Share

143. KEKESALAN ELANG

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-20 16:34:40

Zahra sangat sibuk mengurus Budi, hingga terlupa janji kepada suaminya untuk bisa membagi waktu. Dia sangat cemas melihat kondisi Budi dengan suhu badan yang hampir mencapai 4O derajat celcius. Apalagi disertai muntah dan juga kejang. Tentu saja hal ini membuat Zahra semakin panik.

Sementara, Elang mondar-mandir di dalam kamar. Sesekali dia berdiri di balkon untuk memastikan apakah sang istri sudah pulang atau belum.

Berkali-kali menelpon tapi tak ada jawaban. Jelas saja hal itu membuat Elang gelisah. Berbagai pikiran buruk berkecamuk pada kepalanya.

“Kenapa sampai selarut ini Zahra belum pulang juga? Apakah terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Atau justru mereka berdua sedang asik memadu kasih?” Elang tersulut oleh pikirannya sendiri, hingga membanting ponsel pada ranjang.

“Aahh!” pria itu menghempaskan tubuh di atas ranjang sembari meremas rambutnya.

“Sudah hampir jam dua belas malam, tapi belum juga terlihat batang hidungnya! Apa ini artinya!” Elang bangkit dan mengambil ponsl yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   144. ZAHRA MEMBUAT KESALAHAN BESAR

    Namun Elang yang sudah terlanjur marah tak mampu mengendalikan emosinya.“Kau di mana sekarang? Apa sedang di kamar bersama Budi?!” tanya Elang dengan kesal. Suaranya mulai meninggi.“Astaghfirulloh hal’adzim, Elang. Kenapa kau bicara seperti itu?!”“Lalu kenapa kau tak mengangkat panggilanku yang berkali-kali?! Apa karena kau terlalu sibuk sehingga lupa akan suamimu ini?!” suara Elang kian meninggi. Dia tak peduli jika suaranya membangunkan seisi rumah.“Elang. Sekali lagi aku minta maaf atas kesalahanku. Aku mohon mengertilah dengan posisiku sekarang ini.”“Kapan aku tak mengerti dirimu?! Kapan?! Justru seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu!” Elang semakin emosi. Tak ada sedikitpun kelembutan dalam setiap kalimatnya.“Sekali lagi aku minta maaf, Elang. Aku tak ada waktu untuk meladeni ucapanmu. Kau sedang terbalut emosi, hingga tak bisa berbicara dengan akal sehatmu. Aku hanya mau minta ijin untuk malam ini tak pulang ke rumah. Aku sedang ... ““Apa kau bilang?! Tak pula

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   145. EMOSI ELANG YANG MELEDAK

    Zahra menelpon suaminya berkali-kali. Namun tak ada jawaban. Hatinya sangat gelisah dan khawatir terjadi apa-apa dengan suaminya yang sedang emosi. Zahra tak tahu harus berbuat apalagi selain menunggu kabar dari papah mertuanya.Sementara itu, Elang sudah tiba di depan rumah budi dan memencet bel dengan kasar dan berkali-kali.“Keluar kamu, Budi! Hadapi aku!” teriak Elang sambil tak henti memencet bel yang berada di pintu gerbang. Hatinya sedang memanas hingga tak berpikir lagi tentang etika dan rasa malu.“Budi! Budi! Keluarlah! Jangan cuma beraninya nidurin istri orang! Apa kau tak malu dengan profesimu?!” Elang terus berteriak seperti orang yang sudah kehilangan akal.“Cukup Elang! Berhentilah!” Baskoro tergopoh turun dari mobil dan berlari ke arah putranya. Usianya yang sudah menua tak lagi mampu berlari dengan kencang. Walau sedikit terlambat, tapi setidaknya sang putra belum sampai membangunkan penghuni kompleks perumahan.“Papah! Siapa yang menyuruh papah mengikutiku?! Aku tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   BAB 146

    “Ba-baik, Pah!” Zahra mengarahkan ponsel pada bagian gedung rumah sakit. Setelah merasa cukup, Zahrapun kembali mengarahkan ponsel kepada dirinya.“Pah! Bisa aku bicara dengan Elang?” tanya Zahra.“Bisa, Nak.” Baskoro memberikan ponsel kepada putranya.Namun dengan tiba-tiba, Elang mematikan sambungan telepon. Dia tak ingin berbicara leat telpon dengan istrinya. Dia ingin bertemu secara langsung.“Kenapa kau mematikan telpon?”“Papah turunlah! Biar aku yang membawa mobilnya!”Elang turun dan tanpa banyak bicara. Kemudian memaksa papahnya turun dan duduk di samping kemudi.Masih dalam keadaan emosi, Elang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Dia bahkan tak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.Baskoro merasa sangat takut. Berkali-kali meminta Elang untuk menghentikan mobil, tapi tak diindahkan oleh sang putra. Baskoro hanya bisa pasrah dan mengikuti kemauan putranya.***Ternyata Elang menuju rumah sakit. Dengan cepat dia memarkirkan kendaraan dan melangkah tergesa menuju ruang inform

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   147. MENYERAH

    “Kau tanya pada dirimu sendiri apakah yang kau lakukan itu pantas?! Apakah benar memberi perhatian itu harus dengan tidak pulang, seolah hanya kau saja yang sanggup merawat Budi. Padahal sudah jelas bukan kau yang menangani saat Budi kecelakaan. Atau mungkin kau sudah tersesat dan lupa jalan pulang?!”Zahra menangis tersedu-sedu. Dia merasa sangat menyesali perbuatannya. Apalagi saat sang suami membuka matanya dengan pertanyaan yang begitu memojokkan.“Kenapa diam? Jawablah. Aku memberikan waktu kepadamu untuk menjawab sekarang!” Elang mendekatkan wajahnya ke arah sang istri. Sorot matanya sangat tajam. Dia bahkan tak merasa iba saat sang istri berurai air mata.“Jawab!!”Zahra tersentak dan ketakutan saat pria itu membentaknya. Sama sekali tak ada kelembutan seperti Elang yang dia kenal.“A-aku minta maaf. Aku yang salah.”“Bukan jawaban itu yang aku inginkan! Alasan utama yang membuatmu ingin selalu bersama Budi setiap saat!”“Elang. Demi Tuhan, aku hanya ingin merawatnya saja. Tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   148. PELAMPIASAN RASA KESAL

    “Kau mau apa, Nak?” tanya Baskoro sembari melihat ke arah gedung berlantai tiga.“Papah pulanglah. Tinggalkan aku!” ucap Elang dengan santai.“Kau mau minum?”“Bukan hanya itu. Aku juga akan bersenang-senag dengan wanita. Elang yang dulu sudah kembali Papah. Dia takkan lemah dan kalah oleh seorang wanita!” Elang menatap jauh ke depan. Dia sendiri tak tahu apa yang dilakukannya kali ini benar. Namun dia hanya ingin membalas rasa sakit hati kepada istrinya.“Itu namanya kau pengecut! Kau sudah kalah dari seorang wanita!”“Apa maksud papah?!” Elang menatap wajah papahnya dengan tajam. Dia tidak terima ketika papahnya berkata demikian.“Kau tanya pada dirimu sendiri, apa mungkin istrimu itu berzina dengan pria yang sedang tidak berdaya. Sedangkan kau akan membalas dengan perbuatan yang menjijikkan. Kau sekarang hanya sedang emosi sesaat. Saat emosimu sudah reda, kau pasti akan menyesal karena istrimu akan benar-benar meninggalkanmu! Camkan kata-kata papah!”“Aku tidak peduli, Pah! Kalau d

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   149. ELANG MABUK

    BAB 149 ELANG MINUM ALKOHOL“Kau sudah pulang?” tanya Baskoro dengan gugup.“Iya, Pah. Kenapa Papah belum tidur?” Zahra mengulang kembali pertanyaan.“Sebenarnya, mmm ....” Baskoro menggosok-gosokkan telapak tangannya sebagai tanda kegelisahannya. Dia tak mau menantu kesayangan tahu kalau suaminya sedang minum minuman beralkohol.Zahra menangkap isyarat kegelisahan sang mertua.“Mungkinkah penyebabnya Elang. Karena tatapan mata papah fokus ke arah kamar.” Zahra bermonolog dalam hati.“Kalau masalah Elang, Papah tidak usah kawatir. Saya akan meminta maaf dengan tulus. Dan Elang pasti akan memaafkan saya. Sekarang Papah istiahat saja. Permisi!” Zahra tersenyum dan berlalu meninggalkan papah mertuanya.“Tunggu Zahra! Zahra!” Baskoro berusaha menghentikan langkah sang menantu. Namun Zahra hanya tersenyum sembari melambaikan tangan. Dia tak tahu kalau suaminya sedang tidak baik-baik saja.Baskoro menepuk keningnya. Dia hanya bisa pasrah dan akan tetap menunggu sampai kamar itu menjadi gel

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   15O. TERJADI KERIBUTAN

    “Beraninya kau melakukan itu! Apa aku harus memukulmu supaya kau tahu bahwa yang kau lakukan itu salah besar!” Tangan Elang sudah terangkat di udara siap untuk menampar sang istri. Emosi yang meluap sekaligus pengaruh alkohol membuatnya tak lagi punya belas kasih.“Lebih baik kau menyakiti fisikku dari pada aku melihatmu menyakiti dirimu sendiri! Aku tidak rela jika kau menderita karena diriku!”“Elang. Hentikan!” teriak Baskoro. Saat mendengar gelas yang pecah perasaannya tak karuan. Dia yakin telah terjadi sesuatu di dalam kamar.Benar saja dia melihat sang putra sudah siap untuk melayangkan tangan ke arah istrinya. Dengan sigap Baskoro memegangi tangan putranya.“Pah! Biarkan aku memberi pelajaran kepada wanita ini!” Elang meronta dan berusaha melepaskan tangannya. Mata Elang menatap sang istri dengan tidak bersahabat.“Siapa yang mengajarimu untuk main kasar kepada istrimu?! Papah saja tak pernah sekalipun memukul mamahmu! Kalau kau berani memukul istrimu, itu sama artinya kau men

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   151. KEMARAHAN BASKORO

    “Lebih dari tiga puluh tahun papah menikah dengan mamahmu, belum pernah sekalipun papah memukul istri papah. Itu karena wanita atau seorang istri sangat mulia dan butuh perlindungan. Bukan untuk disakiti. Bahkan orang tua istrimu yang memberi makan dan juga membiayai kebutuhan semenjak bayi hingga sebesar ini juga belum pernah menamparnya. Tapi kau yang baru beberapa bulan saja memberi dia makan sudah berani menamparnya! Papah kecewa sama kamu!”Elang terdiam dan menundukkan kepala. Dia benar-benar menyesali perbuatannya.“Gunakan otakmu untuk berpikir bahwa pengabdian yang sudah dilakukan oleh seorang istri itu tak sebanding dengan yang kita lakukan sebagai seorang suami! Kalau kita pulang bekerja cape, langsung bisa beristirahat. Tapi tidak begitu dengan seorang istri. Mereka bangun lebih pagi dan tidur lebih malam dari kita. Apalagi bagi wanita pekerja seperti istrimu itu lebih lelah lagi!” Baskoro menumpahkan kekesalan kepada putranya.“Ada apa sih sudah malam begini masih ribut?”

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26

Bab terbaru

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   238. MENIKAHLAH DENGAN SUAMIKU!

    “Lia?! Apa kabar?”“Alhamdulillah baik, Mbak!”Keduanya berpelukan dengan erat. Terpancar sinar kebahagiaan dari wajah wanita berhijab itu.“Silakan duduk.” Zahra menarik bangku untuk tamu specialnya.“Terimakasih, Mbak.”“Iya. Sama-sama.”Kemudian Zahra mengambil tempat duduk di seberang. Kini keduanya saling berhadapan.“Oh, ya. Kamu mau pesan apa?” Zahra memberikan buku menu kepada Lia.“Avocado juice sama manggo and banana smoothies.” Jawab Lia sembari mendorong perlahan buku menu tanpa membacanya.“Oke. Untuk makan siangnya kamu mau pesan apa?”“Itu saja sudah cukup, Mbak. Bagiku itu sudah menjadi menu untuk makan siangku.”“Apa kau tidak makan nasi?’ Zahra bertanya penuh selidik sembari menatap tubuh Lia dari ujung kepala hingga ujung kaki. Body yang sangat sempurna dan ideal. Wajahnya juga terlihat bersih dan cerah.“Aku lagi mengurangi karbo, Mbak. Sudah lama tidak makan nasi. Semenjak Mas Budi ketahuan ada benjolan di kepala dan juga riwayat diabetes dan hipertensi dari almar

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   237. HUBUNGAN ANTARA ELANG DAN LIA

    Elang terperanjat. Pria itu tak mengira jika akan mendapat pertanyaan yang begitu menohok. Sesaat hanya bisa terdiam. Mengenang masa itu hanya akan membuat luka lama yang sudah terkubur, kembali terbuka.“Kenapa diam?!” pertanyaan sang istri membuyarkan lamunan.“Tidak ada apa-apa di antara kami. Yang aku tahu dia itu adiknya Budi. Betul’kan?” Elang berkilah. Dia berusaha untuk menghindar dari pertanyaan.“Itu benar. Yang aku tanyakan hubungan di antara kalian!” Zahra mempertegas pertanyannya.Elang menarik napas dalam. Dadanya terasa sesak seolah tak ada oksigen yang masuk ke dalam organ pernafasannya.“Sudahlah. Aku mau mandi dulu!” Elang menepuk pipi sang istri dengan lembut dan senyum yang sedikit dipaksakan.“Elang! Jangan menghindar! Jujurlah dan jawab pertanyaanku!” Zahra mencekal pergelangan tangan suaminya dengan sedikit meninggikan ucapan.“Aku sudah menjawabnya! Apa lagi yang harus dijawab!” Elang mengibaskan tangannya dengan kasar hingga terlepas dari genggaman tangan sang

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   236. BERTEMU SESEORANG

    Gadis berparas ayu nan anggun itu menghentikan langkah saat mendengar seseorang yang memanggil namanya. Kini tatapan matanya tertuju ke arah suara yang memanggilnya. Sejenak mengamati wajah Zahra yang kini semakin pucat dan tirus. “Mbak Zahra?!”“Iya. Kau masih mengenaliku, Lia?” tanya Zahra dengan wajah berbinar.“Tentu saja. Apa kabar, Mbak?”“Kabar baik. Kamu sendiri bagaimana?”“Alhamdulillah, aku baik-baik saja. Mmm ... sepertinya Mbak terlihat lebih langsing. Dan membuatku hampir saja tak mengenali Mbak.” Gadis cantik itu ternyata bukan hanya cantik pada parasnya saja. Melainkan juga mempunyai sopan santun dan etika yang baik. Walau dari melihat fisiknya saja dia tahu jika wanita di hadapannya sedang tidak baik-baik saja. Namun ucapannya tidak menyinggung perasaan.“Bilang saja kurus kering, karena tubuhku ini sedang digerogoti oleh penyakit yang berbahaya,” jawab Zahra dengan tersenyum kecut. Ada rasa nyeri yang berarang di dada.Zahra tahu jika Lia tak ingin menyakiti perasaan

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   235. TERPAKSA SETUJU

    “Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu, Elang! Aku yang sekarang bukan lagi istri yang bisa kau banggakan. Aku kini penyakitan dan tidak cantik lagi. Bahkan nanti setelah kemoterapy, rambutku akan mengalami kerontokan. Aku takkan cantik lagi. Dan aku yakin kau akan jijik denganku dan pasti meninggalkanku. Setidaknya jika kau menikah sekarang, aku takkan lebih sakit hati jika masa itu datang. Aku tak mau kau meninggalkanku di saat aku terpuruk.” Zahra menangis terisak. Dia tak sanggup lagi membayangkan jika lelaki yang dicinta akan pergi meninggalkannya.Elang mendekap sang istri dan mengecup puncak kepalanya.“Sayang, aku berjanji kepadamu kalau aku takkan pernah meninggalkanmu dalam keadaan apapun. Hanya maut yang dapat memisahkan kita. Aku mohon percayalah padaku, Sayang.”Zahra semakin terisak. Dalam pelukan lelakinya dia menumpahkan segala kesedihan dan rasa takut. “Aku takut kalau aku akan meninggal, Lang!”“Istighfar. Semua makhluk bernyawa pasti akan pergi meninggal

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   234. SYARAT YANG DI AJUKAN

    Zahra dan suami selesai menunaikan ibadah sholat tahajud. Keduanya memanjatkan do’a kepada sang pencipta.Elang berdo’a untuk kesembuhan sang istri tercinta. Hanya itu harapan terbesar satu-satunya untuk saat ini. Tak ada keinginan lain selain kesembuhan sang bidadari.Zahra pun sama khusyuknya dalam berdo’a. Do’a yang dipanjatkan tak hanya untuk dirinya sendiri. Tak lupa pula dia memohon kepada sang pencipta untuk kebahagiaan suaminya. Terutama dengan syarat yang akan diajukan olehnya untuk sang suami.Zahra sudah memikirkan matang tentang rencananya. Setelah melalui pemikiran panjang, keputusan terberat harus di ambil demi sang suami. Semoga saja ini yang terbaik untuk semuanya.“Sayang. Apa kau sudah selesai berdo’a?” pertanyaan Elang membuat Zahra terkejut.“Sudah,” jawab Zahra dengan gugup sembari mengecup punggung tangan suaminya.“Apa kau akan membicarakan syarat yang kau ajukan sekarang atau nanti?’ Elang menembak langsung dengan pertanyaan. Dia memang tak bisa berbasa-basi da

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   233. KANKER OVARIUM

    Elang berdo’a dengan begitu khusyuk. Dia sangat berharap jika Tuhan mengabulkan do’a untuk kesembuhan istrinya. Di setiap rintihan do’a tiada henti menyebut nama istri tercinta.Dalam jarak yang tak terlalu jauh, sayup terdengar suara seorang pria yang cukup familiar di telinga Elang. Do’a yang dipanjatkan begitu tulus dan menggugah jiwa.Elang menajamkan telinga untuk mendengar do’a yang membuatnya larut dalam kesedihan. Do’a seorang ayah yang berharap untuk kesembuhan putrinya.“Ya. Alloh. Hamba mohon berikanlah kesembuhan untuk putri hamba. Dia adalah separuh dari nyawa yang ada dalam raga ini. Hamba tak sanggup melihat putri hamba menderita. Jika Engkau berkenan, Hamba bersedia menukar nyawa hamba demi kesembuhannya. Hamba ikhlas Ya Alloh. Hamba ikhlas.” Suara pria itu bergetar dalam isak tangis. Dia pun bersujud dan menumpahkan kesedihan di atas sajadah yang membentang.Elang terkejut mendengar do’a dari insan yang penuh harap. Dia menyadari jika suara itu milik ayah mertuanya. K

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   232. OPERASI

    Zahra sudah menjalani serangkaian tes sebelum operasi. Dia berusaha untuk tegar dan tak terlihat sedih di mata suaminya. Namun pandangan kosong tak mampu menyembunyikan rasa sedih yang tergambar jelas pada mata sayunya.Gadis cantik itu bersandar pada dinding pembatas balkon yang berada di depan kamarnya. Udara pagi yang begitu bersih mampu menyegarkan pikiran.Biasanya di pagi hari, dia selalu berolahraga bersama suami. Namun semenjak mengetahui ada kista dalam tubuhnya, membuat semangatnya untuk beraktifitas menurun. Bahkan semangat hidupnya ikut menurun hingga sangat mempengaruhi kualitas sexualitasnya.Untuk sementara, Zahra mengambil cuti dari pekerjaan. Dia akan fokus untuk pengobatan penyakitnya.“Sayang, kamu sedang apa?” Elang memeluk pinggang mungil sang istri dari arah belakang. Pria itu tetap romantis walaupun tubuh istrinya tak seindah dulu.“Elang. Aku hanya ingin menghirup udara pagi dan berjemur di sini. Kamu tidak olah raga?” Zahra membalikkan badan. Kini keduanya sal

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   231. KISTA OVARIUM

    Zahra mendatangi dr. Arumi untuk memeriksakan diri. Tentunya ditemani oleh suami yang sangat setia.“Bagaimana, Dok? Apa saya hamil?” tanya Zahra saat baru saja selesai diperiksa oleh dr. Arumi.“Tidak. Anda tidak hamil.”“Lalu, kenapa Saya tidak menstruasi?”“Sudah berapa lama Anda tidak menstruasi?” tanya dr. Arumi.“Tiga bulan, Dok.” Jawab Zahra dengan singkat.Dr. Arumi menarik napas panjang sepertinya ada sesuatu yang menyesakkan dada.“Seharusnya Anda bisa datang ke sini lebih awal. Minimal setelah tahu bahwa Anda terlambat datang bulan di bulan pertama.”“Memangnya kenapa, Dok?” Zahra bertanya dengan cemas. Walau dia sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan dokter pribadinya.“Begini, dr. Zahra. Saya harus menyampaikan hal ini walau kurang mengenakkan.”“Bagaimana, dok? Tolong katakan dengan jelas!” Zahra terlihat mulai gelisah. Dia menatap ke arah suaminya.Elang hanya bisa tersenyum dan menggenggam erat jemari sang istri. Pria itu berusaha menguatkan istrinya. Walau sesun

  • ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH   230. TAK MENSTRUASI TAPI TIDAK HAMIL

    “Bagaimana dengan kondisi rahim saya, Dok? Apa kecelakaan yang menimpa saya beberapa waktu lalu berpengaruh terhadap rahim saya?” dan apa Saya bisa hamil lagi dengan segera?” tanya Zahra kepada dr. Arumi setelah selesai menjalani pemeriksaan.“Sabar, Sayang. Nanya’nya satu-satu.” Elang berkata lirih kepada sang istri.“Iya. Maaf.”“Silakan duduk.’” Dr. Arumi mempersilakan Zahra dan suaminya duduk.“Begini, dr. Zahra. secara keseluruhan kondisi rahim Anda cukup baik. Namun karena Anda baru saja melahirkan secara operasi, ada baiknya Anda menunda hingga tiga atau empat tahun ke depan. Saya rasa sebagai dokter, Anda tahu resikonya.”“Iya. Sebenarnya saya tahu, Dok. Hanya saja, saya ingin sekali segera punya anak lagi.”“Saran saya, lebih baik dokter menikmati masa-masa indah dulu bersama suami. Dan jangan terlalu memikirkan hal ini, hingga bisa membuat anda tertekan. Saya tahu kehilangan seorang anak tidaklah mudah. Namun Anda harus bisa segera bangkit dan membuang semua beban yang ada d

DMCA.com Protection Status