Tubuhku terasa remuk redam setelah pergulatan semalam. Entah berapa kali Jacob melakukannya padaku, aku tak tahu. Yang kuingat adalah saat aku setengah tersadar, aku merasa Jacob menyentuh tubuhku kembali hingga ia mengerang keras karena berhasil melakukan pelepasan entah yang ke berapa kali. Sekarang saat aku terbangun sepenuhnya, aku merasakan sakit dan nyeri di bagian inti tubuhku, dan aku tak melihat Jacob lagi di kamar ini. Ada di mana dia? Aku mencoba untuk bangun tapi rasanya sakit sekali dan aku merasa tak memiliki tenaga untuk bergerak. Brutal sekali pria itu menyentuhku, jika aku mengingatnya aku tak habis pikir bagaimana bisa seorang lelaki memiliki stamina dan kekuatan yang besar seperti itu? Secara fisik Daniel dan Jacob hampir memiliki persamaan, namun untuk kekuatan fisik aku bisa melihat jika Jacob lebih unggul dalam hal itu. Apalagi jika melihat ada dua tanda bekas luka memanjang di dada sebelah kanan Jacob, seperti bekas sebuah luka dari benda tajam. Aku tak bisa me
"Putraku? Willyam...?” lirihku dengan kedua netra berkaca-kaca.Nafasku sesak seketika melihat pemandangan yang ada di depan mataku sekarang. Bayangan kejadian saat penculikan itu kembali terlintas dalam pikiranku, saat di mana Willyam datang dengan tiba-tiba dan bermaksud menolongku, namun ia harus di bunuh dengan kejam di depan mataku. Dan anakku, apa yang terjadi sehingga ia jika harus meninggal sebelum dilahirkan di dunia ini?Setelah mengumpulkan mentalku akhirnya aku pun turun dari mobil dan berjalan lemah menuju ke dua makam yang memang masih tampak baru. Kedua makam itu berjejer bersebelahan di sebuah tanah lapang yang indah dekat perbukitan. Dan sejauh yang kulihat, hanya ada dua makam.Melihatnya tentu saja membuat kedua netraku berkaca-kaca, menahan tangis yang ingin keluar. “Aku yang memerintah orang-orangku untuk mengubur mereka bersebelahan agar mereka tidak kesepian berada di sini,” tutur Jacob yang berdiri tak jauh di depanku.“Apa yang terjadi sebenarnya saat itu, J
"Ahhggtt!! Sakit Jacob, kumohon sudah, cukup!!” aku memohon dengan suara gemetar saat Jacob bergerak liar di dalam tubuhku. Sudah ke sekian kalinya Jacob menyentuhku, ia memaksaku untuk melayaninya walaupun tubuhku ini merasa belum siap untuk menerima serangannya yang sedikit kasar dan brutal, seakan staminanya begitu besar dan menggebu untuk bercinta.“Kenapa, kau sudah tidak kuat??” sahutnya santai dengan terus memompa miliknya ke dalam inti tubuhku, kali ini dengan posisi berdiri di belakangku. Tubuhku yang menempel menghadap tembok dinding kamar merasa sudah lelah melayani nafsunya yang menyala-nyala selama aku telah resmi menjadi istrinya yang sah.Kedua netraku memejam kuat menerima pergumulan ini yang lebih tepatnya seperti penyiksaan bagiku. Seluruh tubuhku terasa sudah lemah dan tanpa tenaga, tubuh kami berdua dipenuhi oleh peluh, sudah hampir berjam-jam suasana kamar ini dipenuhi suara desahan dan erangan. Aku yakin jika kamar ini tidak kedap suara, orang di luar ruangan aka
"Kenapa bagian bawah tubuhku sakit sekali? Lebih sakit dari semalam yang aku rasakan?” desisku saat aku pertama kali membuka mataku dan seperti biasanya aku tak melihat Jacob ada di kamar ini, entah sejak kapan ia pergi setelah menyentuhku dengan brutal semalam. “Selamat pagi, Nyonya. Biarkan saya membantu Anda untuk bangun," sapa pelayan wanita bernama Debora yang beberapa hari ini mengurusku selama aku menjadi istri atau lebih tepatnya tawanan dari Jacob Hayden. Debora baru saja masuk tidak lama setelah aku bangun, dengan cekatan ia membuka tirai kamar yang ada di ruangan dan memang keadaan di luar sudah terlihat terang dan cerah. Entahlah, sejak aku berada di kastil dan terkurung di sini aku benar-benar tak tahu waktu dan hari.“Pukul berapa sekarang, Debora? Dan di mana tuan Jacob sekarang?” Tanyaku dengan kedua mata menyempit karena merasa sedikit silau dengan cahaya terang dari yang ada di jendela besar kamar yang kini sudah sepenuhnya terbuka.“Sekarang sudah pukul 9 lewat, Ny
"Aah, di mana aku?” gumamku lirih saat aku baru membuka mata. Aku mencoba mengerjapkan kedua mataku dan mengamati, ternyata aku berada di tempat yang familier, yaitu kamar di kastil milik Jacob Hayden, pria yang sekarang resmi menjadi suamiku selama beberapa hari ini, dan kini setelah aku sadar sepenuhnya pria itu, Jacob Hayden Al Jassem tengah duduk di samping tempat aku terbaring sekarang.“Kau sudah sadar?” Masih dengan ekspresi datarnya dia menatapku.“Apa yang terjadi padaku, Jacob?” lirihku masih merasakan lemah di sekujur tubuhku sekarang.“Kau pingsan saat sedang mandi. Apa aku tidak ingat?” pria dingin itu menyahut datar.Kepingan ingatan saat sebelum aku berada berbaring di sini pun kembali terlintas. Ketika aku mandi dan melihat air dalam bathub berubah menjadi merah karena darah!“Darah...? Aku ingat, aku berdarah,” lirihku dengan tatapan lemah sekaligus masih merasa syok jika mengingat kejadian itu.“Kau mengalami pendarahan hebat, karena kau masih dalam masa nifas. Itula
“Sejak kapan Daniel yang hebat dan bersih, mencintai alkohol melebihi istrinya yang bagai dewi itu?” ledek Larry Onselan, melihat teman dekatnya yang sudah beberapa hari dan tiap malam menghabiskan waktunya berada di bar dan klub hanya sekedar minum kemudian berakhir mabuk.Pria berambut coklat itu tampak sedikit prihatin melihat Daniel Noel yang baginya kini tampak begitu menyedihkan. Entah apa yang membuat Daniel tampak berubah seperti ini. Apa karena hubungan Daniel dan Helen yang sedang buruk atau karena sejak menghilangnya istri keduanya yang merupakan mantan sekretaris cantik Daniel sendiri?Larry Onselen cukup tahu banyak segala hal tentang Daniel Noel. Ia juga adalah salah satu saksi dari pernikahan di bawah tangan Daniel dengan Lucy Watts. Skandal teman baiknya bersama dengan sekretarisnya yang berakhir dengan cukup dramatis karena sampai sekarang Lucy Watts belum ditemukan keberadaannya. Mungkinkah karena itu Daniel Noel menjadi frustasi hingga menjadi pemabuk seperti ini?
Pagi itu seperti yang dijanjikan Helen menghentikan mobilnya di sebuah villa terpencil di tepi danau yang biasa ia habiskan waktu jika bersama dengan Jason Morean, kekasih gelapnya. Penampilannya yang selalu cantik sempurna selalu ia tampilkan di mana pun tempat. Seperti sudah sangat mengenal tempat itu, Helen berjalan masuk ke dalam villa tanpa sedikit pun ragu, dan di dalam sana, sudah menunggu seorang pria tampan dengan jambang tipis sebagai ciri khasnya menyambut kedatangan Helen Noel. Senyumnya lebar dan begitu menawan terbit di wajah tampan pria bertubuh atletis itu. Siapa lagi jika bukan Jason Morean, seorang aktor dari Spanyol yang cukup memiliki nama besar di dunia perindustrian film Hollywood.Tatapan mereka bertemu satu sama lain dalam senyum cerah yang tak lepas di wajah sepasang dua manusia berbeda jenis yang saling memendam rindu. Mereka berpelukan dan saling berciuman menuntaskan hasrat sesaat yang lama terpendam. “Bagaimana kabarmu, Helen sayang? Lama kita tak bertemu
8 bulan kemudianHari-hariku berlalu begitu saja tanpa terasa, dan masih tetap berada di tempat yang sama, yaitu berada di kastil Jacob Hayden Al Jassem. Selama itu pun aku hanya melakukan rutinitasku berada di dalam kastil. Sikap Jacob padaku yang masih tetap sama, hanya menganggapku sebagai tawanan dan bukan seorang istri. Atau lebih tepatnya, aku hanya sebagai budak sex dari seorang Jacob sendiri. Tugasku selama ini hanya melayani kebutuhan ranjang Jacob, sang pria blasteran timur yang bagiku tetaplah misterius.Selama beberapa bulan aku berada di kastil, selama itu pun aku berusaha mencari tahu informasi tentang Jacob Hayden, namun aku masih harus bekerja keras untuk hal itu karena sepertinya Jacob memang sengaja menyembunyikan masa lalunya padaku dengan sangat baik. Sekali waktu Jacob sering bepergian entah ke mana untuk waktu yang cukup lama. Entah apa yang ia lakukan, dan pekerjaan apa yang selama ini ia lakukan di luar sana sehingga memiliki kehidupan yang mewah di kastil ini,
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi