Sebuah mobil mewah keluaran terbatas berhenti di mansion milik janda kaya mendiang produser ternama Alan Bells, pria tinggi dan tampan dengan bentuk tubuh proposional keluar dari dalam mobil itu dan kemudian masuk ke dalam mansion di antar oleh seorang maid yang menunjukkan keberadaan majikannya. “Kau sudah datang Daniel?” Suara lembut menggoda terdengar. Si pemilik suara menampakkan dirinya dengan balutan gaun seksi warna merah menggoda yang sepertinya menjadi warna favorit wanita itu jika ingin mendekati mangsa. Sosok itu kini melangkah mendekati Daniel Noel yang berdiri dengan tatapan datar tanpa ekspresi. “Aku tahu kau pasti akan datang Daniel, tapi aku tak menyangka kau akan datang secepat ini. Sungguh ini membuatku senang,” ucap Lilian Bells, janda dari mendiang Alan Bells. “Tak perlu basa-basi. Aku hanya ingin menagih ucapanmu waktu itu saat di pesta,” Daniel Noel menjawab dingin, dan tak bergeming sedikit pun saat jemari lentik dan nakal Lilian mulai bermain-main di wajah ta
Setelah melakukan pergumulan panas yang tidak seharusnya dilakukan, kini dua tubuh polos itu terbaring di ranjang saling mengatur nafas mereka yang tak beraturan. “Kau hebat, Daniel. Kau adalah pria pertama yang berhasil memuaskanku hingga aku orgasme berkali-kali! Aku tak salah memilihmu sebagai pria idamanku selama ini,” bisik Lilian dengan suara parau yang masih terasa berat, ia mendekati Daniel yang terbaring terpejam di sebelahnya dengan nafas yang masih sepotong-potong. “Jangan menyentuhku! Kau sudah membuatku menjadi pria brengsek yang mengkhianati sebuah pernikahan!” tolak Daniel menepis kasar tangan Lilian yang mencoba menyentuh tubuh polosnya lagi. Mendapatkan penolakan itu Lilian justru terkekeh geli. “Apa kau masih menyebut pernikahanmu dengan Helen itu suci, Daniel Noel? Sedangkan di belakangmu Helen juga telah melakukan pengkhianatan,” ejek Lilian dengan tersenyum jahat. “Katakan padaku apa yang kau tahu semuanya tentang Helen selama ini!? Jangan mencoba memprovokasi
Dominic Corp. Sejak kedatangan Jacob yang menghebohkan di Dominic Corp. Beberapa waktu lalu, sejak saat itu juga sikap para karyawan di perusahaan terutama Mr. Hopkins berbeda padaku. Sebenarnya aku tak suka dengan perubahan ini, karena bagiku hal ini justru membuatku tak nyaman. Sikap mereka yang berlebihan di mataku seperti terlihat tak tulus, namun karena merasa takut. Seperti pagi ini saat aku baru saja sampai di perusahaan, beberapa karyawan yang kutemui tersenyum padaku, bagiku senyum mereka itu terlihat canggung walaupun terlihat ramah. Padahal sebelumnya aku tahu di belakangku mereka banyak bergosip tentangku. Kehadiran Jacob benar-benar membawa pengaruh yang besar. Lara O’neil masuk ke ruanganku, ia tersenyum lebar padaku dan dapat aku tebak ia pasti mendapatkan kabar baik hari ini. “Selamat pagi Manager, hari ini aktor Jason Morean akan langsung datang ke perusahaan Dominic untuk membicarakan kontrak kita secara langsung. Beliau tertarik untuk bekerja sama dengan kita.”
Aku berjalan dengan penuh percaya diri, menuju ke restoran tempat di mana aku dan Jason Morean akan bertemu. Beberapa hari setelah pertemuan kami yang pertama untuk menanda tangani kontrak proyek Genz, melalui Manager Jason Morean kami akhirnya memutuskan untuk bertemu kembali. Tentu saja aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu bukan? karena itu aku pun langsung menyetujuinya.“Selamat malam, Mr. Morean. Apa Anda menunggu lama?” Aku sengaja menampilkan senyuman terbaikku saat tatapan kami bertemu, kulihat penampilannya begitu rapi malam ini dengan mengenakan jas biru tua dengan beberapa kancing atas terbuka seolah sengaja menampilkan dadanya yang sedikit berbulu.“Selamat malam Miss. Watts. Hanya beberapa menit. Bahkan jika saya harus menunggu berjam-jam untuk bertemu dengan wanita secantik Anda itu tidak masalah bagi saya.” Pria berjambang tipis itu tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya yang terawat.“Anda pintar sekali memuji dan terima kasih karena membuat saya tersanjung.
Aku baru saja selesai berendam saat suara bunyi bel di luar pintu apartemen berbunyi. Dalam hatiku bertanya siapakah yang malam-malam begini berkunjung? Karena sejak tinggal di penthouse ini memang aku tak pernah menerima tamu siapa pun, kecuali Jacob sendiri yang datang malam itu masuk ke dalam kamarku. Mungkinkah Jacob? Tapi rasanya tak mungkin, karena selama aku mengenalnya, pria itu selalu keluar masuk, datang dan pergi sesuka hatinya tanpa permisi. Lalu siapa? Merasa penasaran aku yang masih memakai kimono handuk mencoba berjalan mendekati pintu dan memeriksanya. “Siapa?” Hening. Tak ada jawaban. Merasa curiga aku pun mengurungkan niatku untuk membukanya. “Biarkan aku masuk, Lucy! Kita perlu bicara. Aku Daniel Noel.” Sebuah suara bariton yang kukenal terdengar jelas, aku merasa tak percaya untuk beberapa saat, namun dengan cepat aku pun berpikir untuk tak mengizinkan pria itu masuk ke dalam. “Aku merasa tak memiliki urusan lagi denganmu, Daniel. Kau pergilah! Kau tidak akan a
Plakk!! "Argh!!" Aku menjerit keras saat tamparan itu mendarat di pipiku dengan kasar. Sakit, nyeri dan panas kurasakan di wajahku kini, hingga aku merasa kepalaku pening selama beberapa saat. “Berani sekali kau membiarkan pria selain aku menyentuhmu, hah!!!” maki Jacob marah, ia datang malam itu juga, beberapa jam setelah Daniel pergi. Tanpa basa-basi datang dengan tergesa dan kemudian menamparku dengan kasar saat aku berada di kamarku sendiri. Tubuhku yang tersungkur di tepi ranjang, hanya bisa meringis menahan sakit, hingga tanpa aku sadari aku mengeluarkan air mata di pelupuk mataku, menahan rasa nyeri di pipi dan sakit di hatiku karena pria yang merupakan suamiku menamparku dengan kasar untuk pertama kali. “Maafkan aku, aku tak tahu Daniel akan datang dengan tiba-tiba ke sini..,” aku membela diri dengan suara serak menahan tangis yang ingin keluar. “Tidak hanya mantan suami brengsekmu itu, kau juga telah melakukan kesalahan dengan berani pergi makan malam berdua dengan akto
“Ahh, sakit...” Aku merasakan sakit di beberapa bagian tubuhku saat kesadaranku mulai terjaga dan aku mulai membuka kedua netra ini yang masih terasa berat.“Kau sudah bangun?” suara dari pria yang aku kenal kejam itu terdengar dingin.Pandanganku seketika beralih pada pria yang tengah duduk di sofa dekat ranjang dengan posisi duduk bersila dengan satu kaki, sedangkan satu tangannya memegang whisky. Kedua netranya yang berwarna gelap kini menatapku tajam dan menusuk. Sungguh jika melihat sosoknya yang seperti ini, dia bagai pria tak berhati yang kejam pada seorang istri.“Hukuman itu hanya baru sebuah peringatan untukmu, karena kau telah mencoba bermain hati dengan pria lain selain aku.” Dengan gaya cueknya ia meminum whisky itu kemudian berdiri mendekatiku yang masih terbaring tak bergerak dengan posisi telentang di ranjang.“Kau pria kejam Jacob Hayden,” desisku dengan tatapan tajam.“Aku bukan pria bodoh, Lucy. Jadi jangan berusaha membodohiku dengan aturan yang aku buat sebelumnya
Malam buta di sebuah tempat di pinggir jembatan Los Angeles terlihat dua sosok pria tinggi dengan postur yang sama bertemu dan kini mereka berdua saling berhadapan satu sama lain. Tampak dengan jelas aura di antara keduanya begitu dingin, melebihi dinginnya cuaca malam itu di kota Los Angeles, tatapan mereka berdua begitu menusuk satu sama lain, menakutkan untuk terlihat walaupun dengan mata telanjang. “Ke depannya jika kau berani menyentuh istriku lagi, aku tak akan segan membantai seluruh keluargamu Daniel Noel,” desis pria berwajah blasteran timur yang tak lain adalah Jacob Hayden Al Jassem. “Sebelum kau melakukannya aku akan menghancurkanmu terlebih dahulu!” tukas Daniel tak kalah tajam. Jacob menyeringai, netranya berwarna gelap tajam menatap saudara tirinya dengan tatapan mengejek, “Kau percaya diri sekali bisa menghancurkanku, sedangkan perusahaan yang kau banggakan itu sedang diujung tanduk.” “Itu bukan masalah yang besar untukku, sekali pun aku tak memiliki apa-apa, selama
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi