"Jangan membuat keributan dirumah sakit Tuan! Pergilah," desis seorang dokter itu dengan tegas dan terkesan begitu dingin.
"Sialan! apa hakmu untuk mengaturku ?" desis Lucas tak kalah tajam.
Dokter itu membawa Elliona kebelakang tubuhnya, seakan- akan memberi perlindungan pada wanita hamil itu.
"Aku dokter di rumah sakit ini! Dan kau menganggu kenyamanan pasienku disini Tuan!" desis dokter pria itu dembai menatap nyalang kearah Lucas yang dirasa sangat menyebalkan. "Silahkan pergi atau aku akan memanggil petugas keamanan untuk menyeretmu keluar."
Lucas terlihat menggeraskan rahangnya dan menggeram marah. "Kau akan menyesal telah melakukan hal ini terhadapku !" ucap Lucas dan mulai melangkahkan kakinya mundur sambil menujuk wajah dokter itu dengan jari telunjuknya. Lalu ia memutar tubuhnya dan melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Elliona bersama dokter angkuh itu tadi.
Dokter muda dan tampan itu memutar tubuhnya menghadap Elliona. "K
Hallo bunnies, kalian makin penasaran apa semakin bosan dengan cerita ini?
"Apa William marah setelah mendengar kau bersamaku?" tanya Alex yang tanpa sengaja mendengar percakapan antara Elliona dan juga saminya.Elliona menghembuskan nafas beratnya dan menganggukkan kepalanya embari menatap alex yang duduk disebelahnya. "Ya kelihatannya seperti itu, maafkan aku Alex." Elliona berucap seakan menunjukkan rasa bersalahnya."Kenapa kau harus meminta maaf ?" ujar Alex tak mengerti sembari menatap Elliona dengan mengernyitkan dahinya merasa heran.Elliona tampak ragu untuk mengatakannya, namun pada akhirnya wanita itu juga membuka mulutnya. "Aku ingin minta maaf dulu sebelum William memukulmu nanti," ujar Elliona mengutarakan apa yang ada dipikirannya. Mengingat bagaimana marahnya William dulu jika dirinya tanpa sengaja bertemu dengan Alex.Alex berdecih. "Ishh, sebegitu bencinya kah priamu itu melihatku?" ucapnya masih tak percaya jika William masih saja menganggap dirinya sebagai musuh besarnya.Elliona tert
"DIAMLAH WILONA!! AKU TIDAK AKAN PERNAH MENGIZINKANMU UNTUK DISENTUH OLEH PRIA ITU SEKALI LAGI," bentak William yang hilang kesabarannya pada bayi kecil yang baru berusia 14 bulan itu.Sontak bentakan William membuat sang putri nyaris bergetar karna terlalu terkejut dan membuatnya menangis dengan keras seketika. Bahkan kini baby Wilo memukul- mukul William meminta turun karena takut."Brengsek! Apa yang kau lakukan pada putriku William !!!" kini Elliona yang berteriak marah pada suaminya itu. Dengan gerakan cepat Elliona meraih putri kesayangannya yang menangis hebat itu untuk beralih pada gendongannya.PLAKTanpa berpikir dua kali, Elliona melayangkan tamparan pada sang suami."Kau keterlaluan William!" desis Elliona dengan tajamnya. Semua orang yang melihat Elliona melayangkan tamparan pada William pun memekik terkejut.Sebenarnya tak hanya Elliona yang terkejut dengan sikap William yang baru pertamakali membentak baby Wilo yan
William justru menggeleng dengan kuat mendengar permintaan Elliona, pria itu terlihat terlihat begitu rapuh saat ini. Matanya bahkan mulai memerah."Aku mohon! maafkan aku sayang!" ujar William sembari menunduk dan suaranya yang berat terdengar serak. Pria itu kini berlutut disamping ranjang milik putrinya. Menundukkan kepalanya dan bahu pria tegap itu mulai bergetar."Aku... Aku terlalu cemburu sehingga membuat kesalahan yang begitu fatal," ujar William lagi- lagi dan kini disertai lelehan air mata keluar dari ujung matanya. Pikiran dan hati pria itu benar- benar lelah saat ini. Ia butuh istrinya! Nafasnya! Dan hanya Elliona lah yang bisa mengobati perasaan kacau yang mendera dirinya saat ini.Elliona membulatkan mata ketika melihat William berubah sekacau ini, memang saat melihat suaminya itu pulang, pria itu tampak berantakan sekali. Rambutnya acak- acakan, wjahnya tampak kusut, bahkan dasinya tak terpasang dengan benar. Ingin sekali ia bertanya kena
Sedangkan disisi lain seorang pria tampak duduk disebuah bar dengan melipat kakinya diatas meja, tangan kanannya digunakan untuk memutar- mutar gelas yang berisi dengan red wine sedangkan di tangan kirinya memegang satu batang rokok yang telah habis setengahnya. Bahkan di sampingnya ada dua orang wanita berpakaian sexy disebelah kiri dan kanannya sedang bergelayut manja dilenganya dengan tangan mereka yang tak berhenti bergerilya diatas kulit tubuh pria itu yang kini sedang bertelanjang dada."Kau lihat kekacauan yang terjadi di Luxury Gold hari ini Jey ?" tanya pria itu yang masih menatap red wine yang ia pegang dengan senyuman penuh kelicikan disana. "Aku sangat senang melihat wajah pria itu tampak kacau, ini membuatku sangat bahagia," kekeh pria itu yang tak lain adalah Lucas, dalang dari kekacauan yang dialami oleh perusahaan milik William.Orang kepercayaan Lucas yang bernama Jey itu hanya berdiam diri tak ingin menanggapi rancauan bosnya yang sudah setengah mabuk i
Saat ini tampak seorang pria tengah memandang dengan geram pemandangan memuakkan yang ada di depannya saat ini. Sesekali William mendengus kesal dengan hati yang menahan amarah melihat bagaimana baby Wilo begitu manja dengan seorang Alex Jeon. Pria yang membuatnya tak nyaman sejak dulu, terlebih lagi jika menyangkut istrinya. Kenapa pria ini harus kembali lagi pada keluarganya? Erang William dengan hati yang dongkol.Elliona yang melihat raut wajah masam yang ditunjukkan oleh William, mulai menyikut lengan sang suami untuk merubah mimik wajahnya. "Jangan pasang tampang seperti itu Will, kau ini ingin berdamai apa mengajak perang sih ?" ucap Elliona menyindir suaminya sendiri.Sedangkan William mencibir dalam hatinya ketika sang istri justru menikmati moment sang putri bersama mantan kekasihnya itu.William pun berdehem pelan, membenarkan sedikit letak duduknya yang sedari tadi terkesan angkuh didepan Alex kini merubahnya biasanya, meskipun dalam hatinya
"Hallo," ujar William dan mendadak tubuh pria itu menegang ketika ia mendengar suara Nara."Liam, help... Help me!" ujar Nara dari balik telepon. Dahkan suaranya terdengar terisak.Raut wajah William pun berubah panik "Kau dimana ?" tanya William begitu cemas. Setelah Nara memberitahu dimana di berasa tanpa aba- aja pria itu langsung saja mematikan sambungan telfonnya dan berjalan kedalam restoran dengan cukup tergesa.Ia melihat sang istri tengah mengajak putri kecil mereka berbicara di kereta bayi milik baby Wilo."Aku harus ke bertemu Vernon sekarang," ujar William setelah sampai disamping Elliona.Elliona sontak mendongakkan kepalanya dan menatap William merasa heran. "Tapi ini weekend Will, dan kau berjanji akan menemaniku membeli perlengkapan bayi bukan ?" tanya wanita itu merasa kesal karna William harus kembali disibukkan dengan urusan perusahaan.William mengusap pipi sang istri yang kini sedang merenggut kesal. "M
Dua orang manusia berbeda gender tampak sedang berbagi selimut diatas ranjang, salah satu lengan sang pria yang kini sedang bertelanjang dada ia digunakan sebagai bantal dari wanita yang kini tengah memeluk dirinya. Wanita yang memakai gaun tidur tipis itu tampak menempelkan tubuhnya pada tubuh atletis pria disampingnya. Dengan jari- jari lentiknya bergerak manja di dada bidang pria berkulit putih itu."Kau tahu bahwa aku masih sangat mencintaimu Liam," ucap Nada terdengar ke rungu William yang kini tampak memejamkam matanya. Pria itu hanya membalas dengan sebuah gumaman.Nara yang merasa tak puas dengan jawaban William, sontak mendongakkan kepalanya. "Apa kau benar- benar sudah tak mencintaiku lagi?" ucap Nara merasa kesal karna William selalu mengabaikan pengakuan cintanya."Tidurlah Nara! Apa kau tak lelah ?" ujar William dengan membuka matanya dan menatap langit- langit kamar apartement miliknya.Nara berdecak ketika William selalu
Happy Reading 🌿Ditunggu sekali responnya 🌹💸💸💸💸💸Elliona tampak menangis di ruang ICU melihat baby Wilo menangis histeris ketika dokter mencoba mencabut pecahan kaca yang menempel pada mulut bayi kecil itu. Rasanya pasti sakit sekali untuk mendapatkan perlakuan seperti itu bagi bayi sekecil itu.Elliona berusaha berkali- kali menghubungi William, namun pria itu tidak bisa dihubungi sama sekali. Bahkan Vernon juga tidak tahu dimana keberadaan William. Baru kali ini Elliona merasakan kesedihan yang begitu menyesakkan kembali menyeruak kedalam dadanya. Melihat baby Wilo mendapatkan perawatan dokter dan tanpa ada William di sampingnya menambah kesedihannya bertumpuk berkali- kali lipat.Bahkan wanita hamil itu mengabaikan makan malamnya, padahal ia masih memiliki satu buah hati lagi yang membutuhkan asupan nutrisi dari dirinya. Elliona hanya ditemani oleh sopir pribadinya dan juga babysitter baby Wilo yang tampak sedih