Beranda / Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / 182. Tak Terpengaruh Dengan Manuver Lina

Share

182. Tak Terpengaruh Dengan Manuver Lina

Penulis: Mastuti Rheny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Mas Bara, apa yang sedang kamu lakukan?”

Suara Rindu terlalu mengagetkan, hingga menerbitkan kecemasan yang luar biasa karena nyatanya sekarang jelas terlihat Lina telah berada di dalam dekapanku, walau wanita itu sendiri yang terlihat jelas secara sengaja telah melemparkan dirinya padaku.

Pastinya wajahku terlihat memucat sekarang. Aku bisa menduga jika sekarang Rindu telah menjadi salah paham dengan keadaan kami saat ini.

Apa yang dilakukan Lina benar-benar membuatku kehilangan kesabaran hingga membuatku melemparkan tubuhnya yang hanya dibalut bikini tipis itu.

Lina mengaduh ketika tubuhnya menyentuh pasir pantai.

Sementara Rindu kemudian mulai mendekat semakin meresahkan jiwaku dengan tanggapannya tentang keadaan ini.

Tatapanku segera menyergap resah ke arah sosok istriku yang kini sudah berdiri di dekatku.

&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   183. Rencana Pergi Ke Ubud

    {“Hallo Dan, ada apa?”}{“Pak, ada sesuatu yang harus Pak Richard ketahui, tentang keadaan Pak Rommy saat ini.”} Nada bicara Hamdan terdengar sangat penuh kegelisahan dari seberang sana.Hatiku kian dihinggapi rasa ingin tahu.{“Ada apa dengan papi?”} tanyaku lugas yang kini membuat Rindu melepaskan dekapanku agar bisa leluasa memindai ekspresi wajahku.Tampaknya istriku menjadi ikut dijangkiti rasa ingin tahu. Sekarang Rindu mulai menelisikku dengan lekat.Tapi aku masih harus memfokuskan perhatian pada apa yang akan dikatakan Hamdan selanjutnya.{“Pak Rommy melakukan percobaan bunuh diri,”} jawab Hamdan dengan lugas.Aku kembali dikagetkan saat mendengar kabar yang baru saja dikatakan Hamdan.Aku menahan diri untuk tidak mencetuskan apa yang sudah aku dengar agar tak m

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   184. Kembali Ke Jakarta

    {“Apa katamu? Keadaan papi sekarang kritis?!”}Aku terlalu kaget dengan apa yang sudah dikabarkan Hamdan hingga aku sedikit terlupa kalau saat ini oma dan mami sedang bersamaku.Tentu saja mereka segera mengarahkan tatapannya kepadaku.Awalnya aku yang menganggap jika Rommy hanya sedang mencari perhatian dengan melakukan hal yang menyakiti dirinya sendiri sekarang menjadi sedikit ragu.Apakah memang papi sudah seputus asa itu hingga menjadi sangat ingin mengakhiri hidupnya sendiri.{“Pastikan dia mendapatkan perawatan yang terbaik dulu. Terus kabari aku kalau ada perkembangan sekecil apapun.”} Aku menegaskan perintahku yang segera ditanggapi dengan sigap oleh orang kepercayaanku itu.Setelah aku memastikan Hamdan telah melakukan tugasnya barulah aku mematikan panggilan itu dan mulai memberikan perhatian kepada mami dan oma yang kini su

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   185. Melakukan Perawatan

    Rindu POV“Kamu pasti akan mengejar wanita berambut blonde itu kan Mas?” sergahku tegas kepada Mas Bara yang sekarang menjadi terkejut saat mendengar ucapanku.“Jadi kamu melihat Flo di rumah sakit ini juga, Rin?”Jelas Mas Bara kaget karena ternyata aku juga tahu tentang keberadaan Flo di rumah sakit ini.“Iya, dan aku tidak akan membiarkan kamu sendirian menemui wanita itu,” tegasku lugas.Mas Bara terlihat mendesah panjang untuk beberapa saat.“Baiklah, ayo kita ikuti dia bersama dan kita lihat apa yang sebenarnya dia lakukan di rumah sakit ini. Jujur aku sedikit mencurigainya.”Mas Bara kian mempercepat langkahnya yang segera aku ikuti dengan kecepatan yang sama.Ketika akhirnya kami nyaris mendekatinya, wanita cantik yang selalu berpenampilan seksi itu malah berbelo

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   186. Sesuatu Yang Diungkapkan Lina

    Aku mengernyit lugas ketika mendapati sosok berambut blonde itu sudah berada di dekatku. Ternyata dia juga sedang melakukan perawatan di tempat ini.Meski kami hanya sekali bertemu, beberapa hari lalu sempat melihatnya lagi di rumah sakit, cukup membuatku bisa mengingat sosoknya dengan baik.“Aku tak akan kaget kalau kamu melakukan perawatan di tempat terbaik ini, karena kamu adalah Nyonya Richard Huang, yang pastinya memiliki banyak uang.”Aku bergeming tak terlalu menanggapi tapi tatapannya malah kian menegas kepadaku. Bahkan wanita bernama Flo itu mendekatkan kursinya di sampingku.Sikapnya terunggah dingin yang membuatku bersikap waspada padanya.“Kurasa aku bisa membaca dengan sangat jelas apa yang membuat seorang Richard Huang memilih kamu. Nyatanya kamu memang cantik,” imbuhnya lagi.Aku masih diam hanya mendengarkan saja semua

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   187. Terlalu Cemburu

    “Katakan padaku apa tujuan kamu menyimpan foto itu?!”Aku semakin menegaskan nada bicaraku.Flo terlihat sama sekali tak terpengaruh dengan desakanku yang tegas. Bahkan wanita itu mengulas senyuman smirk padaku yang sedang duduk di sampingnya.Nyatanya perdebatan kami saat ini disaksikan dengan penuh perhatian oleh kedua terapis yang saat ini sedang merawat kuku-kuku kami.Sebenarnya aku sudah sangat jengah menghadapi wanita itu, tapi tetap saja aku tak bisa mengabaikan berita yang sudah dia lontarkan. Foto-foto itu benar-benar mempengaruhiku dan terlalu menggelisahkan untuk bisa aku biarkan begitu saja.“Aku yakin sekarang kamu baru percaya dengan apa yang sudah aku katakan.&rdq

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   188. Kembali Mendapatkan Kepercayaan

    Bara POVAku benar-benar tak akan bisa memaafkan Flo atas apa yang sudah dikatakannya pada Rindu sekarang. Bisa-bisanya dia menceritakan sebuah kebohongan pada istriku jika aku telah menjalin affair dengan dia.Jelas dia bermaksud untuk merusak rumah tanggaku dengan ibu dari anak-anakku. Aku tidak akan tinggal diam dan sepertinya aku memang harus memberinya pelajaran keras atas kelancangannya mengambil foto kami ketika dia sedang berusaha untuk merayuku di dalam apartemennya.Walau aku tak melihat langsung foto itu tapi aku bisa memperkirakan kalau gambar-gambar itu akan memancing salah paham dan pastinya juga dapat menjatuhkan nama baikku.“Sayang, lihat mataku, sekarang katakan apa kamu percaya kalau aku benar-benar berselingkuh dengan wanita itu? Apa kamu percaya kalau aku sampai tidur dengan Flo?”Dengan tenang aku berusaha meyakinkan istriku yang pastinya sekaran

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   189. Sebuah Catatan

    “Mi, katakan padaku ada apa?”Aku mendesak mami dengan hati dipenuhi rasa ingin tahu.Tapi kala melihat mami makin tersedu dengan tubuh yang tampak terguncang, segera aku membawa tubuhnya ke dalam pelukanmu.“Mi, jangan menakutiku seperti ini.” Aku semakin tak bisa menahan kekhawatiranku karena sungguh baru kali ini aku melihat sosok yang sudah menghadirkan aku ke dunia itu tampak serapuh ini. Selama ini aku lebih terbiasa melihat sikap acuh dan segala pengabaian mami padaku.Karena itu ketika hubungan kami mulai membaik aku menjadi sangat janggal saat melihatnya terkukung kesedihan.Aku mulai meraih kedua pundaknya demi bisa menentang tatapan matanya yang sayu.“Apa ini masih tentang papi?” Aku mulai mengunggah pradugaku.Mami termangu membalas tatapanku dengan sorotnya yang masih luruh.

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   190. Menginterograsi Flo

    “Dan, kamu sudah melakukan penyelidikan itu?” tanyaku pada Hamdan ketika kami baru selesai membahas tentang beberapa planning dari proyek utama perusahaan.Hamdan yang awalnya sedang meringkas beberapa berkas penting dan menutup laptopnya itu mulai mengarahkan pandangannya padaku. Asistenku yang paling handal itu tampak menautkan alisnya sejenak.“Sampai saat ini aku belum mendapatkan kabar dari beberapa detektif yang sudah aku kerahkan.”“Coba kamu hubungi lagi mereka, dan suruh mereka secepatnya melaporkan apa saja yang sudah mereka dapatkan.”Aku kian memberikan penegasan karena aku benar-benar sudah tak sabar menunggu terlalu lama.Detik berikutnya terdengar suara notifikasi dari gawai milik Hamdan yang tergeletak di atas meja.Hamdan segera meraih gawainya dan memeriksa dengan cermat, sampai akhirnya dia memandang sang

Bab terbaru

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   277. Bahagia Selamanya

    “Diam, atau aku akan menembakmu seperti yang sudah aku lakukan pada Richard!” Aku terperangah saat mendengar pengakuan lelaki berwajah oriental itu. Pengakuannya jelas sangat mengagetkan aku. “Jadi kamu yang sudah menembak suamiku?!” sergahku tandas. Raymond malah tersenyum sarkas menanggapi. “Dia sendiri yang sudah memaksaku melakukan semua ini karena dia terlalu serakah,” tukas Raymond sengit. “Kamu gila!” Aku kembali memakinya dengan suara yang semakin kuat. “Tolong, tolong ....” Aku mulai berteriak ketika Raymond semakin kewalahan dan tak mampu lagi menutup mulutku. Pergerakan di pintu itu semakin intens bersamaan aku mendengar suara gebrakan yang sangat kuat beberapa kali. Raymond yang sedang menggila ini sudah menutup pintu dari dalam hingga sulit untuk dibuka. Pastinya orang-orang di luar ruangan sedang berusaha untuk mendobrak pintu itu. Sementara aku sendiri masih berjuang untuk membebaskan diri dari sergapan Raymond. Tapi beberapa detik kemudian kami malah dikejut

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   276. Di Bawah Ancaman Raymond

    Aku menjadi terlalu kaget mendapati kedatangan Raymond yang sangat tak terduga.Tapi aku malah tak kuasa untuk menghalaunya yang membuat sosok itu terus mendekat dengan penuh rasa percaya diri.“Aku tak menyangka kalau dia mampu bertahan sampai sejauh ini setelah apa yang sudah dia alami,” ungkap lelaki itu sembari mengarahkan pandangannya pada Mas Bara yang sekarang hanya bisa terbaring tanpa kesadaran di atas brankar.Gelisah mulai menerjangku ketika aku mulai melihat tatapan adik dari suamiku yang kini malah memindaiku dengan sangat intens.Aku segera bangkit dan memasang sikap waspada.Setelah kemarin aku melihat sikap Raymond yang tampak berbeda begitu rapuh dan sedih tapi sekarang dia kembali menjadi sosoknya yang dulu, yang terasa licik menakutkan.“Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam ruangan ini?”Selama ini mami melarang orang lain masuk menemui Mas Bara. Tak sembarangan orang boleh menemani Mas Bara. Hanya aku, oma dan mami yang memiliki akses untuk bisa memasuki ruangan. Kar

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   275. Sikap Dingin Mami Sally

    “Sekarang katakan saja apa kamu yang sudah membuat Richard seperti ini?” Abe malah melontarkan tuduhannya dengan terlalu lugas.Aku tak pernah menyangka jika sahabat terdekat suamiku itu akan mengungkapkan tuduhannya dengan sangat lugas pada Lina yang sebelumnya sempat kami bicarakan dan kami curigai.Lina membeliakkan mata, mengunggah kekagetannya yang terlalu ketara.Sejenak aku tak bisa mengartikan tentang ekspresi kekagetannya yang seperti itu.“Apa kamu yang sudah menembak Richard?”Abe kian menegaskan tuduhannya.Lina malah menanggapi dengan tenang hingga kemudian malah mencebik sarkas.“Jadi kalian sekarang mencurigaiku?”Aku dan Abe tak menjawab meski masih saja memberikan tatapan yang sangat lugas pada wanita yang sering mengunggah ekspresi sinisnya itu.“Aku merasa tak perlu untuk memberikan penjelasan apapun pada kalian,” pungkas wanita itu sembari langsung bangkit dari duduknya.Tapi sebelum melangkah wanita itu melemparkan pandangannya pada Abe yang sedang mengikuti perg

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   274. Dikepung Rasa Curiga

    “Apa yang sedang kalian bicarakan?” Segera aku menoleh ke ambang pintu dan menjadi sangat kaget ketika melihat sosok yang sedang kami bicarakan telah berdiri di sana dengan memberikan tatapan yang terlalu tajam.Sempat aku merasa kalau dia sempat mendengar pembicaraanku bersama Abe tadi, yang kemudian menelusupkan rasa gelisah di dalam dada.“Kalian berdua terlihat terlalu dekat, dan aku yakin jika Richard melihat kedekatan kalian, dia tidak akan bisa menerima ini,” sindir wanita berbaju merah itu sangat sarkas.Dengan tatapan yang sama tajamnya aku mulai menentang sorot matanya. Enggan menampakkan ketundukan atas sikapnya yang selalu saja mengintimidasi.Sejak dulu Lina selalu mengunggah keangkuhannya terutama di hadapanku yang pastinya dia anggap sebagai saingan terbesarnya karena nyatanya memang hanya aku yang bisa mendapatkan hati Mas Bara sepenuhnya, sesuatu yang kini membawa kesadaranku kembali atas apa yang sudah aku dapatkan selama ini. Nyatanya memang tak ada yang paling ber

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   273. Mulai Mencurigai Lina

    “Katakan padaku apa yang kamu ketahui tentang suamiku?”Aku segera mencecarnya dengan tak sabar, karena saat ini sekecil apapun informasi yang beredar sangat aku butuhkan karena aku benar-benar ingin menguak tabir misteri tentang penembakan suamiku yang sampai saat ini belum juga terungkap.Abe tampak memindaiku lebih lekat dan aku dengan tegas menentangnya tanpa keraguan.Lelaki bermata tajam itu kemudian menarik nafasnya sejenak sembari menautkan kedua tangannya di depan wajahnya yang lumayan good looking itu.“Sebenarnya sehari sebelum hari naas itu, aku dan Richard sempat bertemu di ruangan ini. Kami membicarakan banyak hal, terutama tentang dirimu dan segala penyesalannya.”Abe sengaja menghentikan kalimatnya kian intens memindaiku seakan ingin menebak apa yang ada di dalam pikiranku saat ini.Tapi aku memutuskan untuk membisu menunggunya melan

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   272. Jatuh Koma

    Sudah nyaris sebulan Mas Bara terbaring koma. Selama itu aku bertahan untuk tetap mendampingi walau keadaanku masih sering diserang mual dan rasa tak nyaman di perut.Tak ada alasan bagiku untuk menyerah karena saat ini prioritas utamaku tetap Mas Bara yang selalu aku yakini tetap bisa mendengar setiap kata yang aku ucapkan di telinganya.Bahkan setiap kali aku datang aku selalu membacakan ayat-ayat Ilahi, sebelum aku mulai mengajaknya mengobrol.“Mas, hari ini aku bawakan lavender, aromanya harum sekali. Kamu bisa menciumnya kan Mas?” tanyaku sembari mendekatkan bunga yang aku bawa di hidungnya.Aku selalu yakin jika Mas Bara selalu bisa merasakan apapun yang aku lakukan walau dia tak memberikan respon apapun. Bahkan tidak dengan kedipan mata, karena mata itu selalu terkatup rapat.Saat melihatnya tetap diam dan beku, hati ini mulai dirasuki kesedihan yang kian pekat

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   271. Kehamilan Kedua

    Rasa tidak nyaman kian menyerangku membuat sekujur tubuhku seakan melemah. Tapi saat ini aku memaksa untuk tetap tegar demi aku bisa memastikan bagaimana keadaan Mas Bara. Gelisah yang menyergapku memaksaku untuk bertahan dan tetap kuat meski sejak tadi rasa mual semakin menekan di dalam perutku.Bahkan ketika aku sampai di Jakarta, beberapa kali aku sudah memuntahkan isi perutku saat berada di dalam pesawat.Oma dan mami sempat menganggap apa yang aku rasakan hanya sekedar mabuk kendaraan.Tapi sesuatu di dalam diriku semakin tak bisa menampik praduga ini. Dengan pengalaman yang sempat aku dapatkan ketika mengandung Raka dan Raya, aku mulai bisa menegaskan pada diriku sendiri jika sekarang aku memang sedang berbadan dua.K

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   270. Kembali Lagi Ke Kota

    “Sesuatu telah terjadi pada Richard!”Ketika oma memekikkan nama suamiku segera aku mendekat dengan hati yang sudah diselimuti kabut kecemasan.“Ada apa dengan Mas Bara, Oma?” tanyaku menjadi kian khawatir.Sementara mami malah menatapku dengan gamang dan mulai menghampiriku untuk bisa memelukku dengan lembut.“Kita harus kembali ke Jakarta hari ini juga Rin.”Mami berucap dengan sangat sungguh-sungguh.Hatiku menjadi kian kuat memendam praduga yang buruk. Aku merasa sangat yakin jika sesuatu telah terjadi pada suamiku saat ini.“Katakan padaku, apa yang sudah terjadi Mi?” desakku semakin gelisah.“Richard membutuhkan kamu,” balas mami masih dengan mengunggah gurat kecemasan di wajahnya.Aku mengernyit penuh kecemasan.

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   269. Sesuatu Terjadi Pada Mas Bara

    Setiap orang bisa menganyam harapan tapi Tuhan yang akan menentukan segalanya. Walau berbagai macam cara telah diusahakan nyatanya, kehendak Tuhan yang tetap berlaku. Takdir telah menggariskan bahwa saat ini adalah perpisahan kami.Hatiku terus memendam rasa kehilangan yang bahkan membuatku terus menangis kala melepas jenazah ibu di pemakaman. Kini jasad yang sosok yang sangat aku sayangi itu telah berbaring di sisi makam bapak. Mereka akhirnya bersama lagi yang membuatku menghadirkan kembali segala kenangan kebersamaan keluarga kami dulu di permukaan ingatan.Tangisku semakin kuat nyaris menyedot segala ketegaran meski oma dan mami mendampingi untuk menguatkan. Sampai akhirnya semua saudaraku ikut mendekat dan kami mulai saling berangkulan berusaha untuk saling menularkan ketegaran.Bahkan Laras telah kembali dari Australia mengejar penerbangan pertama demi bisa ikut mengantarkan ibu menuju peristira

DMCA.com Protection Status