Share

14. Penyerangan

Penulis: Zee Zee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bagaimana, Ken, apa semua berjalan lancar?" tanya Tuan Albern.

"Iya, Pa."

Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah. Tuan Abimana sedang di lapangan meninjau lokasi ditemani oleh Gio dan Tuan Agatha.

Biasanya Ken yang akan mengambil alih. Namun, kali ini Tuan Abimana meminta Ken untuk pulang lebih dulu bersama Shafira.

"Kamu harus menjaga Shafira, Ken. Sepertinya keluarga Agatha tidak menyukai kehadirannya. Papa khawatir mereka akan melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan."

"Iya, Pa. Ken mau istirahat dulu."

Ken beranjak menuju ke lantai dua, kamarnya. Hari ini cukup melelahkan baginya. Beruntungnya kehadiran Shafira tidak membuatnya merasa malu.

Apa yang dikatakan oleh Alice dan Sonia jelas tidak terbukti. Ken sudah mempersiapkan semuanya dan dia tidak ingin mempermalukan Shafira di acara penting itu.

Senyumnya terukir saat mengingat bagaimana Shafira sepanjang jalan menuju kantor memikirkan nasibnya. Padahal dengan memakai pakaian biasa saja Shafira sudah terlihat manis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   15. Keributan

    "Maafkan aku ...." Tangan Shafira spontan memeluk erat tubuh Kenward. Meskipun cinta belum hadir di dalam hati Ken, namun dia selalu berusaha melindungi Shafira. Pemandangan itu tertangkap jelas oleh Keluarga Agatha. Tentu saja hal itu membuat mereka semakin dikuasai amarah. "Apa yang terjadi?" tegur Tuan Abimana. Tuan Abimana, Tuan Agatha dan Gio baru saja tiba. Mereka berada di mobil yang terpisah. Namun, laporan dari kepala keamanan membuat Gio mempercepat laju mobil. Alice merapikan Ken masih sibuk menenangkan Shafira yang terus menangis tersedu. "Dia yang menyerangku lebih dulu, Kek!" ruduh Alice. Shafira menggeleng di dalam pelukan Ken. "Jangan berbohong, ada banyak saksi di sini," tegur Tuan Abimana. "Kakek lebih membela dia?" "Pa, baiknya kita duduk dulu. Kita bicarakan ini semua," ucap Tuan Albern. Mereka semua menuju ruang keluarga. Sangat terlihat kontraks di antara dua keluarga. Tuan Abimana seperti biasa memilih posisi duduk paling atas. Sebelah Kanan kelu

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   16. Rahasia Terbongkar

    "Sudahlah, Ken, nyatanya sampai sekarang kamu belum menyentuh dia kan?"Deg. Semua pandangan mengarah pada Kenward saat ini. Apa yang dikatakan Alice sungguh di luar dugaannya."Ken, apa benar yang dikatakan Alice?" tanya Tuan Abimana. Ken terdiam begitupun dengan Shafira. Mereka sama-sama memilih bungkam. Hal itu justru dijadikan senjata oleh Alice. "Ada apa, Ken, kenapa diam?" pancing Alice. Shafira menoleh ke arah Ken yang masih memilih bungkam. Tuan Albern tidak bisa berbuat banyak untuk membantu putranya. Tuan Abimana masih memunggu jawaban. Keluarga Agatha tersenyum puas melihat bungkamnya dua orang yang ada di hadapan mereka. Kecuali Gio, dia tidak pernah sejalan dengam keluarganya. "Sudah hampir satu minggu kalian bersama. Apa yang kalian lakukan selama ini? Kalian menikah sah di mata agama dan hukum!" "Kakek tidak menyangka kamu terlalu kejam menghukum Shafira, Ken! Dia punya hak."Kenward masih memilih diam. Alice merasa menang telak saat ini. "Kek, aku menghargai ke

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   17. Tentang Hati

    "Kalau begitu, kenapa kamu justru menerima perjodohan ini?"Kenward tersenyum tipis. Dia merasa enggan untuk membahas semua ini.Dia sudah merasa terlalu bosan untuk kembali menceritakan semuanya. Bagaimana pun, semua sudah terjadi. Hanya waktu yang bisa menjawab bagaimana kisah perjalanan antara dia dan Shafira."Ken, pesanku, jangan membuat Shafira terlalu lama tersiksa. Satu hal yang harus kamu tahu, Shafira bukan gadis biasa. Ketika kamu melepaskannya, akan ada banyak sosok laki-laki yang siap menggantikan posisimu."Ken mengalihkan pandangan ke luar jendela. "Termasuk kamu?"Gio memilih diam. Di dalam hatinya dia belum bisa memastikan. Hanya saja dia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya memiliki rasa yang berbeda saat bersama Shafira."Jadi, negara mana yang ingin kamu tuju untuk bulan madu?" tanya Gio mengalihkan pembicaraan.Ken memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kainnya. Dia pun sungguh berat memilih."Carikan saja tempat yang pas untuk kami berdua. Ingat, tidak pe

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   18. Bulan Madu

    Pesawat mendarat dengan sempurna di landasan Bandara Udara Internasional Adisutjipto, Jogjakarta. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam enam belas menit. Ken dan Shafira turun bersamaan. Sebenarnya mereka bisa saja menggunakan pesawat jet pribadi milik perusahaan, namun, Ken sejak dulu lebih memilih untuk tidak menggunakannya secara semena-mena. Berbeda demgan keluarga Agatha. Mereka lebih menikmati fasilitas mewah. "Butuh waktu kurang lebih dua puluh menit untuk tiba di resort. Kita bisa saja tiba dalam waktu lebih cepat, hanya saja aku ingin menikmati keindahan Kota Jogja," terang Ken dengan ekspresi datarnya. "Aku pun sama."Keduanya disambut hangat oleh dua orang yang berpakaian rapi dengan stelan jas berwarna hitam. Mereka adalah utusan dari Tuan Abimana. Di belakang mereka pun mengikut dua pengawal yang ditugaskan membawa barang bawaan. "Tuan, seharusnya kami bisa memberikan fasilitas mewah. Suatu kehormatan bagi kami Tuan Kenward memilih Abhayagiri - Sumberwatu Heri

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   19. Penyatuan Tanpa Cinta

    "Shafira, ijinkan aku meminta hakku," bisiknya. Mata Shafira spontan terbuka.Deg. Jantung Shafira mulai berdetak tak berirama. Shafira merasakan embusan napas Ken begitu lembut menyapu wajahnya. Keduanya saling melempar pandangan satu sama lain. Shafira menelan paksa air liurnya. "Ken .... Aku ....""Belum siap?"Shafira bungkam. Dia bingung harus menjawab apa saat ini. Ken menarik tubuhnya. Dipandangi wajah Shafira yang memerah saat itu juga. "Buatkan aku kopi. Aku tidak suka kopi dingin."Shafira membuka matanya. Dia bergegas menuju pantri. Tangannya menyentuh dada. Dia merasakan dentuman jantungnya begitu kuat.Di sudut berbeda, Ken meremas rambutnya yang masih basah. Sungguh, dia belum siap untuk melakukannya. Perasaannya pada Shafira sedikitpun tidak ada. Dia hanya menganggap Shafira adalah suatu ketidaksengajaan. *"Berpakainlah yang rapi, malam ini aku ingin mengajakmu makan malam berdua di restoran."Shafira tersipu. Dia tidak menyangka Ken akan melakukan hal romantis i

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   20. Jalan-Jalan

    "Pa, tolong lakukan sesuatu sebelum mereka kembali," desak Alice."Papa sedang sibuk, Alice. Apa kamu tidak lihat?"Alice memutar matanya. Dia sangat kesal saat ini. Alice merasa orangtuanya tidak melakukan apapun untuk menyingkirkan Shafira. Kakinya menyentak dengan kedua tangan terlipat di delan dada. "Kalau Papa dan Mama tidak melakukan apapun, biar Alice saja yang menyingkirkan wanita licik itu.""Jangan gegabah, Alice!" bentak Tuan Agatha. Tuan Agatha mendekati putrinya. Tatapannya tajam. Sonia yang menyadari itu segera mendekati keduanya agar tidak terjadi keributan. "Kamu pikir Papa tenang di sini? Papa juga sedang berpikir, Alice! Bagaimana cara kita menyingkirkan wanita licik itu.""Selalu saja itu alasan Papa. Saat menyingkirkan Clara sangat mudah, kenapa justru kalah dengan wanita kampung itu?""Kamu lupa, bukan hanya Kenward yang menjadi penghalang kita, tapi Kakekmu! Dia sangat melindungi wanita itu." Alice mendengus kasar. Sonia berusaha menenangkan suaminya saat

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   21. Perlahan Tumbuh

    Semenjak malam di mana mereka pertama kali menyatukan diri, Kenward mulai melakukan kewajibannya untuk memberikan hak pada Shafira.Hari ini setelah satu minggu berlalu, mereka kembali ke Jakarta. Kenward tidak pernah mau melepaskan genggaman tangannya. Dia seolah ingin mengenalkan Shafira pada dunia. "Tidurlah, nanti aku bangunkan jika sudah tiba di Jakarta."Shafira mengangguk lantas membaringkan diri. Sepanjang perjalanan, Kenward sibuk memainkan ponselnya guna memantau perkembangan perusahaan selama dia tinggal. "Kerja yang bagus, Gio," pujinya saat menerima.laporan dari sepupunya. *Satu jam lebih telah berlalu. Saat ini mereka sudah tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta. "Bangun, Shafira, kita sudah tiba," bisiknya tepat di telinga istrinya. Shafira mengerjap kemudian mendapati teoat di depan matanya sebuah karya indah ciptaan Tuhan.Kenward tersenyum. Shafira kemudian mempersiapkan diri untuk segera turun dari pesawat. Mereka berjalan melewati banyaknya penumpang d

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   22. Calon Pewaris

    Hoek. Hoek. "Ken ...." Sudah satu bulan terakhir Shafira merasakan sensasi yang tak biasa. Tubuhnya mudah lelah dan tidak berselera untuk makan. Seperti pagi ini, sudah tiga kali dia memuntahkan apa yang telah dimakannya. "Ken ...."Suaranya mulai melemah. Dia tidak bisa lagi untuk sekedar memanggil suaminya. Lagi dan lagi cairan itu keluar. Dia terus memuntahkan isi perutnya. Tubuhnya semakin melemah. Shafira berusaha untuk keluar dari kamar mandi dan menuju ranjang. Sayangnya, tubuhnya tidak kuat lagi. "Shafira!" teriak Ken saat melihat istrinya tergeletak di depan kamar mandi. Sigap dia menghampiri istrinya dan segera mengangkat menuju ranjang. Kenward mulai panik melihat kondisi Shafira yang melemah. "Kamu tunggu aku di sini dulu. Aku mau panggil yang lain."Shafira tak mampu lagi untuk menjawab. Ken bergegas dan berlari keluar kamar. "Tolong! Tolong!" Suaranya menggelegar hingga membuat beberapa pelayan segera menghampirinya. Ada juga yang mencari Tuan Abimana dan men

Bab terbaru

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   117. Akhir dari Segalanya

    "Aku minta maaf, Shafira. Aku tahu ini sangat susah tapi beri aku satu kesempatan. Ini permintaan terakhirku. Aku ingin hidup tenang."Alice hendak bersujud di kakinya akan tetapi Shafira menolak."Jangan pernah merendahkan dirimu pada manusia, Alice. Merendahlah pada Tuhanmu saja."Shafira membantu Alice untuk bangkit dan menatap matanya dalam."Aku memaafkanmu."Alice menangis dan memeluk Shafira. Untuk pertama kalinya mereka melakukan itu. Alice menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Shafira. Dia sekarang tenang. Shafira melepas pelukannya dan menghapus jejak mata Alice. "Kamu adalah adikku, Alice." "Jika aku meminta satu permintaan, apa kamu mau mengabulkannya?""Apa itu?""Aku ingin menghadap pada Tuhanku dengan cara yang baik. Aku ingin shalat, berpakaian muslimah dan makan bersamamu.""Masya Allah, aku akan melakukannya."Shafira kemudian kembali memeluk Alice. Mereka sama-sama menangis saat ini. Dia kemudian menuntun Alice berwudhu kemudian shalat ashar bersama. Berhubung

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   116. Pembacaan Vonis

    "Sebenarnya aku merasa takut untuk menghadiri sidang akhir ini, Ken. Aku tidak sanggup mendengar keputusan haki. Itu lah sebabnya selama persidangan aku memilih untuk ridak menghadirinya.""Papa, Mama dan adikku sendiri ada di sana. Aku benar-benar tidak sanggup."Tuan Albern menepuk pelan pundak Gio untuk memberinya kekuatan.Hari ini adalah jadwal pembacaan keputusan sidang. Semua keluarga turut hadir kecuali Keano. Suasana sidang mulai ramai. Saat para terdakwa masuk, suasana jembali gaduh. Kenward terus menggenggam tangan Shafira untuk memberinya kekuatan. "Sidang pembacaan keputusan akan dimulai. Silahkan para hadirin untuk diam sejenak dan kami harapkan tidak ada keributan agar proses sudang berjalan dengan lancar."Suasana kembali hening. Ketua hakim kemudian membagikan tiga rangkap bacaan putusan pengadilan atas hukumannyang akan dijatuhkan pada ketiga terdakwa."Silakan, terdakwa atas nama Agatha Abimana Guinandra untuk berdiri!"Tuan Agataha berdiri menghadap ke arah haki

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   115. Pembacaan Nota Pembelaan

    "Aku ingin bertemu dengan Pak Adam.""Dia sedangan ada rapat, Pak. Apa sudah ada janji sebelumnya?" tanya wanita yang diduga sekretarisnya."Iya," jawab Haris sengaja berbohong. "Baik, Pak. Silahkan menunggu sebentar. Rapat sebentar lagi selesai."Terima kasih."Haris memilih duduk di sofa ruang tunggu sambil memikirkan strategi yang akan digunakan nantinya. Haris sejak dulu membenci Eliezer. Dia adalah dua pengacara hebat yang saling bersaing satu sama lain. "Aku harus bisa mengalahkan Eliezer," gumamnya. Dua puluh menit berlalu. Haris spontan berdiri saat melihat Pak Adam keluar dari ruang rapat. Dia berjakan menghampiri hakim ketua yang diprediksi berusia lima puluh tahun itu."Siang, Pak Adam.""Selamat siang, Pak Haris. Apa kita ada janji temu sebelumnya?"Haris mengurai senyum. "Ada hal penting yang ingin saya sampaikan, Pak.""Soal?""Ah, ini rahasia dan baiknya kita bicara berdua."Pak Adam mulai menaruh curiga. Terlebih dia tahu sosok yang ada di depannya saat ini."Baik

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   114. Pembacaan Tuntutan

    "Bagaimana, Tuan Agatha, hari ini pembacaan tuntutan jaksa. Apa Anda siap?""Bagaimana jika tuntutan itu berat?""Kami mendengar bahwa tuntutan jaksa tentang pembunuhan berencana itu seumur hidup. Bagaimana tanggapan Anda?"Banyak pertanyaan dari awak media yang membuat kepala Tuan Agatha semakin pusing. Dia lebih memilih tertunduk dalam.Hal yang sama ditanyakan saat Alice dan Nyonya Sonia masuk ke ruangan persidangan. Keduanya memilih menunduk dalam. Pembacaan tuntutan jaksa dimulai. Tuan Agatha lebih dulu duduk di kursi terdakwa. "Silahkan saudara Agatha Abimana Giinandra untuk berdiri!"Tuan Agatha yang memakai kemeja putih dan celana kain berwarna hitam berdiri. "Berdasarkan keputusan sesuai dengan isi pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yang menyebutkan bahwa 'Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencama ( moord ), dengan pidana mati, atau penjara seumur hidup atau selama waktu ter

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   113. Kegaduhan

    "Keputusan akan cepat diproses karena mereka tidak ada perlawanan, Tuan.""Baguslah. Kalau begitu tinggal pembacaan tuntutan jaksa lalu akan ada pembacaan pembelaan tersangka ataa tuntutan jaksa atau pledoi jika mereka keberatan."Tuan Albern dan Ken terdiam. Prosesnya dibilang cukup panjang. Di luar sana media seakan berlomba-komba untuk memberitakan ini semua. Bukan karena kasusnya akan tetapi ornag yang saat ini menjadi tersangka utamanya. Keluarga Agatha adalah orang yang cukup terpandang. Melihat keadaan seperti ini tentu saja media mengincar setiap pergerakan yang dilakukan oleh Keluarga Guinnadra. "Awak media masih terus menunggu di luar, Pa.""Kita hadapi saja."Mereka bertiga melangkah keluar. Puluhan awak media langsung mwndatangi mereka."Bagaimana kelanjutannya, Pak?""Pak, apa benar hanya denndam pribadi?""Pak, lalu bagaimana keadaan korban saat ini?""Pak, bagaimana status tersangka Alice saat ini?"Berbagai pertanyaan beruntun datang menghampiri. Mereka sedikit kewa

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   112. Persidangan

    "Bagaimana keadaan kalian?""Aku baik-baik saja, Gio."Shafira memperhatikan wajah sendu Gio yang tidak peenah ditampakkan selama ini. Matanya beralih pada jendela rumah sakit yang berhadapan langsung dengan taman bermain anak-anak. Raline, Keano dan kedua putrinya bermain di sana sedangkan Shafira dan Gio berada di dalam kamar Keano. "Apa yang kamu pikirkan, Gio?""Mereka sudah membawa papa dan mama. Rasanya menyakitkan ....""Maksudnya?""Polisi sudah menemukan barang bukti kejahatan mereka selama ini yang mereka sembunyikan. Keluargaku dikenakan pasal berlapis atas tindakan kriminal yang dilakukannya."Shafira mengembuskan napas berat. Rasa nyeri dan sesak menjalar ke seluruh rongga dadanya. Ingatannya kembali pada sikap keluarga Agatha padanya dulu. Shafira berasa hidup di penjara. Mereka terus melakukan segala cara untuk melenyapkan Shafira termasuk putranya. "Aku tahu selama ini keluargaku sudah sangat melewati batas. Ingin menghentikan mereka justru aku yang dijadikan kambi

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   111. Menangkap Tuan Agatha

    "Ibu ....""Iya, Sayang?""Aku ingin pulang. Aku bosan di sini."Shafira berusaha tersenyum. Dia mengelus pundak putranya. Kenward sudah berpesan untuk tidak membawa putranya kembali ke rumah dulu. Dia takut trauma itu kembali. "Nanti ya, Sayang. Lukamu masih perlu disembuhkan.""Tapi, aku bosan di sini, Ibu," rengeknya.Shafira mencium pucuk kepala putranya. Dia tidak ingin menentang perintah suaminya juga ingin melindungi putranya. Dia bertekad untuk selalu berusaha agar putranya merasa nyaman dan terhindar sesuatu yang bisa membuatnya mengingat kembali kejadian menyakitkan itu. "Ini permintaan ayah, Sayang."****"Halo, Tuan Kenward. Hari ini kami akan melakukan penyelidikan dan pencarian bukti di kediaman Anda.""Silahkan, Pak."Kenward menemui keluarganya yang tengah menikmati makan siang bersama tanpa kehadiran Shafira dan Keano. Sengaja dia melakukan itu atas dasar perintah Komandan Andrew. Tuan Agatha dan Nyonya Sonia tampak menikmati keakraban yang sudah lama hilang. Ked

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   110. Mengumpulkan Bukti

    "Alice sudah keterlaluan, Ma. Dia sudah melalukan tindakan bodoh tanpa diskusi dulu dengan kita. Apa dia tidak memikirkan konsekuensinya?"Tuan Agatha dibuat kesal oleh putrinya. Apa yang dilakukan oleh Alice tidak hanya membahayakan dirinya juga keluarganya sendiri. "Apa dia tidak pernah berfikir? kalau dia melakukan sesuatu yang berbahaya, tentu kita juga akan terseret.""Mungkin putri kita melakukan itu semua karena.sudah jenuh dengan sikap keluarga Albern.""Atau jangan-jangan kamu tahu, Ma, rencana dia?"Nyonya Sonia sedikit tersentak. Tatapan mata Tuan Agatha berubah menjadi tatapan mengintimidasi. Tuan Agatha menghampiri istrinya. Dia merasa ada yang sedang disembunyikannya. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Ma. Jawab!""Ti-tidak, Pa. Aku tidak tahu apa-apa.""Jangan membohongiku, Ma. Aku bisa tahu dari sorot mata dan sikapmu.""Aku serius, Pa.""Ma ...."Nyonya Sonia mengembuskan napas berat. Biar bagaimana pun suaminya pasti tahu apa yang sudah terjadi. "Baiklah, Mama t

  • ISTRI YANG TERGADAIKAN   119. Gugatan Cerai

    "Ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian semua terkait siapa pelaku penculikan putra kami-Keano.""Siapa, Ken?"Semua yang sengaja dihadirkan Ken diam menunggu nama yang akan disebut. Nyonya Sonia berusaha menenangkan diri. Dia belum siap mendengar pengakuan putrinya. "Alice, Pa.""Apa?!"Semua yang hadir terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Kenward. Terkecuali Gio.Shafira menangis. Dia sudah menduga sebelumnya jika ada keterlibatan Alice pada kasus ini. Hanya saja dia berusaha untuk berpikir positif.Tubuhnya terguncang menahan sesak dan tangis yang ingin sekali pecah. Entah kenapa Alice ingin sekali melenyapkannya. Ingin membuktikan secara kuat, Ken memutar rekaman video yang dikirim oleh Nichole dulu. "Aku tidak menyangka putriku akan melakukan hal sekeji itu. Aku sama sekali tahu soal ini.""Saat ini Alice ditahan di Polres Metro Jakarta Selatan. Semua sudah dilakukan tinggal mengumpulkan bukti-bukti yang ada dan aku harap kerjasamanya untuk tidak menemuinya dulu demi

DMCA.com Protection Status