedang disembunyikannya. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Ma. Jawab!""Ti-tidak, Pa. Aku tidak tahu apa-apa.""Jangan membohongiku, Ma. Aku bisa tahu dari sorot mata dan sikapmu.""Aku serius, Pa.""Ma ...."Nyonya Sonia mengembuskan napas berat. Biar bagaimana pun suaminya pasti tahu apa yang sudah terjadi. "Baiklah, Mama t

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   119. Gugatan Cerai

    "Ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian semua terkait siapa pelaku penculikan putra kami-Keano.""Siapa, Ken?"Semua yang sengaja dihadirkan Ken diam menunggu nama yang akan disebut. Nyonya Sonia berusaha menenangkan diri. Dia belum siap mendengar pengakuan putrinya. "Alice, Pa.""Apa?!"Semua yang hadir terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Kenward. Terkecuali Gio.Shafira menangis. Dia sudah menduga sebelumnya jika ada keterlibatan Alice pada kasus ini. Hanya saja dia berusaha untuk berpikir positif.Tubuhnya terguncang menahan sesak dan tangis yang ingin sekali pecah. Entah kenapa Alice ingin sekali melenyapkannya. Ingin membuktikan secara kuat, Ken memutar rekaman video yang dikirim oleh Nichole dulu. "Aku tidak menyangka putriku akan melakukan hal sekeji itu. Aku sama sekali tahu soal ini.""Saat ini Alice ditahan di Polres Metro Jakarta Selatan. Semua sudah dilakukan tinggal mengumpulkan bukti-bukti yang ada dan aku harap kerjasamanya untuk tidak menemuinya dulu demi

DMCA.com Protection Status