Home / Romansa / Hot Mother / 93. Kejahilan Nicholas

Share

93. Kejahilan Nicholas

Author: Amy_Asya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sofia membuka mata yang masih terasa berat. Manik cokelat tua itu menatap sekeliling. Kepalanya masih terasa sedikit sakit, mungkin karena terkena air hujan malam tadi.

“Sudah bangun?”

Suara berat Nicholas tiba-tiba saja membuat wanita itu tersentak. Sofia langsung terduduk. Tangannya terulur memegang kepala yang semakin berdenyut karena kaget.

Oh, Tuhan. Manik cokelat tua itu sukses membulat sempurna.

“EL!”

Nicholas berjalan mendekati Sofia yang masih terlihat acak-acakan.

“Dia bersama dengan Kenzo semalam. Pagi ini aku juga meminta tolong Kenzo untuk mengantarnya sekolah.”

Sofia menoleh ke arah Nicholas. Menatap pria yang sedang berdiri itu dengan sedikit tajam. Kemudian tatapannya turun, menatap kemeja Nicholas yang melekat pada tubuhnya.

Nicholas tertawa kecil. “Aku sudah melihat semuanya.”

“Nicholas!” teriak Sofia. Wanita itu segera melemparkan bantal ke ar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hot Mother   94. Kebenaran yang Disembunyikan

    Arnold menatap adik laki-lakinya yang saat ini terlihat sedikit gugup. Tidak biasanya Dareen bertingkah seperti sekarang. Tentu saja hal ini semakin membuat Arnold curiga.“Kak, sebentar lagi rapat akan dimulai.” Dareen berusaha mengingatkan kakaknya. Dia merasa bahwa sang kakak sedang menatap ke arahnya dengan kecurigaan penuh.“Aku tahu,” jawab Arnold singkat. Pria itu kembali diam. Dia kembali mengingat foto yang dilihat di ponsel Arzan tadi.Arnold ingat dia pernah melihat punggung itu. Punggung wanita yang terlihat begitu sama. Punggung seorang wanita yang diyakini Sofia, yang dia lihat di kafe beberapa waktu lalu.“Aku pergi jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi.” Dareen bangun dari posisi duduknya.“Duduklah! Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan.”Dareen menghela napas panjang. Namun, tak urung pria itu juga mengikuti kemauan kakaknya.“Kau bertemu dengan siapa kemarin?&

  • Hot Mother   95. Ketulusan Grace

    Arnold menatap wanita yang sedang duduk di hadapannya saat ini. Wanita yang hanya terdiam seraya menunduk.“Ini kesempatan terakhirmu!” desis Arnold. Pria itu benar-benar merasa jengah berhadapan dengan wanita seperti Grace.Grace mengangkat kepalanya. “Ar, maafkan aku,” ujarnya dengan begitu tulus.Raut wajah Grace terlihat begitu menyesal. Wanita itu sudah menyesali semua hal yang telah terjadi. Grace sadar jika selama ini hanya Arnold yang mau membantunya.Arnold mendengkus kasar. “Kau memintaku datang ke sini hanya untuk ini, Grace?” Bosan! Rasanya Arnold sudah bosan mendengar semua permintaan maaf yang diucapkan oleh Grace.Pagi-pagi sekali wanita itu menghubunginya, dan meminta untuk bertemu. Dan hanya ini yang Arnold dengar?“Ar!” Grace menyentuh tangan Arnold yang berada di atas meja, lalu menggenggamnya.Manik mata wanita itu memancarkan sebuah ketulusan. Grace sadar jika selama

  • Hot Mother   96. Kembali Bertemu

    “Dad, boleh aku tunggu di sini saja?”Tiba-tiba saja El menghentikan langkah kakinya, membuat Nicholas menoleh, menatap anak laki-laki itu dengan tatapan heran.“Di bawah ramai sekali, El. Mommymu pasti akan sangat khawatir jika kau menunggu di bawah.”“Aku akan duduk bersama dengan kakak itu.” El menunjuk salah satu karyawan kafe. Seorang gadis muda yang memang cukup dekat dengannya.“No!” tegas Nicholas. Dia tidak mungkin membiarkan El di bawah tanpa pengawasan.Wajah El tampak murung ketika mendengar penolakan dari Nicholas. Dia ingin turun ke bawah dan menemui pria yang sedang duduk di pojok ruangan.“Ayo kita naik! Mommy pasti sudah menunggu.”Dengan langkah gontai El terpaksa mengikuti Nicholas. Anak laki-laki itu terlihat sangat ingin menemui seseorang di bawah sana. Namun, penolakan Nicholas membuat dia tidak lagi berani membantah.Sampai seketika bibir mungiln

  • Hot Mother   97. Terungkap

    Arnold melihat ke arah lantai atas. Lantai itu pasti tempat pemilik kafe ini, atau tempat seseorang yang mengelola kafe ini. Ya, itu mungkin saja!“Orang tuamu pemilik kafe ini?”Iris berwarna abu-abu milik Arnold menatap lekat ke arah anak laki-laki, yang memiliki warna bola mata serupa. Arnold tertegun, pria itu baru menyadari jika mereka memiliki warna mata yang sama.El terdiam untuk beberapa saat. Anak itu terlihat memikirkan jawaban atas pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Arnold. Dia sendiri juga merasa bingung. Apakah ibunya pemilik tempat ini?“Sepertinya memang begitu. Mommy-ku bekerja di sini,” jawab El pada akhirnya. Memang benar bukan ibunya bekerja di tempat ini?1. Arnold terdiam. Pria itu tampak memikirkan kemungkinan yang ada. Dia memang belum tahu pasti tentang pemilik kafe ini, tetapi dia yakin bahwa dia pernah melihat Sofia di sini.Mungkinkah Sofia pemilik dari kafe ini? Tiba-tiba saja pert

  • Hot Mother   98. Hati Yang Goyah

    Alicia terus saja menggerutu seraya mengikuti ke mana langkah kaki ibunya berjalan. Wajah gadis berdarah Italia itu terlihat jelas menampakkan kekesalan yang memuncak.Bagaimana tidak! Di akhir pekan seperti ini, di hari yang seharusnya dia habiskan untuk bersantai serta memanjakan diri di rumah, tetapi ibunya memaksa untuk ditemani keluar.“Mom, sebenarnya apa yang Mommy cari?” Alicia menghentikan langkah kakinya di tengah keramaian. Persis seperti anak kecil.Nyonya Elina sontak saja ikut menghentikan langkah kakinya. Wanita paru baya itu berbalik kemudian menatap sang putri dengan tatapan datar. Dia hanya ingin kemari, untuk menghilangkan sejenak kekesalannya terhadap Nicholas.“Tidak kakakmu, tidak dirimu, sama saja!” Nyonya Elina berjalan menghampiri Alicia yang berjarak beberapa meter saja darinya. “Setidaknya jangan membantah perkataan Mommy seperti apa yang dilakukan oleh kakakmu!”Alicia menghela napas p

  • Hot Mother   99. Perasaan Seorang Ibu

    Beberapa saat sebelumnya.Alicia berusaha menyamakan langkah kakinya dengan sang ibu, yang berjalan lebih cepat dari sebelumnya.“Mom, maafkan aku. Maksudku tadi, bukan berarti aku membela kekasih kakak. Hanya saja, aku rasa Mommy terlalu berlebihan dalam menyikapi hal ini.”Nyonya Elina menghentikan langkah kakinya, sontak hal itu membuat Alicia merasa sedikit terkejut. Wanita itu juga ikut berhenti secara mendadak.“Apa katamu? Berlebihan?” geram Nyonya Elina. Matanya menatap tajam ke arah putrinya sendiri. Dia masih tidak percaya bahwa hal seperti itu akan dikatakan oleh Alicia—putri kandungnya.Bagaimana mungkin, seseorang yang memiliki anak di luar hubungan pernikahan menjadi hal yang dibenarkan?“Mom, sekarang sudah tahun berapa? Menjadi orang tua tunggal bukanlah sesuatu yang hina. Bukan suatu aib yang harus disembunyikan.” Alicia masih terus mencoba membuka pikiran ibunya.Menurut Alic

  • Hot Mother   100. Dilema

    Sofia turun dari mobil Nicholas dengan bibir yang masih terus bungkam. Permintaan serta perkataan ibu Nicholas tadi, masih terus saja terngiang dalam benak wanita itu.Bahkan ketika Nicholas bertanya pun, wanita itu hanya mampu menggeleng saja. Lidahnya benar-benar terasa kelu untuk menceritakan segalanya.“El, cepat mandi setelah itu langsung tidur, oke!”El mengangguk patuh mendengar perkataan Nicholas. Anak laki-laki itu segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.Sebelum itu, El beberapa kali melirik ke arah ibunya. Memastikan bahwa Sofia benar-benar masih marah atau tidak.Sampai di mana El masih mendapati Sofia yang terdiam tanpa kata.‘Apa aku berbuat nakal lagi?’ tanya El dengan wajah sendu. Dia merasa bersalah karena tidak segera menuruti perintah ibunya tadi.Melihat hal itu El segera masuk ke dalam kamarnya dengan langkah lunglai. Anak laki-laki itu sama sekali tidak berani bertanya lebih jauh

  • Hot Mother   101. Sebuah Keputusan

    Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu, Sofia dan Nicholas tidak pernah lagi bertemu. Hanya terjadi komunikasi singkat di antara keduanya.Pikiran mereka berdua terlalu sibuk memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tak hanya itu, pekerjaan Nicholas juga bertambah dua kali lipat akhir-akhir ini sehingga dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk sekadar bersantai.Sementara Sofia, wanita itu sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan yang selalu membayangi benaknya.Apakah semua ini salah?Sofia duduk terdiam di ruang kerjanya. Beberapa hari ini dia lebih banyak menghabiskan banyak waktu di kafe. Bahkan El juga ikut begitu. Mereka berdua pulang larut malam.Sebenarnya Sofia sama sekali tidak berniat membuat anaknya sendiri ke lelah. Namun, apa yang dapat dia lakukan lagi selain bekerja dan terus bekerja?Duduk berdiam diri di rumah, membuat kepalanya terus saja mengingat perkataan orang-orang yang terasa begitu menyakitkan.“Ap

Latest chapter

  • Hot Mother   140. Bab 140

    Ettan mendorong kursi roda milik ibunya dengan perasaan hampa. Wanita paru baya itu juga terlihat tidak sehat beberapa hari terakhir. Hari ini tepat empat belas hari setelah kejadian jatuhnya pesawat Air 367. Pencarian sudah ditutup, dan para korban yang sampai saat ini belum ditemukan, dinyatakan tiada. Sama seperti Sofia dan juga El. Ibu dan anak itu sama sekali tidak ditemukan. Hanya koper milik Sofia saja yang berhasil ditemukan dan dikembalikan kepada pihak keluarga. Tentu saja hal ini menjadi pukulan yang amat berat untuk Ettan dan juga ibunya, tidak terkecuali untuk Bagas, seorang ayah yang selama ini menganggap putrinya tidak pernah ada. Ettan menatap lautan dari balik kacamata hitamnya. Hari ini semua awak media, dan keluarga korban berkumpul di tepi pantai. Rencananya mereka akan melakukan upacara tabur bunga untuk memberi penghormatan yang terakhir. “Ettan, Sofia—“ Suara Soraya tertahan ketika ingin melanjutkan percakapannya. Ettan menunduk, kemudian berjongkok di hada

  • Hot Mother   139. Bab 139

    Nicholas menatap laut biru di hadapannya dengan dada yang terasa sesak. Sudah tujuh hari sejak kecelakaan pesawat yang ditumpangi Sofia terjadi, dan mereka masih belum bisa menemukan Sofia dan juga El. Bangkai dari badan pesawat sudah mulai bisa dievakuasi satu-persatu, begitu juga dengan para korban yang semuanya ditemukan dalam kondisi tidak selamat. Potongan tubuh manusia sudah seperti penampakan yang biasa bagi Nicholas dalam tujuh hari terakhir. Tentu, dia tidak diam berpangku tangan saja. Nicholas mengerahkan semua orang-orangnya untuk membantu proses pencarian. Namun, sampai detik ini baik tubuh maupun barang Sofia belum bisa ditemukan. “Ke mana kalian pergi? Apa kau ingin menghukumku dengan cara seperti ini, Fia?” Suara Nicholas terdengar lirih. Kulit pria itu sudah terlihat pucat dengan tubuh yang sedikit kurus. Dia sama sekali tidak pulang ke rumah, atau makan dengan teratur selama tujuh hari terakhir. Nicholas menghabiskan hari-harinya untuk bermalam di sini dengan para

  • Hot Mother   138. Bab 138

    Arnold memukul kemudi setirnya berkali-kali. Pria itu sudah terjebak macet hampir satu jam lamanya, dan di sinilah dia berada dengan rasa kesal yang luar biasa. Pria itu mematikan radio yang sejak tadi dia nyalakan. Berita di dalam sana itu-itu saja, dan Arnold mulai merasa bosan.Arnold menghela napas malas ketika ponselnya kembali berdering. Nama Arzan tertera di sana, dan ini entah sudah panggilan ke berapa dari temannya itu. “Halo, apalagi, Ar? Kau tidak bisa mencarikan aku solusi? Aku jenuh berada di tengah-tengah kemacetan ini!” bentak Arnold tanpa menunggu terlebih dahulu Arzan berbicara. Pria itu benar-benar kesal dan butuh sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya tersebut. “Arnold.” Suara Arzan terdengar lirih. Pria itu sama sekali tidak terdengar kesal setelah mendapatkan omelan dari Arnold. “Ada apa? Kenapa dengan suaramu?” tanya Arnold dengan raut wajah bingung. Arzan bukanlah orang yang bisa berbicara lirih seperti ini setelah dimarahi oleh Arnold. Biasanya pria itu ak

  • Hot Mother   137. Bab 137

    “Mommy, apa nanti dad akan menyusul kita?” Entah sudah pertanyaan keberapa yang Sofia dengar mulut anak laki-laki yang duduk di sampingnya itu. El menatap Sofia dengan serius. Sejak tadi Sofia belum memberikan jawaban yang memuaskan rasa penasarannya. Sofia terlihat bingung untuk sesaat. Namun, wanita itu sudah bertekad apa pun yang terjadi, mereka tidak akan lagi menyusahkan Nicholas. “Sepertinya tidak. Dengar El—“ Sofia langsung berusaha menyela ketika anak laki-lakinya itu ingin berkomentar. “Daddy mungkin ... maksud Mommy, sekarang kita harus bisa hidup mandiri. Di hidup daddy tidak hanya ada kita saja. Daddy juga punya kehidupan yang lain. Pekerjaan dia terlalu banyak sehingga menghabiskan banyak waktu. El mengerti maksud Mommy, kan, Sayang?” tanya Sofia dengan lembut. Tangan Sofia mengusap kepala El dengan penuh kasih sayang. Hanya penjelasan seperti ini yang bisa Sofia katakan. Usia El masih terlalu kecil untuk bisa memahami segala persoalan di hidup mereka. El menatap Sofia

  • Hot Mother   136. Bab 136

    “Pada pukul 13:00 wib pesawat Air 367, penerbangan Jakarta dengan tujuan kota Helsinki-Finlandia, dinyatakan hilang kontak di atas perairan laut Banten. Pesawat yang diawaki oleh 2 pilot dan co-pilot, dan 10 awak kabin, serta 99 penumpang yang merupakan warga negara asing maupun WNI juga dinyatakan hilang.Hingga berita ini diturunkan, baik pihak bandara maupun tim-tim yang bertugas sedang berupaya mencari keberadaan pesawat Air 367.” Nicholas menaikkan kepalanya yang tertunduk sejak duduk di ruang tunggu—yang sedang menunggu kepastian dari pihak bandara, mengenai mengapa penerbangan mereka harus tertunda. Namun, setelah mendengar berita yang baru saja disiarkan oleh media di televisi, mata pria itu menatap layar besar di hadapannya dengan sedikit ragu. Terdengar tarikan napas Nicholas dengan wajah sedikit gusar. Pria berkulit putih itu lalu berdiri dan berlari, menerobos keramaian. Sejak kembali dari luar tadi, dia baru sadar jika keadaan bandara sudah lebih ramai, dengan keberad

  • Hot Mother   135. Bab 135

    Arnold menyetir mobil dengan keadaan tidak karuan. Gugup, panik, marah, dan kecewa. Benaknya selalu bertanya-tanya sejak tadi, mengapa Sofia berniat pergi lagi? Mengapa Sofia melakukan hal ini lagi—meninggalkan dirinya dalam ketidakpastian? “Ah, sial!” Arnold memukul kemudi mobil dengan kuat. Amarah pria itu benar-benar membuncah saat ini. Kemarin-kemarin dia memang sengaja tidak menemui Sofia sampai fakta tentang siapa El jelas, tetapi bukan berarti dia akan melepaskan Sofia lagi, bukan? Sampai kapan pun Arnold tidak akan bisa menerima jika Sofia pergi lagi dari hidupnya, apalagi wanita itu membawa El. Anaknya! Entah apa dan bagaimana pikiran itu terus mengusik Arnold. Apakah saat ini Sofia sudah tahu jika Arnold menyelidiki El? Apa Sofia lari karena merasa takut jika El memang terbukti putranya, maka Arnold akan mengambil anak laki-laki itu? “Oh, Sofia! Tidak mungkin! Kalau memang kau berpikir seperti itu, itu hal yang mustahil. Aku tidak akan mengambil El dirimu, atau berniat

  • Hot Mother   134. Bab 134

    “Ar!” Arnold tersentak ketika mendengar suara Arzan yang memanggilnya dengan cukup kuat. Pria itu membuang napas dengan kasar lalu menatap Arzan dengan penuh tanya. “Kita ada rapat siang ini. Kau tidak lupa, bukan?” tanya Arzan dengan wajah heran. Arnold terlihat tidak sehat selama beberapa hari ini. “Kau baik-baik saja?” Arzan berjalan mendekati meja kerja Arnold, dan duduk di kursi yang saling berhadapan dengan temannya itu. Arnold mengangguk pelan. “Sudah dapat kabar dari rumah sakit?” “Belum.” Arzan kembali menatap Arnold dan memastikan jika pria itu benar-benar baik-baik saja. “Mereka bilang dalam 2 atau tiga hari lagi hasilnya akan keluar.”Arnold kembali mengangguk dengan wajah gelisah. Pria itu melepaskan kacamata dan meletakkan berkas-berkas yang sedang dibaca. “Bagaimana dengan Sofia? Kalian sudah menemukan di mana dia tinggal?” tanya Arnold dengan penuh harap. Semenjak Sofia pergi begitu saja di hari itu, Arnold sama sekali tidak bisa tenang.Arzan mengambil ponsel yang

  • Hot Mother   133. Pergi Kembali

    Kenzo berlari dengan terus meneriaki nama Sofia, ketika melihat wanita itu berjalan dengan El. Tidak! Dia tidak mungkin salah. Wanita yang sedang berjalan itu adalah Sofia. “Sofia!” panggil Kenzo dengan napas terengah-engah. Pria itu menatap Sofia dengan heran. Mengapa Sofia bisa ada di bandara? “Sofia, tunggu!” teriak Kenzo, tetapi sepertinya Sofia tidak mendengar sama sekali. Kenzo melihat ke pergelangan tangan kirinya. Jadwal penerbangannya sebentar lagi, tetapi dia juga tidak bisa pergi begitu saja setelah melihat Sofia. Apalagi setelah tahu ada seorang pria yang pergi bersama Sofia. “Shit! Sialan! Dia pergi begitu saja setelah mencampakkan Nicholas!” maki Kenzo dengan wajah kesal. Tangan pria itu mengambil ponsel di dalam saku jasnya. Demi apa pun jika dia tidak ingat bagaimana kondisi Nicholas sekarang, Kenzo tidak ingin memberitahu jika dia melihat Sofia di bandara. “Halo, Nic.” “Kau belum berangkat? Pesawatmu akan lepas landas sebentar lagi, bukan?” “Sofia!” jelas Kenzo d

  • Hot Mother   132. Rumah

    Sofia menatap pagar rumah mewah di hadapannya dengan bimbang. Entah bagaimana, dan mengapa hingga wanita itu bisa berakhir di tempat ini. Tempat di mana dia pernah menghabiskan masa kecilnya dulu. “Mommy, ini rumah siapa?” tanya El dengan wajah bingung. Sepulang dari sekolah Sofia tidak langsung mengajaknya pulang, melainkan kemari—ke sebuah rumah yang tidak tahu siapa pemiliknya. Sofia berjongkok di hadapan El lalu meraih tangan mungil putranya tersebut. Andai El tahu jika ini adalah rumah keluarga mereka juga. “Mommy menangis?” El mengusap pipi Sofia yang mendadak basah. Kenapa ibunya justru menangis? Anak laki-laki itu terlihat bingung. Akhir-akhir ini ibunya terlihat sering menangis. Sebenarnya siapa yang menyakiti ibunya? “Mom, apa semua orang jahat?” tanya El dengan lembut. Apa semua orang menyakiti ibunya? Sofia mengusap pipinya yang basah dengan senyum tipis. Wanita itu menggeleng pelan, dia sadar dengan pertanyaan El. Mungkin saja anak laki-laki itu sudah terlalu sering

DMCA.com Protection Status