Aduh bapak hampir lupa, Cokro. Ya tukang bersih-bersih itu. Dia sangat terobsesi dengan senam. Setiap Rabu pagi, dia rutin ikut senam di belakang barisan siswa."Pak, bapak yakin kalau pembunuh Veli adalah Cokro?" Tanya Eldi.
"Iya, bapak pernah bilang kalau Cokro belum sempat diperiksa polisi, tapi sudah meninggal dikeroyok siswa," ujar Gina."Bapak sendiri tidak yakin kalau Cokro pelakunya, tapi kasus itu sama sekali tidak pernah terungkap sampai sekarang," jelas Pak Gimin."Pak, saya yakin kalau kematian siswa di sekolah kita itu karena roh Cokro yang marah. Dia dituduh dan dibunuh begitu saja, siapa tahuCokro bukan pelakunya," Gina mengeluarkan kegelisahannya selama ini."Sudahlah Gina, Eldi. Kalian masih terlalu dini untuk memikirkan hal-hal seperti ini.Gina menanyakan lokasi makam Cokro pada Pak Gimin, ia ingin berziarah dan meminta maaf mewakili semua siswa SMA Setia Bakti. Dengan harapan Cokro tidak lagi mengganggu siswa di sekolahnya.Di sampingTreeet… Treet, bunyi bel sekolahku, waktunya pulang sekolah, semua murid keluar dengan berhamburan kemana mana, ada yang ke tepi jalan, ada yang nunggu dan masih banyak lagi, melainkan aku, aku melangkahkan kaki ku ke perpustakaan, sebab aku lupa mengembalikan buku pinjaman ku, karena aku meminjam labih dari seminggu.“aduhh, pintu ditutup lagi, kalo besok aku pasti kena marah, gimana kalo aku manjat aja kan di belakang perpus ada jendela terbuka, asyik aku gak kena marah” kata ku sambil beranjak pergi ke belakang perpustakaanTiba tiba ada sosok cowok yang memnggil ku di belakang “wooy, ngapain lo di sana, mau maling ya?” tanya rehan teman sekelasku“kagak kok cuma mau ngembaliin buku” kataku sambil lega“apaa, jam segini mau ke perpustakaan, lo kagak tau kejadian yang dulu” kata rehan membuatku merinding“emang kejadian apaan?” kataku sambil mengelus rambutku“dulu ada kakak kela
Prajna adalah seorang mahasiswa di universitas di Jawa Tengah yang menjalani Kerja Praktik di Jakarta bersama dengan dua orang temannya yang bernama Indra dan Retno.Selama di Jakarta, ketiga mahasiswa ini tinggal di apartemen milik manager di tempatnya magang.Di satu sisi mereka senang karena bisa tinggal gratis, namun di sisi lain ini adalah awal dari kisah horor yang mereka alami bersama.Mereka tinggal di kamar di lantai 6 gedung B nomor 607, di dalam apartemen ada 2 kamar, 1 besar dan 1 kecil. Prajna dan Retno di kamar yang besar, sedangkan Indra di kamar yang kecil.Saat awal menjalani kerja praktik bersama, semuanya terasa lancar, hingga suatu ketika Indra menyatakan bahwa ia selalu susah tidur karena sering mimpi buruk didatangi oleh sosok wanita berambut panjang.Bahkan hal ini membuat Indra tak lagi ingin tidur di kamar kecil tersebut, dirinya tidur di ruang tamu, dan hal tidak mengenakan di kamar Indra pun juga dirasakan oleh Prajna karena dia termasuk orang yang peka d
Sarah adalah seorang wanita yang sekarang tinggal di kota kecil Jawa Barat.Ia harus pindah ke Kota Kembang itu untuk menuntut Ilmu di salah satu universitas ternama di sana.Saat pindah ke Bandung, Sarah pergi bersama ayahnya.Ayahnya mengantarkan Sarah ke rumah kontrakan yang akan dihuni Sarah selama menuntut ilmu.Di kontrakan itu, Sarah juga akan tinggal bersama dua orang saudara sepupunya yang juga menuntut ilmu di tempat dan angkatan yang sama dengannya.Saudara tertua bernama Jani dan saudara yang lebih tua dari Sarah bernama AvaSarah merupakan yang paling kecil dari mereka bertiga, maklum baru lulus SMA tahun yang sama.Selama dua setengah jam di perjalanan, akhirnya ia tiba di Kota Bandung.Ini adalah pertama kali Sarah tinggal jauh dari orang tuanya. Perasaan campur aduk tentu dirasakan Sarah.Setelah mobil terparkir, Sarah bergegas turun dan mengambil barang-barang bawaanya.Sembari mengangkat bawaan, Sarah dan ayah langsung menyusuri sebuah gang kecil.Berjalan s
Aku Nisa, akan bercerita tentang pengalaman seram yang aku alami pada tahun 2011, bersama empat sahabat kampus, berlibur menghabiskan libur akhir pekan panjang di Bandung.Waktu itu kami masih kuliah tingkat akhir.Sama seperti anak-anak muda kebanyakan lainnya, Aku, Hani, Putri, Danang, dan Dimas punya rencana untuk menginap di kota kembang dengan mencari rumah atau Villa, bukan hotel per kamar, jadi bisa lebih leluasa untuk melakukan kehebohan tanpa harus khawatir mengganggu orang lain.Singkatnya, atas rekomendasi teman dari ayahnya Danang, kami memutuskan untuk menyewa satu villa besar bertingkat di daerah Lambang.Menurut Danang, teman ayahnya bilang kalau villa ini memiliki lahan yang luas, jadi gak berdempetan dengan villa atau bangunan lain, dan juga letaknya masih sangat asri dan banyak pepohonan, katanya sih gitu.“Iya, kata temen bokap gw, Villa ini gede, bagus, baru direnovasi, halamannya luas, dan yang pasti gak mahal, hehe.” B
Mungkin gak sih kalo itu cuma perasaan lo doang Nis?” Hani coba untuk mencari celah logika.“Gak Han, gw yakin, gw denger suara itu jelas banget.” Aku bersikukuh.“Jadi tolong, malam ini kita tidur bareng-bareng aja ya, gw takut.”Mereka setuju, supaya aku merasa tenang.Akhirnya, sekitar jam 11 acara berbincang selesai, lalu kami masuk ke dalam, karena udara juga sudah semakin dingin menusuk tulang.Benar, akhirnya kami tidur bersama dalam satu kamar.Tetapi ketika pertama kali masuk kamar, hanya aku, Putri, dan Hani, sementara Dimas dan Danang masih ingin menonton tv di bawah.Mungkin karena sudah lelahnya badan ini, aku jadi gak kesulitan untuk tidur, ketika sudah bertemu bantal dan berselimut aku langsung terlelap.Tapi hanya sebentar, sekitar jam satu dini hari aku terbangun karena tiba-tiba pingin pipis.Posisi tidur kami bertiga berjajar di atas tempat tidur yang sangat besar, aku di sisi sebelah pingg
Kasus ini bermula saat Eka menginap di Graha Indah pada tanggal 11 September 2013. Resepsionis tempat itu, Ny. Rahma, mengatakan bahwa Eka tiba disana jam 9.00 pagi dan berencana menginap selama tiga hari. Ia menyewa pondok nomor 13. Agus dan temannya Reza, petugas kebersihan tempat itu, tiap pagi bertugas membersihkan semua pondok di Graha indah. Mereka sependapat bahwa di hari kedua Eka menginap, yaitu tanggal 12, tepatnya jam 8.00 pagi, Eka masih membukakan pintu untuk mereka, ketika mereka hendak membersihkan pondok tersebut. Namun keesokan harinya tanggal 13, Agus hendak melakukan tugasnya, tapi tidak ada siapapun yang membukakan pintu. Agus pikir tamunya sedang tidur, jadi Agus melewati pondok itu. Ia kembali pada jam 10.00, namun tetap tak ada yang membukakan pintu. Agus melaporkan hal tersebut kepada Ny. Rahma. Tapi pada awalnya, Ny. Rahma menganggap tamunya mungkin tidak mau diganggu. Nah, baru ketika malam hari, Ny. Rahma curiga karena lampu pondok tersebut tetap dalam kea
Cerita kali ini adalah sebuah cerita perjalan mistik, kebetulan Narsum adalah sahabat saya (penulis) sendiri, bahkan sudah seperti keluarga yang saya anggap seperti kakak saya sendiri.Narsum setuju cerita perjalananya saya bagikan dengan tujuan hanya berbagi saja, selebihnya tidak berharap ada atau terjadi kejadian di luar dari cerita kali ini.Jika beberapa pihak ada yang merasa tersinggung, saya mohon maaf dari awal, karena cerita ini adalah kisah nyata! sebuah perjalanan mistik, bersembunyi dalam terang!Langsung saja saya mulai ceritanya.Bersembunyi Dalam TerangSebuah Kisah Perjalan Mistik-Sudut pandang Andi-Tidak terassa berjalanya waktu begitu cepat, berpindah dari satu tempat ke tempat lain adalah sebuah perjalan yang selalu menyimpan banyak cerita, walau ceritaku adalah lain (mungkin) hanya sebagian orang yang merasakanya seperti sama dengan apa yang aku rasakan.Senang dengan sedih, bahagia dengan kecewa, senyum dengan marah, cob
Sampai di lantai dua, aku dikejutkan, seisi lantai dua kera-kera itu semakin banyak bahkan lebih banyak dari pada yang sebelumnya aku lihat, aku masih tidak bicara apapun.Suara kerasukan Sely semakin aku dengar dengan jelas. Terlihat di kamar, Sely sedang dipegangi kedua tangan dan kakinya, meronta-ronta dengan terikan yang tidak jelas, benar saja seprai kasur yang berwarna putih bermotif bunga itu sudah berceceran darah, dari muntahan Sely.“Tidak biasanya ini kerasukan Sely yang pling parah pak,” ucap bu Budi.Aku masih mematung, memperhatikan seisi ruangan dan ketiga orang itu sedang berusaha menyembuhkan Sely. Tiba-tiba Sely diam, aku terus membaca apa yang aku bisa di dalam hati.Hampir seisi ruangan itu juga kaget, karena tatapan muka Sely mengarah ke arahku. Bahkan tanganya menujuk, dengan mata yang hampir mau lepas. Aku melihat ke arah lemari besar pakaian Sely, ada seorang perempuan sangat cantik, sedang mengayunkan kakinya berkali-kali dan
Kiai Muntaqo beserta para santrinya berhamburan ke belakang asrama. Semua orang yang ada di sana panik melihat Ririn menggantung di dahan pohon mahoni. Kiai Muntaqo membaca kalimat-kalimat ruqiah sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Nurul. Saat itu juga Nurul mulai terlihat kesakitan. Lima orang santri muncul dengan menggotong sebuah spring bed besar untuk menahan tubuh Ririn.Nurul menjatuhkan Ririn dan untung saja wanita itu jatuh tepat di atas spring bed, sementara Nurul masih bertengger di atas dahan pohon mahoni. Kalimat-kalimat ruqiah terus dilantunkan oleh Kiai Muntaqo, Nurul pun terjungkal ke belakang. Dia juga jatuh tepat di atas spring bed sehingga tidak ada luka sedikit pun. Faisal memeriksa keadaan adiknya itu, dia menangis karena tak tega melihat adiknya yang sering sekali kesurupan.***Satu Minggu Kemudian.Sudah lima kali Faisal bermimpi tentang sumur tujuh yang ada di puncak gunung Karang. Dalam mimpinya itu, Faisal didatangi kakek
Sudah dua hari hewan ternak warga kampung Kaduengang hilang secara misterius. Puluhan ayam lenyap dari kandangnya, kambing yang dipelihara bertahun-tahun juga hilang. Belum lagi kerbau, ada sepuluh ekor yang hilang secara misterius. Mereka yakin pasti ada maling di kampung mereka. Warga kampung itu sepakat untuk memperbanyak pos ronda. Setiap malam para pemuda dan bapak-bapak bergantian menjaga kampung. Mereka sangat hati-hati jika ada orang asing yang masuk ke kampung mereka.Anehnya tidak ada tanda-tanda maling di kampung itu. Selama satu minggu berjaga, tak satu pun orang asing yang masuk ke kampung. Kasus hilangnya hewan ternak belum terpecahkan, tapi sudah muncul kasus baru. Banyak warga yang melapor ke ketua RT kalau warung mereka kemalingan. Barang dagangan mereka hilang, tapi si maling hanya mencuri barang yang bisa dimakan saja seperti kue, biskuit, kopi, dan makanan lainnya.Kejadian ini benar-benar menggemparkan seluruh warga kampung. Mereka bahkan m
Tok…tok…tok…tok…!Sebagian siswa juga masih merasakan hadirnya seseorang di sekitar asrama yang tak terlihat wujudnya. Salah satu yang merasakan hal itu adalah Laila. Siang itu, sekitar jam dua belas siang, Laila memasuki asrama sehabis pelatihan. Aura menyeramkan di ruang tamu terasa sekali hingga bulu kuduknya terasa meremang. Ia merasa di belakangnya ada yang mengikuti, namun begitu menoleh, tak dilihatnya seorang pun di sana. Saat masuk ke kamar tiba-tiba hawa dingin menerpa tubuhnya, padahal suasana siang itu begitu terik. Ia merasa ada yang mengawasi dirinya, namun tak di dapatinya seorang pun di kamar. Untuk mengurangi rasa takut, ia nyalakan musik dari ponsel sekencang-kencangnya.“Aku merasa ada yang memperhatikanku! Tapi, aku tak melihatnya sama sekali! Tapi, aku yakin, dia memperhatikanku aku!” seru Laila. Ternyata, teman-teman lainnya juga merasakan hal yang sama.Hampir seluruh siswa di asrama merasakan hal yang sam
Blok MMelamun sesaat, fokusku hilang dikala hening senyap menjerat kesadaran.Tapi tiba-tiba aku melihat sesuatu di kejauhan, ada bayangan berbentuk orang yang muncul dalam gelap.1Aku yang awalnya kaget, berangsur jadi agak tenang ketika merasa kalau sepertinya yang datang itu benar-benar orang.Ternyata memang benar, aku melihat ada seseorang sedang melangkah mendekat. Karena masih cukup jauh, jadinya aku masih hanya bisa melihat dalam bentuk siluet.Tapi aku sudah bisa yakin kalau orang ini adalah sosok laki-laki, kalau melihat dari posturnya.Ketika sudah cukup dekat, barulah aku bisa melihat dengan jelas kalau ternyata yang mendekat ini adalah seorang sekuriti gedung.Ah leganya, aku jadi bisa segera turun dengan meminta untuk ditemani ke bawah.“Pak, hmmmmm.” Aku menegurnya, ketika kami akhirnya sudah berhadapan. Karena gak familiar, aku melirik ke nametag yang ada di seragamnya, aku membaca nama “Wawan”.Iy
Katanya, Sulis sakit keras. Badannya telah lumpuh total, hanya mampu berbaring di ranjangnya. Matanya selalu melotot, ada borok di sekujur tubuhnya, padahal perutnya semakin membuncit karena janin yang dikandungnya. Bu Sri memohon untuk mengantar Sulis ke Rumah Sakit.Karena waktu itu, hanya keluargaku yang memiliki mobil. Akhirnya tanpa pikir panjang, aku dan suamiku mengantar Sulis saat itu juga.Sulis sudah seperti mayat hidup bila ku lihat. Matanya terbuka, masih bernafas, namun tidak bisa di ajak bicara, dan tidak mampu bergerak. Borok di sekujur tubuhnya berbau sangat busuk.Sesampai di RS, Sulis langsung ditangani oleh dokter. Hampir 3 jam kami menunggu hasil pemeriksaan dokter, setelah itu kami ketahui bahwa Sulis menderita diabetes akut yang membuat sekujur tubuhnya terluka dan bernanah.Setelah satu hari dirawat, Sulis akhirnya menghembuskan napas terakhir. Beruntung kata dokter, janin dalam perutnya belum memiliki nyawa, bentuknya pun belum sempurn
Saat itu tahun 2005.[Suara HP berbunyi]"Halo? Assalamualaikum Pak?""Halo, Waalaikumsalam Dung. Gimana kabarmu? Gimana kuliahmu?""Alhamdulillah semua lancar pak, kabar saya sehat. Bapak ibu sehat kan?""Syukurlah nak, bapak ibu sehat,"Kemudian seketika hening, tak ku dengar lagi suara bapak dari telepon. Yang ku dengar hanyalah suara lelaki tengah menahan isak tangisnya.Feeling-ku benar, sepertinya bapak sedang tidak baik-baik saja, sudah kuduga sejak ku angkat gagang telepon, suara dan nada bicara bapak tidak seperti biasanya."Pak, bapak kenapa?,""Gapapa nak, kamu buruan pulang ya. Kalau bisa minggu depan. Bapak mau ngomong sama kamu,""Iya pak insyaallah saya pulang minggu depan,"[Tuut..tuut..tuut..]Sejenak aku berpikir bagaimana agar minggu depan bisa ku penuhi permintaan bapak untuk pulang. Karena jujur saja, aku berkuliah sambil bekerja di kota metropolitan. Aku tidak ingin menambah beban bapak yang hanya seor
Ada apa dengan Guci ini sih?Kenapa banyak kejadian seram setalah ada guciGimana sejarah guci ini?Semakin seram, semakin menakutkan, banyak peristiwa yang terjadi di rumah Jessica.Jessica akan lanjut bercerita di sini, di Briistory.#BriiStoryJangan baca sendirian, lanjut di komentar yaaa!***#1Begitulah, banyak kejadian janggal yang terjadi sejak kehadiran guci itu di rumah. Kejadian janggal dan kadang menyeramkan, yang secara langsung maupun gak langsung mempengaruhi kehidupan kami juga.Setelah banyak kejadian, aku menjadi selalu was-was apa bila harus di rumah sendirian walaupun itu siang hari. Lalu, sebisa mungkin menahan diri untuk gak ke kamar mandi tengah malam, aku akan menahan pipis sampai pagi.Jo jadi semakin jarang tidur di rumah, lebih sering bermalam di rumah teman atau di rumah Om Fendy. Dia bilang, gak tahan dengan penampakan-penampakan seram yang dia lihat gak satu dua kali, tapi sering.Selama k
Rumah, seharusnya menjadi tempat teraman dari rasa takut dan cemas, tapi ternyata gak selalu demikian. Seperti yang dialami oleh Jessica dan keluarganya.ADVERTISEMENTRumah mereka menjadi sumber teror yang menakutkan.Jessica yang akan bercerita sendiri di sini, di Briistory.#BriiStory#MalamJumatLanjut di komentar ya..***#1Sekali lagi aku terjaga, jam setengah dua malam. Penuhnya kandung kemih, memaksaku tersadar dari tidur. Kebelet banget, gak tahan, mau gak mau harus pergi ke toilet.Tapi belakangan, bangun malam jadi hal yang membuatku paranoid, apa lagi ketika terpaksa harus ke luar kamar.Sama seperti malam ini, tiba-tiba terbangun pingin pipis. Padahal sudah berusaha maksimal untuk menahan dan kembali tidur, tapi gak bisa, sudah di ujung.Aku takut, takut dengan hal ganjil dan menyeramkan yang belakangan selalu terjadi ketika melintasi ruang tengah.Kebetulan toilet letaknya di depan kamar Papa Mama, berse
Tahun 2007 awal pernikahan dengan Imas, 3 tahun sebelum aku berganti pekerjaan sebagai tukang cukur (mempunyai pangkas) awalnya aku adalah penjual martabak manis, tempat aku berjualan sekitar satu jam dari rumah, di sebuah kampung dekat dengan sebuah danau, di mana di situlah orang-orang sering ramai, walau yang berjualan bisa terhitung dengan jari.Yogi adalah teman masa sekolahku yang mempunyai resep martabak karena memang turun temurun dari keluarganya, atas persetujuan modal yang aku keluarkan sangat terbatas, akhirnya aku dan Yogi sepakat memulai usaha tersebut, penampilanku sama halnya dengan sekarang tidak pernah rapih sama sekali.Selepas waktu ibadah solat asar, aku dan Yogi yang memang kebetulan tidak jauh rumahnya dari rumah Ibuku (waktu itu masih tinggal bersama Ibu) selalu menjemputku dengan membawa adonan martabak dan segala perlengkapan lainya untuk berdagang.Sudah hampir 3 bulan berjalan, dan memang selalu habis jauh di mana waktu prediksiku yang seha