Home / All / Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia) / In The Heart of The Forest

Share

In The Heart of The Forest

Author: Sianida
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Apa yang Caspian takutkan terjadi.

Elora berubah, sama seperti perubahan yang terakhir. Dengan mudah Elora melepaskan diri dari jerat, berputar di udara dan mendarat dengan mulus di tanah. Sepasang mata tak ramah itu mengamati Caspian lalu menyorotkan ejekan.

Caspian mempelajari pola perubahan Elora, dan menemukan sebuah teori bahwa perubahan yang terjadi pada Elora bergantung dari emosi yang sedang ia rasakan. Hanya saja Caspian masih belum memahami kaitan antara satu emosi dengan perubahannya.

Sejauh ini Caspian sudah menemui tiga macam perubahan yang bisa Elora lakukan, dan yang sekarang menurut Caspian yang paling berbahaya. Perubahan ini sama seperti perubahan Elora yang terakhir, yang mengajak Caspian untuk bertarung hingga salah satu dari mereka mati.

Elora masih dalam wujud manusia, hanya saja sepasang tangan dan kakinya berubah menjadi cakar tajam. Mata hitamnya dilingkari warna emas yang dingin.

“Siapa dia?” ulang kakeknya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
ortunya El seumuran kakeknya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   The Protector of The Moon

    Elora mengira belum begitu lama sejak ia tertidur. Udara masih dingin menusuk tulang, cahaya yang menerpa kelopak matanya tidak setajam mentari pagi yang kadang kala mengganggu. Elora menggeliat, lalu mengerjap pelan. Ruangan yang ia lihat terasa asing. Mengapa ia sering sekali terbangun di tempat yang sama sekali baru, gerutu Elora dalam hati.Elora duduk lalu menyibakkan selimut. Ia sudah terlalu lama tinggal di kastil Caspian yang megah, dan terbiasa berada dalam kamar yang luas. Sehingga kamar ini, meskipun ditata dengan sederhana dan minim perabotan, terasa sesak.Dua jendela berbentuk kotak menempel suram di dinding. Kaca kotornya memberikan pemandangan buram hutan di luar sana. Pantas saja, dengan rapatnya dedaunan itu, serta tebalnya debu yang menempel di jendela, membuat matahari sulit untuk menerobos kemari.Bau kayu lapuk, lembab, dan lumut memenuhi indra penciuman Elora. Anehnya, setiap kali Elora menghidu bebauan ini, ada perasaan nyaman yang membaw

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Hundred of Years, Thousand of Lives

    Berbahaya.Hanya dengan mendengar kata itu saja, darah di dalam tubuh Elora berdesir. Menurutnya, ada kata yang lebih tepat dari berbahaya. Kata itu muncul begitu saja dalam pikiran Elora.Mematikan.“Ada sebuah sejarah panjang yang kelam dari kawanan ini,” Arapeta melanjutkan. Matanya menatap penuh arti pada Elora, mungkin meminta persetujuan.Elora tak merasa punya ikatan apapun dengan kawanan pelindung bulan ini. Jadi seburuk apapun masa lalu yang akan Arapeta ungkapkan tak akan membuat Elora keberatan.Elora justru takut jika fakta yang didapatnya nanti mempengaruhi penilaiannya terhadap dirinya sendiri.Elora memilih untuk diam. Ia hanya membalas tatapan Arapeta, berharap Arapeta mengerti jika Elora tak masalah dengan cerita apapun yang disampaikan Arapeta.“Sang Pelindung Bulan merupakan kawanan tertua yang dikenal oleh para manusia serigala. Konon, hanya merekalah yang mampu bertemu dengan Hëna di dalam k

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   You are You

    “Ada apa?” Elora berusaha tidak kelihatan gembira mendapati Caspian berdiri di ambang pintu kamarnya.Caspian masih mengenakan pakaian yang sama, hanya saja Elora baru menyadari perbedaan pada wajah Caspian. Elora tahu ada yang berbeda pada Caspian sejak mereka berangkat ke sini, tapi baru sekarang Elora memahami di mana letak perbedaan itu. Lingkaran hitam di bawah mata Caspian tercetak dengan jelas, raut mukanya terlihat lelah dan tulang pipinya sedikit lebih menonjol.Apakah tenaga Caspian terkuras karena harus mengurus Elora?“Kau sudah mengambil keputusan?” tanya Caspian. Satu bahunya bersandar di kusen pintu, kedua tangan dilipat di depan dada.“Belum,” jawab Elora. Ia kembali mengerling ke arah buku.Caspian mengikuti arah pandangan Elora. “Masih belum membacanya?”Elora menelan ludah. “Aku ….” Ia tak sanggup melanjutkan. Mengatakan kalau Elora takut pada sebuah buku,

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Let's Be Friend

    “Saat itu aku sedang merintis karir di Dreamcatcher. Persaingan sangat ketat untuk mendapatkan proyek iklan yang bagus.”Elora memulai ceritanya setelah mereka menemukan tempat yang nyaman di tepi teluk Milford Sound. Langit sangat cerah siang ini, warna birunya begitu bersih tanpa sapuan awan. Caspian mengajak Elora keluar dari rumah Arapeta. Dia mengatakan soal memanfaatkan waktu dengan baik selama berada di Milford Sound.“Sudah datang ke sini tetapi tidak menikmati alamnya adalah kesalahan terbesar seumur hidup,” ucap Caspian. Elora mau tak mau menyetujui pernyataan itu.Caspian memilih sepetak tanah kosong di tepi teluk yang dinaungi pepohonan, berada di garis perbatasan antara hutan dengan pantai. Tempat yang ideal untuk berbicara soal rahasia, karena tidak terlalu banyak orang yang lalu-lalang.Dari sini Elora bisa melihat rombongan turis yang sedang mengantre naik ke kapal wisata, yang akan membawa mereka menelusuri tepi te

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Accept Your Destiny

    Elora hanya punya waktu satu minggu sebelum mereka kembali ke Gibbston. Caspian akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan tahunan para manusia serigala, sehingga dia harus pulang setidaknya sehari sebelum acara. Caspian menawarkan untuk kembali ke sini setelah acara selesai, tetapi Elora tidak mau merepotkannya lebih jauh lagi.“Kau harus di sini setidaknya selama satu tahun,” kata Arapeta, ketika Caspian dan Elora menyampaikan rencana mereka. Arapeta tengah memberi makan hewan ternak di samping rumah ketika Caspian dan Elora mendatanginya. Bau kotoran ayam, humus, dan rumput segar menjadi satu, menyerang hidung Elora dengan tiba-tiba begitu ia sampai.“Hanya ada satu minggu. Elora juga tidak mungkin selama itu di sini, dia harus bekerja,” tawar Caspian.Arapeta melirik kepada mereka tanpa sebersit emosi tersirat di wajahnya. “Kau memintaku membantunya dalam waktu satu minggu?”“Hanya agar Elora bisa mengendalikan p

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Who You Love

    Sesuatu yang tak nampak. Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hal yang paling penting dalam jiwa, yang mampu mengendalikan amarah dan gejolak kekuatan. Rasa. Rasa untuk orang-orang yang paling penting dalam hidup. Rasa yang membuncah, mengalir, menenangkan pikiran, hati, raga. Rasa yang hanya dimiliki oleh segelintir yang beruntung….“Ini lebih seperti teka-teki ketimbang petunjuk,” ucap Elora seraya menghela napas.“Teka-teki juga bagian dari petunjuk,” sahut Caspian.Elora mendorong buku ke sisi meja di hadapan Caspian, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.“Aku lelah,” gumam Elora. “Memang benar kata Arapeta... Seminggu itu mustahil.”Caspian yang duduk di sebelah Elora, menghadap ke Elora sembari menyangga kepala dengan tangan.“Kau yang ada bersamaku dalam jarak sedekat ini juga terdengar mustahil beberapa waktu yang lalu. Pada awal-awal pertemuan kita.&rdquo

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Love is All You Need

    “Kau yakin?”Entah sudah keberapa kalinya Caspian menanyakan hal itu. Elora tak lagi mengangguk, ia hanya melenguh malas.“Kukira kau pernah bilang tak ada perasaan apapun pada Javier,” kata Caspian lagi.“Javier orang yang penting untukku. Cinta yang dimaksud bukan melulu cinta untuk kekasih kan? Cinta untuk keluarga, sahabat, apapun itu.”“Ya, aku tahu. Tapi—”“Apa kalian memanggilku hanya untuk menyaksikan perdebatan tak penting ini?” potong Hunapo.Sudah sekitar lima menit mereka bertiga berdiri di halaman belakang rumah Arapeta. Secara teknis namanya halaman belakang, tetapi sebenarnya ini adalah bagian dari hutan yang membentang hingga berkilo-kilometer jauhnya.“Tidak,” jawab Elora cepat. “Seperti yang aku katakan tadi, kurasa aku sudah menemukan hal yang bisa membantuku mengendalikan perubahan.”“Ya. Cinta. Kau sudah mengatak

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Everything Happened For a Reason

    Cuaca di Milford Sound konon tak pernah bisa ditebak. Siang hari matahari begitu terik, setengah jam kemudian badai datang tanpa aba-aba. Atau bisa saja malam yang penuh bintang berubah menjadi hujan tak berkesudahan.Pagi ini rintik air menyambut Elora begitu ia keluar dari rumah Arapeta. Ia hanya mengenakan jaket tipis sebagai pelindung dari serangan hujan yang semakin deras. Hunapo meminta Elora untuk berlari menyusuri hutan, seolah terjangan angin dingin yang menggigit saat ini tak berarti apapun untuknya.“Kendalikan emosimu! Kau harus bisa tenang dalam situasi apapun!” teriak Hunapo, layaknya seorang komandan yang membekali pasukannya dengan kata-kata mutiara sebelum terjun ke medan perang.Elora tak melihat Caspian dimanapun saat ia keluar tadi. Ia mengira Caspian akan menantinya di lorong di depan kamar Elora, bersandar di dinding yang catnya sudah terkelupas. Atau Elora pikir Caspian akan mengetuk pintu kamarnya pagi-pagi buta untuk membangu

Latest chapter

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Kate and (Perhaps) Her Mate

    “Apa yang sudah aku lakukan?” tanya Archer. Ia tidak terdengar takut, malah cenderung penasaran.“Tak usah pura-pura bodoh. Kami mengawasi gerak-gerikmu di North Island, dan kami tahu kedatanganmu ke sini membawa sebuah misi.”Rahang Kate terkatup rapat. Seharusnya ia mendesak Archer agar mau mengatakan yang sebenarnya tadi, sehingga Kate tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Apakah Archer tengah menyelidiki sebuah kejahatan besar yang berkaitan dengan kawanan manusia serigala?Apa mereka termasuk dalam jaringan obat-obatan terlarang yang dulu diperdagangkan oleh Cooper?Terlalu banyak kemungkinan di dalam benak Kate, hingga membuat kepalanya sakit.“Aku tidak mengerti apa yang kalian katakan,” ucap Archer.Satu tembakan terdengar, disusul oleh suara sesuatu yang berat jatuh ke tanah.“Berani berboohong lagi, dan kali ini nyawa Alphamu akan melayang.”Kate mematung. Apa merek

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Kate and (Perhaps) Her Mate

    Kate tak bisa menemukan Caspian dimanapun pagi ini. Dia tidak ada di ruang kerja, di kamar, di bagian manapun di kastil. Ia baru saja hendak menelepon Caspian, saat ponselnya berbunyi dan sebuah pesan masuk. Itu dari Caspian.Tolong berikan dokumen yang ada di atas meja kerjaku kepada Aiden. Kau harus memberikannya pagi ini juga.Kate mengangkat satu alis dan mengerenyit. Dokumen apa yang membuat Caspian memberi perintah yang begitu mendesak? Kate pun kembali ke ruang kerja Caspian dan mengambil sebuah amplop cokelat dari atas meja kerjanya. Sebuah amplop dengan tulisan RAHASIA berwarna merah.Karena hari masih pagi dan jarak yang ditempuh tidak begitu jauh, Kate memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke tempat Aiden. Sesampainya di sana, bukannya bertemu dengan Aiden, Kate justru disambut oleh Archer di depan pintu masuk.“Aku mau bertemu Aiden.”“Ada apa?”Kate mengacungkan amplop cokelat ke hadapan Archer. “Ca

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Kate and (Perhaps) Her Mate - 1

    “Aku rasa aku bertemu jodohku.” Caspian melengkungkan sebelah alis mendengar kata-kata Kate. “Aku rasa?” ulang Caspian, sangsi. “Kalau kau masih ragu dan menggunakan kata ‘aku rasa’, kupikir dia bukan benar-benar jodohmu. Kau bisa langsung mengetahui jodohmu begitu kalian bertatapan mata. Seperti aku dan—“ Kate mengangkat satu tangan ke hadapan wajah Caspian, memintanya untuk berhenti. “Aku tahu.” Ia lalu menggaruk bagian belakang kepala yang tidak gatal. “Maksudku—yeah… dia jodohku.” “Tapi?” sahut Caspian. “Tapi … aku tidak tahu apakah dia merasakannya juga.” Caspian meletakkan buku yang tengah ia baca ke atas meja kerja. Dia sedang membaca jurnal peninggalan Alpha yang menyinggung soal keluarga leluhur Elora saat tiba-tiba Kate masuk ke ruang kerja dan mengatakan hal yang membuat Caspian mengernyit. “Begini saja,” kata Caspian sembari memijat pangkal hidung, “ceritakan padaku dari awal pertemuanmu dengannya.” Kate mengangkat bahu lal

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Fourth Year

    Pesta tahunan manusia serigala.Menurut Amber ini adalah acara paling konyol yang diadakan oleh sekumpulan makhluk mitos terkuat di muka bumi. Sebagai keturunan langsung dari salah satu pimpinan kawanan manusia serigala terbesar di Inggris, sedari kecil ayah Amber sudah menanamkan pikiran bahwa pesta perjodohan membuat manusia serigala terlihat lemah. Romansa bukanlah hal yang cocok untuk kaum mereka.“Kau akan mengenakan pakaian seperti itu ke pesta?” Brittany menusuk Amber dengan tatapan khasnya yang sinis dan menyebalkan. “Lebih baik kau kembali ke Inggris sekarang juga dan katakan pada ibumu kalau aku tidak akan membantumu mencari pasangan.”“Kenapa aku harus punya pasangan?” protes Amber, yang lalu menoleh ke cermin panjang di sampingnya. Benda itu memantulkan sosok Amber yang pucat, dengan rambut merah keriting yang mencolok, serta sebuah sweater usang warna biru dan celana jins yang robek di bagian paha dan lutut. Oh, j

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Third Year

    Elora bergeming saat pria yang hampir memasuki usia seratus tahun itu menjatuhkan cangkir teh dari tangannya. Itu wajar. Tidak akan ada orang yang tidak terkejut menyaksikan kehadiran tamu tak diundang di salah satu ruangan pribadi di rumah penuh penjagaan seperti ini. Lelaki ini pastilah hendak bersantai, mungkin sembari membaca buku favoritnya, menikmati masa pensiun di rumah megah yang dibangunnya dari kerja keras.“Selamat malam,” sapa Elora. Ia berusaha bersikap sopan, setidaknya mungkin itu bisa menebus kelancangannya karena sudah menerobos masuk ke rumah Alfonso. Ya, dia adalah pria kaya raya yang dulu pernah Elora kunjungi bersama Caspian dan Brittany. Secara teknis mereka belum pernah bertemu dan bercakap-cakap dengan layak, karena yang Elora temui waktu itu adalah manusia serigala yang menyamar menjadi Alfonso.Elora melepaskan diri dari dinding, setelah cukup lama bersandar di sana sembari menunggu kedatangan Alfonso.“Maaf karena ak

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - Second Year

    “Siapa kau?”“Kau tak punya hak untuk tahu.”Elora memastikan tali yang melilit seorang pria di hadapannya bersama dengan kursi yang didudukinya sudah kuat, sebelum Elora menyeret kursi pria itu melintasi ruang tamu, menuju ke luar.“Hei! Apa yang kau lakukan! Ke mana kau akan membawaku!” Pria itu berteriak, setengah marah setengah takut. “Lepaskan aku! Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan! Lepaskan aku!”Awalnya Elora tak menanggapi teriakan itu, tetapi lama kelamaan ia merasa terganggu. Walapun tak ada orang lagi dalam jarak setidaknya satu kilometer dari tempat Elora berada sekarang, dan saat ini sudah lewat tengah malam, tetap saja Elora merasa gelisah, khawatir jika ada orang yang mendengar mereka. Bagaimanapun juga, pekerjaan seperti ini tidak pernah Elora lakukan sebelumnya.Hëna lah yang menuntunnya ke rumah ini, yang berada jauh di tengah hutan, tempat di mana nyaris mustahil ada

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Bonus Chapter - First Year

    Suasana malam di bulan Maret membawa kenangan tersendiri pada Elora. Ia memandang jernihnya langit gelap dan terangnya rembulan dari balik pepohonan lebat di hutan utara South Island. Satu tahun hampir berlalu setelah Elora berada dalam pengasingan. Hidup berpindah-pindah seperti manusia zaman dahulu. Tanpa rumah. Tanpa keluarga. Tanpa harta.Untungnya Elora sudah terbiasa. Ya, ia sempat punya keluarga, dan mendapatkan perhatian penuh dari orang yang mencintainya bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilupakan. Namun, kesendirian sudah menjadi takdir hidup Elora.Sejauh ini Hëna belum pernah menampakkan wujudnya langsung. Dia hanya muncul dalam mimpi-mimpi, di tengah tidur Elora yang selalu gelisah. Dalam dunia di bawah alam sadar itu, Elora selalu berada di tempat yang sama. Padang rumput tanpa batas, dan wanita bercahaya itu bersuara dalam bahasa yang tidak pernah Elora dengar, tetapi ia mengerti artinya.Hëna memerintahkan Elora untuk hidup layaknya pen

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Epilogue

    Sepuluh tahun kemudian ….Caspian mematut diri di depan cermin panjang yang ada di kamarnya. Hari ini merupakan hari yang sangat penting dalam hidupnya. Hari yang ia tunggu-tunggu kedatangannya selama sepuluh tahun terakhir.Caspian sengaja membuka pintu kamar, karena ia tengah menunggu kedatangan seseorang. Saat Caspian sedang membetulkan posisi jas yang melekat di tubuhnya, pintu kamar menyentak terbuka dan seseorang berlari masuk sambil berteriak.“Paman!!”“Sudah ibu bilang, panggil dia Alpha!”Satu pukulan keras terdengar, dan suara anak kecil yang berteriak kesakitan menyusul setelahnya. Caspian mengernyit, ikut merasakan sakit di kepala anak lelaki itu. “Tidak apa-apa, Kate. Dia kan keponakanku.”“Kalau aku biarkan, dia akan bersikap seenaknya padamu, Cas!”“Mama menyebalkan!” teriak Cooper, lalu dia berlari pergi meninggalkan Caspian dan Kate.Caspian te

  • Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia)   Ten Years Without You

    “Elora!”Caspian berteriak memanggilnya, tetapi Elora terus berlari. Mereka memporak-porandakan salju di bawah kaki mereka, menerobos ranting-ranting kering dan menantang udara yang menggigit kulit. Elora berada dalam wujud manusia serigala, dan dia berlari lebih cepat dari pada Caspian.Caspian terus mengejarnya, tetapi yang bisa ia lihat hanyalah punggung Elora yang semakin menjauh. Sampai mereka tiba di tepi sungai yang gelap dan nyaris membeku. Elora tiba-tiba berhenti, lalu berbalik. “Jangan mendekat!” pekiknya. Caspian berhenti beberapa meter dari Elora. Paru-parunya terasa nyeri, dan lukanya berdenyut seperti jantung kedua.“Elora.” Caspian mengucapkan nama Elora dengan hati-hati, seakan namanya begitu sakral dan mengandung sihir. Satu kata itu mampu menggambarkan betapa rindu dan putus asanya Caspian. Dia berjalan mendekat, mengubah dirinya menjadi manusia lagi. Seketika, hawa dingin menyerbu Caspian, memperparah kondi

DMCA.com Protection Status