Share

Bab 230. Lamaran

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-02-05 04:29:05

Deretan mobil hitam berhenti di halaman rumah megah dengan desain minimalis modern. Pilar-pilar tinggi berdiri kokoh dengan dinding -dinding kaca. Lampu-lampu taman menyala redup, memberikan kesan elegan dan hangat.

Pintu besar terbuka. Seorang pria berbaju batik dengan janggut rapi melangkah keluar. Wibawa terpancar dari tatapan teduhnya.

"Selamat datang," ucapnya dengan suara dalam.

Al-Ayyubi, sosok yang dikenal luas karena keilmuannya. lelaki tinggi besar keturunan Arab itu, tersenyum.

Evran, Manda, Armand, dan Arhand turun dari mobil. Mereka memberi salam dengan hormat.

"Syukran, Abi," Evran menjawab dengan nada penuh penghormatan meamnggil nama panggilan Al Ayyubi.

Di belakangnya, Arhand menyesap napas panjang. Matanya menyapu halaman rumah. Berbeda dari ingar-bingar kota, suasana ini menenangkan. Namun, jauh di dalam dirinya, ada sesuatu yang bergejolak.

Mereka dipersilakan masuk ke dalam.

Ruang tamu luas dengan ornamen khas Makassar. Ukiran kayu jati menghiasi langit-langit. Ka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
lihatlah, gara" perempuan jalang agna kalian jadi berseteru, agna tu pembawa bencana jadi buat apa masih terus dikenang arhand, apalagi dia sendiri terakhir yg udah menolakmu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 231. Berdebar

    "Kenapa dadaku berdebar seperti ini?" Lani menatap bayangannya di cermin. Gaun sederhana berwarna biru tua, membalut tubuhnya, riasan tipis mempermanis wajahnya. Tangannya merapikan jilbab yang membingkai muka. Jilbab panjang di dada dan di belakang, namun masih terlihat modis dengan cara Lani memakainya.Alzam sudah menunggu di ambang pintu. Begitu pintu dibuka, tatapan Alzam tak berkedip memandang Lani."Sepertinya kamu baru saja bertemu dengan anak Bapak." Sentuhan lembut di bahu Alzam membuatnya tersentak kaget dan langsung menunduk karena malu.Towirah yang juga di belakangnya bahkan terkekeh sambil menutup mulutnya dengan tangan. Wajah tandas Wagimin dengan ketampanan yang masih terukir jelas di wajah tuanya yang terpanggang matahari di kulit hitamnya memang ada di wajah Lani. Namun kulit kuning langsat dengan pipi kemerahan Lani berasal dari Towirah yang walau sering terkena matahari jika menjadi buruh pemetik jeruk, tapi dia masih terihat bersih."Kamu siap?" tanya Alzam beru

    Last Updated : 2025-02-05
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 232. Maaf!

    Agna menghela napas panjang, lalu menggerutu sambil menatap kap mesin mobil yang berasap. Tangannya mencengkeram ponsel, siap mengetuk layanan taksi online."Sial! Mobil ini benar-benar menyebalkan! Seperti hidupku saja! Macet, mogok, dan dipenuhi kejutan tak mengenakkan!"Ia memukul setir dengan kesal, lalu mencoba lagi aplikasi di ponselnya. Tak ada taksi yang tersedia dalam waktu dekat."Apes! Lengkap sudah hari ini!"Tiba-tiba, suara berat menyapanya."Butuh bantuan?"Agna sontak menoleh. Seorang pria berseragam militer berdiri santai dengan tangan terselip di saku celana. Mayor muda dengan tubuh tinngi besar, tatapan tajam, dan senyum yang entah kenapa terasa menenangkan."Reynaldi?" Mata Agna melebar. "Astaga, aku pikir siapa tadi. Kamu kok tau aku lagi dlaam kesulitan. pa ini kebetulan ataukah takdir? Kanapa tiap aku tidak nyaman kamu selalu datang."Rey tersenyum ngakak. "Mungkin takdir kita bertemu. Kamu sih, mudah dikenali. Apalagi dengan ekspresi cemberut seperti tadi."Ag

    Last Updated : 2025-02-06
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 233. Luka lama

    Mereka tiba di rumah menjelang sore. Begitu masuk, suara Ibunya, Towirah, langsung terdengar."Lani! Alzam!"Lani mendekat, mencium tangan ibunya. "Ibu..."Wagimin keluar dari dalam rumah. "Jadi, bagaimana hasilnya?"Lani menatap Alzam. Senyum kebahagiaan terpancar dari tatapan mata mereka.Alzam tersenyum tipis. "Kami sudah diizinkan menikah resmi."Sejenak, hening.Lalu Towirah mengangkat tangan ke langit. "Alhamdulillah! Akhirnya!"Wagimin menepuk pundak Alzam. "Bagus. Sudah saatnya semuanya kembali ke jalurnya.""Bagaimana dengan Agna?" tanya Towirah pelan.Lani menunduk."Setelah bukti perselingkuhan itu ada, saya akan menggugat cerai, Bu," ujar Alzam."Kalau gitu segera daftar ke Pak Modin. Biar segera diurus rencana nikah kalian.""Baik, Pak. Nanti malam saya ke sana.""Rasanya Bapak tak sabar putri bapak menikah. Di rumah ini kita belum pernah mengadakan hajatan. Sampai semua orang merasa tak enak hati kalau aku pergi bawa amplop ke mereka, katanya kita tak pernah ambil buwuan

    Last Updated : 2025-02-06
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 234. Terusik luka

    "Sebentar, Bi," Alzam minta izin abinya untuk masuk membuntuti Lani.Alzam memandang Lani yang sejak tadi diam. Raut wajahnya tak bisa dibaca. Matanya tak lagi berbinar seperti biasa."Kamu kenapa, Sayang?" suaranya pelan, mencoba mencairkan suasana.Lani mendongak sebentar, lalu kembali menunduk, memainkan ujung jarinya di tempat tidurnya. Ada bara yang sejak tadi ia tahan."Ada apa denganmu?" Alzam mengulang, kali ini tangannya berusaha menggenggam jemari Lani. Namun malah dikibaskan oleh Lani. Seketika Alzam tersentak. Lani menghela napas. Hatinya bergemuruh. Kata-kata yang seharusnya tak diungkit lagi, kini muncul. Bagaimanapun, kenangan itu masih terasa menyesakkan."Kalau saja kamu tak melakukan itu..." Lani akhirnya berbicara, suaranya terdengar serak.Alzam mengernyit. "Melakukan apa?"Lani mendongak kembali, matanya tajam menusuk. "Mengajak Agna menikah waktu itu."Hening sejenak. Perasaan di antara mereka terasa berat. Satu kesalahan dalam hidup Alzam yang tidak pernah dapa

    Last Updated : 2025-02-07
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 235. Membuntuti

    "Tolong panggil Mira, Pak," ucap Agna pada satpam pabrik dengan nada sedikit terburu-buru. Baru saja dia datang dari kantornya dan pergi ke pabrik, memeriksa keuangan dan segala sesuatu tentang pabrik. Dia tau, Mira yang memegang segala sesuatunya soal pabrik itu.Satpam itu menatapnya sejenak sebelum menjawab, "Mira tadi pamit Pergi istirahat makan siang dan katanya tidak kembali."Agna sontak mengernyit. "Apa? Dia nggak bilang ke saya?"Satpam itu mengangkat bahu. "Katanya nggak tahu nomor telepon Bu Agna, jadi nggak bisa kasih kabar langsung. Dia menyuruh saya minta izin Bu Agna."Agna menghembuskan napas kasar. Rasanya ingin mengumpat. Hari ini sudah cukup buruk tanpa tambahan drama ini. Pagi-pagi buta, Alzam tiba-tiba muncul dan melabraknya dengan tuduhan konyol. Sekarang, Mira malah pergi tanpa pamit.Dia merogoh tasnya dengan gerakan kasar, mencari ponselnya. Hendak menanyakan ke Lani nomer handphone Mira. Namun sebelum sempat menghubungi Mira, ponselnya bergetar lebih dulu. N

    Last Updated : 2025-02-07
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 01. Aku Membencimu.

    Di luar begitu gelap. Tak ada bintang yang terlihat. Dengan mengendap Lani berjalan melewati belakang rumah , menyusuri belukar hinggah jatuh berkali-kali. Pedih dan perih tak lagi dia rasakan."Ya, Allah, beri aku kekuatan untuk keluar dari semua ini," untaian do'a terus dipanjatkan Lani. Kakinya sudah banyak mengeluarkan darah saat dia menyusuri semak-semak."Aww!" Lani meringis saat duri menancap di kakinya. Segera dia lepaskan duri itu dan dia kembali berlari dengan tertatih."Ini ke mana ujungnya, ya Allah?" Lani merasa tidak kuat lagi, terlebih dengan kerongkongannya yang terasa kering. Dia lalu menggapai air di aliran air yang kini terhampar di depannya. Meminumnya untuk mengeluarkan dahaga yang menyerangnya."Hey, wanita sialan, mau lari ke mana kamu?"Lani sontak menoleh dengan teriakan dari kejauhan. Dua lelaki itu kini bahkan mengejarnya."Ya, Allah, tolong aku! Tolong aku! Izinkan aku keluar dari kejaran mereka." Dengan bingung Lani segera menceburkan diri ke aliran air ya

    Last Updated : 2024-10-04
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 02. Penawaran.

    "Jika nanti kamu sembuh, aku bisa menjatuhkan talak untukmu. Dan kamu bisa pergi seperti kemauanmu." Alzam masih menerangkan maksudnya. Dia mendengar dari cerita Mbok Sarem kapan hari kalau Lani rajin minum obat dan rajin makan walau mulutnya pahit, dengan mengatakan kalau dia ingin segera sembuh dan pergi.Lani menggeleng kuat."Kita hanya menikah sirih, disaksikan pak kyai.""Aku sudah pernah menyetujui pernikahan siri yang berujung dengan kesengsaraanku seperti ini, kenapa aku harus terjun kembali?"tanya Lani dengan menatap pria yang kini ada di hadapannya. "apalagi denganmu, orang yang mengingatkanku pada orang yang paling aku benci di dunia."" Ini hanya untuk membuat kita menjadi muhrim, sementara sampai kamu kuat kembali dan aku bisa melepasmu." Perkataan Alzam agak meninggi melihat sikap Lani."Tidak, aku tidak ingin lagi terlibat dalam masalah," tekat Lani dengan terus menggigil. Giginya kembali gemertak."Entah apa masalahmu kepadaku sampai kamu seolah membenciku. Nama saja

    Last Updated : 2024-10-04
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 03. Perasaan Ini.

    "Lupakan! Ayo, kita ke ruang rapat sekarang. Katanya mau ada operasi khusus."Dandi hanya diam sambil berjalan mengikuti Alzam. Dia sedikit heran dengan arah pembicaran Alzam. Terlebih saat Alzam begitu terlihat menghawatirkan Lani."Maaf, ini agak sakit." Dandi mengambil sampel darah.Lani hanya memandang jarum itu menghisap darahnya. Padahal Alzam malah memalingkan pandangannya seolah tak tega."Aku sudah kebal dengan rasa sakit sejak aku lari dari orang-orang biadab itu, dan tidak lagi merasakan duri yang menancap di kakiku.""Bagaimana kejadiannya hinggah kamu mengalami hal seperti itu?" "Aku hendak pulang ke desa, ada dua orang mencegatku, dan membekamku. Sepertinya mereka suruan seseorang melihat segala macam yang mereka ungkapkan dan laporkan.""Kamu tau orangnya, kenapa dia sampai berniat buruk padamu?"Lani menggeleng."Kamu punya musuh?""Apa mungkin dia tega melakukan itu," gumannya."Dia siapa?""Ini memang salahku, aku menyetujui menikah siri dengan suami orang hanya k

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 235. Membuntuti

    "Tolong panggil Mira, Pak," ucap Agna pada satpam pabrik dengan nada sedikit terburu-buru. Baru saja dia datang dari kantornya dan pergi ke pabrik, memeriksa keuangan dan segala sesuatu tentang pabrik. Dia tau, Mira yang memegang segala sesuatunya soal pabrik itu.Satpam itu menatapnya sejenak sebelum menjawab, "Mira tadi pamit Pergi istirahat makan siang dan katanya tidak kembali."Agna sontak mengernyit. "Apa? Dia nggak bilang ke saya?"Satpam itu mengangkat bahu. "Katanya nggak tahu nomor telepon Bu Agna, jadi nggak bisa kasih kabar langsung. Dia menyuruh saya minta izin Bu Agna."Agna menghembuskan napas kasar. Rasanya ingin mengumpat. Hari ini sudah cukup buruk tanpa tambahan drama ini. Pagi-pagi buta, Alzam tiba-tiba muncul dan melabraknya dengan tuduhan konyol. Sekarang, Mira malah pergi tanpa pamit.Dia merogoh tasnya dengan gerakan kasar, mencari ponselnya. Hendak menanyakan ke Lani nomer handphone Mira. Namun sebelum sempat menghubungi Mira, ponselnya bergetar lebih dulu. N

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 234. Terusik luka

    "Sebentar, Bi," Alzam minta izin abinya untuk masuk membuntuti Lani.Alzam memandang Lani yang sejak tadi diam. Raut wajahnya tak bisa dibaca. Matanya tak lagi berbinar seperti biasa."Kamu kenapa, Sayang?" suaranya pelan, mencoba mencairkan suasana.Lani mendongak sebentar, lalu kembali menunduk, memainkan ujung jarinya di tempat tidurnya. Ada bara yang sejak tadi ia tahan."Ada apa denganmu?" Alzam mengulang, kali ini tangannya berusaha menggenggam jemari Lani. Namun malah dikibaskan oleh Lani. Seketika Alzam tersentak. Lani menghela napas. Hatinya bergemuruh. Kata-kata yang seharusnya tak diungkit lagi, kini muncul. Bagaimanapun, kenangan itu masih terasa menyesakkan."Kalau saja kamu tak melakukan itu..." Lani akhirnya berbicara, suaranya terdengar serak.Alzam mengernyit. "Melakukan apa?"Lani mendongak kembali, matanya tajam menusuk. "Mengajak Agna menikah waktu itu."Hening sejenak. Perasaan di antara mereka terasa berat. Satu kesalahan dalam hidup Alzam yang tidak pernah dapa

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 233. Luka lama

    Mereka tiba di rumah menjelang sore. Begitu masuk, suara Ibunya, Towirah, langsung terdengar."Lani! Alzam!"Lani mendekat, mencium tangan ibunya. "Ibu..."Wagimin keluar dari dalam rumah. "Jadi, bagaimana hasilnya?"Lani menatap Alzam. Senyum kebahagiaan terpancar dari tatapan mata mereka.Alzam tersenyum tipis. "Kami sudah diizinkan menikah resmi."Sejenak, hening.Lalu Towirah mengangkat tangan ke langit. "Alhamdulillah! Akhirnya!"Wagimin menepuk pundak Alzam. "Bagus. Sudah saatnya semuanya kembali ke jalurnya.""Bagaimana dengan Agna?" tanya Towirah pelan.Lani menunduk."Setelah bukti perselingkuhan itu ada, saya akan menggugat cerai, Bu," ujar Alzam."Kalau gitu segera daftar ke Pak Modin. Biar segera diurus rencana nikah kalian.""Baik, Pak. Nanti malam saya ke sana.""Rasanya Bapak tak sabar putri bapak menikah. Di rumah ini kita belum pernah mengadakan hajatan. Sampai semua orang merasa tak enak hati kalau aku pergi bawa amplop ke mereka, katanya kita tak pernah ambil buwuan

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 232. Maaf!

    Agna menghela napas panjang, lalu menggerutu sambil menatap kap mesin mobil yang berasap. Tangannya mencengkeram ponsel, siap mengetuk layanan taksi online."Sial! Mobil ini benar-benar menyebalkan! Seperti hidupku saja! Macet, mogok, dan dipenuhi kejutan tak mengenakkan!"Ia memukul setir dengan kesal, lalu mencoba lagi aplikasi di ponselnya. Tak ada taksi yang tersedia dalam waktu dekat."Apes! Lengkap sudah hari ini!"Tiba-tiba, suara berat menyapanya."Butuh bantuan?"Agna sontak menoleh. Seorang pria berseragam militer berdiri santai dengan tangan terselip di saku celana. Mayor muda dengan tubuh tinngi besar, tatapan tajam, dan senyum yang entah kenapa terasa menenangkan."Reynaldi?" Mata Agna melebar. "Astaga, aku pikir siapa tadi. Kamu kok tau aku lagi dlaam kesulitan. pa ini kebetulan ataukah takdir? Kanapa tiap aku tidak nyaman kamu selalu datang."Rey tersenyum ngakak. "Mungkin takdir kita bertemu. Kamu sih, mudah dikenali. Apalagi dengan ekspresi cemberut seperti tadi."Ag

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 231. Berdebar

    "Kenapa dadaku berdebar seperti ini?" Lani menatap bayangannya di cermin. Gaun sederhana berwarna biru tua, membalut tubuhnya, riasan tipis mempermanis wajahnya. Tangannya merapikan jilbab yang membingkai muka. Jilbab panjang di dada dan di belakang, namun masih terlihat modis dengan cara Lani memakainya.Alzam sudah menunggu di ambang pintu. Begitu pintu dibuka, tatapan Alzam tak berkedip memandang Lani."Sepertinya kamu baru saja bertemu dengan anak Bapak." Sentuhan lembut di bahu Alzam membuatnya tersentak kaget dan langsung menunduk karena malu.Towirah yang juga di belakangnya bahkan terkekeh sambil menutup mulutnya dengan tangan. Wajah tandas Wagimin dengan ketampanan yang masih terukir jelas di wajah tuanya yang terpanggang matahari di kulit hitamnya memang ada di wajah Lani. Namun kulit kuning langsat dengan pipi kemerahan Lani berasal dari Towirah yang walau sering terkena matahari jika menjadi buruh pemetik jeruk, tapi dia masih terihat bersih."Kamu siap?" tanya Alzam beru

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 230. Lamaran

    Deretan mobil hitam berhenti di halaman rumah megah dengan desain minimalis modern. Pilar-pilar tinggi berdiri kokoh dengan dinding -dinding kaca. Lampu-lampu taman menyala redup, memberikan kesan elegan dan hangat.Pintu besar terbuka. Seorang pria berbaju batik dengan janggut rapi melangkah keluar. Wibawa terpancar dari tatapan teduhnya."Selamat datang," ucapnya dengan suara dalam.Al-Ayyubi, sosok yang dikenal luas karena keilmuannya. lelaki tinggi besar keturunan Arab itu, tersenyum.Evran, Manda, Armand, dan Arhand turun dari mobil. Mereka memberi salam dengan hormat."Syukran, Abi," Evran menjawab dengan nada penuh penghormatan meamnggil nama panggilan Al Ayyubi.Di belakangnya, Arhand menyesap napas panjang. Matanya menyapu halaman rumah. Berbeda dari ingar-bingar kota, suasana ini menenangkan. Namun, jauh di dalam dirinya, ada sesuatu yang bergejolak.Mereka dipersilakan masuk ke dalam.Ruang tamu luas dengan ornamen khas Makassar. Ukiran kayu jati menghiasi langit-langit. Ka

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 229. Masalah baru

    Sabtu datang dengan langit kelabu. Lani berdiri di teras rumah, memandangi jalanan yang masih lengang. Pikirannya tak tenang sejak pabrik jatuh ke tangan Agna. Kekhawatiran akan kelangsungan pabrik menjadi pemikirannya. Terlebih dengan ancaman Alzam."Sarapan duluh, Alzam,"ajak Towirah."Memangnya mau ke mana pagi begini?" Wagimin ikut bertanya."Mau ke gudang, Pak. Biasanya kalau Sabtu kan aku lihat ke gudang.""Kalau gitu ayo sarapan duluh." Wagimin mendekatkan pindang ke arah Alzam saat dia sudah duduk bersama Lani. "Makan yang banyak, Zam. Ini masakan kesukaanmu, pindang sama lodeh tewel. Sambalnya juga enak, dibuatkan Lani.""Ibu sendiri heran, Zam, wajah kamu bukan wajah orang pribumi, tapi yang kamu sukai itu makanan orang desa.""Itu urusan lidah, Bu.""Sukur juga sih, Zam. Kalau kamu sukanya daging di apa itu namanya,.. ibumu pasti ghak bisa bikin." Wagimin terkekeh.Alzam pun menanggapinya dengan senyum sambil menatap Lani yang menurutnya terlihat gelisah.Alzam telah menye

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 228. Tak berarti selesai

    Langit masih gelap saat Lani menggeliat di ranjang. Biasanya, ia bangun lebih pagi, menyiapkan sarapan sebelum Alzam berangkat kerja. Tapi hari ini, tubuhnya terasa berat. Semalam, dia terbangun berkali-kali. Mengingat apa yang telah terjadi.Alzam yang baru selesai mandi, keluar dengan rambut masih basah. Melihat istrinya yang masih terbaring, ia mendekat, duduk di pinggir ranjang sambil mengusap lembut pipi Lani."Sayang, tumben kamu tidur lagi." Suaranya rendah, penuh perhatian. "Kamu sakit?"Lani hanya menggeliat kecil, matanya masih setengah terpejam. "Cuma ingin tidur pagi."Alzam tersenyum, membungkuk, mengecup kening istrinya. "Kalau capek, istirahatlah duluh. Nanti aku bangunin." "Hari ini aku nggak ke kantor." "Kenapa?""Aku pengen istirahat aja. Kamu ajak Mira ya, biar dia tetap bisa laporan tentang pabrik."Alzam mengangguk kecil. "Baiklah. Kalau kamu capek, nggak usah mikirin kerjaan."Lani hanya tersenyum tipis, lalu menarik selimutnya lebih erat.Alzam beranjak, merai

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 227. Kehilangan

    Agna menatap lembaran kertas di tangannya. Nama-nama tertulis jelas, tinta hitam yang tajam seperti menyayat dadanya. Izin menikah.Tanda tangannya ada di sana. Sah. Resmi. Tanpa cacat.Tapi di mana Alzam? Bahkan tiap ditelpon Agna dia tak pernah mengangkat. Selalu saja panggulan ditolak.Agna menekan lembaran itu di dadanya, lalu melangkah keluar. Rumah Alzam hanya bersebelahan. Seharusnya ia bisa menemui suaminya kapan saja. Namun, sudah berhari-hari rumah itu kosong. Dan ini untuk kesekian kalinya Agna ke sana.Tangannya mengetuk pintu keras. Sekali. Dua kali.Tak ada jawaban."Mbok Sarem!" teriaknya, separuh putus asa.Pintu terbuka, memperlihatkan wajah tua yang penuh ragu. "Mbak Agna...""Alzam di mana?"Seperti kemarin, dan kemarin lusa, Mbok Sarem menghela napas. "Mas Alzam belum pulang. Tapi tadi dia menelepon saya, katanya baik-baik saja."Kepalan tangan Agna mengerat. "Masih sama?"Mbok Sarem mengangguk pelan.Agna menoleh ke arah kamar yang tertutup rapat. Tak ada tanda k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status