Share

10. Di Anggap Tak Ada

last update Last Updated: 2025-02-26 17:00:53

Jadwal penerbangan Hans dan Liam sekitar dua setengah jam lagi, namun kedua pria itu sudah bersiap untuk menuju ke bandara.

"Winda, sementara aku tidak ada di rumah, kamu bantu mereka dan jaga anakku dengan baik," pesan Hans sebelum melanjutkan langkahnya, "Kabari aku langsung kalau ada apa-apa dengan Baby Neul."

Hans bertemu dengan Winda saat wanita paruh baya itu keluar dari kamar sang bayi. Sementara Hans baru saja menutup pintu kamarnya dan ingin berpamitan pada Haneul.

Wanita paruh baya itu mengangguk lirih, "Baik, Pak. Tanpa Anda berkata begitu, sudah menjadi tugas saya."

"Aku juga sudah pesan pada Ashley beberapa hal, tinggal kamu pantau saja kegiatannya. Dan satu lagi, gizi makanan Ashley jangan kamu abaikan. Itu juga berpengaruh pada anakku."

"Selalu Pak, untuk makanan Ibu Ashley, Pak hans tenang saja."

Hans mengangguk yakin, "Baik, aku percaya itu."

"Jika tidak ada yang ingin Pak Hans sampaikan lagi, saya permi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (32)
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
kasian banget sihh kamu sandra .katanya kamu ini sekertaris nya tapi masa iya gak tau jadwal bos nya sihh .
goodnovel comment avatar
Attin26
bisa bahaya nih kalau Sandra bertemu Ashley dirumah nya Hans...
goodnovel comment avatar
haniah Nia
haddeh bisa berabeh nih klo ketemu ashley di rumah hans, apalagi klo sampai ketemu dengan risma bisa bisa mereka ketja sama
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   11. Membeli Daster

    Pagi itu memang pemandangan yang sangat menyenangkan. Meskipun tidak ada Hans di rumah itu, namun Ashley sangat bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengurus Baby Neul. Eugh ... Erangan kecil kemudian disusul dengan rengekan Haneul membuat Ashley melihat ke dalam box bayi. Dengan sigap Ashley membopong tubuh Baby Neul, lalu menggendongnya, "Emmm, Sayang ... Baby Neul haus? Mau nenen ...?" Jiwa ke-ibuan Ashley berjalan begitu saja. Ia langsung memposisikan Haneul dengan tepat, sehingga sang bayi dapat nyaman menyerap asupan makanan dari dalam tubuhnya. Setelah kejadian kemarin pun Ashley tetap baik terhadap Risma. Selain menganggap sama-sama pekerja di rumah itu, Ashley memang memiliki hati yang lembut. Setelah memasukkan baju dan selimut kotor sang bayi ke dalam keranjang. Kemudian melihat Ashley sedang menyusui Haneul, Risma menepuk lengan Ashley lalu berkata, "Aku tinggal dulu ya, Ash. Ada kerjaan di bawah," pamitnya. "Hm." Ashley mengulas senyum kecil, membiarkan Ris

    Last Updated : 2025-02-27
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   12. Bertemu Doni

    Di dalam mall besar, Risma dan Ashley tampak senang mendorong kereta bayi. Sementara Baby Neul pun tertidur pulas, menghiraukan kebisingan sekelilingnya, seolah telinga Haneul merasakan penyesuaian dengan dunia luar. "Wah ..., ternyata begini dalam isi mall," seloroh Ashley memandang pertokoan dengan mata binar. Mengernyit heran, Risma menoleh sekilas, "Memangnya kamu gak pernah masuk mall?" Ashley menggeleng, "Jarang untuk belanja, Ris. Mendingan juga ke pasar, harganya jauh lebih murah. Apalagi bisa ditawar juga." Memang benar, demi menjaga pengeluaran keluarga tetap stabil, Ashley tidak pernah belanja di mall. Mengingat gaji Soni yang waktu itu hanya seorang pekerja bengkel. Hampir setiap toko di dalam mall tersebut keduanya lalui hanya untuk melihat-lihat. Namun tiba-tiba ... "Lihat Ris, itu ada Diskon!" seru Ashley melihat tumpukan baju murah dalam keranjang display. Ia siap mengarahkan langkah menuju ke toko itu. Risma terbeliak melihat banyaknya orang berjejal dan

    Last Updated : 2025-02-27
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   13. Kejujuran Ashley

    Meskipun langkah kaki keduanya sempat terhenti sejenak karena seruan Doni. Akan tetapi, Ashley menarik lengan Risma agar cepat mengikuti langkahnya lagi. Mereka mengabaikan panggilan Doni."Biarin aja, Ris! Cepetan kita pergi dari sini!"Dengan langkah menahan sakit, Ashley terus membawa langkahnya keluar mall itu, walaupun ada rasa penasaran dalam diri Risma.Beruntungnya, mobil yang dikemudikan sang supir terparkir tidak jauh dari pintu keluar. Dibantu sang supir memasukkan kereta dorong ke dalam bagasi belakang, kemudian Ashley memberi perintah. "Buruan jalan, Pak!"Kedua tangan Ashley tampak sedikit gemetaran saat menggendong Baby Neul, membuat Risma penasaran, "Kamu gak papa, Ash?"Entah, apa yang di rasakan Ashley saat ini. Padahal, jikalau dilihat dengan situasi saat tadi, Doni tampak seperti pria baik."Hmm." Ashley menyembunyikan keresahan.Setiba di rumah Hans, Risma membantu menggendong Baby Neu

    Last Updated : 2025-02-27
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   14. Kaki Terkilir

    Risma pikir setelah kejadian di mall Ashley akan mendapat masalah dengan Winda. Nyatanya, ibu susu Haneul hanya diperingatkan saja oleh kepala pelayan tersebut."Sialan banget sih, kenapa dia cuma ditegur doang!" kesal Risma secara tidak sengaja menguping pembicaraan keduanya.Perawat itu sedang berpura-pura hendak ke dapur sehingga ia bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Sangat jelas jika Winda tidak memecat Ashley.Sementara Ashley sudah menuju kamar Baby Neul. Winda bangkit dari duduknya, kemudian melangkah menuju meja makan. Di sana ia melihat Risma sedang membuka lemari pendingin."Risma," panggil Bi Winda.Sang perawat menoleh, "Ya, Bu.""Lain kali kamu juga harus waspada terhadap Baby Neul, jangan sampai kejadian ini terulang lagi."Meski tidak secara langsung menegur Risma, namun Risma merasa dia juga terkena akibat dari ajakan Ashley."Sialan! Ini semua gara-gara ide konyol si Ashley, aku jadi kena

    Last Updated : 2025-02-28
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   15. Berada Dipelukan Hans

    Hans mendatangi kamar Ashley yang berada di lantai bawah. Ia langsung membuka pintu yang memang sengaja tidak di kunci oleh Ashley."Ash!"Ashley benar-benar terkejut saat sang majikan membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk. Ia menoleh sambil tercengang, "Pak, Hans?"Ia berusaha duduk meski harus menahan sakit. Memang, Ashley sebelumnya juga sudah tau kalau sang majikan akan pulang dari perjalanan dinas hari ini.Namun, ia tidak menduga bila Hans akan masuk ke dalam kamarnya dalam kondisi dan pemandangan yang menurutnya sangat ... Wanita itu cepat-cepat membenahi dress yang tersingkap."Eh, ehm ... maaf, saya tidak mengetuk dulu," kata Hans menunduk sekilas, kemudian mengubah ekspresi wajahnya cepat, melihat kaki Ashley yang terbungkus perban.Ashley pun diam, situasi ini benar-benar membuat keduanya menjadi canggung.Tanpa berkata, Hans langsung menggulung kedua lengan kemejanya sampai siku, hingga tampak otot lenga

    Last Updated : 2025-02-28
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   16. Ilmu Pelet

    "Tidak ada pembelaan lagi, Ris," kata Hans. Risma mendapat tatapan tajam dari pria itu. Seolah mengatakan bila tidak ada yang boleh melawan lagi keputusannya. Membuat sang perawat tidak berani melanjutkan protesnya. "Baik, Pak." Setelah melihat Ashley mulai membuka kancing dress-nya, Hans melangkahkan kaki keluar kamar sang anak. Tetapi, saat tiba di ambang pintu, Hans melihat Winda dan Liam yang berada di luar kamar. "Liam, ikut aku," pinta sang CEO langsung menuju ke ruang kerja. Sang asisten langsung mengikuti langkah Hans menuju ruangan di lantai dasar. "Anda cari saya, Pak?" tanya Liam usai menutup pintu ruang tersebut. "Untuk sementara belikan kursi roda untuk Ashley. Dan juga ... katakan pada Winda, agar kamar tamu di bawah, ubah sementara untuk kamar Haneul. Aku rasa sekarang ini Ashley tidak akan bisa naik turun tangga," ungkap Hans secara lugas. Liam mengangguk lirih, "

    Last Updated : 2025-03-01
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   17. Peringatan Sang CEO

    Pandangan Sandra terpaku saat melihat punggung pria pujaannya sedang menggendong seseorang. Namun sayangnya, ia tidak melihat wajah sosok itu. Satu keyakinannya, sosok itu adalah perempuan. Dengan rasa penasaran Sandra melangkah lebih cepat, namun sebelum lebih dalam, Hans memberi instruksi. "Antar dia ke ruang kerjaku, Liam!" titah Hans. Dengan sigap Liam langsung berdiri di depan Sandra dengan tatapan tajam, "Ayo ikut saya, Sandra!" Sandra terpaku seketika, kemudian memutar bola matanya malas, "Pak Liam, saya mau ketemu Pak Hans!" "Hm, saya juga tau. Tapi Pak Hans mau bertemu kamu di ruang kerjanya. Apa ada yang salah?" Jika sudah berhadapan dengan Liam, Sandra seolah tak dapat berkutik. Ia selalu kalah satu langkah dari asisten itu. "Huh, sial!" umpat Sandra dalam hati. "Padahal kurang sedikit saja aku lihat wajah istrinya. Nggak mungkin kan itu bukan istrinya? Masak iya, pria

    Last Updated : 2025-03-01
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   18. Taman Bunga

    "Nggak perlu tahu siapa aku," jawab Risma yang mendengarkan percakapan tadi di ruang kerja. Risma sengaja mengambil alih tugas Anti yang seharusnya mengantarkan minuman tadi. "Aku bisa membantumu kalau kamu mau?" imbuhnya.Mendengar ucapan wanita itu membuat Sandra menarik sudut bibirnya. "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan untuk membantuku, hah?""Semuanya ... Aku tau apapun dalam rumah ini."Namun, sepertinya Sandra tidak mudah terbujuk oleh ucapan Risma. "Huh, atau kamu juga mempunyai masalah yang sama sehingga kamu bekerja sama denganku? Kalau memang begitu, maaf, aku tidak mau bekerja sama dengan musuhku ...!"Ucapan Sandra membuat Risma mati kutu. Benar apa yang dikatakan Sandra, ibarat bumerang tawarannya justru berbalik padanya kembali."Benarkan, apa yang aku katakan?" cibir Sandra, "ah sudahlah, percuma kamu menawarkan hal yang kamu sendiri juga menginginkan."Sandra langsung meninggalkan Risma begitu saja. Ia la

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   69. Frustasi

    Sandra terbangun dengan kepala yang Mata Sandra membelalak. Napasnya tercekat.Pikiran Sandra langsung melayang ke kejadian semalam. Tangan-tangan kasar itu memperlakukannya dengan brutal—menarik, mencengkeram, dan merenggut harga dirinya tanpa ampun, seolah ia bukan manusia. Semua itu terjadi diiringi desahan dan tawa menjijikkan.Suara mereka masih terngiang di telinga Sandra. Mereka mengolok-olok, menyebutnya murahan, lalu tertawa puas sambil mengatakan betapa mereka menikmati saat Sandra memohon, menangis, meronta sekuat tenaga, dan berteriak ketakutan."Tidaaaak!"Sandra menjerit histeris, tangannya mencengkeram rambutnya sendiri. Ia ingin menyangkal apa yang terjadi, tapi rasa sakit di tubuhnya berkata lain. Ia merasa jijik. Marah dan hancur.Emosi yang membuncah membuatnya meraih gelas kaca di atas meja dan melemparkannya ke dinding. "Bajingan!!!""Bangsat! Hendrik brengsek!!"Sandra bangkit dengan tubuh geme

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   68. Kegiatan Pagi Hari

    Hans memang memberi waktu bagi Ashley untuk menyesuaikan diri sebagai istrinya. Ia tidak memaksanya untuk segera menjalankan peran sebagai istri sepenuhnya. Baginya, sudah cukup jika Ashley tidak melupakan tugasnya sebagai seorang ibu. Pria itu menatap Ashley dengan lembut, membiarkan keheningan di antara mereka sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Apa yang kamu inginkan dariku sebagai suamimu, Ash?" Terdiam sejenak, Ashley menatap Hans dengan sorot mata ragu. Mereka kini berbaring saling berhadapan. Kedua bola mata saling menyelami perasaan masing-masing. Begitu pula Hans, menatap teduh sang istri. Ashley tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia mengangkat wajah, menatap suaminya dengan ragu. "Aku ... aku bersyukur," katanya pelan. "Aku gak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua mertuaku sebelumnya, tapi di sini, aku merasakannya. Aku gak butuh apa-apa lagi." Hans menggeleng kecil, tersenyum hangat. "Bukan itu maksudku, sayang." Ia mendekat, menggenggam tangan Ashley dengan

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   67. Canggung

    Setelah acara pesta barbeque usai pada malam itu, Naomi langsung membawa Haneul ke kamarnya. Sementara Hans dan Candra masih berbincang di ruang keluarga. Perbincangan yang santai diselingi tawa dan canda dari anak mantu keluarga Lee.Baru kali pertama Ashley merasakan kehangatan di dalam lingkungan keluarga mertuanya, dan sambutan mereka yang begitu hangat."Ash, kamu jangan sungkan-sungkan kalau di rumah ini ya. Ini rumah masa kecil Hans, jadi kamu pun juga harus merasa nyaman di sini," kata Candra membuat suasana semakin hangat."Mmm, iya, Pi. Aku akan membiasakan diri," balas Ashley terdengar kaku.Pasangan muda itu duduk berdampingan di sofa, sementara Candra duduk tak jauh dari mereka. Setelah mendengar lagi ucapan sang menantu, Candra tersenyum tipis, "Ya ya ya, itu akan jadi lebih baik. Jadi, kapan kalian bulan madu?"Hans dan Ashley saling berpandangan. Ashley menundukkan wajah, tersipu malu, sementara Hans menggar

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   66. Berpacu Waktu

    Entah mimpi apa Sandra hingga terjebak ke dalam permainan Hendrik yang sangat panas. Pria yang memiliki studio itu biasanya menghasilkan gambar-gambar para model untuk cover atau iklan tertentu.Namun, di balik semua itu, ternyata Hendrik memiliki bisnis kotor. Ia memproduksi film porno dengan korban yang ia ancam akan disebar video yang ia rekam.Plak!"Diam dan patuh, Sandra. Atau kamu tiba-tiba jadi artis viral!" bentak HendrikPipi Sandra seketika menjadi panas. Wajahnya langsung memerah marah. Detik itu juga sesuatu terasa keras masuk ke dalam intinya. Dirinya merasa terbelah. Sandra sontak mendongak. "Argh ...!"Hendrik mendorong kuat miliknya yang sudah mengeras dengan sekali hentakan. Sedikit sulit, dan sesuatu yang basah ia rasakan."Hmmm ... Ternyata kamu masih perawan juga ya?" desis Hendrik sambil menarik miliknya sedikit.Sekali lagi, ia hentakkan kuat hingga terdengar jeritan dari wanita yang ada di b

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   65. Ikat Dia

    Hendrik mulai melumat bibir Sandra. Perlahan, bibirnya menjelajah leher jenjang Sandra. Sementara kedua tangannya bergerilya menjelajahi tubuh halus Sandra tanpa menghentikan aksinya menciumi leher Sandra. Bahkan pria itu meninggalkan tanda merah yang dalam di kulit putih Sandra.Tiba-tiba Hendrik menghentikan aksinya dan berdiri. Ia memperhatikan tubuh Sandra yang masih terkulai tak sadarkan diri. Sesaat, ia terdiam. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya."Gini gak seru," gumam Hendrik. "Kalau dia sadar, reaksinya pasti lebih menarik."Dua teman Hendrik, Riki dan Anton, saling pandang."Maksudnya gimana?" tanya Anton, pria bertubuh besar dengan perut buncit."Bangunin dulu," Hendrik melirik ke wastafel di sudut ruangan. "Ambilin air, Rik."Riki, pria berkepala plontos, mengangkat bahu sebelum akhirnya berjalan ke wastafel. Sementara itu, Anton melipat tangan di dada, wajahnya masih penuh keraguan."Terus kalau

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   64. Video Panas

    Sandra yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri pun tengah digerayangi dua pria di sekelilingnya. Sementara Hendrik sedang menyiapkan kamera yang tepat dengan tempat yang akan dijadikan membuat video mereka. "Gimana bro, kita mulai sekarang aja, ntar keburu dia sadar?" tanya satu rekan Hendrik. Sementara satu pria lain pun menyahut, "Benar katanya. Kalau kita gak segera, mungkin kita akan gagal semuanya." "Oke, oke, tenang. Sebentar aku siapin lampu sorotnya." Setelah memastikan semuanya sempurna, Sandra yang sudah tak memakai sehelai pakaian pun tersorot kamera dengan sangat jelas. Bentuk tubuh setiap inci wanita itu terekspos melalui lensa kamera Hendrik. "Yuk, kita mulai," kata Hendrik yang mulai menyalakan lampu serta tombol power. Kamera menyala, merekam setiap detiknya tubuh wanita itu. Bagaimana pula Hendrik mendekatkan kamera itu merekam pada bagian tubuh Sandra yang paling inti. "Wow," gumam Hendrik sangat bergairah meskipun hanya melihat melalui lensa kame

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   63. Mangsa Baru

    Jika Hans dan Ashley dalam keharmonisan keluarga, berbeda dengan Sandra yang semakin terpuruk. Wanita itu benar-benar frustasi akibat tertampar oleh kenyataan yang begitu getir.Malam pun semakin larut, Sandra duduk di meja bar, menatap kosong ke gelas minumannya yang sudah hampir habis. Musik yang keras, lampu yang berkedip, dan keramaian di sekitarnya hanya membuatnya semakin merasa terasing.Dia seharusnya merasa bahagia, atau setidaknya merasa lebih baik setelah mencoba melupakan kenyataan yang pahit. Tapi kenyataan itu terus menghantuinya, seperti bayangan yang tak bisa hilang."Mengapa seolah takdir pun juga tidak memihakku ...?" gumamnya mengangkat gelas, meneguk habis isinya. Sesaat, rasa pahitnya menyeruak, mengingatkan pada betapa pahitnya kenyataan yang dia hadapi. Dia selalu bermimpi menikah dengan Hans, membangun keluarga kecil yang bahagia. Tapi kini, impian itu hancur berantakan."Sandra," bisik suara tiba-tiba dari s

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   62. Kejutan Piano

    Suasana sore semakin hangat di taman samping rumah orang tua Hans, dipenuhi tawa dan kebersamaan. Hans, Ashley, dan kedua orang tuanya sedang duduk bersama di sekitar meja makan. Terlihat Candra sudah menyiapkan alat bakar dan menyalakan api lebih dulu. Sementara Hans dan Ashley juga membantu."Kalian ambil daging, serta alat makan saja," pinta Candra agar kedua pengantin baru sedikit menjauh.Ashley menggangguk, "biar aku yang ambil sayur dan dagingnya, Mas."Namun, Hans juga tak mau kalah, ia juga ingin membantu dalam acara pesta barbeque ini, "Jangan, biarkan aku bantu juga."Keduanya langsung masuk ke dapur, Ashley membuka lemari pendingin, sementara Hans melangkah mengambil alat makan. Mereka sepakat bekerja sama."Aduh, sudah besar banget Neul, ya? Kayak papa banget,” kata Naomi, yang tiba-tiba muncul dari balik pilar sambil memeluk Baby Neul dengan lembut.Wanita paruh baya itu baru saja bermain dengan cucu kesay

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   61. Gugup

    Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Hans dan Ashley, bersama dengan Baby Neul, sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk menginap di rumah Oma dan Opa. Setelah Candra dan Naomi memutuskan untuk pulang lebih dulu setelah berakhirnya pesta. Meskipun mereka berdua tampak santai, ada sedikit kecemasan di wajah Ashley. Ini adalah pertama kalinya mereka menginap di sana, dan pastinya ada banyak hal yang ingin ia pastikan. "Ayo, Ash. Apa semua sudah siap?" tanya Hans menghampiri Ashley yang hendak Menggendong Haneul. "Hem, sudah Pak," sahut Ashley tanpa menoleh. Panggilan Ashley ternyata belum juga berubah hingga membuat Hans sedikit gemas. Namun, tangan pria itu tetap terulur membantu sang istri mengaitkan kunci di balik punggung hingga terdengar bunyi 'klik!' "Mau sampai kapan kamu gak merubah panggilan untukku itu, Sayang," bisiknya tepat di telinga Ashley hingga bibir serta embusan napas sang suami membuat wajahnya bersemu merah. Ashley tersipu malu mengalihkan pandanga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status