Beberapa hari kemudian...Clarice yang sedang berada di dalam kamar, dan sedang duduk di atas ranjang. Ia sedang memikirkan hal-hal yang telah terjadi dalam akhir-akhir ini.Setelah Reynand mengatakan hal yang membuatnya tercengang, pada waktu ia masih di rawat di rumah sakit. Kini Clarice menjadi sedikit canggung ketika sedang berhadapan dengan Reynand. Dan, sebenarnya Clarice juga masih penasaran, kenapa Reynand bisa mempunyai pemikiran seperti itu? Perubahan sikap Reynand juga seperti bukan hanya sekedar pura-pura saja, Reynand tampak terlihat tulus ketika dia sedang merawat Clarice yang masih sakit.Bahkan Reynand juga menjadi sedikit aneh, sampai Clarice merasa geli sendiri dengan perubahan sikap Reynand."Mungkinkah karena dia sedang patah hati, sebab di tinggal Erlena pergi. Lalu kemudian perasaannya padaku ini hanya sebuah pelampiasan saja?" gumam Clarice yang memikirkan perubahan Reynand. Apalagi penampilan Clarice saat ini juga jauh lebih baik dari sebelumnya.Clarice yang
Saat ini yang ada di otak Clarice, hanyalah ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan nenek sihir itu, sedangkan untuk soal Reynand, sebenarnya tadi ia hanya asal mengiyakannya saja. Lagi pula, Reynand saat ini mungkin hanya sedang merasa kesepian karena ditinggal oleh Erlena, jadi Reynand hanya sekedar menjadikannya teman lewat status pernikahan mereka. Hanya itulah yang ada di pikiran Clarice.Setelah selesai mandi, Clarice langsung masuk ke ruang walk in closet, ia sempat terkejut ketika melihat baju-baju miliknya sudah tertata rapi di dalam.Pakaian milik Clarice masih sama seperti sebelumnya, karena masalahnya belum usai, ia belum berniat mengubah penampilannya seperti yang dulu lagi. Namun, ketika saat di rumah, Clarice akan melepas wig nya dan juga kacamatanya."Sudah selasai?" Clarice tersentak ketika ia baru keluar dari ruang walk in closet, Reynand ternyata masih ada di kamar."Iya, kamu mau mandi?"Reynand mengangguk, lalu ia menutup majalah bisnis yang baru saja dibac
Setelah makan malam, Reynand dan Clarice memilih menonton televisi bersama di ruang tengah. Sekarang sudah tidak ada lagi kursi milik Erlena, Alicia, ataupun Loretta, kini Clarice sudah bisa duduk di mana saja."Oh iya, besok aku mau pergi ke Jepang," ujar Reynand tiba-tiba."Apa! Apakah mengenai RUPS?""Iya, dan kamu jangan khawatir soal perusahaanmu, karena ke depannya Wirata Group dan KA Group pasti bisa bekerja sama dengan baik," jelas Reynand seraya tersenyum."Emm ... bolehkah aku ikut? Aku ingin bertemu Kakek." Ada jejak kesedihan saat Clarice mengatakan ini, sebab ia sangat merindukan kakeknya.Reynand menggeleng. "Maaf, kamu tidak bisa ikut, karena kamu baru saja sembuh. Dan, soal Kakek, kamu tidak usah khawatir lagi, sebab Ayah sudah mengirimkan seorang ahli pengobatan untuk mengawasi Kakek di sana. Jadi, keadaan beliau sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.""Ahli pengobatan? Maksudnya?""Iya, setelah kita menikah, Ayah kemudian mengirim seorang ahli pengobatan untuk menyam
Clarice mematut dirinya di depan cermin, sudah cukup lama ia tidak berpenampilan seperti ini, dan kini dia malah merasa sedikit aneh, ketika melihat penampilannya yang seperti ini.Tinggal sentuhan akhir, yaitu jepit rambut berwarna putih, yang ia sematkan ke rambut hitam panjangnya yang tergerai indah."Sempurna," gumam Clarice yang merasa puas dengan penampilannya sendiri.Clarice tersentak saat pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, dan memperlihatkan sosok Reynand yang selalu terlihat sempurna."Apakah sudah sel--" Reynand tidak bisa melanjutkan perkataannya, sebab ia terpukau ketika melihat penampilan Clarice saat ini."Ada apa?" tanya Clarice seraya mendekat ke arah Reynand. "Apakah aku terlihat jelek dengan penampilan seperti ini?" Lanjutnya yang jadi tidak percaya diri.Reynand buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tidak! Justru kamu semakin cantik. Tapi, kenapa kamu berpenampilan seperti ini?" Reynand sebenarnya sangat suka, melihat Clarice yang tampak anggun seperti ini, dengan
Setelah Masame dan Akihiko menyambut kedatangan keluarga besar Wirata Group di bandara, saat ini Clarice, Reynand, Deffin, dan juga Azkia mengikuti mereka berdua pulang ke kediaman keluarga Kiyomizu. Sedangkan yang lainnya, mereka semua langsung pergi menuju hotel milik Ghrisam Group yang ada di Tokyo ini."Ayumi, sudah lama kamu tidak pulang ke rumah, bagaimana kabarmu?" tanya Masame seraya menyodorkan teh ke hadapan Clarice, ia tersenyum ramah seolah sedang menunjukkan bahwa ia adalah ibu tiri yang baik di hadapan Reynand dan keluarganya."Seperti yang sudah kamu lihat sendiri, sekarang aku terlihat jauh lebih baik daripada yang dulu," sahut Clarice jujur, ia sama sekali tidak ingin menutupi peperangan di antara mereka di hadapan semua orang. Jadi, Clarice pun tidak perlu bersikap pura-pura baik di hadapan mereka.Mendengar jawaban Clarice, tangan Masame yang berada di bawah meja langsung terkepal erat. "Sialan anak ini! Apakah dia tidak bisa basa-basi sedikit?" batin Masame kesal.
Keesokan harinya.Semalam Clarice dan Reynand menginap di paviliun, sedangkan Deffin dan Azkia, mereka berdua langsung pergi ke hotel setelah mengobrol dengan Masame dan Akihiko.Pagi ini setelah sarapan, Clarice kembali menemani kakeknya, seraya menceritakan kelanjutan kisahnya bersama Alvin, selama mereka berdua tinggal di luar negeri.Sedangkan Reynand, ia hanya bisa duduk diam di samping Clarice. Reynand sebenarnya merasa bosan, namun demi Clarice, ia tetap harus bertahan menahan rasa bosan tersebut, dan juga rasa cemburunya kepada Alvin, sebab sedari tadi Clarice juga selalu memuji kebaikannya Alvin."Kakek, sudah dulu ya, karena sebentar lagi Reynand akan menghadiri rapat, jadi kami pergi dulu ya," ujar Clarice seraya melirik jam tangannya, lalu kemudian ia mencium kening kakeknya, dan setelah itu ia pamit pergi.Sedangkan Reynand yang sedari tadi hanya diam, ia juga ikut berdiri, lalu kemudian berpamitan dengan sopan. Reynand jelas tahu, meskipun kakeknya Clarice belum sadar d
Dua hari kemudian...Di sebuah bangunan besar khas Jepang, seorang laki-laki sedang mencambuk tubuh seorang wanita cantik yang kedua tangannya diikat ke atas dengan menggunakan rantai besi."Akhh ... ampuni saya, Tuan. Kumohon, tolong ampuni saya ...." jerit wanita itu seraya menangis.Dia adalah Harumi, seorang wanita yang begitu tergila-gila dengan Akihiko. Namun sayangnya, cintanya yang terlalu berlebihan kepada Akihiko, malah membuat nasibnya berakhir seperti ini.Harumi yang sangat mencintai Akihiko, ia tidak rela ketika mendengar Akihiko tidak akan mau menikah dengan wanita manapun, kecuali dengan Ayumi.Harumi yang terbakar cemburu, lalu ia menggunakan kekuasaan kedua orang tuanya untuk mencari tahu tentang keberadaan Ayumi. Hingga suatu hari, ia akhirnya mendengar kabar tentang Ayumi yang menyamar sebagai Clarice, dan dia sudah menikah dengan pewaris tunggal Wirata Group.Meskipun awalnya Harumi sudah merasa lega karena mendengar Ayumi ternyata sudah menikah. Namun, kenyataann
Sesuai dengan rencana masing-masing, malam ini Akihiko sengaja membuat Clarice menginap di paviliun kakeknya, ia menggunakan alasan bahwa besok akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati hari kelahiran kakeknya, dan juga syukuran atas membaiknya kondisi kakeknya saat ini.Jika saja bukan karena rencana yang sudah mereka susun, Clarice tentu tidak mau datang. Sebab Clarice merasa jijik ketika mengingat Akihiko besok akan membuatnya terpaksa mau menikah dengannya.Sedangkan saat ini sebelum tidur, Clarice dan Reynand sedang mengobrol dan duduk di atas ranjang."Pokoknya besok kamu tidak boleh keluar dari paviliun ini, apalagi sampai menemui Akihiko!" tegas Reynand.Clarice tersenyum. "Memangnya kenapa? Aku kan ingin lihat bagaimana kedua orang itu ditangkap," sahut Clarice yang hanya berniat menggoda Reynand saja."Tidak! Pokoknya tidak boleh! Clarice, kamu itu istriku, jadi mana mungkin aku membiarkan ada pria lain menikahimu di depan mataku sendiri!" sungut Reynand.Sedang
Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, kini Reynand dan Clarice langsung pergi menuju ke salah satu pusat perbelanjaan di kota tersebut.Karena ini adalah kali pertama mereka keluar bersama sebagai pasangan suami istri yang sebenarnya, maka mereka akan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.Clarice dan Reynand tidak hanya akan berbelanja saja, mereka berdua juga akan menonton sekaligus makan malam di dalam mall tersebut."Sayang, tolong ambilkan yang itu," ujar Clarice seraya menunjuk botol shampo yang jauh dari jangkauan tangannya."Yang mana? Yang itu, baiklah." Meski setuju untuk membantu Clarice, namun Reynand bukannya mengambil botol shampo tersebut, ia malah dengan santainya mengangkat tubuh Clarice, hingga membuat tinggi Clarice sejajar dengan rak tempat shampo itu berada."Reynand! Apa yang kamu lakukan?" pekik Clarice yang terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba terasa melayang. Pipinya pun lantas memerah karena malu sebab orang-orang banyak yang menoleh ke arahnya.Reynand
Beberapa hari kemudian...Setelah luka Reynand benar-benar sembuh, Reynand dan Clarice hari ini akan bekerja kembali. Namun, posisi Clarice bukan lagi sebagai asisten Reynand, akan tetapi ia berstatus sebagai seorang istri yang mengikuti ke mana pun langkah suaminya pergi."Sayang, kenapa kamu tidak pakai ini saja?" Reynand menenteng sebuah rambut palsu dan kacamata yang biasanya Clarice pakai. Melihat istrinya terlihat sangat cantik tanpa memakai kedua benda tersebut, membuat Reynand jadi khawatir jika nanti istrinya akan dilirik laki-laki lain."Tidak mau, lagi pula semua berita tentang diriku sudah mencuat ke publik, jadi untuk apa lagi memakai kedua benda tersebut," sahut Clarice seraya merapikan lagi rambutnya. Setelah dirasa cukup rapi, Clarice langsung berbalik. "Sudah selesai. Ayo, kita berangkat sekarang." Clarice tertawa ketika melihat Reynand memajukan bibirnya, lalu kemudian ia segera menggandeng tangan Reynand dan mengajaknya keluar dari penthouse mereka.Clarice bukanny
Sedangkan di tempat lain, Reynand dan Clarice baru saja tiba di apartemen mereka. Mereka berdua langsung berpisah dari rombongan Deffin setelah sampai di California."Sayang, tolong antar aku ke kamar mandi," pinta Reynand manja, padahal lukanya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Clarice mengangguk, lalu kemudian ia membantu Reynand berjalan hingga menuju ke kamar mandi.Reynand sudah mengganti nama panggilan untuk Clarice menjadi 'sayang' sejak di rumah sakit waktu itu. Sedangkan Clarice sendiri masih malu jika harus memanggil dengan sebutan yang sama."Kamu bisa sendiri kan? Kalau begitu aku keluar ya?" Clarice tampak kikuk ketika melihat Reynand menurunkan resleting celananya, ia buru-buru berbalik, namun Reynand mencegahnya."Sayang, jangan pergi dulu, setelah ini tolong bantu aku mengelap tubuhku," ujar Reynand yang sudah merasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang terasa lengket, sebab sudah dua hari ia tidak mandi."Hah? Tapi--" Wajah Clarice memerah ketika membayangkan Reyna
Masame terbangun ketika merasakan ada benda jatuh di atas kepalanya, lalu kemudian ia mengucek matanya dan terkejut ketika melihat benda yang menimpa kepalanya itu adalah sebungkus roti.Masame buru-buru mengambil roti tersebut seraya tersenyum senang. Namun, di detik kemudian, wajahnya kembali muram saat melihat roti itu ternyata sudah berjamur."Tuan, apakah Anda tidak salah memberikan saya roti ini? Roti ini sudah berjamur," ujar Masame pelan."Tidak, memang itu. Tapi, kalau kamu tidak mau ya sudah, buang saja. Padahal Bos memberikan roti itu agar bisa menambah sedikit tenagamu di saat masa hukumanmu nanti," sahut penjaga itu dengan santai."Apa? Tapi, bukan dengan roti kedaluwarsa juga kali. Dan, masa hukuman? Memangnya akan ada hukuman apa lagi? Dan bukankah saat ini aku juga sudah dihukum?" batin Masame yang merasa kesal, namun ia tidak berani mengutarakannya.Masame mengira ia hanya akan dipenjara seperti ini saja, dan ia tidak mengindahkan obrolan para anggota Black World di
Sesampainya di Markas Black World, Masame langsung dibawa ke penjara khusus pendosa kelas berat. Meskipun, sebenarnya Masame termasuk melakukan kesalahan kecil, karena sebenarnya ia tidak sengaja melukai Reynand. Namun, tetap saja orang yang akan dicelakainnya adalah menantu Wirata Group.Penjara kelas berat ada di ruangan terbuka, di dalam sebuah lingkaran jeruji besi yang luas dan berukuran tinggi. Lalu kemudian di dalamnya ada bilik penjara yang hanya cukup dimasuki oleh satu orang saja.Sekarang cuaca sangat terik, jadi Masame bisa merasakan panas sinar matahari yang langsung membakar kulitnya. Begitu juga ketika malam nanti, Masame pasti akan merasa sangat kedinginan di dalam bilik penjara itu sendirian. Karena rombongan Deffin belum pulang dari Jepang, maka untuk sementara Masame hanya menerima siksaan yang ringan tersebut."Tu-tuan, apakah saya tidak diberi makan siang?" tanya Masame ketika ada seseorang yang berjalan lewat di sampingnya, seraya membawa seember besar potongan d
"Reynand!!!" Clarice terkejut ketika Reynand memeluknya dan memutar tubuhnya, hingga Reynand malah mengorbankan pinggangnya sendiri untuk menerima tusukan pisau tersebut.Door ....Lalu tidak lama kemudian sebuah tembakan melesat cepat ke arah kaki Masame, hingga kemudian membuat Masame terjatuh di lantai.Deffin sengaja tidak menembak Masame tepat di kepalanya, karena ia ingin menghukum Masame atas perbuatannya yang telah melukai putra semata wayangnya."Brengsek! Bawa dia ke markas Black World!" perintah Deffin dingin. Semua orang sontak bergidik ketika mendengar suara Deffin, sebab sudah sejak lama mereka tidak melihat aura Deffin yang mengerikan seperti ini.Lalu kemudian beberapa orang anggota Black World langsung membawa Masame pergi. Sedangkan Deffin langsung menghampiri anaknya yang masih berada di dalam pelukannya Clarice."Ayah." Suara Reynand terdengar lemah, namun ia masih bisa tersenyum."Kerja bagus," puji Deffin bangga, lalu kemudian ia mengambil alih tubuh Reynand dan
Akihiko terbangun oleh dering ponselnya yang berada di atas meja.Ia terkejut ketika yang menghubunginya adalah salah satu bos yakuza dari tempat lain."Ada apa?" tanya Akihiko setelah sambungan telepon itu sudah terhubung."Brengsek! Gara-gara markasmu hancur, kami juga ikut terkena imbasnya?""Hah, apa?!""Sial! Apakah kamu tidak tahu, jika Arata sudah ditangkap polisi? Dan, kali ini ia tidak akan bisa lolos dari hukuman."Belum sempat Akihiko mencerna semua informasi tersebut, tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu kamarnya."Tuan Muda, maaf menganggu. Ada tamu di luar." Suara kepala pelayan sedikit cemas ketika mengatakannya."Brengsek!!!" Tanpa mengulur waktu lagi, Akihiko segera mengakhiri telepon tersebut, lalu kemudian ia berjalan ke arah pintu.Pintu baru saja terbuka. Namun, tiba-tiba saja ada dua orang polisi yang langsung menerobos masuk dan menangkap Akihiko."Hei, sial! Lepaskan aku brengsek!!!" teriak Akihiko seraya meronta. Tapi, itu tidak berarti apa-apa bagi kedu
Sesuai dengan rencana masing-masing, malam ini Akihiko sengaja membuat Clarice menginap di paviliun kakeknya, ia menggunakan alasan bahwa besok akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati hari kelahiran kakeknya, dan juga syukuran atas membaiknya kondisi kakeknya saat ini.Jika saja bukan karena rencana yang sudah mereka susun, Clarice tentu tidak mau datang. Sebab Clarice merasa jijik ketika mengingat Akihiko besok akan membuatnya terpaksa mau menikah dengannya.Sedangkan saat ini sebelum tidur, Clarice dan Reynand sedang mengobrol dan duduk di atas ranjang."Pokoknya besok kamu tidak boleh keluar dari paviliun ini, apalagi sampai menemui Akihiko!" tegas Reynand.Clarice tersenyum. "Memangnya kenapa? Aku kan ingin lihat bagaimana kedua orang itu ditangkap," sahut Clarice yang hanya berniat menggoda Reynand saja."Tidak! Pokoknya tidak boleh! Clarice, kamu itu istriku, jadi mana mungkin aku membiarkan ada pria lain menikahimu di depan mataku sendiri!" sungut Reynand.Sedang
Dua hari kemudian...Di sebuah bangunan besar khas Jepang, seorang laki-laki sedang mencambuk tubuh seorang wanita cantik yang kedua tangannya diikat ke atas dengan menggunakan rantai besi."Akhh ... ampuni saya, Tuan. Kumohon, tolong ampuni saya ...." jerit wanita itu seraya menangis.Dia adalah Harumi, seorang wanita yang begitu tergila-gila dengan Akihiko. Namun sayangnya, cintanya yang terlalu berlebihan kepada Akihiko, malah membuat nasibnya berakhir seperti ini.Harumi yang sangat mencintai Akihiko, ia tidak rela ketika mendengar Akihiko tidak akan mau menikah dengan wanita manapun, kecuali dengan Ayumi.Harumi yang terbakar cemburu, lalu ia menggunakan kekuasaan kedua orang tuanya untuk mencari tahu tentang keberadaan Ayumi. Hingga suatu hari, ia akhirnya mendengar kabar tentang Ayumi yang menyamar sebagai Clarice, dan dia sudah menikah dengan pewaris tunggal Wirata Group.Meskipun awalnya Harumi sudah merasa lega karena mendengar Ayumi ternyata sudah menikah. Namun, kenyataann