Lampu kamar Alea cuma menyala remang, gadis itu masih tertidur ketika diam-diam tuan Anmar memperhatikannya. Alea terlihat gelisah dan berguling beberapa kali sambil menggumam pelan.
Tidak perduli semenyenangkan apa istri mudanya, tuan Anmar tetap sadar jika Alea masih sangat muda untuk dirinya. Alea berhak memiliki masa depan yang lebih baik. Sama seperti apa yang pernah ia janjikan dulu jika dia tetap harus rela melepaskannya. Alea bisa bersama siapapun yang dia inginkan setelah memberinya seorang anak. Karena alasan itu tuan Anmar ingin tetap menjaga pernikahan mereka sebagai rahasia, agar Alea tidak perlu terbebani jika nanti ingin melangkah ke manapun. Alea tidak perlu menjadi bahan cibiran banyak orang karena pernah menikah dengan pria berumur seperti dirinya. Sudah cukup dengan apa yang harus ditanggung gadis itu saat ini. Alea menjalani hidup yang lebih barat dari anak muda seus
yuk vote dan komenim biar rame huru haranya ^.^
Malam ini tuan Anmar sengaja tidak ke mana-mana karena sedang ada putranya di rumah. Mereka makan malam bersama dan tidak banyak yang bercerita meskipun sebenarnya Troy menunggu ayahnya bicara mengenai mobil yang dia beli untuk seorang wanita. Troy berharap ayahnya akan bercerita mengenai teman wanitanya, karena selama ini memang hampir tidak pernah ada rahasia di antara mereka. Apalagi setelah Troy semakin dewasa, tuan Anmar juga sudah biasa bicara dengan putranya layaknya pada sesama laki-laki. "Apa besok kau akan keluar?" tanya tuan Anmar karena dari tadi putranya juga hanya diam saja. "Mungkin agak siang." "Datang lah ke rumah pamanmu, sepupumu Leon besok bertunangan." "Aku
"Jadi ini semua yang diberikan ayahku padamu untuk menemaninya sepanjang malam!" Troy berteriak lantang dengan rahangnya yang mengeras kaku, giginya berkerat, dan napasnya berderu kasar. Alea tidak sanggup bicara karena masih bisa bernapas saja rasanya itu sudah keajaiban yang luar biasa. Meski pipi Alea yang ditampar tapi dadanya yang sekarang sedang sesak. "Kau benar-benar wanita yang membuatku jijik!" Troy langsung berpaling pergi menuju pintu dan meninjunya hingga bingkai kaca di daun pintu tersebut pecah. Alea juga melihat jika buku-buku jari Troy berdarah tapi pemuda itu tetap tidak menghiraukannya dan tetap berjalan pergi tanpa menoleh lagi. "Buka gerbangnya atau akan kuhantam kalian!" ancam Troy pada kedua satpam y
Sebenarnya ini bukan cuma masalah kejujuran, tapi keadaan lah yang tanpa sadar telah menyeret mereka masing-masing sampai pada situasi seperti ini. Troy sudah coba mengingat apa saja yang dia ucapkan di klub tapi ia tetap tidak ingat karena sudah terlalu mabuk dan melantur. Troy cuma ingat ketika memukul beberapa orang sampai kemudian Leon menyeretnya pulang. Semuanya kacau dan semakin kacau, Troy kembali memijit-mijit kepalanya sendiri yang kembali nyeri. Walaupun Troy sangat membenci perbuatan papanya tapi dia tetap tidak mau semua orang membicarakannya di berbagai media. Benar-benar skandal yang sangat memalukan untuk pria yang selama ini dikenal penuh wibawa. Tuan Anmar juga syok mendengar ramainya pemberitaan tentang dirinya, termasuk juga dengan keluarga besarnya. Keluarga Haris dikenal sebagai keluarga terhormat dan belum perna
Tuan Anmar tetap nekat membawa Alea keluar seolah tidak perduli dengan reputasinya sama sekali. "Jangan hiraukan pertanyaan mereka," bisik pria itu ketika terus memeluk pinggang Alea untuk dia bawa menyebrangi halaman yang sedang ramai dengan para pemburu berita. Beberapa orang buru-buru mengejar mereka tapi tuan Anmar tidak membiarkan Alea untuk disentuh sedikitpun. Tuan Anmar menyembunyikan Alea ke dalam pelukan lengan besarnya sambil terus berjalan tidak perduli. "Maaf, Tuan Anmar. Bisakah kami wawancara sebentar?" "Tolong, beri kami jalan!" ucap tuan Anmar dengan ketegasan yang spontan membuat mereka menyingkir karena siapapun mengenal Anmar Haris, terlalu nekat jika berani menyelanya.
"Apa pembicaraan ini sudah selesai?" Troy sudah hendak berdiri. " Aku akan keluar." Tuan Anmar masih menatap putranya, meski dia tahu hati anak laki-lakinya itu sedang tidak senang tapi tuan Anmar sengaja membiarkannya dulu. "Jangan pulang terlalu malam," pesan tuan Anmar pada Troy yang sudah berdiri dan langsung berpaling pergi tanpa bicara apapun lagi. "Dia tidak menyukaiku," ucap Alea selepas Troy berlalu pergi. "Dia hanya belum bisa menerimamu karena ini memang masih sangat mengejutkan, beri dia waktu." Alea mengangguk meski sebenarnya dia lebih tahu jika alasan Troy tidak cuma sesederhana itu dan mau tidak mau Alea tetap ikut merasa bersalah.
"Jangan berhenti ... " Alea sendiri juga tidak tahu bagaimana dia juga bisa ikut sangat menyukai perbuatan suaminya. Alea suka diperlakukan seperti itu, dibuai dan dimanjakan.Memang tidak pernah ada yang bisa menduga apa saja yang bisa terjadi di antara suami dan istri ketika bersama. Walaupun masih sangat muda tapi ternyata Alea juga sangat menyukai semua yang ada pada suaminya. Semuanya, napasnya ketika mengeram puas, aroma tubuhnya, sentuhan tangannya, ciuman dari bibirnya, sapuan dari lidahnya dan seluruh rasa dari sekujur tubuhnya. Mereka sudah saling tak bersekat, siapa yang perduli dengan kesenjangan usia jika tubuh polos mereka sedang saling melilit seperti ini.Alea mendesah lagi karena belum mau dilepaskan dan masih ingin dibawa bergelung hingga terlelap tidur. Sudah hampir pagi ketika akhirnya Alea tertidur lelap seperti bay
"Aku sedang tidak punya banyak pilihan." "Kau tahu dia papaku, dan kau tetap setuju menikah dengannya! " teriak Troy sambil kembali menghantam samsak dengan tiba-tiba hingga Alea berjingkat. Bisa Alea bayangkan jika kepalanya pun bisa ikut retak jika dihantam seperti itu. "Apa waktu itu kau perduli padaku? " tuntut Troy. "Apa kau perduli akan seperti apa perasaanku!" "Kau egois, Alea! kau hanya peduli pada dirimu sendiri!" Alea tidak bisa menjawab ketika melihat bibir Troy bergetar dan napasnya berdesis penuh kemurkaan. "Jangan pernah perduli apapun lagi tentangku! "
Liontin itu jatuh bukan karena kancingnya tidak rapat, tapi karena rantainya putus. Tuan Anmar masih memperhatikan rantai liontin di tangannya yang terputus kasar kemudian memperhatikan kembali kaca alat treadmillnya yang retak. Bukan Alea yang mampu menghantam benda seperti itu, dan bukan Alea yang dapat menyentak rantai liontinnya sendiri sampai tercerai berai macam ini. ***** Ketika Tuan Anmar kembali ke dalam rumah Alea terlihat sedang berada di pantry bersama bi Warni, gadis muda itu terlihat ikut sibuk membuat sesuatu yang sedang diajarkan pengurus rumahnya. "Apa ini sudah cukup, Bi?" tanya Alea sebelum menunjukkan hasil rebusan sayurnya. "Ya, tidak apa-apa, tuan tidak suka yang terlalu matang."
"Aku tidak percaya akan melihat hari seperti ini," tuntut Mike ketika harus menelan kekecewaan pada wanita yang ingin dia genggam hatinya. "Kau pilih menikah dengannya pria yang bahkan baru kau kenal setelah lima tahun kita menjalani komitmen." "Ini bukan pilihan tapi keputusanku." "Kau membuat keputusanmu sendiri, kau sangat tidak masuk akal Alea!" tegas Mike "Aku hampir sinting mencarimu, aku tidak menemukanmu di partemen atau di rumah sakit, tidak ada yang memberitahuku dan ponselmu juga tidak pernah bisa dihubungi. Kemudian lihat apa yang kutemukan sekarang!" Mike mulai mengeraskan suaranya dan Troy sudah tidak tahan untuk berdiri menghampiri mereka. "Biarkan Alea meny
Keluarga Alea di panti asuhan benar-benar sangat luar biasa hingga Tuan Herlambang juga tidak bisa berhenti untuk terus bersyukur karena tahu putrinya dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Berulang kali manusian tidak akan pernah tahu bagaimana cara Tuhan akan membalas amal dan dosa. Mungkin karena kebaikan nyonya serta tuan Herlambang yang juga sangat dermawan maka di manapun putrinya berada dia tetap terjaga dengan baik, dikelilingi orang-orang baik yang selalu menolongnya, dan dipertemukan dengan jodoh yang baik. Kadang buah dari keikhlasan yang ditabur orang tua juga bisa mengalir sebagai rizki untuk anak-anaknya kelak, karena mereka juga termasuk kebahagiaan dan ladang amal orang tuanya yang tidak akan terputus. Bagi Tuan Herlambang menyaksikan dua anak perempuannya yang tiba-tiba sudah tumbuh dewasa dan saling menyayangi adalah berkah yang luar biasa. Mereka juga a
Anmar menarik Alea lebih merapat untuk dia cium dengan intens dan dia raba perutnya. Dunianya sedang sangat bahagia, Anmar sudah tidak sabar untuk menunggu kehadiran buah cinta mereka. Miliknya yang sedang tumbuh di dalam tubuh Alea, wanita yang rasanya memang sudah dia tunggu untuk kembali menjadi miliknya. Wanita yang selalu ada dalam setiap doa-doanya dan wanita yang telah berjuang menjaga diri untuknya. Kadang rasanya memang seperti ujung dari perjuangan dan perjalanan panjang, perjuangan dari kesabaran dan doa. "Sungguh aku tidak pernah berpikir jika akan ada hari seperti ini." "Jangan gugup, aku yakin mereka juga akan sangat menyukaimu sepertiku." Anmar kembali menciumi Alea, walaupun alasannya untuk menenangkan Alea tapi sebenarnya Anmar memang suka melakukannya, dia suka menciumi Alea seperti itu jika sedang tidak
Kondisi Nyonya Camila sudah jauh membaik dan mulai beraktifitas normal paska serangan terakhirnya kemarin tapi kali ini nyonya Camila mulai rewel untuk makan. Nyonya Camila masih ingat seperti apa rasanya ketika mengira dirinya telah kehilangan seorang putra. Meski sekarang Nyonya Camila menyesal dengan semua sikapnya kemarin tapi sepertinya tidak akan mudah untuk membuat anak-anak kembali terutama Anmar dan keteguhannya. Hidup kesepian di hari tua sepertinya memang akan menjadi hukuman yang layak baginya. Celina akan datang setiap siang untuk mengontrol obatnya yang harus diminum rutin dan membujuk Nyonya Camila agar mau makan. Memiliki dua anak laki-laki ternyata membuatnya kesepian, Troy yang suka bepergian sesuka hati dan Anmar yang pilih menjaga jarak membuatnya semakin sedih sebagai seorang ibu. Walaupun sudah terlalu tua untuk merajuk dan mencari perhatian dari putra-putranya tap
Dokter Alea langsung menunjukkan foto yang kemarin dia ambil bersama saudarinya. "Sepertinya Papa dan Mama memiliki putri yang lain." "Apa maksudmu?" tanya Tuan Herlambang masih bingung ketika memperhatikan foto di layar ponsel putrinya. "Sepertinya ada yang menukar kami saat masih bayi itulah kenapa aku dan Lisa tidak pernah mirip dan justru ada Alea yang lain di luar sana." "Alea!" kutip Nyonya Herlambang dengan manik mata membulat. "Ya, nama panjang kami juga sama persis." "Mustahil." Kali ini kedua orang tua Dokter Alea sama-sama terkejut. "Dia istri dari kakak laki-laki
"Seorang kekasih?" tanya Troy. "Ya, kami sudah bersama selama lima tahun." "Aku bisa melamarmu dan memberi cincin yang lebih pas untuk jari manismu." Dokter Alea langsung berjengit mendengar ucapan Troy yang bisa begitu enteng membicarakan lamaran seperti lelucon. "Kau tidak bia seperti itu." "Aku bisa, aku bisa menikahimu!" "Aku sudah lima tahun menjalin hubungan yang stabil." Dokter Alea ingin Troy berhenti mengajaknya bercanda. "Masih ada banyak tahun lagi ke depan, lima tahun tidak akan ada apa-apanya!" keras Troy. "Aku tidak bisa seperti itu!" tegas Dokter Alea begitu s
"Mustahil!" Anmar juga terkejut ketika mengetahui Alea benar-benar ada dua. Walaupun Anmar langsung bisa membedakan yang mana istrinya tapi memang tetap sangat aneh bisa ada dua orang yang sangat mirip bukan hanya fisiknya tapi juga namanya. "Sepertinya kita memang harus menemui bunda Yuli!" Anmar menoleh pada Alea. "Semoga mereka punya jawaban masuk akal untuk semua ini, karena mustahil jika kalian tidak memiliki kekerabatan sama sekali." Apa lagi Anmar juga ingat jika istrinya sedang mengandung anak kembar. Anmar juga sepakat dengan Troy jika kedua Alea yang ada di hadapan mereka kali ini adalah saudara meskipun tanpa harus melakukan tes DNA sekalipun. Sudah sejak lama Alea ingin mengetahui siapa orang tuanya, sesuatu yang selama ini Alea pikir mustahil dan seperti jalan buntu. Ta
"Sumpah aku baik-baik saja, kau boleh menanyakan tanggal lahirku dan aku bisa menjawab dengan benar!" Troy terus berusaha meyakinkan jika tidak ada masalah di kepalanya. "Keluargaku kenal baik dengan ibumu, ayahku bisa ikut malu jika aku sampai salah diagnosa menanganimu." "Kau masih Dokter muda?" tebak Troy. "Ya." "Tapi kau putri dari pemilik rumah sakit ini?" "Ya, kau pati langsung tahu dari nama belakangku." Dokter Alea terlihat pasrah saat identitasnya bisa begitu mudah untuk ditebak oleh pemuda itu padahal dia sengaja tidak pernah memakai nama panjang di jasnya selama ikut program kerja di rumah sakit milik keluarganya sendiri agar tidak ketahuan.
Jika melihat kondisi mobil yang dikendarai Troy nampaknya memang mustahil siapapun bisa selamat. Nyonya Camila langsung jatuh pingsan begitu mendengar berita kecelakaan yang menimpa putra keduanya. Tadi Troy sudah dia peringatkan agar tidak pergi tapi anak itu tetap bersikeras dan mengabaikan semua peringatan ibunya. Nyonya Camila juga sempat sangat sedih karena kedua putranya jadi tidak ada yang mau perduli mendengarkannya hanya karena seorang wanita. Tidak ada yang bisa dia salahkan selain Alea untuk semua bencana ini. Ketakutan seorang ibu ketika hanya memiliki anak laki-laki adalah saat kelak anak laki-lakinya akan pergi meninggalkannya demi seorang wanita. Walaupun tidak selalu seperti itu tapi nyatanya Anak perempuan tetap lebih dianggap mampu untuk mengurus dan menjaga ibunya. Semuanya sangat kacau karena kondisi nyonya Camila