Dengan melawan rasa takutnya, Alana nekat pergi bersama Yudi. Namun, ia lupa kalau Anita, mamanya berada di Semarang. Bukan tempat yang dekat jika harus ke sana dan membutuhkan waktu beberapa jam sampai di sana.
“Jangan khawatir aku yang mengurusi semuanya,” ucap Yudi mencoba menyakinkan Alana.
“Tapi ga dekat Yudi Puncak ke Semarang,” ujar Alana ragu-ragu.
“Kalau kita berangkat sore ini sampai Semarang paling jam 1 dini hari. Masih ada kesempatan untuk kamu bertemu Mamamu.”
“Tapi, a
Alana berada di kamarnya tidak tenang sendiri. Ia ingin ikut bersama Yudi, tapi bagaimana dengan statusnya sendiri. Reynar sudah membuatnya seakan-akan mati.“Apa aku kabur sekalian aja ya,” ucapnya bimbang.Dalam perasaan bimbang terselip rasa kecewa dengan kelakuan Reynar. Kenapa laki-laki itu bisa melakukan perbuatan seperti itu padanya? Membuatnya seolah-olah mati.“Kalau dia cinta sama aku ga mungkin buat hidupku jadi seperti ini,” ucapnya dengan kebingungan.Dari pada terus menerus bingung ia memutusk
Wildan diutus oleh Reynar agar segera kembali malam itu ke Jakarta. Ia tidak tenang jika bukan asisten pribadinya lah yang membawa Alana langsung ke Bali. Namun, ia sangat terkejut saat Wildan memberitahukannya kalau Alana sudah tidak ada di Villa Rose membuatnya meradang marah. Tanpa berpikir panjang ia segera kembali ke Jakarta dengan private jetnya. Wildan, Hary, dan Nina menundukan wajah dengan ketakutan saat Reynar menanyai mereka."Maafkan saya, Tuan Reynar. Tuan Yudi membawa Nona Alana dan saya yang bertanggung jawab atas semua kesalahan,” ujar Hary."Aku kecewa padamu, Hary. Kenapa kamu mel
Reynar yang tidak ingin membuang-buang waktu lagi menyudahi pembicaraannya dengan Yudi. Ia harus segera membawa Alana kembali ke Villa Rose. Namun, begitu di depan pintu ia jadi bimbang sendiri. Apakah ia harus marah-marah pada Alana? Atau hanya menatap Alana marah? Tapi ia juga khawatir sama Alana.Yudi yang mengintip dari balik dinding merasa gemas sendiri dengan kelakuan Reynar. Seharusnya sahabatnya itu segera masuk dan membujuk Alana bukannya hanya diam mematung di depan pintu.“Masa harus aku ajarin sih,” gumam Yudi geram.Bukan hanya Yudi s
Cahaya matahari masuk mengintip di dalam sela-sela tirai jendela di kamar Alana. Sinarnya menyilaukan manik-manik mata indah berwarna hitam milik Alana."Kamu sudah bangun," ucap Reynar yang duduk di depan sofa ranjang yang ditiduri Alana.“Pagi Rey.” Terdengar suara serak khas orang tidur.“Bersiap-siaplah aku menunggumu di bawah untuk sarapan.” Reynar berkata dengan dingin.
1 minggu kemudianTanpa terasa sudah seminggu Reynar dan Alana berada di pulau R. Pulau pribadi milik Reynar yang ada di pertengahan Kepulauan Seribu. Pulau yang sangat indah dan mampu memanjakan mata dengan segala pesonanya dan keistimewaannya yang seakan-akan berada di Maldives.Alana sangat menikmati keindahan pulau R. Hamparan pasir berwarna putih tampak apik dengan deretan bunga-bunga indah dan pepohonan yang rindang. Fasilitas di pulau tersebut juga tak kalah dengan tempat-tempat yang lainnya. Pulau R tidak terlalu besar hanya 10 hektar dan terdapat Villa-villa modern ada di sana dengan ketenangan dan berlibur dari penatnya pekerjaan.
1 bulan kemudianSudah 1 bulan Reynar selalu bersama Alana. Gadis itu sudah telah jatuh cinta padanya dan selalu melayani apapun keinginannya. Hal yang membuat ia semakin menyukai Alana ternyata wanita itu selalu bisa memuaskannya di tempat tidur bahkan Alana bisa mengimbangi semua permainannya.Setelah pulang dari perusahaannya, Reynar selalu cepat - cepat ingin kembali ke Villa Rose. Rasanya sehari saja tidak bertemu Alana bagaikan setahun dan yang lebih membuat ia bersamangat Alana selalu tersenyum menyambutnya pulang.Sekarang Alana di dalam dekapan Rey ingin menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
Pagi harinya Reynar yang tertidur di samping Alana terbangun terlebih dahulu entah mengapa sulit rasanya untuk ia tidur terlelap. Tadi malam ia begitu kebingungan dengan perasaannya sendiri. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan pikirannya.Melihat Alana di balik selimut tanpa mengenakan sehelai benang pun membuat pikirannya melayang. Ingin sekali ia melakukan hubungan intim dan menikmati semua kenikmatan yang diberikan oleh Alana. Napsu dan gairah sudah membuatnya lupa akan dendamnya sendiri.“Aku harus melakukan lagi sebelum kembali ke Jakarta,” ucapnya mulai ketagihan dengan tubuh Alana.
Reynar berangkat ke kantornya dengan wajah sumringah. Mungkin benar yang orang katakan jika hasrat seksual terpuaskan membuat bahagia kehidupan ini. Begitulah yang dirasakannya, kehidupan seksualnya menjadi semakin bergairah semenjak bersama Alana.Wildan hanya bisa ikut bahagia semenjak mood Reynar yang jarang marah - marah kalau ada pekerjaan dari karyawan yang tidak tepat. Semenjak ada Alana Reynar jadi sangat berbeda. Ia juga tahu kalau atasannya selalu bercinta tiap malam dengan Alana tak merasa heran. Setelah bertahun - tahun ia ikut bekerja di Adiwangsa Grup baru kali ini melihat Reynar tersenyum lebar. Ia bahkan berharap Reynar sudah lupa dengan dendamnya pada Alana.