ISTRI GLOWING SUAMI KELING 12Jaka mengantarkan Risma terlebih dahulu. Sampai di rumah ia membantu membukakan pintu dan membawakan martabak yang mereka pesan tadi. Risma sendiri menggendong Alika. Risma langsung merebahkan putrinya di kamar. Lalu menghampiri suaminya yang duduk di karpet ruang tamu."Mas, pergilah! Selesaikan masalah keluargamu dulu, jangan dibiarkan berlarut-larut. Ibu sudah tua, tidak seharusnya dibebani dengan hal-hal yang seharusnya tidak beliau pikirkan," ucap Risma bijak. Walau sering kali dicela dan dimaki, entah mengapa Risma justru iba melihat keadaan ibu mertuanya itu."Tapi, Mas Joni juga keras kepala. Sulit sekali memberi pengertian pada mereka, Dek!" sahut Jaka seperti putus asa.Risma menghela nafas kasar. Ia tau ini sulit, karna mungkin masalahnya sudah terlalu lama dan akan mengorek luka lama."Tenangkan dulu Ibu dan Mas Joni. Selanjutnya kita cari jalan keluarnya bersama. Barangkali aku bisa bantu jika sudah tau semuanya. Jujur, aku mau kasih saran ju
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 13"Duduk!" bentak Jaka karna kakaknya masih berdiri bergeming menatap nyalang ibunya, hanya tangannya sudah ia turunkan.Joni melengos, menghembuskan nafas kasar lalu duduk di sofa dengan sedikit kasar."Bu, aku sudah bilang kan, jaga sikap Ibu! Kalau Ibu seperti ini terus, bukan tak mungkin suatu saat bisa kehilangan anak, nggak hanya kehilangan menantu," ucap Jaka tegas."Maaf jika pada akhirnya Jaka harus bicara apa adanya, meskipun itu akan menyakiti hatimu, Bu. Aku hanya ingin keluarga ini rukun dan utuh. Hanya Ibu orang tua kami sekarang. Setelah Bapak wafat, otomatis tanggung jawab menjaga Ibu ada pada kami. Terkadang, sikap Ibulah yang membuat kami jengah. Jika bukan karna Risma pun, mungkin aku juga sudah menyerah menghadapi sikap Ibu. Semua belum terlambat, apa yang tersisa masih bisa diperbaiki agar lebih baik dikemudian hari. Yang sudah, ya sudah, maafkan lupakan," papar Jaka panjang lebar.Bu Dewi menunduk tajam, tak berani menatap anak-anaknya
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 14"Bagaimana dengan Ibu, Mas?" tanya Risma sambil merapikan benang yang berantakan akibat ulah ibu mertuanya.Jaka yang menyandar tembok mendesah putus asa. Dia menhendikkan bahu, lalu menggeleng pelan.Risma menatap iba suaminya, kentara sekali jika dia terbebani dengan masalah ini. Rambutnya berantakan, wajahnya kusut. Jaka meremas rambutnya dengan kedua tangan, kepalanya terasa penuh."Masalahnya sudah merembet kemana-mana, Dek!" ucap Jaka pelan.Risma mengerutkan dahi, bingung dengan ucapan suaminya. "Maksudnya?"Jaka menghela nafas kasar, lalu duduk bersila. Mencomot martabak manis yang tadi dibelinya, menguyahnya perlahan."Mas, aku mau tanya, siapa Wulan?" tanya Risma penasaran. Bu Ida hanya menyebutkan namanya saja tanpa ada sedikit pun informasi yang diberikan membuat Risma begitu penasaran.Jaka menghentikan kunyahannya mendengar pertanyaan Risma. Dia mendongak dan menatap w
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 15"Cemburu, sama Alika? yang benar saja. Ya Allah, apa lagi ini?" pekik Risma. Ia benar-benar dibuat heran dengan tingkah ajaib keluarga suaminya."Anaknya nggak pernah disayang Ibu, ditanyain kabarnya pun nggak pernah," ucap Jaka. Sekarang dia tidur terlentang dengan kedua tangan ditekuk sebagai bantal, sedangkan matanya menatap langi-langit rumah. Risma sendiri duduk selonjor di sampingnya."Ohh ... jadi udah punya anak sama Mbak Wulan. Ya wajar sih kalau belum bisa move on, nggak cuma karna cinta, tapi juga karna anak. Tapi caranya saja mungkin yang kurang tepat buat ambil hati Ibu," ujar Risma."Ayok, Mas. Pindah di kamar tidurnya," ajak Risma menepuk pelan bahu Jaka yang mulai terlelap.Jaka membuka mata, duduk sebentar baru beranjak ke kamar. Risma sendiri membereskan sisa martabak, ia taruh di dapur. Masih sisa setengah, esok bisa buat sarapan. Mengecek pintu juga jendela, memastikan sudah terkunci semua
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 16"Mau masak apa emang?" tanya Bu Dewi tak seketus tadi."Apa saja, seadanya bahan di kulkas. Risma lagi malas ke warung," sahut Risma lalu membantu Bu Dewi berdiri.Risma menggandeng lengan ibu mertuanya, mengajaknya ke dapur rumahnya. Dapur Risma memang lebih kecil dibanding dapur Bu Dewi, tapi bersih dan rapi.Bu Dewi membuka kulkas, melihat bahan apa saja yang ada di sana. Hanya ada bayam, tempe, dan telur. Ia mengeluarkan semuanya. Sementara Risma mengambil tampah juga bumbu dapur."Enaknya dimasak apa ya, Bu?" tanya Risma basa basi."Tempenya diorek basah, sayur bayam, sama telur dadar," jawab Bu Dewi menaruh sayuran yang ia ambil dari kulkas ke tampah yang di bawa Risma.Risma mengangguk, lalu menaruh tampah di lantai, menarik dingklik untuk duduk ibu mertuanya, sedangkan ia duduk di lantai. Risma mulai mengupas bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih juga cabai. Sementara Bu Dew
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 17"Ini sekali makan juga habis, Ris!" cetus Bu Dewi setelah selesai masak dan menaruhnya di mangkok."Nggak apa, Bu. Nanti siang kita beli sayur mateng aja. Besok Risma baru ke pasar, sekalian ada perlu," sahut Risma yang sedang mengambil piring di rak piring."Jangan boros-boros, kasihan suamimu, badan sampe keling gitu dapet duit nggak ada yang nyangkut," nasehat Bu Dewi."Iya!" Risma menjawab singkat lalu mendesah pelan. Nyangkut di pohon kali, heran, kok nggak pernah mandang kerjaan anaknya apa, dikira upahnya gede apa, batin Risma menggerutu.Sementara itu Jaka di kamar sedang bercanda dengan Alika yang baru bangun tidur. Risma yang melihat dari ruang tengah tersenyum. Merekalah kekuatannya dalam menghadapi ujian rumah tangga "Alika, mandi sama nenek, yuk!" ajak Bu Dewi dari ambang pintu kamar setelah meletakkan sayur di ruang tengah. Alika langsung melepaskan pelukan ayahnya dan berlari memeluk
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 18Risma mematung, menatap nanar suaminya yang pergi membawa amarah. Menyisakan kayu, juga peralatan tukang yang berserak begitu saja. Jujur, hatinya pun sakit mendengar ucapan ibu mertuanya. Tapi dia berusaha abai, karna biar bagaimanapun ibu tetap orang tua.Bu Dewi pun duduk terpaku di teras rumah Jaka. Tenggorokannya tercekat setelah mendengar kemarahan putranya. Lidahnya yang begitu tajam mendadak kelu. Tak menyangka, Jaka yang begitu sabar selama ini bisa semarah itu. Rasa kesepiannya selama ini berubah menjadi iri dan dengki dengan menantunya sendiri. Matanya memanas dan mulai berkabut. Bulir bening itu meluncur membasahi pipi yang mulai keriput termakan usia.Risma menoleh, menatap ibu mertuanya dengan perasaan yang sulit diartikan. Sedih, kecewa, juga iba. Dia lalu membereskan kayu yang berserakan, juga peralatan tukang suaminya. Setelah dirasa rapi, dia menyeret langkahnya pada ember yang terongkok di tanah dekat pintu
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 19"Suruh saja Ibumu menikah lagi," ucap Pak Sugeng dengan entengnya, lalu membuang putung rokok ke selokan."Ehh!" Reflek Jaka menatap Pak Sugeng dengan satu alis terangkat. Yang ditatap hanya nyengir dan menggaruk tengkuknya.Jaka lantas menatap ke depan lagi, lalu mengambil kerikil yang ada di dekatnya dan dilemparkan ke arah jalan."Ibu sudah tua, Pak. Mana ada mikirin nikah," ucap Jaka setelah melihat kerikil yang dia lempar menghilang dibalik semak diseberang jalan."Emangnya udah kamu tanya? Kok bisa tau kalau nggak mikirin nikah lagi?"Jaka menggeleng, lalu mencabut rumput di sampingnya dan memainkannya dengan kedua tangan."Sok tau berarti kamu itu!" ujar Pak Sugeng sambil menoyor pelan kepala Jaka."Perempuan yang ditinggal mati kan biasanya nggak mau nikah lagi, Pak. Bahkan sampai sekarang Ibu masih sering mengunjungi makam Bapak, itu kan artinya Ibu masih sayang sama mendia
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 30Waktu terus bergulir begitu cepat. Tanpa terasa seminggu lagi acara pernikahan Joni. Kali ini Bu Dewi lebih antusias dari biasanya. Meski hanya sederhana tapi Bu Dewi mempersiapkan sebaik mungkin.Risma ikut senang dengan perubahan ibu mertuanya itu. Ya ... walau belum sepenuhnya, tapi ucapan pedasnya sudah turun level. Hampir setiap hari dia membantu apa saja yang bisa dilakukan. Seperti hari ini, Risma membantu membuat peyek kacang juga rebon untuk isi toples dan acara selametan."Itu bumbu buat peyeknya diulek yang halus, Ris!" titah Bu Dewi sambil memasukkan kue kering ke dalam toples."Ya, Bu.""Daun jeruknya jangan lupa iris tipis.""Iya." Risma hanya menjawab singkat tanpa menoleh karena sedang fokus pada ulekan."Santennya pakai kelapa tua, jangan pakai santan instan, kurang gurih nanti.""Ya.""Minyaknya pakai yang baru. Kamu ambil di lemari.""Iyaaa."
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 29"Ini cincin untuk kamu, Jon. Dan ini untuk Jaka." Bu Dewi menyerahkan cicin pernikahannya yang sudah sejak lama dia simpan. Masing-masing satu untuk Joni dan Jaka. Joni mendapatkan cincin Bu Dewi, sedangkan Jaka mendapat cicin mendiang bapaknya.Jaka dan Joni yang duduk bersisian saling pandang. Lalu menatap cicin yang berada di telapak tangan mereka. Belum begitu faham dengan maksud sang ibu memberikan cincin itu kepada mereka."Anggap saja itu bukti rasa tanggung jawabku sebagai ibu pada kalian. Gunakan untuk modal usaha, atau kalian berikan pada istri kalian. Terserah." Bu Dewi menghela napas berat sebelum melanjutkan ucapannya. "Ibu sadar selama ini tidak pernah membantu kalian sejak kalian memutuskan menikah, padahal anak lelaki itu milik ibunya. Harusnya ibu juga bertanggung jawab saat kalian dalam kesusahan dan masalah, tapi ibu malah menambah masalah."Bu Dewi menunduk tajam, tak sanggup untuk melihat anak-ana
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 28"Satu bulan lagi? Yang benar saja," protes Bu Dewi."Ibu ini aneh, kemarin-kemarin susah dimintai restu, marah-marah Mas Joni bawa Mbak Wulan ke rumah takut zina katanya. Giliran udah ngasih restu mau cepet-cepet nikah biar nggak timbul fitnah apalagi sampai zina diprotes juga. Heran deh," sahut Jaka yang duduk di bangku belakang bersama istrinya."Barangkali ada yang buat kamu kepikiran, Wi? Coba ngomong dari sekarang biar nggak jadi masalah nanti," ucap Bude Narti mencoba tak memojokkan adik iparnya itu, walaupun sedari tadi dia sendiri sudah mengelus dada melihat tingkahnya."Semua kan butuh persiapan, butuh biaya," balas Bu Dewi ketus."Nggak perlu khawatir soal uang." Joni yang fokus menyetir akhirnya menyahut."Aku sudah ada. Semua kebutuhan biar aku yang tanggung. Asal nggak menuruti gengsi dan ego Ibu insyaallah cukup. Yang penting sah dan selametan sederhana. Meski sederhana tapi nggak malu-
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 27Setelah salat magrib semua berkumpul di ruang tamu. Kecuali Bu Dewi yang sedari tadi masih belum keluar kamar. Aneka kue, juga jajanan pasar sudah ditata sedemikian rupa dalam beberapa wadah. Ditambah hiasan pita juga plastik parsel bening menambah cantik kue-kue itu.Risma sengaja mandi juga bersiap dari rumah mertuanya, agar tak bolak balik dan menghemat waktu. Sedangkan baju dan yang lainnya dibawakan Jaka setelah pulang kerja dan mampir kerumah dulu untuk mandi dan bersiap.Joni keluar lebih dulu untuk mengambil mobil yang akan digunakan untuk acara lamarannya. Sedangkan Pakde Burhan juga Bude Narti memilih menunggu di kursi teras. Alika sendiri tak pernah jauh dari kakeknya. Risma dan Jaka lebih memilih menunggu di ruang tamu."Pinjem mobil siapa, Jon?" tanya Pakde Burhan dari kursi teras, setelah Joni keluar dari mobil yang ia kendarai. Alika, duduk anteng dipangkuannya."Mobil temen, Pakde!" sahut Joni
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 26Akhirnya sepakat, lamaran dilakukan esok hari. Joni langsung menghubungi Wulan agar di sampaikan pada orang tuanya. Buah tangan pun cukup membeli saja di pasar agar tidak ribet. Walau Bu Dewi setengah hati, tapi tetap merestui.Jaka bisa kerja lebih dulu, karna acaranya jam tujuh malam. Risma pun bisa ke pasar dulu, juga menjait furing untuk tas pesanan pelanggannya. Sedangkan Joni memilih mengambil cuti."Wi, itu gula sampai meleleh di lemari, kamu beli dari kapan?" tanya Bude Narti yang tidak sengaja melihat isi lemari dapur adik iparnya, penuh dengan kebutuhan dapur."Ohh ..., itu dari Jaka. Dia kalau gajian suka beliin, katanya kalau ngasih duit nggak seberapa malu, jadi dibeliin keperluan rumah. Kadang sabun mandi, detergent, pasta gigi, kadang juga kue," terang Bu Dewi dari kursi meja makan.Bude Narti lalu melihat lihat aneka perabotan yang dikumpulkan Bu Dewi dari dia masih pengantin baru. Banyak seka
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 25"Risma, ambil nasi, ikan bakarnya sudah mateng!" titah Pakde Burhan sembari berjalan masuk rumah dengan kedua tangan memegang piring berisi ikan bakar. Alika mengekor di belakangnya."Oalah, Pak ... tadi kan udah sarapan," sergah Bude Narti."Nggak apa, Bude. Kan habis perjalanan jauh, pasti laper lagi," ujar Risma menatap Bude Narti dengan seulas senyum lalu beranjak dari duduknya.Pakde Burhan duduk di tempatnya semula setelah meletakkan piring berisi ikan bakar buatannya. Aromanya memang menggugah selera."Itu, gimana ceritanya, ikan bisa gosong sebelah?" Bude Narti menunjuk ikan yang paling pinggir di piring."Itu bukan gosong, tapi kematengan," bela Pakde Burhan."Nek, aku mau makan lagi, ya, disuapin!" pinta Alika yang duduk dipangkuan Bu Dewi."Iya. Tadi emang belum makan?" tanya Bu Dewi sembari mengecup pucuk kepala cucunya."Udah, tapi laper lagi," jawab Alika, tangannya mengusap-usap perut sambil nyengir menatap neneknya.Bude Narti memperhatika
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 24"Pakde, silahkan diminum tehnya, mumpung masih hangat," ucap Risma seraya menaruh nampan berisi dua cangkir teh di atas karpet. Bude Narti menyusul membawa gorengan yang tadi dibawanya dari rumah."Nggak di rumah, nggak di sini sama aja, gorengane Bune," cibirnya yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang istri.Risma meringis, sedikit sungkan karna tak ada apa-apa untuk disuguhkan saat ada tamu datang. Kebetulan memang hari ini rencananya akan ke pasar. Siapa sangka sudah kedatangan tamu duluan. Alhasil hanya menyuguhkan apa yang ada.Tak mungkin juga meninggalkan tamunya begitu saja di rumah, lalu dia pergi ke pasar. Andai ada suaminya di rumah pun, sungkan jika ingin ke pasar, kecuali hanya ke warung. Sedangkan tukang sayur pasti hanya tinggal sisa-sisa dagangan saja jika sudah jam delapan. Hanya ada sisa ikan kemarin di kulkas."Dari rumah jam berapa tadi, Bude?" tanya Risma mengalihkan bahasan seraya
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 23CeklekRisma masuk rumah begitu saja tanpa mengucap salam seperti biasa. Padahal dia tau suaminya ada di rumah, terlihat dari motor yang terparkir di samping rumah. Jujur, hatinya masih kesal."Sudah pulang, Dek?" sapa Jaka tersenyum ramah sambil berjalan menghampiri istrinya yang baru saja masuk rumah.Risma yang baru menutup pintu, berbalik dan mendongak, menatap datar suaminya. Tanpa menjawab langsung melenggang masuk begitu saja. Sedangkan Alika tertidur dalam gendongannya.Jaka memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya. Bingung bagaimana cara membujuk istrinya. Dia lalu menghela nafas kasar dan menyusul istrinya ke dalam."Semua gara-gara, Ibu!" lirihnya sambil berjalan.Risma sendiri masuk ke kamar. Perlahan menidurkan putrinya di kasur. Dia meletakkan dengan pelan agar tidur Alika tidak terganggu.Jaka lebih memilih menunggu di ruang tengah. Ingin mengajaknya bicara, tapi
ISTRI GLOWING SUAMI KELING 22"Mbak, apa kabar?" sapa Jaka dari ambamg pintu ruang tamu rumah Ibunya.Wulan yang sedang mengobrol dengan sang pujaan hati alias mantan suaminya menoleh, tersenyum mengangguk. Lalu berdiri menyalami Jaka yang sudah mendekat dan mengulurkan tangan."Alhamdulillah, baik. Udah lama ya, nggak ketemu. Lho, istri dan anakmu tak diajak?" tanya Wulan karna tak mendapati istri dan anak Jaka setelah lelaki itu masuk rumah. Justru mantan ibu mertuanya yang melenggang masuk begitu saja dengan wajah ketus, seolah tak ada orang di ruang tamu."Di rumah, Mbak. Alika lagi tidur, jadi Risma nungguin," jawab Jaka tersenyum menutupi apa yang sebenarnya terjadi."Duduk, Mbak!" Jaka mempersilahkan tamu kakaknya itu duduk kembali. Jaka pun ikut duduk di sofa single berhadapan dengan mereka."Ibu, kok nggak keluar-keluar dari tadi," gumam Jaka pelan yang masih bisa didengar Wulan juga Joni.Joni mendengus pelan,