Home / Rumah Tangga / Hutang Dibayar, Nikah! / Bab 19. Permintaan Konyol Penghutang

Share

Bab 19. Permintaan Konyol Penghutang

Author: Fiska Aimma
last update Last Updated: 2022-04-24 03:47:48

Melawan Pak Rifat itu keniscayaan tapi kalau menang dari dia? Bisa dikatakan ... keberuntungan.

Itulah yang membuat aku gagal move on dan makin sayang tapi nahasnya hati Pak Rifat udah ada yang punya. Siapa lagi kalau bukan Flo, si gadis kutilang jelmaan Cleopatra.

Tragis banget, ya? Baru kali ini cintaku bertepuk sebelah tangan.

"Haaaah...!"

Aku menghela napas berat juga lega saat Pak Rifat akhirnya bisa melumpuhkan Bang Jono and the gank dan membawanya ke kantor polisi. Dengan sekali hentakan, pernyataan saksi dan koneksi, Pak Rifat akhirnya bisa membuat Jono and the gank tak berkutik.

Sebenarnya, selama ini aku merasa curiga. Jangan-jangan Pak Rifat ini agen FBI, soalnya dia tahu di mana keberadaanku tanpa harus bertanya dan lagi dia jago berkelahi.

Mungkinkah sebenarnya dia salah satu anak dari Captain Marvel? Atau dia itu bala tentara Aqua Man?

Ah, bodo waelah! Yang jelas karena tindakan para lelaki itu, kami jadi harus menghabis
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 20. Mata Tetangga

    Berenang di kolam ikan piranha sepertinya lebih baik dibanding menjadikan Mbak Sumi sebagai madu. Emoh! ORA SUDI. Apa-apaan itu si mbakyu genit sama Pak Rifat? Aku aja yang istrinya jarang genit. Bukan nggak bisa tapi nyadar diri. Sekali pun aku berusaha, tuh laki lirikannya bukan sama aku tapi FLO. Sebegini nasibnya jadi istri ban serep. Dibutuhkan hanya untuk dapat warisan."Lu!"Aku diam karena disibukan pikiran tadi."Lulu?""Apa?"Sret! Kulayangkan tatapan tajam pada Pak Rifat.Aku baru ingat. Pemicu Mbak Sumi bertindak demikian pasti Pak Rifat juga.Tidak mungkin ada asap jika tidak ada api. Pasti lelaki ini bermain tebar pesona hingga Mbak Sumi salah paham ... seperti aku.Inilah alasan kenapa aku benci sama lelaki yang terlalu baik. Tapi, kalau itu Pak Rifat anehnya hatiku masih bisa diajak musyawarah.Arh! Aku benci hatiku."Wes! Ada apa Nyonya? Kok, lihatnya gitu?" tanyanya

    Last Updated : 2022-04-24
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 21. Gagal Maning! Gagal Maning!

    Di mana-mana kalau mau berperang itu pasti butuh strategi. Enggak bisa langsung serang karena disinyalir akan jadi babak belur.Mungkin itulah yang sedang terjadi sekarang padaku. Kepindahan rumah kami ke kawasan komplek 'Asal Semua Senang' ternyata bukan tanpa alasan.Perhitungan yang mendalam dan rencana Pak Rifat pindah ke sini tak lain hanya untuk mempermudah mobilisasi pengintaian pada para penghutang karena komplek ini lokasinya cukup strategis.Selain bertetangga dengan Bu Tejo, komplek ini juga dekat dengan kawasan perkampungan yang dihuni oleh Ki Satria, Wak Onah dan Ceu Odah sementara Neng Raisa katanya masih abu-abu. Info dari Pak Rifat sih begitu, semoga saja benar nggak modus."Alhamdullilah!" Aku menarik napas lega ketika mengecek buku warisan data penghutang milik almarhumah Ibu.Tanpa terasa ternyata kini tugasku kian ringan. Hanya tinggal lima orang lagi target yang harus bayar hutang dari dua puluh lima orang dan semua i

    Last Updated : 2022-04-24
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 22. Jebakan

    Melamun. Tampaknya akan menjadi kegiatan baru bagiku setelah hati ini terjangkiti virus Rifat.Kami gagal berciuman dan kami  khilaf. Itu faktanya. Dia hanya terbawa suasana, aku juga.Lalu, apa yang mesti dibingungkan? Aku hanya perlu bersikap biasa saja. Tapi ... aku malu!Bisa-bisanya aku menutup mata pas dia mendekatkan wajahnya? Kenapa aku mudah sekali terpancing?Murahan sekali aku ini! Apa kata si Rani? Kalau tahu kakaknya seperti ini.Ah, entah! Pokoknya mulai detik, menit dan ke depannya  aku tak mau tergoda. Karena Pak Rifat juga kayaknya nggak terpengaruh. Seakan kejadian itu tak berefek apa-apa pada hatinya.Nggak adil.Fiuuh!Setelah menghembuskan napas berulang kali, aku siap membuka pintu kamar.Cklek.Kulongokan kepala sambil menoleh ke kanan dan ke kiri."Aman!" Aku menyeringai puas. Sudah kuprediksi sebelumnya, pasti Pak Rifat belum keluar kamarnya.Dengan la

    Last Updated : 2022-04-24
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 23. Adegan Mengenaskan

    Jika boleh aku menyamakan Flo dengan siluman yang ada dalam mitos. Maka, aku ingin menyamakannya dengan siluman rubah ekor sembilan.Tahu kan siluman rubah? Itu loh yang katanya siluman jahat yang berwajah cantik tapi kerjaannya menjebak laki-laki.OH MY GOD! ASTAGHFIRULLAH! ALLAHU AKBAR!Benar-benar berdosa sekali si Flo ini. Demi mendapat perhatian Pak Rifat dia rela menjerumuskanku.Kejam oh, kejam. Kalau tahu Raisa adalah sekutu si Flo, aku malas menerima baju terkutuk ini.Coba gatal lagi!"Ini fitnah! Enak saja tu si Raisa yang gak mirip artis Raisa nuduh-nuduh aku. Sumpah Mas! Bukan aku beneran yang melakukan itu, Flo hanya mengada-ngada! Nggak mungkin aku bertindak bar-bar kayak rentenir dan memukuli orang!" elakku bersikeras. Setelah perbuatan kedua wanita itu, mulutku malas sekali menyebut mereka dengan embel-embel 'Mbak Flo' atau 'Neng Raisa' alaaaahh ... TIDAK SUDI!Kupandang Pak Rifat dengan perasa

    Last Updated : 2022-04-24
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 24. Seranjang

    Pak Rifat menghembuskan napas lega setelah berhasil mendudukan badanku di atas tempat tidur. Lelaki tampan itu menyeka keringatnya yang mengalir ke dahi.Aku jadi bertanya-tanya. Apa mungkin aku seberat itu? Hingga dia kelelahan? Ataukah gara-gara bajuku yang basah membuatnya salah tingkah?"Mari kita ganti baju kamu dulu ya," ujarnya gugup sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.Akibat terjatuh dengan gaya tidak elit, baju atas dan bawahku basah kuyup hingga terlihat transparan. Untunglah Pak Rifat segera menutup bagian bawahnya dengan jas yang ia miliki ketika tadi dia menggendongku ke kamar. Mungkin dia takut bermimpi buruk jika melihat pakaian dalamku.Tanpa bertanya, lelaki itu gegas mengambil bajuku yang ada di lemari seperti tahu kebiasaan istrinya selama ini.Apa dia mengamatiku selama ini?"Apa baju ini bikin kamu nyaman?" tanyanya meminta pendapatku. Di tangannya sudah terdapat satu kaos dan celana tidur.

    Last Updated : 2022-04-24
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 25. Sebuah Perlawanan

    Okey, tarik napas Lu! Tarik napas!Entah berapa kali aku sudah mensugesti diri saat menuruni tangga untuk menuju ke lantai satu. Selang tiga hari dari adegan tidur bersama dengan Pak Rifat, ini pertama kalinya lagi aku makan bareng sama pria itu.Biasanya aku akan menghindar dan salah tingkah jika tak sengaja bertemu, bahkan gara-gara kejadian itu diriku berlaga kuat dan menolak bantuannya. Padahal dua hari kemarin kakiku masih cenat-cenut, untung sekarang sudah lumayan karena sudah bisa diajak jalan dan siap pecicilan lagi. Obat dan pijitan Pak Rifat emang mujarab."Pagi, Lu?" sapa Pak Rifat yang pagi ini telah siap dengan pakaian casualnya.Lelaki itu melihat ke arahku yang terhenti di tengah tangga."Pa ... pagi," jawabku tidak bisa menutupi kegugupan.Bayangan dadanya yang nyaman dan peluk-able kembali hadir di benak. Nyut-nyutan hati ini jika mengingat itu lagi seolah ingin terulang kembali.Andai ...."Ayo

    Last Updated : 2022-04-27
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 26. Cemburu

    Di mana-mana kucing itu temannya kucing, tikus dengan tikus nggak ada namanya tikus dan kucing bersahabat. Emangnya Tom N Jerry? Eiy! Itu hanya ada di film kartun. Termasuk Raisa, pasti temannya enggak jauh beda.Jika dia penipu maka ada yang lebih penipu dibanding Raisa. Siapa itu? Aku yakin itu Flo. Sekarang, tugasku adalah membuktikan pada suamiku kalau si Flo ini biang keladi dari semuanya. Namun, bagaimana caranya? Apa aku harus bersandiwara lagi?Hoaaah! Ada-ada aja."Ngelamun lagi, ya? Gosong dong makanannya," tegur seseorang yang entah sejak kapan sudah ada di dapur. Lelaki itu bersandar ke pintu sambil melipat tangan di dada.Aku terperanjat kaget tapi berusaha memasang muka normal."Eh, enggak gosong dong. Nih buktinya udah jadi soto dan ayam serundengnya ayo makan," ajakku sambil tersenyum.Sepulang dari apartemen Raisa dan mengunjungi kantor polisi, entah kenapa bukannya kerja Pak Rifat malah mengajakku pulang. Katanya dia ingin sekali memakan makananku. Padahal masih ban

    Last Updated : 2022-04-30
  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 27. Kejutan yang Tidak Menyenangkan

    Tak kusangka ternyata dunia memang selebar daun kelor. Tanpa perlu mencari, ternyata pria yang dinanti datang sendiri. Bedanya, bukan aku yang ada di sampingnya tapi orang lain dan itu membuatku cemburu.Sungguh luar biasa ternyata takdir mempermainkan hati seorang gadis sepertiku. Niatnya ingin mengejutkan eh, aku yang malah dapat kejutan.Sebenarnya, kalau di drama-drama jika si pemeran utama berada dalam posisi ini, pasti dia akan berlari menghindar sambil berurai air mata agar si suami merasa bersalah tapi nyatanya tak semudah itu.Aku hanya mematung tanpa berkedip dan bertanya-tanya dalam hati.Kenapa kami jadi kayak tukar pasangan gini, sih?Seharusnya aku yang bersama Mas Rifat dan Ayman bersama Flo."Kita makan bareng aja gimana? Bukannya kalian mau makan siang? Tadi Lulu cerita kalau dia mau makan siang sama Mas. Ya kan, Lu?" celetuk Ayman semakin mempertegang wajah Mas Rifat.Aku bergeming mendapat pertanyaan Ayman karena pandangan Mas Rifat yang terlalu lekat pada wajahku.

    Last Updated : 2022-04-30

Latest chapter

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab. 38. The Last But Not Least (Tamat)

    Dua puluh lima penghutang selesai sudah. Mulai hari ini posisiku sebagai debt collector akibat warisan akhirnya lengser. Tidak ada lagi misi.Tidak ada lagi nama penghutang.Tidak ada lagi adu mulut dan tidak ada lagi rencana-rencana absurd. Pokoknya semua beres, beres dan beres ...! Keluarga almarhumah Ibu pun telah damai sentosa tanpa berdebat lagi gara-gara wasiat.Sekarang, tinggal saatnya aku mengkalkulasikan semua dan kembali ke kehidupan awal.Menjadi seorang istri dari Rifat yang senantiasa ada untuknya. Seperti sekarang, siang-siang begini aku sengaja datang ke kantor Mas Rifat untuk makan siang bareng.Kata Mas Rifat, dia kangen masakanku. Jadi, meski tidak terlalu yakin tentang makanan yang kubawa, di sinilah aku sedang menunggu Mas Rifat karena dia masih ada tamu.Namun, sungguh kebetulan di sela waktuku menunggu tiba-tiba mataku menangkap ada seorang wanita yang kukenal berjalan lurus melintas menuju ke arah lift dengan tergesa.Sosok itu melangkah lebar melewati ruang

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 37. Penghutang ke-25

    Waktu itu relatif. Rasanya baru kemarin nasib sebagai gadis miskin yang ditugaskan untuk menjadi debt collector dadakan bagi 25 orang penghutang. Sekarang aku sudah menikah dan bahkan dinyatakan hamil. Jika Ibu masih ada pasti dia akan bilang padaku, 'Ini sih namanya anak yang beranak.'Duh sedihnya jika ingat Ibu. Andai Ibu ada di sini pasti dia akan sangat senang, bukan hanya karena menyaksikanku mendapatkan suami yang baik dan bertanggung jawab macam Mas Rifat tapi karena dari dua puluh lima itu sekarang hanya tinggal satu penghutang yaitu Wak Onah. Wak Onah, anaknya almarhumah Bu Daroyah. Wak Onah sebenarnya baik tapi suka menunda-nuda untuk membayar hutang dan pintar berkelit, dengan dalih kemanusiaan dia berulang kali berhasil membujuk tetangganya untuk meminjamkan bahan dapur sampai duit. "Ih, masa sama tetangga aja perhitungan!" Begitulah dalih yang kuingat saat dulu almarhumah Ibuku pernah menagihnya dan itu terjadi berulang kali. Sampai total hutangnya sebesar tiga juta

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 36. Penghutang Ke-24

    Pagi yang aneh, hari ini aku terbangun dengan perasaan yang melow dan perut yang bergejolak. Entah mungkin karena semalam aku baru tertidur jam 2 pagi selepas selesai membereskan semua barang sepulang dari Yogya untuk honeymoon selama dua minggu. Jadi, perutku aneh, serasa dikocok berulang kali.Sebenarnya, aku tidak menduga akan selama itu di Yogya. Karena pada awalnya rencanaku hanya satu minggu. Kupikir waktu itu cukup untuk membuat Rani percaya kalau aku dan Mas Rifat tidak main-main tapi dikarenakan Mas Rifat membujuk akhirnya kami kebablasan, kata Mas Rifat takut dikira bercanda kalau hanya sebentar.Bercanda? Hah! Pret!Gila aja kalau kami bercanda. Ini pernikahan yang sakral, bisa dikutuk jika aku mempermainkan.Ya, memang sih awalnya ada modus-modus warisan tapi itu kan dulu, sekarang kami sudah taubat kepada Allah.Nggak lagi deh mikir cerai. Apalagi setelah tahu kalau biang kerok pertingkaian dan kesalahpahaman semua ini itu Flo, kupikir mulai sekarang aku gak boleh lengah

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 35. POV RIFAT

    Pov Author.Rifat masih menatap istrinya yang entah kenapa tampak berbeda. Melihat Lulu menampar adiknya benar-benar menjadi hal yang mengejutkan.Rani memang sudah keterlaluan. Rifat sudah sepatutnya tak hanya diam karena Lulu pun sudah sebegitu marahnya, terkadang istrinya yang lucu itu mendadak sulit dikendalikan.Rifat mencoba meraih lengan Lulu tapi istrinya itu menolak. Wanita cantik itu masih tidak ingin meninggalkan pijakannya saat ini."Keluar Mas! Ini sudah bukan masalah adik dan kakak lagi tapi ini masalah wanita dengan wanita. Tampaknya adikku ini tidak bisa lagi diajarkan dengan cara kelembutan."Lulu berbicara tegas tanpa menatap Rifat. Wanita yang terbiasa bercanda itu masih menatap tajam sosok yang ada di depannya. Sementara tubuh Rani bergetar karena menahan amarah."Kenapa Kakak menamparku?" desis Rani."Kamu masih bertanya kenapa Kakak nampar kamu, hah? Menurut kamu apa yang akan terjadi jika seorang istri menemukan suaminya diteror dan digoda oleh adiknya sendiri? A

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 34. Keanehan Adikku

    Aku pikir sebagai Kakak selama ini aku cukup menjaga adikku dari perbuatan yang salah. Namun, itu hanya perasaanku saja.Aku pikir sebagai Kakak aku cukup memberikan kasih sayang bagi Rani bahkan sejak kecil dia kumanja.Aku pikir sebagai Kakak, aku telah memahami adikku itu. Setelah kami jadi yatim-piatu hanya dia keluargaku.Aku pikir ya ... aku pikir terus sampai mentok dan terbentur. Nyatanya aku tak cukup layak menjadi Kakak bagi Rani. Nyatanya aku tak tahu perasaannya. Nyatanya dia mencintai suamiku sendiri. Nyatanya bibit pelakor yang kukira orang lain sialnya keluargaku sendiri. Oh, sungguh plot twist dari drama hidup. Untungnya aku bukanlah pemeran suara hati seorang istri yang diam saja ketika dianiaya dan terpenting Mas rifat bukan tipe lelaki hidung belang yang siwer ketika melihat mangsa empuk. Aaah, nonsense! Tetap saja sekarang aku merasa wanita paling bodoh di dunia. Bisa-bisanya aku dikelabui adikku yang bocah ini."Waaah! Rumahnya bagusss!" seru Rani ketika dia men

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 33. Jangan Ambil Suamiku!

    Setelah sudah lama aku tidak insomnia. Akhirnya semalam tadi aku sukses kembali mengikuti jam kerja Kunti. Gara-gara teror gila yang selama ini mengganggu pikiranku, kepalaku kembali berdenyut dan mataku tidak dapat terpejam karena gelisah. Efek kurang tidur emang berbahaya.Lemah, lesu, lunglai dan lambat menjadi padanan yang pas untukku sekarang, karena akibat vertigo aku nggak bisa bangun dari kasur.Dasar paket sialan! Kenapa sih ada orang yang tega kirim paket serupa tanah kuburan? Ditambah ada boneka santet lagi di dalamnya?Sungguh kurang kerjaan! Udah tahu aku parnoan, dikit-dikit mikir takut ada cunil-cunil.Apa itu cunil-cunil? Ya, itulah semacam Wewe Gombel dan sebangsanya.Pada mulanya, aku ingin sekali bilang pada Mas Rifat tentang teror seram ini tapi kupikir belum saatnya. Sebagai penggemar Sailormoon dan Detective Conan mungkin aku bisa menyelidiki ini sendiri."Kamu kenapa sih tiba-tiba sakit? Apa karena serangan dadakan dari Mas kemarin?" tanya Mas Rifat saat menyuap

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 32. Takut Kehilangan

    Aku berlari tanpa perduli lututku yang gemetar, rasanya diri ini tak bertenaga tapi aku harus kuat. Setelah memacu motor yang kupinjam dari Rani selama empat puluh lima menit akhirnya aku tiba di rumah sakit.Waktu ini kurasakan pikiranku melayang entah ke mana. Perasaan kosong yang semula penuh amarah dan menjadi alasanku menghindari Mas Rifat seketika berganti dengan perasaan yang penuh dengan penyesalan juga sedih yang teramat setelah aku mendengar berita buruk tentangnya.Aku yang bodoh. Aku yang tolol dan aku yang tak pantas menjadi istrinya. Bagaimana bisa aku membiarkan suamiku menderita hanya karena keegoisanku?Jika saja tadi aku tak mengusirnya, mungkin kecelakaan itu tak akan terjadi. Jika saja aku mau bertanya dan bersikap dewasa tentu saja dia akan baik-baik saja. Namun, sampai kapan aku akan berandai-andai? Bukankah menyalahkan takdir termasuk salah satu tanda perbuatan syetan? Astaghfirullah. Aku kalut. Ya Allah. Kumohon selamatkan dia, kumohon jangan ambil dia. Bany

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 31. Kabar Buruk

    .Banyak yang bilang kalau kita memutuskan jatuh cinta itu berarti kita siap untuk terluka. itu yang selalu didendangkan teman-temanku ketika mereka jadi korban perasaan.Para pria terbiasa bermulut manis tapi hasilnya najis. Tadinya aku pikir, Mas Rifat berbeda dia memandangku bukan dari status sosial atau asas manfaat tapi ternyata manusia licik tetaplah manusia licik.Apa katanya warisan?Cuih! Mendengarnya saja membuatku ingin segera berlari dan mempertanyakan semua pada suamiku.Tanpa terasa air mataku menitik, mengingat semua kata-kata manis. Baru saja dia bilang mau menghabiskan waktu denganku nyatanya bullshit!Mas Rifat tak lebih dari penipu ulung yang gemar mempermainkan perasaan, dia bersikap lembut bak super hero selama ini tapi di balik itu dia memiliki rencana yang di luar nalar. Terus sekarang sesudah aku percaya, beragam kebusukan mulai nampak. Teror chat dari nomor yang terus berganti terus saja berdatangan membuatku semakin ragu.Apakah benar suamiku sejahat itu? Ah,

  • Hutang Dibayar, Nikah!   Bab 30. Kejutan Menyakitkan

    Kata orang tua zaman dulu, jika mau lihat pengantin baru berhasil atau tidaknya di malam pertama, lihatlah raut wajahnya madesu atau layaknya bulan purnama? Dan ... kukira pendapat itu tak sepenuhnya salah.Setelah melewati pertempuran panjang di ranjang semalam di villa, Mas Rifatku sayang tampak lebih cerah dan ceria. Siapa pun yang ditemuinya hari ini dia lempar dengan senyuman hingga hawa positif itu terbawa ketika kami kembali ke kota. Meski cuman sehari berbulan madu tapi entah mengapa kenangannya menancap di hati. Bagaikan dua pemuda yang sedang dimabuk cinta, kami melaluinya dengan berpegangan tangan seraya sesekali mencuri pandang. Dari sepanjang jalan sampai ke toko klontong almarhumah Ibu, tak henti suamiku memperlakukanku bagaikan Ratu. Kalau diibaratkan lebaynya, Mas Rifat menjagaku terlalu over sampai nyamuk pun tak ia biarkan menggigit. Bucin banget emang, tapi aku suka. Hari ini tak seperti biasanya, dia mau menemaniku membuka toko dan membereskannya. Si pria dewas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status