Tadi, setelah Sekretaris Brian menghubunginya, Erlena kebetulan juga sudah keluar dari toilet, jadi tanpa mengulur waktu lagi, Reynand langsung berpamitan kepada Erlena untuk kembali ke kantor terlebih dahulu.Sedangkan Erlena yang melihat Reynand seperti terburu-buru, ia tidak berani bertanya. Erlena hanya mengangguk saja, karena ia juga harus pulang dan bersiap-siap untuk keberangkatannya besok pagi.Di dalam perjalanan, Reynand tidak berhenti mengumpat, rencananya yang hanya ingin bermain-main dengan Clarice, tanpa Reynand duga, malah ada orang yang berani mengganggu Clarice. Padahal Reynand sudah mengumumkan bahwa Clarice adalah asisten pribadinya, jadi tidak akan ada orang yang mungkin akan mengganggu Clarice, namun kenyataannya tidak seperti itu.Sekretaris Brian yang mengatakan bahwa, Clarice sedang ditindas oleh staf sekretaris wanita, di cafetaria kantor, bahkan wanita itu juga sudah membuang makanan milik Clarice, membuat darah Reynand semakin mendidih karena amarah."Brengs
Sedangkan di luar ruangan pribadi Reynand, saat ini Reynand sedang menundukkan kepalanya, karena sedang dimarahi Deffin. Ayahnya itu sedang berbicara panjang lebar, yang intinya juga mengejek Reynand karena dinilai tidak becus melindungi istrinya sendiri."Kamu itu seharusnya belajar dari Ayah, belajar bagaimana cara mencintai Istri dengan benar. Sekarang mungkin kamu memang masih bisa mengatakan tidak mencintainya, tapi ketika nanti dia sudah pergi darimu, kamu baru akan tahu rasa sakitnya penyesalan itu seperti apa. Jadi, akan lebih baik mencegah daripada mengobati."Reynand mencibir ketika mendengar ini, sebab dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Clarice.Melihat anaknya seperti meremehkan perkataannya, Deffin melanjutkan perkataannya. "Reynand, terkadang cinta itu hadir tanpa kita sadari, bahkan perasaan kita yang awalnya sangat membenci seorang wanita. Namun, tiba-tiba saja kita bisa merasa sangat kehilangan, ketika wanita itu tidak ada di sisi kita.""Iya, Ayah. Reynand tahu
Beberapa hari kemudian, tidak ada kejadian apapun yang membahayakan nyawa Reynand, jadi Reynand hanya menganggap Clarice sok tahu saja, ia pun juga semakin kesal, karena waktu itu Clarice sudah membuat martabatnya jatuh di depan CEO GNMax, sebab bisa-bisanya Clarice membungkam mulutnya ketika ia sedang menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya di hadapan CEO tersebut.Sedangkan Clarice sendiri, setelah ia merasa khawatir dan ternyata tidak terjadi apa-apa kepada Reynand, ia merasa lega. Namun, kekhawatiran Clarice jadi beralih ke kakeknya, sebab kemarin ia sempat mendengar pembicaraan di antara Reynand dan Sekretaris Brian, bahwa pengadaan RUPS di Jepang harus diundur, karena tiba-tiba saja kesehatan Tuan Takahiro memburuk. Dan, Daisuke yang sebagai orang kepercayaan Takahiro, meminta maaf atas kejadian ini."Hei, kenapa kamu melamun saja?" teriak Reynand seraya membanting sebuah berkas di atas meja dengan cukup keras.Clarice yang tengah melamun, ia tentu terkejut. "Kamu! Mengagetka
Reynand yang berada di dalam mobil sempat panik, saat ada seseorang yang ingin memaksa membuka pintu mobilnya menggunakan senjata tajam. Sedangkan di depan, sang sopir pun juga ikut panik, ia sudah mengarahkan pistol ke arah orang tersebut, sedang bersiap-siap, jika saja orang itu berhasil membobol pintu mobil ini. Dan, andaikan saja mobil ini bukanlah mobil anti peluru, pasti sopir tersebut sudah terlebih dahulu menembak orang tersebut.Namun, mereka langsung bernapas lega, ketika mereka melihat Clarice datang dan melawan orang tersebut. Lagi-lagi Reynand juga bersorak, ketika Clarice berhasil membuat orang itu terkapar tak berdaya.Akan tetapi, sesuatu hal yang tak terduga telah terjadi, tiba-tiba saja dari arah belakang Clarice, ada seseorang lagi yang kemudian langsung memukul kepala Clarice menggunakan batu yang cukup besar."Clarice!" teriak Reynand panik, begitu juga dengan sang sopir yang ada di depan, lalu kemudian mereka berdua sontak keluar dari mobil tersebut."Clarice ..
Keesokan harinya. Saat ini Clarice sudah dipindahkan di rumah sakit milik Wirata Group. Kemarin setelah dokter mengecek kondisi Clarice yang sudah lebih baik, dan memungkinkan untuk dipindahkan, maka Reynand dan keluarganya langsung membawa Clarice pindah ke rumah sakit Wirata Group.Namun, setelah Clarice siuman. Ia tidak ingin bertemu dengan orang lain, hanya Alvin saja yang boleh masuk ke dalam ruangannya, hal ini tentu membuat Reynand kesal, namun ia juga tidak bisa protes, sebab bagaimana pun juga, kondisi Clarice yang menjadi seperti ini, dikarenakan Clarice telah menyelamatkan nyawanya."Kenapa dia di dalam lama sekali?" gerutu Reynand yang kesal karena Alvin tidak keluar-keluar dari ruang rawat inap Clarice."Sudah, biarkan saja dia di dalam menemani istrimu. Lagi pula untuk apa kamu mempedulikan mereka?" sahut Deffin seraya tersenyum mengejek.Melihat wajah Reynand yang semakin suram, Deffin jadi semakin ingin tertawa. Deffin merasa terhibur dengan sikap anaknya itu, setelah
Beberapa hari kemudian...Clarice yang sedang berada di dalam kamar, dan sedang duduk di atas ranjang. Ia sedang memikirkan hal-hal yang telah terjadi dalam akhir-akhir ini.Setelah Reynand mengatakan hal yang membuatnya tercengang, pada waktu ia masih di rawat di rumah sakit. Kini Clarice menjadi sedikit canggung ketika sedang berhadapan dengan Reynand. Dan, sebenarnya Clarice juga masih penasaran, kenapa Reynand bisa mempunyai pemikiran seperti itu? Perubahan sikap Reynand juga seperti bukan hanya sekedar pura-pura saja, Reynand tampak terlihat tulus ketika dia sedang merawat Clarice yang masih sakit.Bahkan Reynand juga menjadi sedikit aneh, sampai Clarice merasa geli sendiri dengan perubahan sikap Reynand."Mungkinkah karena dia sedang patah hati, sebab di tinggal Erlena pergi. Lalu kemudian perasaannya padaku ini hanya sebuah pelampiasan saja?" gumam Clarice yang memikirkan perubahan Reynand. Apalagi penampilan Clarice saat ini juga jauh lebih baik dari sebelumnya.Clarice yang
Saat ini yang ada di otak Clarice, hanyalah ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan nenek sihir itu, sedangkan untuk soal Reynand, sebenarnya tadi ia hanya asal mengiyakannya saja. Lagi pula, Reynand saat ini mungkin hanya sedang merasa kesepian karena ditinggal oleh Erlena, jadi Reynand hanya sekedar menjadikannya teman lewat status pernikahan mereka. Hanya itulah yang ada di pikiran Clarice.Setelah selesai mandi, Clarice langsung masuk ke ruang walk in closet, ia sempat terkejut ketika melihat baju-baju miliknya sudah tertata rapi di dalam.Pakaian milik Clarice masih sama seperti sebelumnya, karena masalahnya belum usai, ia belum berniat mengubah penampilannya seperti yang dulu lagi. Namun, ketika saat di rumah, Clarice akan melepas wig nya dan juga kacamatanya."Sudah selasai?" Clarice tersentak ketika ia baru keluar dari ruang walk in closet, Reynand ternyata masih ada di kamar."Iya, kamu mau mandi?"Reynand mengangguk, lalu ia menutup majalah bisnis yang baru saja dibac
Setelah makan malam, Reynand dan Clarice memilih menonton televisi bersama di ruang tengah. Sekarang sudah tidak ada lagi kursi milik Erlena, Alicia, ataupun Loretta, kini Clarice sudah bisa duduk di mana saja."Oh iya, besok aku mau pergi ke Jepang," ujar Reynand tiba-tiba."Apa! Apakah mengenai RUPS?""Iya, dan kamu jangan khawatir soal perusahaanmu, karena ke depannya Wirata Group dan KA Group pasti bisa bekerja sama dengan baik," jelas Reynand seraya tersenyum."Emm ... bolehkah aku ikut? Aku ingin bertemu Kakek." Ada jejak kesedihan saat Clarice mengatakan ini, sebab ia sangat merindukan kakeknya.Reynand menggeleng. "Maaf, kamu tidak bisa ikut, karena kamu baru saja sembuh. Dan, soal Kakek, kamu tidak usah khawatir lagi, sebab Ayah sudah mengirimkan seorang ahli pengobatan untuk mengawasi Kakek di sana. Jadi, keadaan beliau sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.""Ahli pengobatan? Maksudnya?""Iya, setelah kita menikah, Ayah kemudian mengirim seorang ahli pengobatan untuk menyam
Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, kini Reynand dan Clarice langsung pergi menuju ke salah satu pusat perbelanjaan di kota tersebut.Karena ini adalah kali pertama mereka keluar bersama sebagai pasangan suami istri yang sebenarnya, maka mereka akan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.Clarice dan Reynand tidak hanya akan berbelanja saja, mereka berdua juga akan menonton sekaligus makan malam di dalam mall tersebut."Sayang, tolong ambilkan yang itu," ujar Clarice seraya menunjuk botol shampo yang jauh dari jangkauan tangannya."Yang mana? Yang itu, baiklah." Meski setuju untuk membantu Clarice, namun Reynand bukannya mengambil botol shampo tersebut, ia malah dengan santainya mengangkat tubuh Clarice, hingga membuat tinggi Clarice sejajar dengan rak tempat shampo itu berada."Reynand! Apa yang kamu lakukan?" pekik Clarice yang terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba terasa melayang. Pipinya pun lantas memerah karena malu sebab orang-orang banyak yang menoleh ke arahnya.Reynand
Beberapa hari kemudian...Setelah luka Reynand benar-benar sembuh, Reynand dan Clarice hari ini akan bekerja kembali. Namun, posisi Clarice bukan lagi sebagai asisten Reynand, akan tetapi ia berstatus sebagai seorang istri yang mengikuti ke mana pun langkah suaminya pergi."Sayang, kenapa kamu tidak pakai ini saja?" Reynand menenteng sebuah rambut palsu dan kacamata yang biasanya Clarice pakai. Melihat istrinya terlihat sangat cantik tanpa memakai kedua benda tersebut, membuat Reynand jadi khawatir jika nanti istrinya akan dilirik laki-laki lain."Tidak mau, lagi pula semua berita tentang diriku sudah mencuat ke publik, jadi untuk apa lagi memakai kedua benda tersebut," sahut Clarice seraya merapikan lagi rambutnya. Setelah dirasa cukup rapi, Clarice langsung berbalik. "Sudah selesai. Ayo, kita berangkat sekarang." Clarice tertawa ketika melihat Reynand memajukan bibirnya, lalu kemudian ia segera menggandeng tangan Reynand dan mengajaknya keluar dari penthouse mereka.Clarice bukanny
Sedangkan di tempat lain, Reynand dan Clarice baru saja tiba di apartemen mereka. Mereka berdua langsung berpisah dari rombongan Deffin setelah sampai di California."Sayang, tolong antar aku ke kamar mandi," pinta Reynand manja, padahal lukanya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Clarice mengangguk, lalu kemudian ia membantu Reynand berjalan hingga menuju ke kamar mandi.Reynand sudah mengganti nama panggilan untuk Clarice menjadi 'sayang' sejak di rumah sakit waktu itu. Sedangkan Clarice sendiri masih malu jika harus memanggil dengan sebutan yang sama."Kamu bisa sendiri kan? Kalau begitu aku keluar ya?" Clarice tampak kikuk ketika melihat Reynand menurunkan resleting celananya, ia buru-buru berbalik, namun Reynand mencegahnya."Sayang, jangan pergi dulu, setelah ini tolong bantu aku mengelap tubuhku," ujar Reynand yang sudah merasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang terasa lengket, sebab sudah dua hari ia tidak mandi."Hah? Tapi--" Wajah Clarice memerah ketika membayangkan Reyna
Masame terbangun ketika merasakan ada benda jatuh di atas kepalanya, lalu kemudian ia mengucek matanya dan terkejut ketika melihat benda yang menimpa kepalanya itu adalah sebungkus roti.Masame buru-buru mengambil roti tersebut seraya tersenyum senang. Namun, di detik kemudian, wajahnya kembali muram saat melihat roti itu ternyata sudah berjamur."Tuan, apakah Anda tidak salah memberikan saya roti ini? Roti ini sudah berjamur," ujar Masame pelan."Tidak, memang itu. Tapi, kalau kamu tidak mau ya sudah, buang saja. Padahal Bos memberikan roti itu agar bisa menambah sedikit tenagamu di saat masa hukumanmu nanti," sahut penjaga itu dengan santai."Apa? Tapi, bukan dengan roti kedaluwarsa juga kali. Dan, masa hukuman? Memangnya akan ada hukuman apa lagi? Dan bukankah saat ini aku juga sudah dihukum?" batin Masame yang merasa kesal, namun ia tidak berani mengutarakannya.Masame mengira ia hanya akan dipenjara seperti ini saja, dan ia tidak mengindahkan obrolan para anggota Black World di
Sesampainya di Markas Black World, Masame langsung dibawa ke penjara khusus pendosa kelas berat. Meskipun, sebenarnya Masame termasuk melakukan kesalahan kecil, karena sebenarnya ia tidak sengaja melukai Reynand. Namun, tetap saja orang yang akan dicelakainnya adalah menantu Wirata Group.Penjara kelas berat ada di ruangan terbuka, di dalam sebuah lingkaran jeruji besi yang luas dan berukuran tinggi. Lalu kemudian di dalamnya ada bilik penjara yang hanya cukup dimasuki oleh satu orang saja.Sekarang cuaca sangat terik, jadi Masame bisa merasakan panas sinar matahari yang langsung membakar kulitnya. Begitu juga ketika malam nanti, Masame pasti akan merasa sangat kedinginan di dalam bilik penjara itu sendirian. Karena rombongan Deffin belum pulang dari Jepang, maka untuk sementara Masame hanya menerima siksaan yang ringan tersebut."Tu-tuan, apakah saya tidak diberi makan siang?" tanya Masame ketika ada seseorang yang berjalan lewat di sampingnya, seraya membawa seember besar potongan d
"Reynand!!!" Clarice terkejut ketika Reynand memeluknya dan memutar tubuhnya, hingga Reynand malah mengorbankan pinggangnya sendiri untuk menerima tusukan pisau tersebut.Door ....Lalu tidak lama kemudian sebuah tembakan melesat cepat ke arah kaki Masame, hingga kemudian membuat Masame terjatuh di lantai.Deffin sengaja tidak menembak Masame tepat di kepalanya, karena ia ingin menghukum Masame atas perbuatannya yang telah melukai putra semata wayangnya."Brengsek! Bawa dia ke markas Black World!" perintah Deffin dingin. Semua orang sontak bergidik ketika mendengar suara Deffin, sebab sudah sejak lama mereka tidak melihat aura Deffin yang mengerikan seperti ini.Lalu kemudian beberapa orang anggota Black World langsung membawa Masame pergi. Sedangkan Deffin langsung menghampiri anaknya yang masih berada di dalam pelukannya Clarice."Ayah." Suara Reynand terdengar lemah, namun ia masih bisa tersenyum."Kerja bagus," puji Deffin bangga, lalu kemudian ia mengambil alih tubuh Reynand dan
Akihiko terbangun oleh dering ponselnya yang berada di atas meja.Ia terkejut ketika yang menghubunginya adalah salah satu bos yakuza dari tempat lain."Ada apa?" tanya Akihiko setelah sambungan telepon itu sudah terhubung."Brengsek! Gara-gara markasmu hancur, kami juga ikut terkena imbasnya?""Hah, apa?!""Sial! Apakah kamu tidak tahu, jika Arata sudah ditangkap polisi? Dan, kali ini ia tidak akan bisa lolos dari hukuman."Belum sempat Akihiko mencerna semua informasi tersebut, tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu kamarnya."Tuan Muda, maaf menganggu. Ada tamu di luar." Suara kepala pelayan sedikit cemas ketika mengatakannya."Brengsek!!!" Tanpa mengulur waktu lagi, Akihiko segera mengakhiri telepon tersebut, lalu kemudian ia berjalan ke arah pintu.Pintu baru saja terbuka. Namun, tiba-tiba saja ada dua orang polisi yang langsung menerobos masuk dan menangkap Akihiko."Hei, sial! Lepaskan aku brengsek!!!" teriak Akihiko seraya meronta. Tapi, itu tidak berarti apa-apa bagi kedu
Sesuai dengan rencana masing-masing, malam ini Akihiko sengaja membuat Clarice menginap di paviliun kakeknya, ia menggunakan alasan bahwa besok akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati hari kelahiran kakeknya, dan juga syukuran atas membaiknya kondisi kakeknya saat ini.Jika saja bukan karena rencana yang sudah mereka susun, Clarice tentu tidak mau datang. Sebab Clarice merasa jijik ketika mengingat Akihiko besok akan membuatnya terpaksa mau menikah dengannya.Sedangkan saat ini sebelum tidur, Clarice dan Reynand sedang mengobrol dan duduk di atas ranjang."Pokoknya besok kamu tidak boleh keluar dari paviliun ini, apalagi sampai menemui Akihiko!" tegas Reynand.Clarice tersenyum. "Memangnya kenapa? Aku kan ingin lihat bagaimana kedua orang itu ditangkap," sahut Clarice yang hanya berniat menggoda Reynand saja."Tidak! Pokoknya tidak boleh! Clarice, kamu itu istriku, jadi mana mungkin aku membiarkan ada pria lain menikahimu di depan mataku sendiri!" sungut Reynand.Sedang
Dua hari kemudian...Di sebuah bangunan besar khas Jepang, seorang laki-laki sedang mencambuk tubuh seorang wanita cantik yang kedua tangannya diikat ke atas dengan menggunakan rantai besi."Akhh ... ampuni saya, Tuan. Kumohon, tolong ampuni saya ...." jerit wanita itu seraya menangis.Dia adalah Harumi, seorang wanita yang begitu tergila-gila dengan Akihiko. Namun sayangnya, cintanya yang terlalu berlebihan kepada Akihiko, malah membuat nasibnya berakhir seperti ini.Harumi yang sangat mencintai Akihiko, ia tidak rela ketika mendengar Akihiko tidak akan mau menikah dengan wanita manapun, kecuali dengan Ayumi.Harumi yang terbakar cemburu, lalu ia menggunakan kekuasaan kedua orang tuanya untuk mencari tahu tentang keberadaan Ayumi. Hingga suatu hari, ia akhirnya mendengar kabar tentang Ayumi yang menyamar sebagai Clarice, dan dia sudah menikah dengan pewaris tunggal Wirata Group.Meskipun awalnya Harumi sudah merasa lega karena mendengar Ayumi ternyata sudah menikah. Namun, kenyataann