SEBENING CAHAYA CINTA BAB 19. **PoV Cahaya. Aku tersentak kaget mendengar ucapan Mbak Rahma yang mengatakan kalau dia punya penyakit serius. Tentunya aku terkejut karena penyakitnya itu bukan penyakit main-main ini bisa mengancam nyawanya. "Mbak, punya penyakit seperti itu adalah penyakit serius. Harusnya Mbak jangan dirawat di rumah. Mbak perlu perawatan dan Mbak butuh dokter," kataku ketika aku berkunjung ke rumahnya. "Terkadang saya sering berpikir kenapa ya kadang-kadang Mbak itu melupakan sesuatu. Ternyata ada hal yang benar-benar menyakitkan di bagian kepala."Aku diam mencoba mendengarkan apa yang ingin disampaikan Mbak Rahma. Sepertinya dia butuh teman bercerita untuk mengosongkan beban di dalam hatinya serta pikirannya. "Benar yang kamu katakan kalau sebenarnya saya butuh dokter tetapi berada di rumah sakit lama-lama itu sangat menyakitkan bagi saya. Awalnya mendengar pernyataan Dokter yang mengatakan kalau Mbak itu mengidap penyakit berbahaya ini rasanya nggak terima.
"Mbak nggak boleh bicara kayak gitu. Kita nggak pernah tahu umur seseorang bisa aja aku lebih dulu yang menghadap Tuhan daripada Mbak. Mbak harus tetap semangat jangan berbicara yang tidak-tidak kalau Mbak ngomong yang seperti itu mungkin suami Mbak juga bakal sedih mendengarnya karena dia sangat mencintai Mbak. Janganlah berpikir yang aneh-aneh, Mbak." "Kamu nggak tahu apa yang dikatakan Dokter. Ternyata penyakit Mbak ini udah serius dan Mbak benar-benar perlu dirawat karena Mbak ngeyel aja Mbak jadi pengen pulang. Mbak menderita kanker ini udah stadium lanjut."Dia mengatakan itu sambil menahan isakannya. Jujur saja aku juga merasa sedih. Aku juga nggak kuasa menahan lelehan air yang keluar dari netraku. Air mata itu begitu saja luruh. Ternyata begitulah menahan kan perasaan sakit sesama wanita. Mungkin karena dia punya beban yang besar dan aku juga dulunya pernah punya beban yang besar dan dia membantuku untuk menyelesaikan masalahku jadi aku juga nggak kuasa menahan sedihku keti
SEBENING CAHAYA CINTA 20. **PoV Author. Cahaya merasa gak enak saat melihat wajah Pras. Dia langsung ingat perkataan Rahma yang menyuruhnya untuk menggantikan posisinya sebagai istri Pras ketika dia lebih dulu pergi untuk selamanya dari dunia ini. Rahma mengaku ke Cahaya memiliki penyakit berbahaya. Hidupnya tidak lama lagi bahkan Dokter sudah memvonis yang bisa dilakukan adalah ikhtiar dengan cara kemoterapi dan dirawat di Rumah Sakit. Namun, apapun itu memang kankernya sudah menyebar ke mana-mana. Apalagi ini kanker otak stadium lanjut. Cahaya kasihan sebenarnya kepada Rahma dan berdoa untuk kesembuhan yang tidak ada pikiran yang aneh dalam dirinya. Dia hanya berharap Rahma sembuh. "Sudah lama, Cahaya?" tanya Pras datar. Lelaki itu berusaha beramah tamah kepadanya. Cahaya melirik sekilas sambil menggelengkan kepalanya. "Enggak, Pak. Baru saja. Udah selesai berbicara sama Mbak Rahma dan sekarang mau pamit pulang," kata Cahaya tersenyum kecut. "Oh, lanjutkan dulu ngobrol seben
"Kamu kenapa, Sayang," katanya. "Sakit, Pa," lirih Rahma. "Kita ke Rumah Sakit segera." Pras segera mengangkat Rahma dia menggendong istrinya sampai ke dalam mobil. Menyuruh pembantu untuk menutup pintu lalu Pras bergegas pergi ke rumah sakit mengantarkan Rahma. Berharap istrinya tidak apa-apa. Pras sangat khawatir sekali atas kondisi kesehatan sang istri tercinta. Sudah lebih dari 10 tahun mereka berumah tangga dan Pras mencintai Rahma. Terlepas mereka sampai saat ini mereka belum memiliki anak. Pras tetap setia mendampingi Rahma. Rahma sebelumnya pernah keguguran di usia pernikahan mereka yang kedua tahun. Dia sempat dititipi seorang anak berusia 2 bulan anaknya itu keguguran. Setelah keguguran sampai saat ini mereka belum juga diberi anugerah anak. Pras serta Rahma terus bersabar dan berikhtiar untuk memiliki anak sampai melakukan prosesi bayi tabung tetapi Allah sampai sekarang belum memberikan jalan agar mereka memiliki anak. Mereka terus berusaha dan sabar. Dan akhirnya Al
SEBENING CAHAYA CINTA 21. **Arman tersentak kaget ketika Ayu mematikan panggilan secara sepihak. Dia nggak tahu apa salahnya. Tiba-tiba Ayu memutuskan hubungan begitu saja dengan dirinya. Wajar kan kalau dia mempertanyakan sikap Ayu yang aneh. Ayu mengaku kepadanya sebagai pemilik toko dan sekarang dia mengaku sebagai karyawan biasa tetapi tiba-tiba Ayu memutuskan hubungan dengan dia tentu saja Arman nggak terima. Bahkan ketika Arman ingin menghubungi Ayu balik. Wanita itu sudah memblokir panggilannya. Benar-benar perempuan yang sangat aneh. Apa sih yang diinginkannya? Kenapa memutuskan hubungan secara sepihak? Padahal Arman sudah merasa cocok dan senang dengan sikap Ayu. Arman bahkan rela meninggalkan Angela pacarnya di kantor demi Ayu. Mereka bertengkar dan Angela marah kepadanya. Angela tidak mau lagi menjalin hubungan dengan Arman yang ketahuan selingkuh dengan Ayu. Apalagi gara-gara Ayu. Arman sama sekali nggak kepikiran untuk datang ke pengadilan agama menyelesaikan percerai
"Begini, Mbak. Kedatangan Kami bertiga ke sini sebenarnya selain mau lihat pakaian-pakaian dan juga barang-barang yang ada di sini. Kami sebenarnya mau bertemu dengan karyawan yang bernama Ayu. Apakah Mbak kenal sama karyawan yang bernama Ayu yang kerja di sini?" tanya Arum. "Oh, kalau itu saya nggak tahu, Bu tapi ... Se-ingat saya karyawan bernama Ayu itu kayaknya ada deh. Sebentar ya mungkin ada di dalam. Saya panggil dulu atau dia sedang live. Nggak tau juga." Mereka menghela napas panjang dan merasa senang karena benar-benar karyawan bernama Ayu itu ada di Butik ini dan Ayu tidak membohongi mereka, dia kerja di sini. "Iya, Mbak. Tolongin kami lagi perlu sekali dengan karyawan yang bernama Ayu. Terima kasih sebelumnya ya, Mbak," sambung Ria. Mereka nggak sabar untuk bertemu Ayu dan meminta barang-barang dari Arman dikembalikan. Mereka nggak bisa lagi berkomunikasi dengan Ayu soalnya Ayu ngeblok panggilan dari Arman dan sepertinya wanita itu mengganti nomornya, sudah tidak bisa
SEBENING CAHAYA CINTA 22.**PoV AuthorFikar minta kaget melihat keluarga Mbaknya datang kemari lebih tepatnya keluarga mantan Mbaknya datang. Di mana ada ibu, Arum serta Ria yang sengaja datang ke tempat ini. "Ratu, Rani. Kenapa kalian ada di sini? Sekarang jujur sama Nenek. Di mana Ibu kalian?" tanya Bu Heni begitu saja ke cucunya. Sama sekali tidak ada basa-basi, tidak ada bertanya kabar, tidak ada mengucapkan rindu. Malah langsung bertanya to the point ke anak-anak itu. Tidak ada rasa kasih sayang diantara mereka ke Ratu dan Rani. Hanya bertanya seperlunya terhadap apa yang mereka inginkan. "Kami tinggal di sini, Nek. Kenapa Nenek bisa ada di sini?" tanya Ratu. "Ya. Nenek memang ada di sini karena Nenek mau bertemu ibu kamu. Penjaga toko tadi mengatakan kalau ibu kamu pemilik toko ini. Apakah benar?" tanya Bu Heni lagi. "Maaf, sebelumnya ya, Bu. Ada apa mencari Mbak Cahaya dan apakah pantas bertanya hal seperti ini? Kalian siap datang-datang bertanya ke Ratu dan Rani?" tanya
Fikar mencibir gak sangka dengan pemikiran dangkal keluarga mantan suami Mbaknya. Mereka benar-benar gila harta dan hanya mementingkan harta semata. "Sadar, Bu. Bahkan Mbak ku juga nggak dinafkahi secara layak oleh suaminya. Disuruh makan mie instan. Harusnya Ibu sadar diri dan malu mengakui kalau ini adalah milik Ibu. Ini adalah usaha dan kerja keras Mbak ku setelah bercerai dari suaminya, Arman!" Mereka terdiam. Ibu tahu betul kalau memang Cahaya tidak diberikan nafkah secara layak oleh Arman. Tapi bagaimana mungkin dia bisa punya toko seperti ini. Apalagi mereka sering belanja di toko ini. Cahaya benar-benar pintar membodohi mereka. "Maaf sebelumnya apa yang kalian inginkan datang ke sini?" tanya Cahaya. Mereka menatap lekat perempuan yang datang di depan mereka itu wajahnya familiar. "Ayu …" kata Ibu. "Saya bukan Ayu."Cahaya membuka kacamatanya untuk memperlihatkan wajahnya di depan mereka. Mereka tersentak kaget ketika menatap lekat-lekat wanita di depannya. Cahaya dengan
Sekarang memohon kembali ke Cahaya juga percuma. Mantan istrinya sudah bahagia dengan lelaki lain. Mungkin Arman bisa merelakan hal tersebut karena sebagai suami Cahaya dulu dia tidak pernah membahagiakan Cahaya justru selalu membuat Cahaya terluka. Ini adalah balasan untuknya dan Arman harus siap menerimanya."Aku memang sengaja melakukan itu, Bu. Maafkan aku hanya itu yang bisa ku katakan ke ibu!""Kenapa kamu melakukan hal yang menyakiti ibu?! Sekarang ibu minta kamu tidak perlu lagi berhubungan dengan Cahaya. Sudah cukuplah perbuatan baik kamu sama dia. Dia itu sudah menjadi mantan istri kamu dan kamu tidak punya kewajiban apa-apa lagi untuknya!"Saat Ibu mengomel Ria dan Arum hanya terdiam. Mereka tidak berani ikut campur, kalau terlalu dalam ikut campur Arman akan marah ke mereka berdua."Tugasku memang sudah selesai untuk Cahaya tetapi tanggung jawabku ke Ratu dan Rani tidak pernah selesai, Bu. Sampai mereka besar, mereka tetap anakku. Meskipun kita tidak pernah menginginkan me
SEBENING CAHAYA CINTA TAMAT**PoV Author"Mas, bicarakan hal apa dengan Mas Arman? Apakah masalahnya sudah selesai? Sekali lagi aku minta maaf sama kamu, Mas. Karena Mas Arman terus-terusan mengganggu rumah tangga kita. Ya seperti itulah, dia Ayah dari anak-anakku yang tidak bisa ku pisahkan dari Ratu dan Rani. Kedatangan dia kemari juga memberi kartu debet untuk Ratu dan Rani, aku juga nggak tahu kenapa dia melakukan ini. Padahal dia dulu tidak seperti itu," kata Cahaya panjang lebar ke Pras. Cahaya meringis merasa gak enak untuk meyakinkan suaminya kalau dia dan Arman hanya ngobrol seputar masalah anak.Bagaimanapun jika sudah menikah pasti ada saja fitnah antara hubungan suami istri terutama mantan suami."Kamu nggak perlu khawatir, Sayang semuanya udah selesai. Beberapa waktu yang lalu Arman mengajukan proposal dia hendak pergi ke luar kota. Mas nggak tahu kenapa dia mengambil keputusan ini. Perusahaan sedang membutuhkan beberapa orang yang ditugaskan untuk bekerja di sana dan Ar
Pras tersenyum sebentar, dia mengambil tangan Cahaya lalu dia mengelusnya. Ketika masuk ke ruangan tersebut Fikar juga sudah ada di dalam. Pras ingin melakukan hal-hal yang lebih romantis, tapi, nggak mungkin, di sana ada adik ipar yang harus dijaga perasaannya. Bagaimanapun adik iparnya itu masih jomblo dan Nggak enak juga melihat kebahagiaan pasangan suami istri yang sedang di mabuk asmara."Dek, nggak salah seharusnya Mas Pras yang salah. Tadi ada rapat dan tidak mengaktifkan handphone. Mohon maaf sekali lagi, Sayang. Lagi pula memang kamu ini agak sakit jadi tidak perlu lelah sekali bekerja.""Iya, Mas. Masalah Mas Arman kamu gak marah?""Buat apa aku marah, sebentar lagi masalah ini juga pasti Mas Pras selesaikan. Aku mendengar dari Fikar yang berbicara kepadaku. Jadi Mas Pras sudah mengerti segala permasalahan yang ada," kata Pras."Hmm ... Mbak kalau kayak gitu aku permisi dulu ya. Mau menjemput Ratu dan Rani. Sekarang sudah ada Mas Pras di sini yang bisa menemani Mbak. Aku aka
SEBENING CAHAYA CINTA 48**POV AUTHORCahaya terbengong-bengong dengan perkataan Arman yang tegas ke ibunya. Cahaya sama sekali tidak menyangka kalau Arman bisa seperti ini. Andaikan saja dulu dia seperti ini dan bisa lebih menghargai Cahaya sebagai istri mungkin semua ini nggak akan terjadi.Satu rumusan yang perlu diingat. Istri hanya membutuhkan suami menghargainya, suami menyayangi dan mencintainya. Kalau hal itu tidak didapatkannya lagi maka istri akan menjadi wanita rapuh yang akan mencari kebahagiaannya sendiri. Perasaan tidak dihargai itu sakit. Itulah yang dirasakan Cahaya hingga akhirnya dia bisa keluar dari belenggu Arman.Ah, semuanya sudah berakhir. Semoga menjadi pembelajaran buat Arman. Bukankah hidup ini hanya persoalan ujian dari Tuhan. Semoga dengan ujian masing-masing diberikan Tuhan, Arman bisa mengerti Kalau menghargai orang lain terutama istri itu adalah suatu keharusan. Karena wanita yang diambilnya dari seorang ibu dan keluarga yang membesarkannya perlu mendap
Akibat PHK besar-besaran dan penurunan jabatan yang berimbas kepada kondisi keuangan Arman yang tidak stabil. Roda kehidupan bener-bener sudah berputar. Kini Cahaya yang berada di atas dengan segala kemewahan yang dimilikinya serta keluarga mereka tertimpa musibah. Bu Heni nggak menyangka kalau wanita yang dulu dihina-hina nya jelek, gendut, miskin. Bisa berubah drastis dari apa yang sekarang dia lihat."Cahaya, kamu gak apa-apa?" tanya Arman yang jelas terlihat khawatir. Lelaki itu benar-benar memperlihatkan wajah serius dan juga prihatin dengan kondisi yang dialami Cahaya."Oh, aku cukup baik sekarang," ucap Cahaya lemah."Apa yang dilakukan Pras kepada kamu? Kenapa kamu terlihat pucat dan menyedihkan? Apakah dia tidak baik ke kamu? Apakah dia berbuat yang menyakitkan kamu sehingga kamu jadi jatuh sakit kayak gini? Cahaya jika dia menyakiti kamu maka lebih bagus kamu tinggalkan aja dia. Aku janji sama kamu, akan berubah dan aku ingin kita kembali lagi seperti dulu," kata Arman duduk
SEBENING CAHAYA CINTA 47.**PoV AuthorCahaya melihat kedatangan Ria dan juga Arum. Apalagi saat ini Ria tiba-tiba memegang tangannya dan mengatakan kalau kondisi mantan suaminya kurang baik akibat dirinya.Saat ini Cahaya sendiri kondisinya juga kurang sehat. Ditambah mendengarkan kabar seperti itu kondisinya semakin drop. Rasanya kepala Cahaya berputar-putar. Cahaya heran dengan kondisinya. Mungkin dia memang sakit dan tidak harus memaksakan untuk bekerja.Saat itu Cahaya ingin jatuh dan Fikar memeganginya. Ketika itu pula Ria terus saja mengoceh tentang kondisi dari Abangnya, Arman."Mbak, kasih kesempatan Mas Arman untuk berbicara dengan Mbak Cahaya dari hati ke hati. Mungkin dia memang perlu bicara dengan Mbak Cahaya supaya kondisinya jauh lebih baik. Bagaimanapun dia adalah Abang kami yang selalu membantu keluarga, Mbak," kata Ria masih membujuk Cahaya."Lebih baik Mbak duduk dulu," ucap Cahaya dengan suara lemah.Cahaya ingin duduk. Tetapi setelah beberapa langkah, dia pingsan
"Dek, kamu cantik banget. Mas pengen ..." kata mas Pras menggantung ucapannya. Mendengar ucapannya aku menjadi malu. Wajahku memerah Karena rasa malu Yang menjalar ke seluruh tubuhku.Mas Pras justru menggantung ucapannya tidak melanjutkan. Namun dia senyum sendiri membuat aku semakin salah tingkah."Kamu malu ya?" tanyanya."Mas, kamu jangan mikir macam-macam deh. Ya udah sekarang kamu kerja aja dulu. Nanti telat. Masih banyak waktu, Mas," kataku."Hehe ... Andai gak kerja," kata Mas Pras kecewa menggaruk kepalanya.**Ternyata benar berkumpul dengan teman-teman yang sudah aku anggap keluarga di pekerjaan ini menyenangkan. Apalagi beberapa waktu yang lalu aku membagi-bagikan oleh-oleh dari Jepang."Mbak, kamu mau gak?" tanya Fikar menawarkan aku makan. Fikar makan dengan lahap. Ada juga menu ikan asin nya dengan sambal terasi tomat. Biasanya aku sangat senang kalau makan masakan tersebut. Tapi entah kenapa tiba-tiba aku merasa mual. Aku merasa jijik dan aku merasa nggak bisa memasukk
SEBENING CAHAYA CINTA 46.**PoV CahayaBeberapa waktu kami berada di Jepang dan akhirnya rombongan kami pulang juga ke tanah air. Liburan ini sangat berkesan untukku karena ini adalah perjalanan pertamaku ke luar negeri sekaligus perjalanan pertamaku dengan Mas Pras. Tidak disangka dia benar-benar mengajakku ke luar negeri. Aku berpikir dulu dia bakal mengajakku ke daerah-daerah yang dekat saja. Tempat-tempat yang ada di dalam negeri. Namun di luar dugaan, ternyata tempat yang indah yang ku datangi aku sangat bersyukur dan berterima kasih ke suamiku.Kini kami melepas lelah dan sudah kembali ke tanah air. Anak-anakku sedang berada di kamar. Mereka juga terlihat lelah dan sudah tertidur. Mama mertua menyuruh kami istirahat saja terlebih dahulu. Bagi-bagi olehnya bisa nanti setelah lelah kami hilang. Benar-benar ibu mertua yang pengertian karena dia juga mungkin sudah terbiasa pergi ke luar negeri atau ke tempat-tempat yang jauh untuk berlibur, jadi tahu bagaimana rasanya kalau pulang
"Nyaman banget, Mas," kataku."Apasih yang enggak untuk kamu, Sayang," katanya.Dia memercikkan air ke wajahku. Aku kemudian cemberut sambil pura-pura merajuk. Aku juga melakukan hal yang sama Kemudian kami saling menggoda satu sama lain. Hingga akhirnya tindakan kami semakin brutal."Udah, Dek," katanya cekikikan.Mas Pras memegang tanganku. Aku menghentikan aktivitasku mengganggunya setelah dia lebih dulu menggangguku. Kemudian kami saling menatap satu sama lain memancarkan perasaan cinta diantara kami. Merasakan kebahagiaan itu benar-benar datang. Melihat wajahnya. Aku semakin menyayanginya dengan kelembutan dan kebaikan. Dia yang bisa menerima ku sebagai seorang istri. Padahal aku pun punya banyak kekurangan.Begitu pula mas Pras bisa menerima anak-anakku dan menganggap seolah-olah mereka juga anak-anaknya. Itu sudah jauh lebih dari cukup untukku. Entah kapan bibir kami pun saling menempel satu sama lain menikmati romansa bulan madu yang membahagiakan."Kamu bahagia?" bisiknya pad