Yumna duduk tegak di ruang tamu, menunggu dengan hati yang berdebar saat Farez akhirnya tiba. Tatapannya penuh harap, namun juga penuh kekhawatiran akan keputusan yang akan diungkapkan oleh Farez.Farez duduk di samping Yumna, tatapannya lembut namun penuh kepastian. Ia memegang tangan Yumna dengan lembut dan berkata dengan suara yang tulus, "Yumna, aku harus jujur denganmu. Setelah memikirkan dengan matang, hatiku tetap memilih Diana. Aku mencintainya dan ingin membangun kembali hubungan kami."Mendengar kata-kata itu, Yumna merasakan getaran hatinya, namun ia berusaha menahan emosi yang membanjiri dirinya. Ia memahami bahwa keputusan itu bukanlah yang ia harapkan, namun ia harus menghormati perasaan Farez.Dengan suara yang penuh pengertian, Yumna menjawab, "Farez, aku menerima keputusanmu dengan lapang dada. Aku tahu cintamu untuk Diana tetap ada, dan aku tidak bisa memaksamu untuk memilihku. Aku berharap kalian berdua bisa menemukan kebahagiaan yang sejati bersama."Farez merasaka
Yumna menatap sekeliling ruangan baru yang menjadi tempat tinggalnya sekarang. Rumah itu jauh lebih sederhana dari rumah lama yang pernah mereka miliki. Dinding putih yang bersih dan lantai kayu yang sederhana menciptakan suasana yang hangat dan ramah.Meskipun rumah ini tidak sebesar atau seindah rumah mereka sebelumnya, Yumna merasa bangga dengan pencapaian ini. Ia menggunakan tabungannya untuk membeli rumah ini, mengambil langkah yang berani untuk memulai hidup baru bagi dirinya dan Aurora. Meskipun rumah lama mereka sudah disita oleh pihak bank, Yumna tidak ingin membiarkan kegagalan itu menghancurkan semangatnya.Di dalam rumah yang lebih sederhana ini, Aurora berlarian riang dengan senyum ceria di wajahnya. Meskipun belum sepenuhnya memahami situasi yang terjadi, Aurora merasakan kehangatan dan cinta dari ibunya. Yumna mencoba menciptakan suasana yang nyaman dan penuh kasih di rumah baru ini, meskipun terkadang ada rasa sedih yang masih menyergap.Yumna duduk di sofa yang sederh
Yumna duduk di teras rumahnya, memandangi langit senja dengan pikiran yang jernih. Setelah berbagai pertimbangan dan introspeksi yang dalam, dia akhirnya mengambil keputusan penting untuk memulai hidup baru tanpa Farez. Sebagai langkah awal, Yumna memutuskan untuk mencari pekerjaan di sekitar rumahnya, menjauh dari perusahaan Farez yang telah menjadi bagian hidupnya selama ini.Yumna berbicara pada dirinya sendiri. "Aku harus melangkah maju dan memulai hidup baru. Aku perlu mencari pekerjaan di sekitar sini, jauh dari bayang-bayang perusahaan Farez. Aku harus membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku mampu mandiri dan sukses tanpa ketergantungan pada siapapun."Dalam hatinya, Yumna berjanji untuk tidak kembali ke perusahaan Farez sebagai bentuk kesungguhan dan komitmennya untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Dia ingin membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia dapat menggapai kebahagiaan dan kesuksesan secara mandiri, tanpa harus bergantung pada hubungan masa lalu yang telah berak
Sudah tiga minggu sejak Yumna memulai pekerjaannya di toko bunga. Setiap harinya, dia datang dengan semangat dan antusiasme yang tinggi. Dia telah belajar banyak tentang berbagai jenis bunga, teknik merangkai yang indah, dan cara merawat bunga agar tetap segar.Yumna dengan sabar menerima panduan dan arahan dari rekan kerjanya, Maya, yang menjadi mentornya di toko bunga. Dia belajar cara menentukan kombinasi bunga yang sempurna untuk setiap kesempatan, baik itu pernikahan, ulang tahun, atau perayaan lainnya. Yumna juga memperhatikan detail-detail kecil seperti memilih vas yang cocok, memotong batang bunga dengan tepat, dan memberikan sentuhan akhir yang menakjubkan pada setiap rangkaian bunga.Meskipun kadang-kadang ada tantangan seperti pesanan yang mendesak atau ketersediaan bunga yang terbatas, Yumna tetap menjaga ketenangan dan fleksibilitas. Dia belajar mengatasi situasi yang mungkin muncul dengan kecerdasan dan keahlian yang semakin bertumbuh.Yumna merasa bahagia melihat senyum
Di balik kehidupan sehari-hari mereka, Farez diam-diam merasa penasaran tentang keberadaan Yumna dan putri mereka, Aurora. Meskipun Diana tidak mengetahuinya, Farez merasa perlu untuk memantau dan memastikan bahwa mereka berdua baik-baik saja.Farez melakukan beberapa upaya tanpa diketahui oleh Diana. Dia mencari tahu informasi tentang sekolah Aurora dan mengikuti perkembangan kegiatan di sekitar tempat tinggal mereka. Dia memperhatikan setiap detail melalui media sosial dan mencari tahu tentang acara atau kegiatan yang melibatkan Yumna dan Aurora.Dalam diam, Farez menyelidiki dengan hati-hati dan tanpa meninggalkan jejak yang mencurigakan. Dia ingin melindungi Yumna dan Aurora dari jarak jauh, meskipun Diana belum mengijinkannya untuk terlibat dalam kehidupan mereka. Farez sadar bahwa hubungan mereka masih rapuh, dan dia ingin memastikan bahwa Yumna dan Aurora tetap aman dan bahagia.Setiap kali Farez mengetahui tentang prestasi atau kejadian penting dalam kehidupan Yumna dan Aurora
Pada sore hari yang cerah, toko bunga dipenuhi oleh suasana yang menenangkan dan penuh dengan aroma segar dari berbagai jenis bunga yang terpajang dengan indah. Cahaya matahari senja memasuki ruangan melalui jendela, menciptakan efek pencahayaan yang lembut dan memperindah setiap kelopak bunga yang ada.Pelanggan-pelanggan yang datang dengan hati gembira berkeliling di antara meja-meja yang dipenuhi dengan rangkaian bunga yang indah. Terdengar bisikan-bisikan penuh kekaguman saat mereka memilih bunga yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.Di sepanjang lorong-lorong toko, suara lembut dari petugas toko terdengar saat mereka memberikan penjelasan tentang setiap jenis bunga dan memberikan saran kepada pelanggan. Terkadang, suara candaan ringan dan tawa kecil terdengar, mencerminkan keceriaan dan kehangatan di dalam toko.Warna-warni bunga yang beraneka ragam, mulai dari mawar yang elegan hingga anggrek yang mewah, menghiasi toko dengan pesona. Beberapa pelanggan sibuk
Farez berdiri dengan sabar di depan gerbang sekolah, memandang jam tangannya dengan perasaan campuran antara kebanggaan dan kekhawatiran. Dia tahu Aurora sedang menyelesaikan aktivitas sekolahnya dan segera akan keluar dari pintu gerbang itu.Sekitarnya, suasana sekolah terlihat ramai dengan siswa-siswa yang pulang, serta orangtua yang menunggu dengan penuh harap. Namun, Farez hanya tertuju pada satu sosok yang begitu istimewa baginya.Setelah beberapa saat, pintu gerbang akhirnya terbuka, dan Aurora muncul dengan raut wajah ceria. Farez tidak bisa menahan senyuman bahagia ketika melihat putrinya menghampirinya."Ayah! Maaf aku agak lama. Aku harus selesai tugas terlebih dahulu.""Tidak apa-apa, Nak. Ayah tahu kamu selalu berusaha yang terbaik. Bagaimana hari sekolahmu?""Hari ini menyenangkan, Ayah! Guru memberi kami tugas kreatif dan aku berhasil membuat proyek yang bagus."Farez merasa bangga mendengar keberhasilan Aurora di sekolah. Dia menggenggam tangan putrinya dengan lembut, m
Yumna duduk sendirian di kamarnya, air mata mengalir deras di pipinya. Perasaan sedih dan kecewa membanjiri hatinya. Dia merasa terluka oleh kejadian yang mengecewakan di sekolah Aurora tadi. Aurora sudah dijemput oleh Farez tanpa sepengetahuannya, membuatnya merasa terbuang dan terlupakan.Dalam keputusasaan dan kesedihan, Yumna mengambil keputusan sulit. Dia menghapus air mata yang masih mengalir, mengambil tasnya, dan dengan langkah lemah kembali ke toko bunga tempat dia bekerja.Sesampainya di toko, dia mencoba mengumpulkan kekuatan dan menenangkan diri. Dia tahu bahwa dia harus tetap melanjutkan hidupnya dan fokus pada pekerjaannya. Meskipun hatinya hancur, dia tidak ingin mengabaikan tanggung jawabnya dan menghancurkan apa yang telah dia bangun selama ini.Yumna membuka pintu toko bunga dengan hati yang berat. Dia merasa sesak di dadanya, tetapi berusaha menunjukkan senyuman kepada pelanggan yang datang. Dia mengatur bunga-bunga dengan penuh perhatian dan keahlian, menciptakan k