"Dia istriku, Yasmine.""Bentar-bentar," saat akan melanjutkan obrolannya Alden memotongnya"Udah masuk dulu, masak ya kita berdiri doang.""Oke-oke sorry bro. Maaf cantik.""Eh pantang ada yang berani goda istriku, kau tau.""Waw, sekarang seorang mantan playboy sudah bener taubat. Luar biasa kau nona Yasmine berhasil membuat dia bertekuk lulut. Ayo duduklah , mau minum apa kau Al dan Yasmine.""Apa aja, Ka.""Oke tunggu."Raka menuju dapurnya mengambil minuman kaleng dingin dan beberapa cemilan. Setelah menyiapkan, ia kembali menemui temannya di ruang tamu."Nah ini Al, Yas. Maaf adanya ini biasa cowok. He ...""Tak berubah. Kau tau sayang dia juga seorang playboy.""Oh ya, pantas kalian cocok.""Maksudnya sayang.""Cocok sama-sama gila."Kedua lelaki tersebut tertawa terpingkal-pingkal mendengar celetukan Yasmine. Usai pertemuan malam itu, Yasmine juga esoknya sudah kembali sekolah.Kini tanpa terasa waktu berlalu, sudah 3 minggu usia pernikahan Alden dan Yasmine. Hari ini Alden
Setelah kemarin, Alden mendengar keinginan istrinya ingin bertemu Kakek Adi dan Nenek Liana diam-diam ia akan memberi kejutan karena kebetulan libur panjang."Sayang, ayo bangun," ucap Alden membangunkan Yasmine"Al, ini jam berapa.""Jam 5 pagi sayang, udah ayo bangun aku akan tunjukkan tempat indah.""Dimana?" tanya Yasmine mengerutkan dahi"Nanti juga tahu, buruan sayang.""Iya."Yasmine bangun dan menuju kamar mandi. Ia mengendus bau sabun di sebelahnya sontak ia ingin muntah segera melihat di laci sabun yang lain untunglah ada yang sesuai dengan hidungnya."Aneh banget hidungku apakah ada gangguan," Yasmine sambil memegang hidung mancungnya.Di luar, Alden melihat istrinya sudah hampir setengah jam. Segera cowok tampan mengetuk pintuTokTok"Sayang, kau masih di situ?" tanya Alden cemas sambil telinganya di tempelkan pada pintu tiba-tiba pintu itu di buka, alhasil Alden terjatuhBrugh"Aw," ringis Alden karena pintu terbuka"Eh Sayang, maaf ... maaf. Mana yang sakit," cemas
Tak lama Yasmine bangun tapi kepalanya masih terasa berat. Ia mencoba untuk bersandar dan mencari sosok suami ternyata tengah fokus di depan laptop. Lelaki tampan itu tak sadar jika istrinya sudah sadar.Al," panggil Yasmine pada suaminyaAlden seketika menoleh ternyata istrinya sudah sadar. Ia beranjak dari sofa lalu menghampiri istri tercinta."Sayang, kau sudah bangun sejak kapan?""Baru saja, kau mengerjakan apa.""Aku ingin mengembangkan bisnis bengkel mobil sayang.""Aku dukung kamu, Al.""Makasih sayang, oh ya sayang apa ada yang sakit?" tanya Alden lembut"Sedikit pusing aja.""Kau tahu apa yang terjadi, itu karena kita akan jadi orangtua," Alden tersenyum bahagia"Ma-maksudnya, Al.""Iya sayang, kamu sedang hamil," ucapnya sambil mengelus pipi istrinyaYasmine seketika meneteskan air mata haru karena dia tengah mengandung buah hati mereka berdua."Hai, kenapa menangis sayang? kau tak suka, hem.""Bukan gitu, Al. Aku bahagia, bahagia banget kita akan punya baby," peluk erat Y
Sudah tiga hari ini, Alden dan Yasmine berada di kampung. Hari ini Yasmine ingin makan rujak bersama, perempuan cantik itu malah hobi makan semenjak mualnya hilang. Yasmine beranjak dari ranjang pelan-pelan agar suaminya tak terbangun. Setelah membersihkan diri Yasmine menuju dapur mencai Nenek."Nek, lagi apa?" tanya Yasmine sambil melihat apa yang di kerjakan Liana"Yasmine udah bangun nak, ini Nenek lagi buat ikan bumbu rujak. Enak lo kau harus coba.""Boleh Nek, kayaknya enak. Oh ya nanti kita buat rujak yuk Nek, mumpung Yasmine udah nggak mual.""Boleh, nanti kita belanja bahan ke pasar.""Ah siap Nek. Oh ya nanti ngajak tetangga sekalian Nek, pasti rame.""Iya sayang."Di kamar, Alden meraba sebelahnya namun tak ada penghuninya sontak ia bangun dan melihat jam dinding. Ia turun ranjang lalu membersihkan diri. Setelah 15 menit si tampan Alden sudah wangi, aura ke tampanan dan aura ke bapakan terpancar."Perfect," Alden percaya diri menatap cermin di depannyaAlden keluar kam
Alden dan Yasmine baru saja sampai di apartemen tiba-tiba ponsel Yasmine berdering."Assalamualaikum, Pa.""Waalaikumsalam nak, kalian udah di apartemen kah?""Udah Pa, baru aja.""Ya udah nanti malam, Papa ke sana ada yang akan Papa omongin.""Baik Pa. Assalamulaikum.""Waalaikumsalam."Yasmine menutup telpon lalu membersihkan diri bergantian dengan Alden. Sekitar 20 menit mereka sama-sama sudah rapi dan wangi."Sayang, nanti Papa mau ke sini, nggak apa kan?""Nggak apa sayang. Kayak mau ada apa saja kau ini, oh ya mau makan apa?""Aku mau jengkol.""What!" pekik Alden terkejut"Kamu nggak salah sayang," Alden memastikan"Nggak Apa. Udah ah pesenin itu sama minumnya apa aja.""Baik tuan putri."15 menit akhirnya makanan mereka datang"Tuan Alden," tanya kurir"Ini mas. Makasih," sambil memberikan tip"Makasih tuan."Alden mengangguk dan membawa makanannya di ruang makan."Sayang, ayo kita makan dulu," teriak Alden"Waw, banyak banget.""Persediaan, aku tau kamu bakal makan semua."
Viona berjalan tanpa arah dan dia kini tak tahu harus apa, ia berjalan menuju gedung belakang sekolah. Terlintas di benaknya mengakhiri semua, Viona masuk ke dalam gudang ia melihat ada seutas tali lumayan panjang segera diambilnya.Viona mengambil kursi usang yang di pojok lalu ia melemparkan tali keatas dan ia ingat perkataan seseorang membuatnya terngiang, "Ini kesalahan kau tau itu, hah. Denger ya aku nggak suka kau. Ini sebuah salah yang fatal, gugurkan kandunganmu."Rasanya begitu sakit dengan ucapan yang dilontarkan pria itu. Ia tak tahu harus ngomong apa pada keluarganya jika dia sedang hamil dengan pria yang tak mau bertanggung jawab. Dan saat ia mengalungkan tali itu di lehernya, tiba-tiba ada deseorang mencegahnya untuk bunuh diri."Stop! Vi, turun. Masa depanmu masih panjang kenapa kau lakukan itu," teriak Yasmine cemas"Ke-kenapa kamu bisa di sini. Jangan cegah aku," bentak Viona"Aku kebetulan lewat dan lihat kau berjalan ke sini. Please, jangan lakukan itu Vi. Aku akan
Alden pulang ke rumah dengan wajah murungnya, ia bingung apa yang harus di lakukannya. Ia kesal kenapa bisa kena hasutan dari Sella. Lelaki tampan itu kini mulai tertidur sendiri akibat pikirannya yang kacau.Di bawah, Arkha baru saja pulang dari rumahsakit sekitar jam 6 sore. Ia menghembuskan nafas kasar dan bersandar di sofa ruang tamu. Nina melihat Arkha wajahnya nampak gelisah segera mendekati suaminya."Dad, ada apa?""Sayang, maaf aku," ucapnya tak dilanjutkan karena merasa tak sanggup mengatakan pada istrinya"Ada apa Dad?""Aku menghukum putra kita lagi akibat kesalahannya. Daddy malu Mami, sama Reyhan seakan aku tak bisa mendidiknya jadi lelaki sejati.""Maksudnya Dad.""Alden membiarkan istrinya pingsan karena kelaparan dan dehidrasi akibat menunggunya. Daddy sudah kesal, maafkan Daddy," ucapnya sambil memijat pelipis"Astaga, kenapa Alden berbuat seperti itu, Dad. Nanti biar Mami yang tanya, sekarang Daddy istirahat ya."Arkha mengangguk dan mereka berjalan menuju kamar
"Aku sudah memaafkanmu, Al," ucap Yasmine sambil membelai pipi mulus suaminya dan dibalas Alden mencium kening istriKedua orang dewasa tak terasa meneteskan air mata haru melihat kedua sejoli itu, banyak liku rumah tangga mereka yang masih seumur jagung.....Dua hari kemudian, Yasmine dan Alden baru saja tiba di sekolah mendapati ada desas desus tentang Viona. Yasmine mengajak suaminya ke kelas Viona"Mau kemana sayang," tanya heran Alden melihat Yasmine berjalan cepat"Stop sayang!""Ih apaan sih, Al.""Kenapa kau berjalan cepat, ingat ya ada janin yang harus dijaga.""Oops, sorry. Maafkan aku suamiku, sekarang ikut istrimu ini ya," ucapnya sambil mengedipkan mata satu genit, Alden geleng-geleng kepala istrinya makin genit dengannya ingin dia pulang dan berdiam di kamar saja.Kini langkah keduanya berhenti di mading sekolah, di situ tertempel foto Viona bersama seorang pria di hotel tapi sayang wajahnya tak terlihat. Yasmine terkejut scandal Viona terpampang."Al, apa Viona udah
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m
Revan menghela nafas berat saat mendengar nasihat dari Mamanya. Padahal ia tengah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya itu. Revan mencoba menelpon kekasihnya Lala namun tak aktif."Huh, kemana dia. Apa dia masih marah."Revan sungguh tak enak hati, ia buru-buru mandi dan ingin segera menemui kekasihnya lagi. 15 menit kemudian, Revan sudah rapi dan terlihat tampan. Ia menyambar hoodie hitamnya dan kunci mobil llu turun ke bawah. Saat di bawah ada Oma Opa serta orangtuanya sedang asyik berbincang di ruang tamu."Van, kau mau kemana nak," tanya Aldo"Revan mau keluar bentar, Pa," ucapnya sambil melirik Mama nya."Kamu jadi cowok jangan males, Van," Elena menyindir Revan membuat semua menatapnya bingung"Maksudnya apa Ma," tanya Aldo pada istrinya"Tanya sendiri pada putramu.""Ada apa sebenarnya, Van.""Nanti aja ya Pa, Revan jelasin. Revan keluar bentar.""Baiklah, kamu hati-hati."Revan mengangguk dan menyalami punggung tangan kedua orangtua dan Opa, Oma nya."Assalamualaikum.""Waa
"Sayang, kau kenapa?"Alden membopong tubuh istrinya berjalan keluar, Yamsine panik dan berpura-pura lemas"Al,mau kemana," ucap Yasmine lirih"Mau bawa kamu ke dokter sayang, masak mau ke club.""Ih kamu ya, aku minta ke rumah aja.""Kamu kan sakit ngapain ke rumah, sayang. Udah mending nurut.""Aku nggak mau , ayo buruan ke rumah atau kamu nggak dapet jatah sebulan."GlegSeketika Alden menelan ludah kasar mendengar ancaman istri tercinta mau tak mau ia menurutinya. Tanpa berprasangka buruk, Alden segera menuju kediamannya. Yasmine tersenyum geli melihat raut muka panik Alden.Sampai di rumah, Alden mngerutkan dahi melihat suasana ramai . Ia tak ma berprasangka buruk kembali ia melirik istri namun Yasmine pura-pura tidak mengerti. Saat Alden turun mobil dan ingin menggendong istrinya, ditolak."Kenapa sayang.""Pegang tanganku aja," ucapnya manka"Aneh," pikir Alden pada istrinya Dan keduanya berjalan gontai masuk ke dalam rumah dan"Surprise," sorak semuaAlden tersenyum kebingun
"Sayang, kenapa teriak.""Kami merindukan Mommy, hiks ... hiks."Cup ... cup"Jangan nangis dunk, sayang. Mommy nggak akan pergi lagi."Yasmine menenangkan kedua buah hatinya yang memang merindukannya selama dua tahun ini."Udah ya, nggak boleh nangis dunk," ucap Alden membelai keduanya"Ada permintaan nggak buat Mommy dan Daddy, hem.""Apa akan dikabulkan Dad.""Diusahakan pasti.""Kita mau adek," ucap kompak keduanya"Apa!" Kompak Alden dan YasmineSha dan Axel cekikikan melihat keterkejutan orangtua mereka..............Waktupun berganti malam hari, keluarga besar Wiliam dan Wijaya telah merayakan kebahagiaan atas kembalinya Yasmine dan mengadakan pesta resepsi pernikahan Alden dan Yasmine. Mereka juga gak lupa berbagi pada seribu anak yatim piatu di Indo agar merasakan kebahagiaan yang sama.Di kamar pengantin"Sayang," sapa Alden melihat istrinya masih dirias sungguh ia terpesona dengan kecantikan Yasmine."Bentar lagi, Al.""Baiklah aku tunggu."Sembari menunggu istrinya sele