"Nina."Nina dan Ayahnya menoleh ke arah suara dan ternyata Meisya dan Ayahnya Deni. "Hai Mei, apa kabar, Om.""Kabar ku sama Ayah baik, Nin. Om Firman, baik," tabya Meisya"Alhamdulillah baik Mei. Hai Den apa kabar?""Ya seperti inilah, Fir. Ayo, masuk dulu."Keduanya masuk ke dalam rumah sederhana milik Deni. Di dalam, Firman bercerita tentang semuanya sampai tentang penculikan."Bagaimana bisa itu terjadi, Fir," tanya Deni heran"Kami sama sekali tak tahu maksud wanita itu.""Lalu, Om dan Nina bagaimana bisa kabur.""Kayak kamu nggak hafal Nina, aja Mei," ucap Firman terkekeh"Hee ... lupa Om.""Ya udah kalian tinggal di sini aja, kita kan cuma berdua.""Iya Nin, aku juga nggak ada temennya.""Makasih ya, kalian bersedia menampung kami.""Tak masalah, kita kan saudara.""Om, Nina akan cari pekerjaan agar bisa membeli rumah kembali.""Kau tak usah buru-buru, Nin.""Iya Nin, apalagi kita lama nggak ketemu.""Makasih Mei, Om.""Iya, sama-sama Nin.""Ayo kita makan dulu, Mei siapin ya
"Jadi, kamu uda nikah dan nggak ngomong kita ,Nin.""Aku udah undang kalian tapi pada saat itu kamu dan ayahmu tak ada, dan aku titipkan ke tetangga.""Sungguh.""Iya, tanya Ayah. Mana mungkin aku tak mengundangmu, Mei.""Em, ya sudahlah. Siapa suami mu.""Kak Arya. Ceritanya panjang hingga akhirnya aku menikah dengannya.""Lalu, dimana suami mu, Nin.""Aku tak tahu, makanya aku merindukannya. Aku takut dia mencariku.""Kok bisa tak tahu dimana dia?""Iya itu Mei, tiba-tiba aku dan ayah diculik seseorang lalu di sekap bersama wanita paruh baya kalau nggak salah Julia namanya. Setelah itu entah kena wanita itu dibawa, dan saat itu juga kita kabur.""Kalau suami mu mencrai di ruma gimana Nin?""Nah itu, aku juga bingung."Tiba-tiba, Nina merasakan mual da berari ke kamar mandi. "Eh Nin."Nina masuk ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya.Howek .. howek"Nin."Toktok"Iya bentar," teriak Nina."Dan akhirnya pintu di buka oleh Nina, Meisya mendekat"Kau kenapa Nin, masuk angin.""
"Nina," teriak ketiganya karena Nina pingsan"Ayo, bawa ke rumhsakit terdekat.""Adanya klinik kak.""Udah apa lah, yang penting buat orang sakit."Arkha menghendong badan istrinya masuk ke dalam mobil dan dua sahabat okut mask. Mereka melaju ke klinik terdekat.Sesampainya Arkha membawa masuk istrinya ke dalam klinik. Tak lama, suster dan dokter memeriksanya dan se jam kemudian keluar"Permisi, keluarga pasien.""Saya suaminya ,dokter.""Baik, tuan. Saya ucapkan selamat pada anda, karena sebentar lagi jadi Ayah," ucapnya sambil tersenyum"Hah, apa dokter. Beneran?""Iya tuan. Selamat sekali lagi.""Terimakasih dokter."Usai dokter pergi dari hadapannya, Arkha melobcta kegirangan "Alhamdulillah. Yes, akhirnya," teriak senangSedangkan Ana dan Mita baru saja balik dari kantin, terkejut melihat tingkah Arkha seperti anak kecil. Keduanya berjalan menghampiri"Kak, kak Arkha nggak apa kan, atau salah minum obat.""Kamu ngatain kau Mit, An.""Bukan gitu, tapi kenyataanya seperti itu," uca
"Hai.. hai pagi semua," salam sapa Virgo dan Mario"Kalian.""Hee.. kami kepagian atau kurang pagi?" ucap Virgo"Kau keterlaluan.""Jawaban macam apa itu.""Oh ya ini siapa, Ar," tunjuk pada Nina."Cih, jangan pura-pura tak tahu atau aku gampar.""Hahahaha ampun bos.""Udah-udah malah pada ribut. Vir, Mar, ayo keruang keluarga," ajak mama Julia."Siap tante."Di ruang keluarga Nina mengobrol dengan mama Julia, mereka saling bercanda dan bercerita."Nak, bisa kau bilang siapa pelaku penculikmu.""Aku tak tahu Ma, hanya saja dia pernah nyebut nama kak Arkha.""Apa dia perempuan?""Iya benar Ma, paruh baya kurang lebih hampir seperti mama.""Jadi wanita itu tahu, kau istri Arkha. Benar jahat dia. Ya udah kamu tenang aja sayang. Semua sudah berakhir para penjahat itu sudah ke alamnya.""Hah, alamnya Ma.""Hahahahaha, astaga maaf sayang. maksudnya udah di tempat lain.""Oh begitu, kirain alam kubur hee..""Kamu juga bisa becanda, sayang."Usai berbicara dengan para lelaki, Arkha yang bucin
Kini Arkha berpamitan ke kantor, tapi saat perjalanan ke kantor ada mobil menghadangnya."Shit! Siapa mereka?"Ternyata yang turun adalah wanita seksi memakai kacamata hitam rambut terurai panjang hingga sebahu. Wanita itu berjalan kearahnya lalu mengetuk pintu, Arkha membuka separuh kaca pintu tapi tak melihat wanita tersebut."Arkha, aku merindukanmu," ucap wanita itu adalah mantan kekasih Arkha. Wanita merangkul leher Arkha namun ia segera mendorongnya."Arkha, kenapa kamu jahat. Kamu lupa janjiku untukmu. Kau juga janji bakal menungguku kan?""Kapan aku berjanji, Maaf aku sudah ada istri. Jadi pergi menjauh dariku."Arkha melajukan kecepatan mobilnya kencang sedangkan Tamara menghentakkan kakinya sambil berteriak."Arkha aku akan merebut hatimu."Kemudian Tamara menelpon seseorang."Ikuti Arkha kemanapun dia pergi, dan laporkan apapun dia lakukan!""Siap bos."Sesaat mobil mewah Arkha sampai di depan kantornya, para karyawan melihat kedatangan Arkha memberi salam."Pagi tuan."Ark
"Bukannya itu Tamara, Kha?" Tanya Dika tapi dia takut salah."Hem, udah ayo! Nggak usah bahas dia," ajak Arkha berjalan menuju meja pojok agak jauh dari Tamara. Namun Tamara tahu jika, Arkha sengaja menghindar darinya."Oke Arkha sayang, waktunya beraksi."Tamara berjalan menuju meja Arkha untuk sesuatu rencana. Perlahan kaki jenjang mulus Tamara mendekat."Hai Arkha, Virgo, Dika dan Mario?""Hai, Tamara. Kau macam absen kelas aja?" gurau Mario."Hahahaha, jadi inget ya waktu SMA jadi bucin," Tamara sambil melirik kearah Arkha.Arkha tak menggubris obrolan tak penting, ia memilih beranjak dari kursi untuk menuju toilet. Dengan gerakan cepat, Tamara mengikuti dan pura-pura menabrak Arkha.Bruk"Maaf Kha, kau tak apa?" Tamara mencoba membersihkan jas kebesaran Arkha."Sial! Bisakah kau menjauh dariku?""Oke, santai, Kha. Aku pergi."Tamara sedikit terkejut dengan ucapan Arkha menjadi galak padanya. "Huh, kalau bukan demi hartanya tak sudi aku direndahkan dia, BRENGSEK KAU, ARKHA!" bat
"Ini lipstik siapa?" tanya diri Nina sendiri..Nina mencoba mengingat pesan singkat dari seseorang tak dikenal yang menyuruh membuka paket tadi."Apa ada hubungan sama paket tadi?" pikirnya.Saat asyik menerka, ada sebuah ketukan dari pintu kamar mandi membuat lamunannya buyar.TokTok"Sayang, kamu di dalam?" tanya Arkha"Iya kak, bentar," teriak Nina, lalu tak lama Nina keluar dai kamar mandi.Ceklek"Sayang, kamu lagi apa?""Maaf kak, tadi perutku sakit tapi sekarang udah nggak.""Apa perlu kita periksa ke dokter, sayang?""Nggak perlu kak. Ya udah, kakak mandi aku mau taruh baju kotor kakak.""Sayang, taruh di depan kamar aja. Aku nggak mau kamu sakit atau kecapekan.""Baiklah, kak."Arkha mengulas senyum mengelus puncak kepala istri lalu ia masuk ke kamar mandi. Sedangkan Nina menaruh baju kotor Arkha di depan kamar.Beberapa menit, akhirnya Arkha selesai ritual mandi. Wajah Arkha nampak segar dan terpampang jelas tubuh atletisnya membuat Nina memalingkan wajahnya. Arkha tahu jika
Seketika jantung Nina terpompa lebih cepat, rasanya sungguh tak karuan. Semula hatinya penuh bahagia kini berubah dalam sekejap mendengar kata itu. "Nggak mungkin, suamiku," batin Nina masih berusaha tenang.Tak lama, Arkha kembali menemui sang istri."Sayang, ada apa?""Kak, aku tadi hanya ingin minta maaf. Oh ya, mau sarapan apa?" ucapnya sambil menahan tangis."Kita makan bareng ya!" ajaknyaSeketika Nina bahagia ternyata suaminya tak marah lagi."Iya kak. Apa kakak masih marah soal tadi?""Soal yang mana sayang?""Yang tadi itu.""Udahlah, kita mending sarapan!"Keduanyapun turun ke bawah menuju ruang makan, disana sudah tersaji beberapa hidangan pagi seperti biasa. Nina mengambilkan Arkha sepotong roti dengan selai coklat serta kopi hitam kesukaan."Ini kak.""Makasih sayang.""Sama-sama.""Oh ya, nanti aku pulang telat. Kamu baik-baik dirumah ya.""Iya kak, kakak juga hati-hati kerjanya.""Iya pasti."Beberapa saat Julia dan Alan serta Firman menghampiri mereka."Pagi semua.""
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m
Revan menghela nafas berat saat mendengar nasihat dari Mamanya. Padahal ia tengah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya itu. Revan mencoba menelpon kekasihnya Lala namun tak aktif."Huh, kemana dia. Apa dia masih marah."Revan sungguh tak enak hati, ia buru-buru mandi dan ingin segera menemui kekasihnya lagi. 15 menit kemudian, Revan sudah rapi dan terlihat tampan. Ia menyambar hoodie hitamnya dan kunci mobil llu turun ke bawah. Saat di bawah ada Oma Opa serta orangtuanya sedang asyik berbincang di ruang tamu."Van, kau mau kemana nak," tanya Aldo"Revan mau keluar bentar, Pa," ucapnya sambil melirik Mama nya."Kamu jadi cowok jangan males, Van," Elena menyindir Revan membuat semua menatapnya bingung"Maksudnya apa Ma," tanya Aldo pada istrinya"Tanya sendiri pada putramu.""Ada apa sebenarnya, Van.""Nanti aja ya Pa, Revan jelasin. Revan keluar bentar.""Baiklah, kamu hati-hati."Revan mengangguk dan menyalami punggung tangan kedua orangtua dan Opa, Oma nya."Assalamualaikum.""Waa
"Sayang, kau kenapa?"Alden membopong tubuh istrinya berjalan keluar, Yamsine panik dan berpura-pura lemas"Al,mau kemana," ucap Yasmine lirih"Mau bawa kamu ke dokter sayang, masak mau ke club.""Ih kamu ya, aku minta ke rumah aja.""Kamu kan sakit ngapain ke rumah, sayang. Udah mending nurut.""Aku nggak mau , ayo buruan ke rumah atau kamu nggak dapet jatah sebulan."GlegSeketika Alden menelan ludah kasar mendengar ancaman istri tercinta mau tak mau ia menurutinya. Tanpa berprasangka buruk, Alden segera menuju kediamannya. Yasmine tersenyum geli melihat raut muka panik Alden.Sampai di rumah, Alden mngerutkan dahi melihat suasana ramai . Ia tak ma berprasangka buruk kembali ia melirik istri namun Yasmine pura-pura tidak mengerti. Saat Alden turun mobil dan ingin menggendong istrinya, ditolak."Kenapa sayang.""Pegang tanganku aja," ucapnya manka"Aneh," pikir Alden pada istrinya Dan keduanya berjalan gontai masuk ke dalam rumah dan"Surprise," sorak semuaAlden tersenyum kebingun
"Sayang, kenapa teriak.""Kami merindukan Mommy, hiks ... hiks."Cup ... cup"Jangan nangis dunk, sayang. Mommy nggak akan pergi lagi."Yasmine menenangkan kedua buah hatinya yang memang merindukannya selama dua tahun ini."Udah ya, nggak boleh nangis dunk," ucap Alden membelai keduanya"Ada permintaan nggak buat Mommy dan Daddy, hem.""Apa akan dikabulkan Dad.""Diusahakan pasti.""Kita mau adek," ucap kompak keduanya"Apa!" Kompak Alden dan YasmineSha dan Axel cekikikan melihat keterkejutan orangtua mereka..............Waktupun berganti malam hari, keluarga besar Wiliam dan Wijaya telah merayakan kebahagiaan atas kembalinya Yasmine dan mengadakan pesta resepsi pernikahan Alden dan Yasmine. Mereka juga gak lupa berbagi pada seribu anak yatim piatu di Indo agar merasakan kebahagiaan yang sama.Di kamar pengantin"Sayang," sapa Alden melihat istrinya masih dirias sungguh ia terpesona dengan kecantikan Yasmine."Bentar lagi, Al.""Baiklah aku tunggu."Sembari menunggu istrinya sele