Beranda / Rumah Tangga / ISTRI LUPA DIRI / Bab 58: Kepastian

Share

Bab 58: Kepastian

Penulis: Rae Jasmine
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 07:34:31

Setelah acara makan malam berakhir, Rachel dan Martin kembali ke rumah. Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Begitu memasuki kamar, Rachel langsung melepas sepatu hak tingginya dan berjalan ke balkon. Udara malam yang sejuk menyentuh wajahnya, memberikan sedikit ketenangan di tengah pikirannya yang penuh dengan pertanyaan.

Martin masuk beberapa saat kemudian, melepas dasinya, lalu duduk di sofa. Ia mengamati Rachel yang berdiri diam menatap langit.

“Kau terlihat lelah,” kata Martin.

Rachel menoleh sebentar sebelum kembali memandangi bintang-bintang. “Aku hanya berpikir.”

Martin berdiri dan berjalan mendekatinya. “Tentang apa?”

Rachel menghela napas panjang. “Tentang semua ini… Hidupku berubah begitu cepat. Kadang aku merasa kehilangan arah.”

Martin menatapnya dengan saksama. “Apa kau menyesal?”

Rachel menggeleng pelan. “Bukan menyesal. Aku hanya… merasa ada sesuatu yang tertinggal. Aku tidak tahu apakah jalan yang kupilih ini benar atau tidak.”

Martin menyandarkan tubuhnya di p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 59: Kembali Ragu

    Rachel duduk di depan meja riasnya, menatap bayangannya di cermin. Matanya sembap akibat kurang tidur, pikirannya masih dipenuhi oleh percakapannya dengan ibunya kemarin. Ia sudah memutuskan untuk lebih sering mengunjungi ibunya dan memastikan rumahnya direnovasi, tapi ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya.Martin masuk ke kamar, mengenakan kemeja yang sudah dikancingkan hingga leher. Ia memperhatikannya sejenak sebelum berkata, “Kau terlihat lelah.”Rachel menghela napas. “Aku hanya banyak berpikir.”Martin berjalan mendekat, berdiri di belakangnya. “Tentang ibumu?”Rachel mengangguk. “Aku tahu dia ingin tetap tinggal di sana, tapi aku tidak bisa berhenti khawatir.”Martin menyandarkan tangannya ke meja rias, menatap Rachel melalui cermin. “Itu wajar. Kau baru sadar selama ini kau terlalu sibuk dengan dirimu sendiri, dan sekarang kau ingin menebusnya.”Rachel mengalihkan pandangan. “Kau tidak perlu mengatakannya seperti itu.”“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya.”Rachel tahu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 60: Rasa Gelisah Rachel

    Rachel duduk di tepi tempat tidurnya, pikirannya terus berputar sejak pertemuannya dengan Clara tadi siang. Kata-kata wanita itu masih terngiang di kepalanya: “Jika kau ingin tahu sesuatu tentang masa lalu, aku selalu ada.” Apa maksudnya? Bukankah masa lalunya sudah jelas? Rachel tumbuh dalam keluarga sederhana, kemudian menikah dengan Martin dan menjalani kehidupan yang jauh lebih baik secara finansial. Apa yang bisa disembunyikan dari kehidupannya yang sudah ia jalani sendiri? Martin masuk ke kamar dengan ekspresi serius. Ia sudah memperhatikan perubahan sikap Rachel sejak Clara pergi. “Kau belum tidur?” tanyanya sambil melepas jas dan meletakkannya di sofa. Rachel menggeleng. “Aku tidak mengantuk.” Martin berjalan mendekat, berdiri di depannya. “Kau masih memikirkan Clara?” Rachel menatap suaminya sejenak, lalu menghela napas. “Aku hanya tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba muncul. Selama ini aku tidak pernah mencarinya, dan dia juga tidak pernah mencoba menghubungiku.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 61: Rahasia Keluarga

    Keesokan paginya, Rachel duduk di dalam mobil dengan perasaan campur aduk. Hatinya berdebar saat ia melirik layar ponselnya,pesan dari Clara masih terpampang jelas di sana. “Aku sudah menunggumu mengatakan itu. Kita bertemu besok di kafe biasa pukul 10 pagi.” Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya memberi isyarat pada sopirnya untuk berangkat. Saat mobil melaju di jalanan kota, pikirannya kembali pada ibunya. Wanita itu jelas menghindari pertanyaannya kemarin. Tapi mengapa? Apa yang sebenarnya ia sembunyikan? Rachel menggenggam jemarinya erat. Ia harus mencari tahu. Ketika Rachel tiba di kafe yang telah disepakati, ia langsung melihat Clara duduk di sudut ruangan. Wanita itu mengenakan blus putih sederhana dan tampak begitu tenang, seolah ia sudah tahu Rachel pasti akan datang. Rachel berjalan mendekat, lalu duduk di hadapannya. “Kau datang lebih awal.” Clara tersenyum tipis. “Aku sudah tahu kau pasti tidak akan bisa menahan rasa penasaranmu.” Rachel menatapnya tajam

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 62: Adrian

    Rachel masih duduk di sofa ruang tamu dengan tubuh menegang. Pengakuan ibunya barusan mengguncang segalanya. Ia memang punya seorang kakak, tetapi mengapa ia sama sekali tidak mengingatnya? Ibunya menunduk, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuannya. Ekspresinya penuh beban, seakan ada sesuatu yang ia coba tahan selama ini. Rachel tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Ia butuh jawaban. “Bu, di mana kakakku sekarang?” tanyanya, suaranya bergetar. Wanita tua itu tidak langsung menjawab. Napasnya terdengar berat, seperti seseorang yang harus membuka kembali luka lama yang belum sembuh. “Dia… sudah lama pergi, Rachel.” Rachel semakin mengernyit. “Pergi ke mana? Apa maksud Ibu?” Ibunya menarik napas dalam sebelum menatap Rachel dengan mata berkaca-kaca. “Dia menghilang saat kau masih kecil.” Rachel merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak. Menghilang? “Kenapa aku tidak ingat?” bisiknya, kini semakin sulit mengendalikan emosinya. Ibunya menundukkan kepal

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 63: Siapa Pelakunya?

    Setelah meninggalkan rumah ibunya, Rachel tidak bisa berhenti memikirkan Adrian. Nama itu terasa asing, tetapi sekaligus begitu dekat. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan seseorang yang seharusnya menjadi bagian dari hidupnya?Rachel menyandarkan kepalanya ke kursi mobil sambil menarik napas panjang. Tidak ada gunanya berdiam diri. Jika ibunya tidak mau memberitahu lebih banyak, maka ia harus mencari tahu sendiri.Pikirannya langsung tertuju pada Clara. Meskipun sahabatnya itu tidak tahu banyak tentang kehidupan Rachel sebelum dewasa, setidaknya Clara memiliki akses luas untuk mencari informasi.Tanpa ragu, Rachel menghubungi sahabatnya itu.“Clara, aku butuh bantuanmu.”Di ujung telepon, suara Clara terdengar khawatir. “Rachel? Ada apa?”“Aku baru saja mengetahui sesuatu tentang keluargaku. Aku punya kakak, Clara. Namanya Adrian, dan dia menghilang saat aku masih kecil.”Clara terdiam beberapa detik. “Apa? Kau serius? Kenapa baru sekarang kau tahu?”Rachel menghela napas berat. “Ibuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 64: Menelusuri Jejak

    Rachel duduk diam di dalam mobil, tangannya menggenggam kemudi erat. Apa yang baru saja ia dengar dari ibunya masih terus bergema di kepalanya. Adrian tidak menghilang… dia diambil.Oleh siapa? Kenapa? Dan bagaimana mungkin tidak ada jejaknya sama sekali?Rachel menghela napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. Jika ibunya tidak bisa memberikan jawaban lebih lanjut, maka ia harus mencari ke tempat lain.Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Clara.“Rachel?” suara Clara terdengar cemas. “Apa kau baik-baik saja?”Rachel menatap kosong ke depan. “Clara… aku sudah bicara lagi dengan ibuku.”“Apa yang dia katakan?”Rachel menelan ludah sebelum menjawab, “Dia bilang Adrian tidak menghilang begitu saja. Dia… diambil.”Clara terdiam sesaat. “Diambil? Maksudmu… diculik?”“Aku tidak tahu,” Rachel menggeleng, meskipun Clara tidak bisa melihatnya. “Ibuku hanya bilang seseorang mengambilnya. Tapi yang membuatku bingung, kenapa tidak ada catatan atau berita tentang itu?”Clara menghela napas.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 65: Mencari Kebenaran

    Rachel duduk di dalam mobilnya dengan kepala bersandar di kemudi. Pikirannya masih berputar tentang informasi yang baru saja ia dapatkan dari Bu Rina.Mobil hitam.Sebuah detail kecil, tetapi cukup untuk mengguncang segalanya. Jika ada orang asing yang membawa Adrian pergi, mengapa tidak ada seorang pun yang melaporkan atau mencari tahu lebih lanjut?Rachel menghela napas dalam. Ia tidak bisa berhenti sampai di sini.Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Clara.“Clara, aku butuh bantuanmu lagi,” katanya begitu panggilan tersambung.“Apa yang kau temukan?” Clara terdengar serius.Rachel menggigit bibirnya. “Seorang tetangga lama mengingat sesuatu. Katanya, ada mobil hitam yang parkir di sekitar rumah kami pada hari Adrian menghilang.”Clara terdiam sejenak sebelum berkata, “Mobil hitam? Itu petunjuk yang bagus. Tapi mobil seperti itu bisa dimiliki siapa saja.”“Aku tahu,” Rachel mengangguk, meskipun Clara tidak bisa melihatnya. “Tapi ini lebih baik daripada tidak ada petunjuk sama sek

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 66: Menggali Kehidupan Yang Lalu

    Rachel tidak bisa tidur semalaman. Pikirannya terus dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Siapa pria itu? Apa hubungannya dengan Adrian? Mengapa ibunya begitu ketakutan?Ia tahu satu-satunya cara untuk menemukan jawaban adalah dengan terus menggali. Dan itu berarti, ia harus kembali menemui orang-orang yang mungkin masih mengingat sesuatu.Pagi-pagi sekali, Rachel sudah bersiap keluar rumah. Ia bertekad untuk mencari petunjuk lain, meskipun itu berarti harus kembali ke tempat-tempat yang mungkin tidak nyaman baginya.Rachel memarkir mobilnya di depan kantor polisi setempat. Sudah lama sekali ia tidak menginjakkan kaki di tempat ini. Ia berharap masih ada arsip lama mengenai kasus Adrian.Saat ia masuk, seorang petugas mendekatinya. “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”Rachel mengangguk. “Saya ingin mencari informasi tentang kasus orang hilang yang terjadi bertahun-tahun lalu.”Petugas itu mengernyit. “Tergantung kasusnya. Apa Anda punya nama atau tahun kejadiannya?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25

Bab terbaru

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 77: Kehidupan Yang Lebih Baik

    Seiring berjalannya waktu, kondisi Rachel semakin membaik. Ia rutin meminum obat yang diresepkan dokter, dan ingatannya perlahan mulai stabil. Rasa pusing yang sering menyerangnya kini berkurang, dan ia mulai merasa seperti dirinya yang dulu. Setiap pagi, Martin selalu mengingatkan Rachel untuk tidak melewatkan obatnya. Ia bahkan menyusun alarm di ponselnya agar tak ada satu pun dosis yang terlewat. Perhatian Martin membuat Rachel semakin yakin bahwa suaminya adalah pria terbaik yang pernah hadir dalam hidupnya. Ia memandangi wajah Martin yang tengah sibuk di ruang kerja. Walaupun lahir dari keluarga kaya raya, pria itu tidak pernah memandangnya rendah. Martin selalu menerima dirinya apa adanya, bahkan ketika ia dulu sempat lupa diri dan berubah menjadi orang yang berbeda. Rachel menggigit bibirnya, merasa sedikit bersalah. Dulu, ia terlalu sibuk menikmati kemewahan dan mengabaikan banyak hal penting, termasuk suaminya sendiri. Tapi sekarang, ia ingin menjadi pribadi yang lebih b

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 76: Tertundanya Pencarian

    Pagi itu, Martin membangunkan Rachel lebih awal dari biasanya.“Rachel, bangun. Kita harus ke rumah sakit hari ini,” katanya lembut sambil menggoyangkan bahu istrinya.Rachel mengerjap pelan, matanya masih terasa berat. Kepalanya berdenyut, dan sebagian ingatannya masih terasa kabur. Ia sempat lupa bahwa hari ini adalah jadwal kontrolnya.Martin membantu Rachel duduk di tempat tidur. “Kita harus pastikan kondisimu benar-benar stabil. Setelah itu, kamu bisa kembali minum obat dengan teratur.”Rachel mengangguk lemah. Ia tahu Martin sangat mengkhawatirkannya. Sejak kecelakaan itu, suaminya semakin protektif, bahkan ia merasa Martin lebih sering memperhatikannya dibanding dirinya sendiri.Setelah tiba di rumah sakit, dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh. Rachel menjalani beberapa tes untuk memastikan kondisinya, terutama mengenai ingatannya yang masih belum sepenuhnya pulih.“Sejauh ini, kondisinya cukup stabil,” kata dokter sambil menuliskan sesuatu di buku catatan medis. “Tapi efek

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 75: Separuh Ingatan yang Hilang

    Sejak kepulangannya dari rumah sakit sebulan lalu, Rachel menjalani hari-harinya dengan lebih tenang. Martin kembali fokus pada perusahaannya yang sempat terguncang, sementara ia sendiri lebih banyak beristirahat di rumah, mengikuti saran dokter agar tubuhnya bisa pulih sepenuhnya.Setiap hari, ia rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter. Namun, pagi ini, sesuatu terasa berbeda. Saat ia membuka laci tempat menyimpan obatnya, botol itu kosong. Rachel terdiam, mencoba mengingat kapan terakhir kali ia kontrol ke rumah sakit.“Oh… seharusnya aku kontrol hari ini,” gumamnya pelan.Namun, tubuhnya terasa terlalu lemas untuk bergerak. Kepala mulai berdenyut perlahan, lalu semakin tajam seiring berjalannya waktu.Sementara itu, Martin baru saja menyelesaikan rapat di kantornya. Setelah sempat absen selama berminggu-minggu karena kecelakaan, ia harus bekerja ekstra keras untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul di perusahaan. Beberapa orang bahkan mencoba mengambil kesempatan saat diri

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 74: Ada Yang Berbeda

    Hari kedua di rumah sakit, Rachel mulai menyadari sesuatu yang mengganggu dirinya. Ada bagian dari ingatannya yang terasa kabur—tidak sepenuhnya hilang, tetapi sulit dijangkau. Saat ia berusaha mengingat masa lalu, kepalanya terasa berat, seolah ada kabut yang menghalangi pikirannya.Ia masih mengenali Martin, masih ingat siapa dirinya, dan masih memahami sebagian besar kehidupannya. Tapi ada detail-detail kecil yang terasa hilang—seperti kejadian-kejadian tertentu yang seharusnya ia ingat, tetapi kini hanya menyisakan bayangan samar.Rachel mengerutkan kening, mencoba mengingat sesuatu yang spesifik. “Martin… aku merasa ada yang aneh dengan ingatanku. Aku bisa mengingat banyak hal, tapi rasanya tidak setajam biasanya.”Martin, yang sejak tadi duduk di sampingnya, menatap istrinya dengan tenang meski dalam hatinya ia merasa khawatir. Ia tahu sesuatu yang tidak Rachel sadari—dokter telah memberitahunya bahwa benturan yang dialami Rachel cukup serius dan mungkin menyebabkan gangguan mem

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 74: Bahaya Untuk Rachel Dan Martin

    Malam di rumah sakit terasa begitu sunyi. Hanya suara detak mesin medis dan langkah kaki suster yang sesekali terdengar di lorong. Rachel masih terbaring di ranjang, sementara Martin duduk di sofa kecil di sampingnya. Matanya memandangi istrinya yang tertidur, namun pikirannya tak tenang.Siapa pun yang berusaha mencelakai mereka pasti memiliki alasan kuat untuk menyembunyikan kebenaran tentang Adrian. Tapi siapa?Ponsel Martin bergetar di atas meja kecil di samping ranjang. Ia mengambilnya dan melihat nama di layar: Nomor Tidak Dikenal.Martin ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab.“Halo?” suaranya tenang, tapi waspada.Tak ada jawaban di seberang. Hanya suara napas pelan.“Halo?” ulangnya, kali ini lebih tegas.Lalu, terdengar suara berat yang nyaris berbisik.“Berhenti mencari… atau kau akan kehilangan lebih dari yang kau bayangkan.”Seketika, panggilan itu terputus.Martin merasakan tengkuknya meremang. Ini bukan peringatan biasa—ini ancaman.Ia segera berdiri dan berjalan ke lua

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 73: Kegelapan dan Rahasia

    Rasa sakit menusuk seluruh tubuh Rachel saat kesadarannya perlahan kembali. Matanya terasa begitu berat, namun ia bisa mendengar suara samar-samar di sekitarnya dan bunyi monitor medis yang berdetak pelan dan suara langkah kaki seseorang.Perlahan, ia membuka matanya. Langit-langit putih dan bau antiseptik memenuhi indranya. Rumah sakit. Ia mencoba menggerakkan tangannya, tetapi rasa nyeri langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya meringis.“Rachel…”Suara itu. Lembut, penuh kekhawatiran.Rachel menoleh perlahan dan melihat Martin duduk di samping tempat tidurnya. Wajahnya penuh luka dan lebam, namun sorot matanya tetap lembut menatapnya.“Kamu sadar,” katanya, suaranya dipenuhi rasa lega.Rachel mencoba berbicara, namun tenggorokannya begitu kering. Martin langsung menuangkan air ke dalam gelas dan mencoba membantunya untuk minum.“Apa… yang terjadi?” Rachel akhirnya bisa bersuara, meski lemah.Martin menghela napas panjang. “Kita telah mengalami kecelakaan. Mobil itu menabra

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 72: Pencarian yang Berujung pada Tragedi

    Pagi itu, yaitu setelah percakapan penuh emosi dengan ibunya, Rachel merasa semakin yakin bahwa dia harus menemukan pria yang dimaksud, yaitu Malik. Orang yang bisa jadi mengetahui lebih banyak tentang Adrian dan masa lalu yang selama ini disembunyikan. Martin, meski ragu, akhirnya setuju untuk ikut serta. Ia tahu betul betapa pentingnya pencarian ini bagi Rachel, dan meski ada rasa khawatir yang menggelayuti dirinya, ia tak bisa membiarkan Rachel melakukannya sendirian.Mereka berdua memutuskan untuk menuju ke daerah yang disebutkan oleh pria misterius di gudang—tempat terakhir Malik terlihat beberapa tahun lalu. Tidak ada petunjuk pasti mengenai keberadaan Malik, namun Rachel merasa bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.Di dalam mobil, suasana sunyi menyelimuti mereka. Rachel melirik Martin, mencoba membaca ekspresinya. Suaminya itu terlihat tegang, memfokuskan perhatian pada jalan yang semakin sepi.“Martin, kamu yakin kita harus melanjutk

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 71: Mengungkap Semuanya

    Rachel terdiam setelah mendengar kata-kata Pak Surya. Matanya terasa kosong, kosong oleh semua informasi baru yang datang begitu cepat. Apa maksud Pak Surya dengan mengatakan kebenaran ini akan menghancurkannya? Apa yang lebih gelap dari apa yang sudah ia temui? Semua hal yang ia percayai kini terancam hancur.Pak Surya menatapnya dengan raut wajah yang penuh kecemasan. “Rachel, aku tidak ingin kau terjebak dalam dunia ini. Dunia yang sudah mengubah hidup banyak orang. Dunia yang menganggap nyawa tak lebih dari sebuah harga yang bisa ditawar.”Rachel dengan tegas. “Saya tidak akan mundur begitu saja, Pak. Saya harus tahu apa yang terjadi pada Adrian. Apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu?”Pak Surya menghela napas panjang. “Malam itu… bukan hanya Adrian yang menghilang. Ada banyak hal yang terjadi di balik itu. Banyak hal yang tidak pernah seharusnya kamu tahu.”Rachel menatapnya intens. “Kenapa sekarang, Pak? Kenapa Anda baru bicara sekarang?”Pak Surya menundukkan kepala, tampa

  • ISTRI LUPA DIRI   Bab 70: Penuh dengan Teka-Teki

    Rachel berdiri di depan cermin, menatap wajahnya yang terpantul. Sesuatu dalam dirinya telah berubah. Kebenaran yang baru ia terima begitu menghantam, meninggalkan rasa sakit yang dalam, namun juga memberikan pemahaman yang baru. Adrian, saudara kandungnya, ternyata telah dibawa pergi oleh ayah kandungnya sendiri, yang selama ini disembunyikan ibunya.Pikiran Rachel terus berputar, mengingat setiap momen yang pernah ia alami bersama ibunya. Momen-momen yang tampak begitu sempurna, tapi kini terasa seperti ilusi. Mengapa ibunya tidak pernah menceritakan tentang ayah mereka? Apa yang membuatnya begitu takut? Dan mengapa ayahnya tiba-tiba muncul setelah sekian lama?Rachel menghela napas panjang dan melangkah menuju meja, di mana ponselnya tergeletak. Ada pesan dari Clara yang baru saja masuk.“Rachel, aku sudah menemukan sesuatu. Kita perlu bicara.”Tangan Rachel gemetar ketika membuka pesan tersebut. Clara selalu menjadi orang yang paling bisa diandalkan, namun pesan ini memberi isyara

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status