Share

BAB V

Penulis: depe_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-06 12:47:09

Dengan langkah gontai dan perasaan yang campur aduk, Jasmine masuk ke dalam rumah. Jasmine masih juga tidak percaya dengan apa yang sudah dia alami barusan.

“Ya Tuhan Jasmine, aku betul-betul mencemaskanmu. Apakah kamu sama sekali tida buka handphone? Aku mengirimu puluhan pesan w******p menanyakan kondisimu,” teriak Aileen ketika Jasmine mulai menginjakkan kakinya di ruang tamu.

“Yas, kenapa kamu diam saja? Yas, kamu kenapa? Apa yang dilakukan Darren padamu sehingga kamu diam saja seperti ini?” Aileen yang panik melihat Jasmine hanya terdiam dan melamun setelah kembali dari bertemu dengan Darren, menganggap bahwa Darren telah melakukan perbuatan tak menyenangkan yang menyakiti hati Jasmine.

“Jasmine,” Aileen menggoyang-goyangkan tubuh Jasmine.

Jasmine menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

“Aku sama Darren pacaran, Len,” ujar Jasmine lirih, sangat lirih sehingga Aileen tak mendengarnya.

“Gimana, Yas? Barusan kamu bilang apa? Aku sama sekali tidak dengar,” ujar Aileen berusaha meminta Jasmine untuk mengatakannya lebih keras.

“AKU SAMA DARREN PACARAN, LEN!” Jasmine menaikkan nada bicaranya hingga sedikit berteriak.

“KOK BISA?” tak kalah keras dengan suara Jasmine, Aileen yang terkejut dengan berita yang dibawa Jasmine, ikut meninggikan nada bicaranya.

Aileen penasaran dengan apa yang barusan dikatakan Jasmine. Batin Aileen. apa yang sebenarnya terjadi sehingga Jasmine bisa memutuskan untuk berpacaran dengan Darren ? Aileen kemudian duduk disamping Jasmine dan Jasmine mulai menjelaskan apa yang dialaminya tadi kepada Aileen.

“Terus kamu ingin tetep menjalaninya, Yas?” ujar Aileen.

“Kalaupun kamu memang tak berniat sama sekali untuk menjalaninya, kamu bisa memutuskan untuk menyudahinya, Yas. Jangan sampai kamu menyesal nantinya,” Aileen mulai khawatir dengan kondisi Jasmine yang terlihat murung setelah pertemuannya dengan Darren. Aileen sangat paham dengan Jasmine tersebut.

“Aku sama sekali tidak bisa menolaknya, Len. Entahlah. Akupun takt ahu apa yang membuatku tak dapat menolak Darren. Entah karena ancamannya, atau karena aku mulai luluh dengan perlakuan  Darren padaku,” ujar Jasmine sembari menutupi mukanya dengan kedua tangannya.

“Yas, aku mohon, jangan bilang kalau kamu saat ini sudah mulai suka sama Darren! Kamu kan tahu sendiri Yas kalo-“ Belum selesai Aileen melanjutkan kata-katanya, terdengar suara ketukan dari pintu depan rumah Jasmine.

Tok tok tok

“Permisiiiiii!” teriak seseorang dari luar.

Jasmine berjalan ke arah pintu dan membuka pintu dengan hati-hati.

“Iya, cari siapa ya, mas?” ujar Jasmine kepada laki-laki asing yang berdiri di teras rumahnya itu.

“Dengan Nona Jasmine?” ujar laki-laki tersebut.

Laki-laki itu terlihat seperti petugas pengantar barang, dilihat dari jaket yang dikenakannya. Di jaket yang dikenakan laki-laki tersebut terdapat tulisan sebuah nama perusahaan ekspedisi.

“Iya, saya sendiri. Ada apa ya, mas?” ujar Jasmine mulai penasaran karena dalam waktu dekat ini dia tak merasa berbelanja online. Sedangkan yang ada di akun My Mart milik Jasmine masih dalam proses menunggu pengiriman.

“Nona Jasmine, saya diminta Tuan Darren untuk mengantarkan beberapa bingkisan ini untuk anda,” ujar kurir tersebut.

“Bingkisan dari Darren?” ujar Jasmine sembari memperhatikan apa yang dimaksudkan oleh kurir tadi.

Sebanyak lima buah tas belanja dengan berbagai macam ukuran dari salah satu merk fashion kelas atas berjajar rapi di teras rumahnya saat ini. Jasmine benar-benar hampir dibuat gila oleh apa yang sudah dilakukan Darren padanya. Jasmine tak habis pikir dengan kelakuan Darren.

“Eummm, ya sudah minta tolong dimasukkan ke dalam ya, mas!” ujar Jasmine mempersilahkan kurir tersebut untuk menaruh barang-barang pemberian Darren ke dalam rumahnya.

“Baik, Nona,” ujar kurir tersebut sembari membawa semua tas belanja tersebut dan memasukannya ke dalam ruang tamu rumah Jasmine serta menaruhnya secara rapi di meja ruang tamu Jasmine.

Tring Tring Tring

Tepat setelah kurir itu pergi, handphone Jasmine berbunyi tanda ada sebuah panggilan masuk. Tak lama Jasmine langsung menerima panggilan tersebut.

“Halo,” ujar Jasmine lirih.

“Sayang, sudah terima paketan dari aku? Besok dipakai ya! Besok pasti kamu akan terlihat begitu mempesona. Sampai ketemu besok, cantik,” ujar seseorang dari balik panggilan itu yang tidak lain adalah Darren.

Belum sempat Jasmine menjawabnya, Darren sudah menutup panggilan teleponnya.

Tring

Sekarang notifikasi dari pesan w******p yang masuk ke handphone Jasmine. Tanpa menunggu lama, Jasmine langsung membuka pesan tersebut.

[Besok aku jemput jam 10.00 ya

Dandan yang cantik

Aku sudah nggak sabar menunggu hari besok

See you, sweetheart]

Jasmine berdiri mematung sambil memandangi layar handphonenya dan sesekali melirik deretan tas belanja yang ada di depan matanya saat ini. Dia bahkan tidak harus bagaimana menjawab pesan w******p dari Darren itu.

Jasmine masih bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini. Bagaimana bisa dia tiba-tiba berpacaran dengan Darren, bagaimana bisa Darren melakukan ini semua padanya, dan masih banyak pertanyaan lain yang memenuhi pikirannya saat ini.

“Yas,” ujar Aileen sembari menepuk pundak Jasmine.

“Astaga,” Jasmine yang daritadi melamun sontak kaget dengan seseorang yang menepuk pundaknya.

“Yas, kamu belanja sebanyak ini? Buat apa coba? Kamu sebelumnya nggak pernah belanja sebanyak ini deh,” ujar Aileen sembari memperhatikan deretan tas belanja yang berjajar rapi di meja ruang tamu Jasmine.

“Aileen, kamu percaya kalau ini semua aku yang beli? Ini semua kiriman dari Darren,” ujar Jasmine dengan nada pasrah.

“DARREN?” lagi-lagi hampir saja suara Aileen menggemparkan seisi rumah Jasmine.

“Sssst, Leeen, kamu bisa nggak sih kalau nggak teriak-teriak?” ujar Jasmine sembari menutup mulut Aileen dengan kedua tangannya.

“Maaf, Yas. Aku cuma nggak habis pikir, kenapa Darren melakukan ini semua sama kamu ?” ujar Aileen.

Jasmine yang saat ini tidak bersemangat untuk menjelaskan apapun pada siapapun termasuk sahabatnya, memilih untuk menunjukkan pesan w******p terakhir dari Darren kepada Aileen.

“Hah? Maksudnya Darren besok mengajakmu pergi dan ini semua dia belikan untuk kamu pakai besok saat pergi dengannya?”

“Gila, benar-benar gila. Dasar laki-laki,” ujar Aileen sembari mengintip isi dari semua tas belanja yang diberikan oleh Darren.

“Jasmine, ini mahal-mahal banget. Ya Tuhan,” ujar Aileen tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Entahlah, Len. Aku tak paham lagi dengan ulah manusia satu itu. Apakah memang hobinya buang-buang uang seperti ini?,” ujar Jasmine sembari membuka satu persatu tas belanja itu.

“Apa jangan-jangan ini Darren lakukan kepada setiap wanita yang didekatinya? Tahu sendiri kan laki-laki seperti Darren, memiliki paras yang tampan dan statusnya sebagai CEO My-Mart pasti banyak wanita yang mengejar-ngejar dia,” ujar Aileen.

“Tapi kenapa dia harus melakukan ini semua ke aku? Kamu tahu sendiri kan kalau sampai detik ini saja bahkan aku tak pernah mengejar-ngejarnya seperti kebanyakan wanita ganjen di tempat gym,” ujar Jasmine masih diselimuti rasa penasaran dengan apa yang dilakukan Darren padanya.

Meskipun Darren dan Jasmine sering bertemu di tempat gym, tapi keduanya sangat jarang berbincang berdua dalam waktu yang lama. Perbincangan mereka pun hanya sekedar basa-basi yang menurut Jasmine bukanlah sesuatu yang dianggapnya penting.

Lagi-lagi Jasmine merebahkan tubuhnya di sofa yang berada di ruang tamu rumahnya sembari tenggelam dengan pikirannya yang carut marut saat ini.

“Andai saja malam itu aku nggak pingsan, apakah hal ini akan tetap terjadi padaku, Len?” ujar Jasmine.

Bab terkait

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB VI

    Semalaman Jasmine tak bisa tidur, pikirannya dipenuhi dengan berbagai ekspektasi jika dia jadi pergi bersama Darren. Hari Minggu yang biasanya menjadi hari yang ditunggu-tunggu Jasmine dan hari yang paling disenangi Jasmine selain hari Sabtu, tetapi lain dengan hari Minggu ini. Rasanya Jasmine ingin sekali mengutuk hari ini. Jasmine tak menginginkan hari ini, bahkan Jasmine sangat rela jika hari ini langsung berganti hari Senin.“Ya Tuhan malas sekali rasanya,” gumam Jasmine masih dengan posisi rebahan di tempat tidurnya dan masih dengan selimut menutupi tubuhnya yang sedang mengenakan baju tidur dengan model setelan dengan atasan lengan pendek dan bawahan celana di atas lutut dengan bahan satin dan berwarna hitam.Jasmine meraih handphonenya yang semalam ia letakkan di meja kecil yang terletak tepat di samping tempat tidurnya. Dilihatnya waktu yang tertera di layer handphonenya yang saat ini menunjukkan pukul 08.30. Jasmine yang baru bisa memejamkan matanya pukul 04.00 pagi tadi, mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB VII

    Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, mobil yang ditumpangi Darren dan Jasmine memasuki halaman sebuah restoran masakan Jepang dengan arsitektur klasik khas Jepang yang tak meninggalkan kesan mewahnya. Setelah menempatkan mobilnya di parkiran VIP, Darren mematikan mesin mobilnya dan mengajak Jasmine untuk turun dari mobil serta segera masuk ke restoran tersebut.Tepat di pintu restoran tersebut terdapat sebuah papan kecil menggantung yang menyebutkan jam operasional restoran. Di papan tersebut tertulis bahwa restoran itu buka dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 22.00. Jasmine berdiri mematung di depan pintu sembari melirik jam tangan berwarna rosegold yang melingkar di tangan kirinya, saat ini baru menunjukkan pukul 10.30 tapi Darren sudah mengajaknya makan di restoran ini. Sesuai jam operasionalnya, harusnya saat ini restoran tersebut belum buka.“Sayang, kamu melamun?” ujar Darren sembari menepuk pundak Jasmine.“Oh tidak, ini kan belum jam 11.00 dan restoran ini sehar

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB VIII

    Waktu menunjukkan pukul 12.00 siang saat mobil yang dinaiki Darren dan Jasmine berhenti di halaman parkir sebuah bangunan mewah dengan konsep modern dan minimalis. Bentuk bangunannya yang geometrik, serta kolam renang yang terletak tepat di bagian depan bangunan tersebut yang dilengkapi dengan taman yang sangat rapi dan terawat serta dihiasi beberapa pohon palem, menambah kesan mewah dan indah. Bangunan itu adalah salah satu villa milik Darren.Sebagai seorang CEO sebuah perusahaan bisnis digital raksasa, sangat wajar apabila Darren Cameron Barraq memiliki banyak aset properti. Villa ini merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh Darren yang dibelinya dari hasil kerja kerasnya selama dia terjun ke dunia bisnis.Villa yang terletak di pinggiran dan sangat jauh dari pusat kota itu membuat suasana disekitarnya terasa sepi dan asri. Sebelumnya, Darren tak pernah mengajak siapapun bahkan keluarganya sendiri pun tidak mengetahui jika Darren memiliki villa ini. Villa dengan didominasi cat b

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB IX

    Setelah Kadir berlalu, Jasmine dan Darren kemudian berjalan-jalan mengelilingi villa Darren yang luasnya sekitar seribu dua ratus hektar itu. Sepanjang jalan Jasmine tak henti-hentinya berdecak kagum melihat indahnya pemandangan yang mengelilingi villa milik Darren tersebut.“Ya Tuhan, pemandangan disini sungguh indah. Kalau kata anak sekarang, pas banget buat healing,” ujar Jasmine sembari tersenyum dan pandangannya yang tak luput memperhatikan pemandangan yang ada di depan matanya saat ini. Pemandangan yang ada disekeliling villa Darren ini memang sangat memanjakan mata siapapun yang berada disekitaran villa ini. Saat kita berada di villa Darren, seketika semua masalah hilang semua. Sangat nyaman dan menentramkan hati.“Aku tidak salah kan mengajakmu ke tempat ini? Niatku mengajakmu kesini agar kamu bisa menghilangkan stress karena beban pekerjaanmu yang begitu berat,” ujar Darren sembari menatap lekat-lekat ke arah Jasmine.“Darimana kamu tahu kalau beban pekerjaanku begitu menyita

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB X

    Dret dret dretTepat pukul tiga pagi, handphone Jasmine bergetar. Terlihat notifikasi panggilan suara yang terdapat di layar handphonenya. Saat panggilan yang pertama, Jasmine masih asik terlelap, masih hanyut dalam mimpinya. Sampai pada akhirnya panggilan suara yang ketiga kalinya tak mampu lagi menahan Jasmine untuk tetap terlelap dan mengabaikan panggilan tersebut.Dengan rasa malas yang menyelimutinya, Jasmine meraih handphonenya yang terletak di meja kecil tepat di samping tempat tidurnya. Sembari mengerjap matanya yang masih terasa berat, Jasmine melirik nama yang tertera di notifikasi panggilan suara aplikasi whatsapp di handphonenya itu.“Bahkan ini masih jam tiga pagi, ngapain sih gangguin orang tidur aja!” gerutu Jasmine yang merasa tidur nyenyaknya terganggu oleh panggilan suara yang tak lain adalah dari Darren. Dengan rasa malas dan rasa kantuk yang masih belum pergi, Jasmine menerima panggilan dari Darren tersebut.“Hmmm?” sapa Jasmine sekenannya.“Halo Tuan Putri Jasmine

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XI

    “Ma, Jasmine berangkat dulu ya?” ujar Jasmine sembari mencium tangan Ana yang sedang menikmati sarapannya.“Jasmine nggak sarapan dulu, nak?” ujar Ana yang melihat anak perempuannya itu hanya menyeruput susu coklat kesukaannya dan tak menyentuh sedikitpun sarapan yang sudah terhidang di meja makan.“Nanti saja di kantor, ma. Jasmine buru-buru, udah pasti telat sampai kantor ini. Jasmine berangkat, ma,” setelah mengucapkan salam kepada Ana, Jasmine bergegas menuju mobilnya yang sudah terparkir di halaman rumahnya. Setiap pagi, sesampainya Anto di rumah Ana, Anto akan selalu menyiapkan mobil yang akan digunakan oleh Dani dan Jasmine, baik mengecek kondisi mobil dan memanaskan mesinnya. Kondisi mobil di pagi hari selalu dalam kondisi siap digunakan.“Terima kasih Pak Anto,” sembari tersenyum Jasmine menerima kunci mobil miliknya yang dibawa Anto dan bergegas masuk ke dalam mobil sedan kesayangannya yang berwarna putih itu.“Hati-hati, Neng Jasmine. Jangan ngebut!” ujar Anto sembari mela

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XII

    Tak sampai setengah jam setelah Darren memutus panggilan suaranya, dering pesawat telepon khusus antar ruangan di kantor tempat Jasmine bekerja yang terdapat di ruangan Jasmine berbunyi. Pesawat telepon itu terletak di meja kerja Erin, tak lama Erin langsung menerima panggilan suara tersebut.“Halo selamat pagi, dengan divisi penelitian dan pengendalian, ada yang bisa saya bantu?” ujar Erin saat pertama mengangkat gagang peswat telepon yang ada di depannya itu.“Selamat pagi, Mbak Erin, ini Anto, mbak. Mbak Erin, mohon maaf mengganggu, boleh minta tolong disampaikan kepada Mbak Jasmine kalau dibawah ada kurir makanan mau antar sarapan buat Mbak Jasmine,” ujar Anto menjelaskan maksud dirinya melakukan panggilan suara ke ruangan Erin dan Jasmine.“Oh, Pak Anto. Siap bapak, nanti saya sampaikan sama Jasmine. Terimakasih banyak informasinya Pak Anto,” ujar Erin. Setelah Anto mengucapkan terimakasih, gagang telepon dikembalikan ke tempat semula.“Saudari Jasmine Chalondra Maheswari,” ujar

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XIII

    Saat Jasmine sedang menikmati sarapan paginya, tiba-tiba Anto datang membawakan dua buah bungkusan untuk Jasmine. Satu bungkusan berisi sekotak besar donat, sedangkan satu bungkusan lagi berisi es kopi susu kesukaan Jasmine yang berasal dari kedai kopi langganannya. Di kedai kopi langganan Jasmine itu memang menjual kue donat dan berbagai macam jenis minuman, baik kopi maupun yang bukan kopi“Mbak Jasmine, ada kiriman makanan lagi buat Mbak Jasmine. Sudah dibayar katanya, mbak,” ujar Anto sembari meletakkan dua bungkusan tersebut ke atas meja kerja Jasmine.“Ini apa Pak Anto? Kayaknya aku nggak pesen,” Jasmine terhenyak melihat bungkusan yang saat ini berada di atas meja kerjanya itu.“Tukang ojeknya nggak bilang dari siapa, mbak,” ujar Anto yang terlihat sama bingungnya dengan Jasmine.“Tapi aku beneran nggak pesen apa-apa, pak,” ujar Jasmine masih dengan memperhatikan bungkusan yang ada di depannya itu. Lagi-lagi Jasmine menemukan sebuah catatan yang menggantung di bungkusan yang di

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13

Bab terbaru

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXIII

    Darren masih tak berkedip mengamati wanita pujaannya itu. "Memang aku tak salah menambatkan hatiku padamu, Jasmine. Kamu benar-benar wanita yang sempurna," Darren pun tak berhenti memberikan pujian untuk kekasihnya itu."Ish, kamu ini, bisa nggak kalau nggak berlebihan kaya gitu," Jasmine memukul pelan pundak Darren. Tak bisa dipungkiri bahwa pujian dan tatapan Darren membuatnya salah tingkah. Wanita mana yang tidak meleleh mendangar pujian dan perlakuan seperti yang didapatkan Jasmine itu."Sayang, aku jujur. Kamu benar-benar wanita sempurna yang pernah aku temui. Aku bahkan rela melakukan hal apapun hanya untuk melihat senyum di wajah cantikmu itu, untuk melihatmu tetap ada disisiku," Darren menggenggam erat kedua tangan Jasmine, sembari menatap lekat-lekat ke wajah wanita pujaannya itu. "Jasmine, berjanjilah padaku, bahwa apapun dan bagaimanapun keadaan yang akan terjadi kedepannya, berjanjilah bahwa kau tak akan meninggalkanku! Berjanjilah bahwa kau akan selalu bersamaku dan berja

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXII

    Tak lama kemudian, helikopter yang ditumpangi Darren dan Jasmine telah mendarat. Setelah mengemasi barang pribadi milik mereka, keduanya menuruni helikopter tersebut dengan hati-hati. Raymond ternyata sudah turun terlebih dahulu dan mengantarkan koper keduanya ke resort yang berada tak jauh dari helipad yang ada di pulau pribadi milik keluarga besar Darren itu.Sebuah pulau pribadi dengan garis pantai yang cukup panjang, hamparan pasir putih yang sungguh cantik dan air lautnya yang jernih memancarkan warna turquoise, serta suasananya yang masih asri juga alami, membuat siapapun akan terpesona dengan keindahan pulau pirbadi milik keluarga Darren tersebut. Dari air lautnya yang jernih, dapat terlihat karang yang beraneka ragam bentuk serta warnanya. Selain itu, terdapat hutan yang subur nan hijau yang kaya dengan berbagai jenis burung, binatang dan juga tumbuhan liar menambah kesan asri dari pulau tersebut.Tak hanya itu, di pulau pribadi milik keluarga besar Darren ini terdapat dua bua

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXI

    Lima menit berjalan, Jasmine dan Darren terlihat masih sangat menkmati percumbuan itu. Darren merasakan degup jantungnya berdetak sangat cepat, debaran-debaran cinta yang sudah lama tak ia rasakan, kini kembali dirasakannya. "Gila, wanita ini memang berbeda. Aku tak pernah merasakan senyaman ini berada di pelukan seorang wanita. Jasmine, aku benar-benar mencintaimu, kau tak boleh meninggalkanku," ujar Darren dalam hatinya.Darren yang sudah mulai merasakan puncak gairahnya, segera membopong tubuh Jasmine untuk duduk di pangkuannya. Sama halnya dengan Darren, Jasmine yang sudah merasakan berada di puncak gairahnya, tak dapat menolak perintah Darren, Saat ini tubuh Jasmine berada di pangkuan Darren dan wajah cantiknya saat ini tepat berada di depan wajah tampan Darren Cameron Barraq."Jasmine, aku sungguh mencintaimu, sangat mencintaimu. Tolong, jangan ada pikiran untuk meninggalkanku, aku tak akan tahu bagaimana hidupku setelah ini jika tak ada kamu disisiku," tak menunggu Jasmine menj

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XX

    Sebuah helikopter berwarna hitam mengkilap dengan simbol sebuah perusahaan yang ternyata adalah simbol perusahaan milik Darren sudah menunggu Darren dan Jasmine di landasan helikopter yang berada di lantai paling atas gedung rumah sakit tersebut. "Silahkan Pak Darren dan Bu Jasmine, helikopternya sudah siap," ujar Sari mempersilahkan Darren dan Jasmine untuk masuk ke dalam helikopter yang sudah dari dua jam yang lalu tersedia di landasan helikopter tersebut. "Terimakasih banyak atas bantuannya Mbak Sari dan Mas Gusti, saya sudah menitipkan sesuatu untuk kalian lewat Pak Bagas. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih untuk pelayanan kalian yang luar biasa," Darren menjabat tangan Sari dan Gusti secara bergantian. "Wah, saya merasa tersanjung dengan apa yang bapak katakan. Terimakasih sekali bapak, hati-hati dalam perjalanan dan selamat berlibur," ujar Gusti saat Darren menjabat tangannya. Lagi-lagi Jasmine dibuat berdiri seperti patung ketika melihat kenyataan yang ada didepannya saat

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XIX

    Jasmine bergegas memasuki mobil sedan berwarna hitam yang telah terparkir di depan rumahnya. Darren sudah menunggu disitu lebih dari dua puluh menit. Sebelumnya Darren sudah berjanji akan menjemput Jasmine tepat pukul sembilan, dan seperti yang telah dijanjikan Darren, pukul sembilan tepat Darren sudah berada di depan rumah Jasmine. Sedangkan Jasmine masih ternyata belum siap, dia masih bersiap dan mengemasi barang apa saja yang akan dibawanya liburan bersama kekasihnya itu. Jasmine hari ini kesiangan, dia baru bangun pukul setengah sembilan dan langsung mandi, bersiap-siap dan berkemas."Ya Tuhan, terimakasih karena Kau sudah mengirimkan bidadari untukku," Darren mengamati setiap inci tubuh Jasmine sembari menyalakan mesin mobilnya."Kamu ini bukannya marah karena lama nunggu akunya," ujar Jasmine. Terlihat rona merah muncul di kedua pipinya."Sayang, aku mana bisa marah-marah sama bidadari. Lagipula, aku memang orangnya paling nggak bisa marah-marah, apalagi sama orang yang aku saya

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVIII

    "Jasmine sudah pulang, nak?" ujar Ana ketika melihat sosok Jasmine yang berjalan masuk dari pintu ruang tamu. Saat itu memang lampu ruang tamu dalam keadaan remang-remang. Membuat pandangan mata tak begitu jelas."Lho, mama kok disini? Mama kenapa jam segini belum tidur?" Jasmine sedikit terkejut melihat Ana yang saat ini sedang duduk santai di sofa ruang tamu sembari menyilangkan kedua kakinya dan memainkan alat komunikasi selularnya."Iya sayang, mama belum bisa tidur. Daritadi sudah coba untuk tidur tapi belum bisa tidur juga. Mama bosen di kamar, jadi mama memutuskan duduk-duduk di sini sambil cari suasana lain, ya sudah sekalian nungguin Jasmine sama Mas Dani," Ana meletakkan alat komunikasi selularnya itu ke atas meja kaca yang berada disampingnya."Mama kenapa? Ada yang sedang mama pikirkan? Atau mama sakit? Tidak enak badan?" Jasmine menjatuhkan tubuhnya di sofa dimana Ana duduk kemudian memeluk tubuh wanita paruh baya yang ada disampingnya itu. Jasmine terlihat sangat mengkha

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVII

    Sepanjang perjalanan ke rumah Jasmine, suasana di mobil sangat hening. Hanya terdengar suara musik yang diputar pada pemutar musik yang berada di dashboard mobil Darren.Waktu yang telah kita lalui, buatmu jadi lebih berartiLuluhkan kerasnya dinding hati, engkaulah satu yang aku cari“Kamu tahu lagu ini, Jasmine?” ujar Darren memecah suasana hening suasana di mobil Darren itu.“Iya, kenapa?” ujar Jasmine singkat. Jasmine masih merasa tidak enak dengan apa yang sudah dikatakannya pada Darren saat makan di tempat Alif tadi.“Ini yang aku rasakan padamu saat ini,”“Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku,” Darren menirukan Ariel yang menyanyikan lagu yang diputar saat itu.Lai-lagi pipi Jasmine memerah, dia sangat tersanjung dengan apa yang baru saja diutarakan Darren. Meskipun Darren hanya menyanyikan sebuah lagu, tapi Jasmine yakin bahwa itu memang apa yang benar-benar dirasakan Darren padanya saat ini.“Kak Day, eh maksud aku, sa..yang,” ujar Jasmine sedikit ragu. Jasmine masih belum y

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVI

    “Kita makan dulu ya. Aku tahu kamu pasti belum makan kan? Jadi nggak ada alasan buat nolak,” ujar Darren dan pandangannya terus tertuju pada jalanan yang ada di depannya.“Tapi ini udah malem, emang kamu nggak apa-apa kalau nemenin aku makan dulu?” Jasmine merasa tidak enak jika harus menahan Darren lebih lama dengannya.“Jasmine, kamu kira aku anak SD yang kalau sebelum senja belum sampai rumah dicari orang tuanya? Aku sudah kepala tiga Jasmine,” Darren gemas dengan pertanyaan Jasmine. Dia melirik Jasmine sesaat dan mengacak rambutnya.“Bukan gitu, tapi nanti-,”“Pokokya kita makan dulu, takutnya kalau kamu telat makan nanti bakalan pingsan lagi kaya waktu itu di tempat gym,” belum selesai Jasmine bicara, Darren sudah memotong pembicaraan Jasmine dan memaksa Jasmine untuk tetap makan malam dulu dengannya.“Baiklah kalau memang kamu memaksa. Terserah kamu saja, aku menolak pun tak ada gunanya,” ujar Jasmine pasrah. Jasmine sangat paham dengan lawan bicaranya itu. Menolakpun tidak ada

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XV

    “Ih Mbak Erin memang yang terbaik lah pokoknya. I love you full, Mbak Er,” ujar Jasmine terlihat semringah sembari memeluk Erin dengan sangat erat.“Jasmine ih dari kapan kamu lebay kayak gini? Jangan-jangan kamu sudah terkontaminasi Darren ya?” Erin dengan wajah gelinya perlahan melepas pelukan Jasmine.“Enak aja, Mbak Er. Kan aku emang udah lama kayak gini, mbak,” ujar Jasmine dengan nada sedikit kesal karena enggan dihubung-hubungkan dengan Darren. Dari dulu memang Jasmine sedekat itu dengan Erin, hal yang dilakukan Jasmine pada Erin tadi memang bukanlah hal yang baru.“Astaga, kan hampir saja aku lupa, katanya Mbak Erin dijemput? Jemputan Mbak Erin mana? Kok belum kelihatan? Mbak Erin dijemput siapa sih?” Jasmine melontarkan beberapa pertanyaan pada Erin, layaknya reporter berita yang sedang haus akan informasi.“Astaga, nggak kurang banyak pertanyaannya. Udah kaya wartawan lagi wawancara artis. Hahaha," ujar Erin sembari terkekeh mendengar banyaknya pertanyaan yang Jasmine lontar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status