Share

Who You Love

Penulis: Sianida
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sesuatu yang tak nampak. Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hal yang paling penting dalam jiwa, yang mampu mengendalikan amarah dan gejolak kekuatan. Rasa. Rasa untuk orang-orang yang paling penting dalam hidup. Rasa yang membuncah, mengalir, menenangkan pikiran, hati, raga. Rasa yang hanya dimiliki oleh segelintir yang beruntung….

“Ini lebih seperti teka-teki ketimbang petunjuk,” ucap Elora seraya menghela napas.

“Teka-teki juga bagian dari petunjuk,” sahut Caspian.

Elora mendorong buku ke sisi meja di hadapan Caspian, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

“Aku lelah,” gumam Elora. “Memang benar kata Arapeta... Seminggu itu mustahil.”

Caspian yang duduk di sebelah Elora, menghadap ke Elora sembari menyangga kepala dengan tangan.

“Kau yang ada bersamaku dalam jarak sedekat ini juga terdengar mustahil beberapa waktu yang lalu. Pada awal-awal pertemuan kita.&rdquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Love is All You Need

    “Kau yakin?”Entah sudah keberapa kalinya Caspian menanyakan hal itu. Elora tak lagi mengangguk, ia hanya melenguh malas.“Kukira kau pernah bilang tak ada perasaan apapun pada Javier,” kata Caspian lagi.“Javier orang yang penting untukku. Cinta yang dimaksud bukan melulu cinta untuk kekasih kan? Cinta untuk keluarga, sahabat, apapun itu.”“Ya, aku tahu. Tapi—”“Apa kalian memanggilku hanya untuk menyaksikan perdebatan tak penting ini?” potong Hunapo.Sudah sekitar lima menit mereka bertiga berdiri di halaman belakang rumah Arapeta. Secara teknis namanya halaman belakang, tetapi sebenarnya ini adalah bagian dari hutan yang membentang hingga berkilo-kilometer jauhnya.“Tidak,” jawab Elora cepat. “Seperti yang aku katakan tadi, kurasa aku sudah menemukan hal yang bisa membantuku mengendalikan perubahan.”“Ya. Cinta. Kau sudah mengatak

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Everything Happened For a Reason

    Cuaca di Milford Sound konon tak pernah bisa ditebak. Siang hari matahari begitu terik, setengah jam kemudian badai datang tanpa aba-aba. Atau bisa saja malam yang penuh bintang berubah menjadi hujan tak berkesudahan.Pagi ini rintik air menyambut Elora begitu ia keluar dari rumah Arapeta. Ia hanya mengenakan jaket tipis sebagai pelindung dari serangan hujan yang semakin deras. Hunapo meminta Elora untuk berlari menyusuri hutan, seolah terjangan angin dingin yang menggigit saat ini tak berarti apapun untuknya.“Kendalikan emosimu! Kau harus bisa tenang dalam situasi apapun!” teriak Hunapo, layaknya seorang komandan yang membekali pasukannya dengan kata-kata mutiara sebelum terjun ke medan perang.Elora tak melihat Caspian dimanapun saat ia keluar tadi. Ia mengira Caspian akan menantinya di lorong di depan kamar Elora, bersandar di dinding yang catnya sudah terkelupas. Atau Elora pikir Caspian akan mengetuk pintu kamarnya pagi-pagi buta untuk membangu

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   I Want Yours

    Tiga hari berikutnya berlalu dengan penuh perjuangan. Elora masih kesulitan mengontrol tenaganya, sampai mengorbankan berbatang-batang pohon di halaman belakang rumah Arapeta.“Sekali lagi kau merusak pohonku, aku akan menahanmu di sini sampai pohon-pohon pengganti tumbuh sebesar pohon-pohon yang telah kau hancurkan,” ancam Arapeta suatu kali, ketika ikut menonton latihan Elora. Ancaman itu sukses membuat Elora mengendalikan kekuatannya. Ia tak bisa membayangkan hidup lama di tempat terpencil tanpa listrik dan peradaban modern ini.Hingga tibalah hari terakhir Elora di Milford Sound. Hunapo membebaskan Elora dari pelatihan dan mengizinkannya untuk menikmati alam Milford Sound sebagai seorang turis. “Nikmatilah selagi kau ada di sini.”Sepertinya Caspian sudah tahu terlebih dulu soal hari bebas Elora, karena dia telah merencanakan sesuatu.“Ayo cepat,” Caspian setengah menyeret Elora menuju dermaga, di mana jajaran kapal

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Friend With No Benefits

    Meninggalkan Milford Sound yang bagaikan alam mimpi dan kembali ke Queenstown, membuat kenyataan menghantam Elora sekali lagi. Ia masih terhanyut pada momen kebersamaan dengan Caspian, sehingga ketika Brittany menyambut kedatangan Caspian di pintu masuk kastil, Elora merasa bagai ditonjok di perut.Caspian langsung melompat turun setelah memarkirkan mobil. Brittany berjalan cepat menghampirinya, menghambur dalam pelukan Caspian dan membisikkan sesuatu di telinga sembari melingkarkan kedua tangan di leher Caspian.Dari tempat Elora berdiri, ia bisa melihat punggung Caspian yang bergetar pelan karena tawa. Keduanya berjalan beriringan, masuk ke kastil, meninggalkan Elora yang tampak bodoh dengan satu tas berisi pakaian dan wajah yang suram bagai awan mendung.Elora melemparkan tasnya ke kaki ranjang begitu ia tiba di kamar. Ia membuka laci nakas dengan kasar dan menyambar ponsel di dalamnya. Elora menghempaskan tubuh ke atas kasur, rasanya nyaman. Kasur di rumah A

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Two Werewolves One Mate

    Zed berjalan di samping Elora, melalui rute yang biasa mereka lewati menuju ke tempat latihan.Sudah beberapa hari sejak kepulangan Elora dari Milford Sound. Selama itu, ajaibnya, Elora bisa melewati malam-malam penuh sinar rembulan dengan tenang. Kemajuan yang sangat pesat, namun jauh di dasar hatinya Elora tahu ini tak akan permanen. Karena Elora belum benar-benar bIsa mengontrol perubahan dan kekuatannya.Elora kemudian teringat kata-kata Arapeta saat ia berpamitan pulang.“Apa yang sudah kau capai selama seminggu ini tidak lain adalah sebuah keberuntungan. Kau tetap harus berlatih, lebih keras dari yang lalu, atau kau akan kembali lagi ke titik yang sama.”Elora merenungkan perkataan itu sepanjang jalan, sampai Zed mengajaknya bicara.“Jadi, Milford Sound. Bagaimana di sana? Kau pasti agak terkejut dengan Arapeta.”“Kakek yang luar biasa nyentrik,” timpal Elora. “Hidup tanpa listrik—”

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Tell a Lie Keep The Secret

    Ini pertama kalinya Elora pergi sendiri dari kastil Caspian dan melakukan hal yang tidak berkaitan dengan manusia serigala, semenjak ia mengambil cuti.Elora membuat janji dengan Javier siang ini, setelah ia selesai berlatih dengan Zed. Percakapannya dengan Zed saat latihan kemarin masih mengganggu Elora. Elora ingin menanyakan apa maksud Zed sebenarnya, tetapi hari ini Zed lebih pendiam, seolah ada yang mengganggu pikirannya.Elora menggerutu sembari memandangi mobilnya di tempat parkir, di samping kastil Caspian. Mobil pemberian Caspian, yang mana Elora bersumpah tidak akan menggunakannya. Berada di antara jajaran mobil-mobil mewah milik sang Alpha, mobil sport warna hitam yang catnya masih mulus itu tidaklah kelihatan mencolok. Beda cerita jika mobil tua Elora yang disandingkan di sini.Elora menekan tombol di kunci mobil, dan mendengar bunyi ‘beep’ dua kali, penanda kunci mobil telah terbuka. Elora menghela napas panjang. Tidak ada pilih

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Ball Gown

    Terlalu berlebihan.Kalimat itu berjalan mondar-mandir di dalam benak Elora setiap kali ia menyaksikan pemandangan di hadapannya.Bagaimana tidak, demi mendapatkan tampilan pesta yang sempurna, Kate memanggil salah satu desainer ternama di South Island untuk datang ke Gibbston, sembari membawa beberapa contoh gaun model terbaru.Desainer itu datang bersama asisten-asistennya, membawa berkotak-kotak gaun warna-warni yang selama ini hanya Elora lihat dari balik dinding kaca butik-butik prestisius di Queenstown.Bukannya Elora tak mampu membeli salah satu gaun mahal ini, tetapi Elora tak pernah harus menghadiri acara yang memintanya mengenakan gaun sutra dengan rok bertumpuk dan bertabur berlian.“Bukankah kita hanya perlu membeli gaun secara acak di salah satu butik di Queenstown?” bisik Elora ke telinga Kate, ketika sang desainer bersama para asistennya sibuk menata gaun-gaun itu di pajangan. Ya, mereka membawa beberapa manekin agar bisa

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Uncomfortable

    Gerimis menyambut Elora dan Zed saat mobil Zed, sebuah SUV warna hitam, melintas di pusat kota Queenstown. Zed mengarahkan mobilnya ke Camp Street, jalan di mana terdapat jajaran butik, pusat perbelanjaan, dan toko-toko perhiasan.“Kau sering ke sini?” tanya Zed, saat mobil memasuki area parkir di ujung jalan.“Kadang-kadang. Jika aku butuh baju baru untuk bertemu calon klien.”“Apakah kau membeli baju baru saat akan bertemu Caspian dan aku?”Ada candaan samar dalam pertanyaan Zed, yang membuat Elora salah tingkah. Sontak, rasa hangat menjalar di kedua pipi Elora. Ia melepaskan tawa halus.“Em … ya—tapi aku tidak terlalu berusaha keras juga untuk tampil. Aku takut jika aku terlalu berusaha, hasilnya malah berlebihan.”“Kau tak perlu berusaha terlalu keras. Karena kau sudah cantik bahkan hanya dengan pakaian sederhana.”Zed mengatakan itu setelah mobil terparkir r

Bab terbaru

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Kate and (Perhaps) Her Mate

    “Apa yang sudah aku lakukan?” tanya Archer. Ia tidak terdengar takut, malah cenderung penasaran.“Tak usah pura-pura bodoh. Kami mengawasi gerak-gerikmu di North Island, dan kami tahu kedatanganmu ke sini membawa sebuah misi.”Rahang Kate terkatup rapat. Seharusnya ia mendesak Archer agar mau mengatakan yang sebenarnya tadi, sehingga Kate tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Apakah Archer tengah menyelidiki sebuah kejahatan besar yang berkaitan dengan kawanan manusia serigala?Apa mereka termasuk dalam jaringan obat-obatan terlarang yang dulu diperdagangkan oleh Cooper?Terlalu banyak kemungkinan di dalam benak Kate, hingga membuat kepalanya sakit.“Aku tidak mengerti apa yang kalian katakan,” ucap Archer.Satu tembakan terdengar, disusul oleh suara sesuatu yang berat jatuh ke tanah.“Berani berboohong lagi, dan kali ini nyawa Alphamu akan melayang.”Kate mematung. Apa merek

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Kate and (Perhaps) Her Mate

    Kate tak bisa menemukan Caspian dimanapun pagi ini. Dia tidak ada di ruang kerja, di kamar, di bagian manapun di kastil. Ia baru saja hendak menelepon Caspian, saat ponselnya berbunyi dan sebuah pesan masuk. Itu dari Caspian.Tolong berikan dokumen yang ada di atas meja kerjaku kepada Aiden. Kau harus memberikannya pagi ini juga.Kate mengangkat satu alis dan mengerenyit. Dokumen apa yang membuat Caspian memberi perintah yang begitu mendesak? Kate pun kembali ke ruang kerja Caspian dan mengambil sebuah amplop cokelat dari atas meja kerjanya. Sebuah amplop dengan tulisan RAHASIA berwarna merah.Karena hari masih pagi dan jarak yang ditempuh tidak begitu jauh, Kate memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke tempat Aiden. Sesampainya di sana, bukannya bertemu dengan Aiden, Kate justru disambut oleh Archer di depan pintu masuk.“Aku mau bertemu Aiden.”“Ada apa?”Kate mengacungkan amplop cokelat ke hadapan Archer. “Ca

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Kate and (Perhaps) Her Mate - 1

    “Aku rasa aku bertemu jodohku.” Caspian melengkungkan sebelah alis mendengar kata-kata Kate. “Aku rasa?” ulang Caspian, sangsi. “Kalau kau masih ragu dan menggunakan kata ‘aku rasa’, kupikir dia bukan benar-benar jodohmu. Kau bisa langsung mengetahui jodohmu begitu kalian bertatapan mata. Seperti aku dan—“ Kate mengangkat satu tangan ke hadapan wajah Caspian, memintanya untuk berhenti. “Aku tahu.” Ia lalu menggaruk bagian belakang kepala yang tidak gatal. “Maksudku—yeah… dia jodohku.” “Tapi?” sahut Caspian. “Tapi … aku tidak tahu apakah dia merasakannya juga.” Caspian meletakkan buku yang tengah ia baca ke atas meja kerja. Dia sedang membaca jurnal peninggalan Alpha yang menyinggung soal keluarga leluhur Elora saat tiba-tiba Kate masuk ke ruang kerja dan mengatakan hal yang membuat Caspian mengernyit. “Begini saja,” kata Caspian sembari memijat pangkal hidung, “ceritakan padaku dari awal pertemuanmu dengannya.” Kate mengangkat bahu lal

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Fourth Year

    Pesta tahunan manusia serigala.Menurut Amber ini adalah acara paling konyol yang diadakan oleh sekumpulan makhluk mitos terkuat di muka bumi. Sebagai keturunan langsung dari salah satu pimpinan kawanan manusia serigala terbesar di Inggris, sedari kecil ayah Amber sudah menanamkan pikiran bahwa pesta perjodohan membuat manusia serigala terlihat lemah. Romansa bukanlah hal yang cocok untuk kaum mereka.“Kau akan mengenakan pakaian seperti itu ke pesta?” Brittany menusuk Amber dengan tatapan khasnya yang sinis dan menyebalkan. “Lebih baik kau kembali ke Inggris sekarang juga dan katakan pada ibumu kalau aku tidak akan membantumu mencari pasangan.”“Kenapa aku harus punya pasangan?” protes Amber, yang lalu menoleh ke cermin panjang di sampingnya. Benda itu memantulkan sosok Amber yang pucat, dengan rambut merah keriting yang mencolok, serta sebuah sweater usang warna biru dan celana jins yang robek di bagian paha dan lutut. Oh, j

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Third Year

    Elora bergeming saat pria yang hampir memasuki usia seratus tahun itu menjatuhkan cangkir teh dari tangannya. Itu wajar. Tidak akan ada orang yang tidak terkejut menyaksikan kehadiran tamu tak diundang di salah satu ruangan pribadi di rumah penuh penjagaan seperti ini. Lelaki ini pastilah hendak bersantai, mungkin sembari membaca buku favoritnya, menikmati masa pensiun di rumah megah yang dibangunnya dari kerja keras.“Selamat malam,” sapa Elora. Ia berusaha bersikap sopan, setidaknya mungkin itu bisa menebus kelancangannya karena sudah menerobos masuk ke rumah Alfonso. Ya, dia adalah pria kaya raya yang dulu pernah Elora kunjungi bersama Caspian dan Brittany. Secara teknis mereka belum pernah bertemu dan bercakap-cakap dengan layak, karena yang Elora temui waktu itu adalah manusia serigala yang menyamar menjadi Alfonso.Elora melepaskan diri dari dinding, setelah cukup lama bersandar di sana sembari menunggu kedatangan Alfonso.“Maaf karena ak

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Second Year

    “Siapa kau?”“Kau tak punya hak untuk tahu.”Elora memastikan tali yang melilit seorang pria di hadapannya bersama dengan kursi yang didudukinya sudah kuat, sebelum Elora menyeret kursi pria itu melintasi ruang tamu, menuju ke luar.“Hei! Apa yang kau lakukan! Ke mana kau akan membawaku!” Pria itu berteriak, setengah marah setengah takut. “Lepaskan aku! Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan! Lepaskan aku!”Awalnya Elora tak menanggapi teriakan itu, tetapi lama kelamaan ia merasa terganggu. Walapun tak ada orang lagi dalam jarak setidaknya satu kilometer dari tempat Elora berada sekarang, dan saat ini sudah lewat tengah malam, tetap saja Elora merasa gelisah, khawatir jika ada orang yang mendengar mereka. Bagaimanapun juga, pekerjaan seperti ini tidak pernah Elora lakukan sebelumnya.Hëna lah yang menuntunnya ke rumah ini, yang berada jauh di tengah hutan, tempat di mana nyaris mustahil ada

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - First Year

    Suasana malam di bulan Maret membawa kenangan tersendiri pada Elora. Ia memandang jernihnya langit gelap dan terangnya rembulan dari balik pepohonan lebat di hutan utara South Island. Satu tahun hampir berlalu setelah Elora berada dalam pengasingan. Hidup berpindah-pindah seperti manusia zaman dahulu. Tanpa rumah. Tanpa keluarga. Tanpa harta.Untungnya Elora sudah terbiasa. Ya, ia sempat punya keluarga, dan mendapatkan perhatian penuh dari orang yang mencintainya bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilupakan. Namun, kesendirian sudah menjadi takdir hidup Elora.Sejauh ini Hëna belum pernah menampakkan wujudnya langsung. Dia hanya muncul dalam mimpi-mimpi, di tengah tidur Elora yang selalu gelisah. Dalam dunia di bawah alam sadar itu, Elora selalu berada di tempat yang sama. Padang rumput tanpa batas, dan wanita bercahaya itu bersuara dalam bahasa yang tidak pernah Elora dengar, tetapi ia mengerti artinya.Hëna memerintahkan Elora untuk hidup layaknya pen

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Epilogue

    Sepuluh tahun kemudian ….Caspian mematut diri di depan cermin panjang yang ada di kamarnya. Hari ini merupakan hari yang sangat penting dalam hidupnya. Hari yang ia tunggu-tunggu kedatangannya selama sepuluh tahun terakhir.Caspian sengaja membuka pintu kamar, karena ia tengah menunggu kedatangan seseorang. Saat Caspian sedang membetulkan posisi jas yang melekat di tubuhnya, pintu kamar menyentak terbuka dan seseorang berlari masuk sambil berteriak.“Paman!!”“Sudah ibu bilang, panggil dia Alpha!”Satu pukulan keras terdengar, dan suara anak kecil yang berteriak kesakitan menyusul setelahnya. Caspian mengernyit, ikut merasakan sakit di kepala anak lelaki itu. “Tidak apa-apa, Kate. Dia kan keponakanku.”“Kalau aku biarkan, dia akan bersikap seenaknya padamu, Cas!”“Mama menyebalkan!” teriak Cooper, lalu dia berlari pergi meninggalkan Caspian dan Kate.Caspian te

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Ten Years Without You

    “Elora!”Caspian berteriak memanggilnya, tetapi Elora terus berlari. Mereka memporak-porandakan salju di bawah kaki mereka, menerobos ranting-ranting kering dan menantang udara yang menggigit kulit. Elora berada dalam wujud manusia serigala, dan dia berlari lebih cepat dari pada Caspian.Caspian terus mengejarnya, tetapi yang bisa ia lihat hanyalah punggung Elora yang semakin menjauh. Sampai mereka tiba di tepi sungai yang gelap dan nyaris membeku. Elora tiba-tiba berhenti, lalu berbalik. “Jangan mendekat!” pekiknya. Caspian berhenti beberapa meter dari Elora. Paru-parunya terasa nyeri, dan lukanya berdenyut seperti jantung kedua.“Elora.” Caspian mengucapkan nama Elora dengan hati-hati, seakan namanya begitu sakral dan mengandung sihir. Satu kata itu mampu menggambarkan betapa rindu dan putus asanya Caspian. Dia berjalan mendekat, mengubah dirinya menjadi manusia lagi. Seketika, hawa dingin menyerbu Caspian, memperparah kondi

DMCA.com Protection Status