Home / Romansa / Hot Mother / 65. Wanita yang Cocok

Share

65. Wanita yang Cocok

Author: Amy_Asya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sofia melambaikan tangan kepada El, tepat di depan gerbang sekolah anak itu. Sofia bersyukur karena anaknya dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan baru.

“Hati-hati, El. Jangan nakal dengan teman-teman barumu,” pesan Sofia sebelum El benar-benar berlalu.

Dari jarak beberapa meter El dapat mendengar perkataan ibunya. Anak itu mengangguk mengerti, lantas segera berlari masuk ke dalam.

“Huh, aku harus segera pergi.” Sofia segera berlalu dari sana. Masih ada sedikit lagi pekerjaan yang harus dia selesaikan.

.

.

.

.

.

Pekerjaan di kafe Sofia hampir rampung. Tempat itu kembali disulap oleh tangan Sofia menjadi tempat yang begitu nyaman. Sebuah kafe dengan gaya anak muda, yang memang sedang banyak diminati saat ini.

Kondisi bangunan yang masih bagus, membuat Sofia tidak perlu terlalu banyak menghabiskan biaya untuk merenovasi. Waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak, dan dia merasa sen

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hot Mother   66. Belum Siap

    “Ini kantor Nicholas, bukan?” tanya Sofia setelah melihat nama The Luciano's pada gedung mewah di hadapannya. Dia heran kenapa Kenzo membawanya ke kantor pria berdarah Italia itu.“Ya, kau benar.” Kenzo melepas sabuk pengaman yang dia kenakan.“Kenapa dia memintaku datang ke sini? Kita bisa makan siang di luar saja.” Sofia merasa enggan untuk turun. Wanita itu belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di kantor Nicholas, dan itu membuatnya sedikit canggung.“Dia sedang merasa tidak enak badan. Bukankah, Nicholas sudah memberitahumu di telepon tadi?” Kenzo memang diminta langsung oleh Nicholas untuk membawa Sofia ke kantornya.“Aku pikir dia tidak serius.” Sofia ikut melepaskan sabuk pengaman yang dia kenakan. Ternyata Nicholas tidak sedang membohonginya.“Ayo! Aku akan mengantarkanmu.”Sofia mengangguk.Wanita yang memakai dress berwarna putih gading itu melangka

  • Hot Mother   67. Kekacauan Keluarga Danique

    El melambaikan tangan dengan wajah berbinar ke arah Nicholas. Ya, akhirnya anak laki-laki itu dapat merasakan hal dialami anak-anak lain.Diantar sekolah oleh orang tua mereka, yang dulu hanyalah bayangan semu. Namun, kini semuanya menjadi nyata. Meskipun, El kerap diantar jemput oleh Nicholas, tetapi kali ini rasanya berbeda.“Boy, kau ingin punya daddy?” Nicholas bertanya sembari menatap jalanan di depan.El tampak bingung untuk sesaat. “Bukankah Dad, sudah menjadi daddy bagiku?”Nicholas mengangguk dengan tersenyum lebar. Bukan itu maksud dari pertanyaannya.“Maksud Dad, daddy yang tinggal satu rumah denganmu dan juga mommy.”El kembali terdiam. Anak itu tampak memikirkan beberapa hal. Benar juga, selama beberapa tahun ini Nicholas memang tidak tinggal bersama dia dan Sofia.“Dad, kau ingin tinggal di rumah kami?” El kembali bertanya. Anak itu benar-benar tidak mengerti dengan maksud

  • Hot Mother   68. Arzan

    Tidak ada yang tahu perihal kehidupan seseorang, tentang apa yang akan terjadi di depan nanti. Sesungguhnya, manusia hanya bisa berencana semata. Bukankah ini suatu pepatah yang tepat untuk menggambarkan keadaan seseorang, saat ini?Ettan duduk di dalam ruang kerjanya sembari melamun. Apa tindakannya kali ini tepat?“Tuan.”Etta terperanjat ketika mendengar suara Aldi yang tiba-tiba saja sudah ada di dalam ruangannya.“Kenapa kau membuatku kaget?” Pria yang memiliki kulit sedikit gelap itu tampak mengelus dada berkali-kali.Aldi tersenyum kaku. Dia sudah beberapa kali memanggil Ettan, tetapi pria itu bergeming. Sebenarnya entah apa yang sedang dipikirkan oleh Ettan sehingga pria itu tidak mendengarnya sama sekali.“Anda baik-baik saja, Tuan?” tanya Aldi setelah merasa Ettan benar-benar tidak menyadari kehadirannya tadi.Ettan mengusap kasar wajahnya. Pria itu benar-benar merasa bimbang. Apakah kali

  • Hot Mother   69. Cinta dan Amarah

    Masalah yang sempat menimpa perusahaan Danique Corp's, saat ini sudah teratasi dengan baik. Para investor yang akan lari, sudah kembali karena upaya Arzan di dalam rapat hari itu.Melihat hal itu, Arnold semakin bangga dengan kerja keras Arzan, begitu juga dengan anggota keluarga Danique yang lain.Setelah serangan jantung yang membuat Tuan Danique tidak sadarkan diri untuk beberapa hari, kini perlahan keadaan pria paru baya itu mulai membaik. Semua tidak lepas dari dukungan keluarga Danique sendiri.Hubungan Sofia dengan Nicholas juga perlahan semakin erat. Wanita yang pada awalnya belum yakin sama sekali akan Nicholas, kini perlahan mulai memercayai cinta dari pria bermata biru tersebut.Tak dipungkiri, siapa yang mampu menolak jika diperlakukan begitu manis. Ya, Nicholas memang pria penuh cinta yang selalu menunjukkan perasaan yang selama ini dia miliki.“Kau lelah?” Nicholas memerhatikan wajah lesu Sofia.Kafe yang dibangun S

  • Hot Mother   70. Obsesi dan Cinta

    “Huh.” Sofia menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ini adalah akhir pekan yang sangat melelahkan bagi tubuh mungilnya.“Kau terlihat begitu kelelahan, Sayang.” Nicholas muncul dari balik pintu. Dia baru saja meletakkan El yang sudah tertidur di dalam kamar.Sofia mengangguk membenarkan perkataan Nicholas.“Kau mau minum?” tanya Nicholas. Pria itu masih berdiri dengan menatap lekat wajah Sofia.“Boleh,” jawab Sofia singkat.Nicholas tersenyum kecil lalu berjalan menuju dapur.Akhir pekan kali ini Nicholas mengajak Sofia dan El menghabiskan banyak waktu bersama. Pria Italia itu mengajak Sofia dan juga El berjalan-jalan ke pantai. Bahkan, hampir tengah malam mereka baru sampai di apartemen Nicholas.Nicholas sengaja mengajak mereka mengunjungi pantai. Selain udara yang lebih segar dari pada di ibukota, pria itu juga ingin memiliki waktu yang lebih intim. Serta jauh dari pusat keramaian.Nic

  • Hot Mother   71. Menikahlah Denganku

    Sofia terpaku di depan cermin tanpa melepaskan pandangan dari tubuhnya. Penampilannya terlihat begitu berbeda kali ini. Di belakang wanita itu, El duduk dengan mulut sedikit terbuka.“Mom cantik sekali,” ucap El penuh pujian. Ini pertama kalinya dia melihat sang ibu berpakaian seperti ini.Sofia menoleh ke belakang. Wajahnya terlihat begitu ragu dengan pakaian yang dia kenakan. Dress berwarna merah hati, dengan belahan di sisi kanan hingga mencapai paha. Tubuhnya benar-benar terlihat begitu indah.“Mom tidak percaya diri.” Sofia tersenyum kaku. Dia lupa kapan terakhir kali memakai dress seperti ini. Mungkin, saat dia masih gadis dulu.Selama ini Sofia terbiasa mengenakan pakaian sehari-hari yang terkesan simpel. Lagi pula dia tidak ada acara formal yang mengharuskannya mengenakan pakaian seperti ini.El menggeleng cepat. “Mommy cantik.” Dua kata yang kembali terdengar di telinga Sofia.Sofia berjalan mende

  • Hot Mother   72. Hubungan Darah

    Hiruk pikuk ibu kota kembali terjadi di awal pekan. Hari di mana semua orang akan lebih sibuk dari biasanya. Hari di mana semua orang akan berangkat lebih pagi untuk bekerja.Namun, hal itu tidak berlaku bagi Arnold. Pria itu justru menepikan mobilnya di dekat gedung besar tempatnya bersekolah dulu.Rasanya dia rindu dengan masa itu. Masa di mana dia bisa merasa sedikit bebas, walau hanya sesaat.Pria berdarah Belanda itu duduk dengan bibir tersungging. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya.Tanpa sadar, pria itu terus saja memerhatikan keramaian di depan sana. Netra abu di balik kacamata hitam itu berbinar bahagia, seolah menemukan apa yang selama ini hilang dari kehidupannya.“Ah, rasanya aku rindu masa kecil.”Arnold mengambil satu batang rokok yang dia simpan di dalam dasbor. Menyulutnya lalu mengepulkan asap putih yang membumbung. Terkadang pria itu merindukan rasa nikotin yang akhir-akhir ini jarang dia konsumsi.

  • Hot Mother   73. Hampir Saja

    Arzan menatap heran ke arah Arnold, yang tampak berbeda pagi ini. Wajah pria itu terlihat sedikit berbinar dari biasanya.Arnold melirik asistennya itu sekilas. Kemudian, melanjutkan langkah untuk membuka pintu ruangannya.“Ar, kau baik-baik saja?” tanya Arzan menghentikan langkah Arnold seketika.Arnold menoleh. “Memangnya aku kenapa? Kau selalu bertanya hal-hal aneh beberapa hari ini,” sinis pria itu.Entah apa yang membuat Arzan selalu mempertanyakan hal-hal seperti ini. Bahkan, rasanya Arnold sudah bosan mendengar pertanyaan yang selalu sama di setiap harinya.Memangnya apa yang berubah dalam dirinya? Arnold merasa tidak ada yang berubah sama sekali. Tidak ada yang terjadi sama sekali. Kecuali, pertemuannya dengan El kemarin, yang masih membekas.“Ah, lupakan.” Arzan menggeleng.Arnold mengendikan bahu, lalu melanjutkan langkah untuk masuk dan menutup pintu. Sementara, Arzan masih menatap

Latest chapter

  • Hot Mother   140. Bab 140

    Ettan mendorong kursi roda milik ibunya dengan perasaan hampa. Wanita paru baya itu juga terlihat tidak sehat beberapa hari terakhir. Hari ini tepat empat belas hari setelah kejadian jatuhnya pesawat Air 367. Pencarian sudah ditutup, dan para korban yang sampai saat ini belum ditemukan, dinyatakan tiada. Sama seperti Sofia dan juga El. Ibu dan anak itu sama sekali tidak ditemukan. Hanya koper milik Sofia saja yang berhasil ditemukan dan dikembalikan kepada pihak keluarga. Tentu saja hal ini menjadi pukulan yang amat berat untuk Ettan dan juga ibunya, tidak terkecuali untuk Bagas, seorang ayah yang selama ini menganggap putrinya tidak pernah ada. Ettan menatap lautan dari balik kacamata hitamnya. Hari ini semua awak media, dan keluarga korban berkumpul di tepi pantai. Rencananya mereka akan melakukan upacara tabur bunga untuk memberi penghormatan yang terakhir. “Ettan, Sofia—“ Suara Soraya tertahan ketika ingin melanjutkan percakapannya. Ettan menunduk, kemudian berjongkok di hada

  • Hot Mother   139. Bab 139

    Nicholas menatap laut biru di hadapannya dengan dada yang terasa sesak. Sudah tujuh hari sejak kecelakaan pesawat yang ditumpangi Sofia terjadi, dan mereka masih belum bisa menemukan Sofia dan juga El. Bangkai dari badan pesawat sudah mulai bisa dievakuasi satu-persatu, begitu juga dengan para korban yang semuanya ditemukan dalam kondisi tidak selamat. Potongan tubuh manusia sudah seperti penampakan yang biasa bagi Nicholas dalam tujuh hari terakhir. Tentu, dia tidak diam berpangku tangan saja. Nicholas mengerahkan semua orang-orangnya untuk membantu proses pencarian. Namun, sampai detik ini baik tubuh maupun barang Sofia belum bisa ditemukan. “Ke mana kalian pergi? Apa kau ingin menghukumku dengan cara seperti ini, Fia?” Suara Nicholas terdengar lirih. Kulit pria itu sudah terlihat pucat dengan tubuh yang sedikit kurus. Dia sama sekali tidak pulang ke rumah, atau makan dengan teratur selama tujuh hari terakhir. Nicholas menghabiskan hari-harinya untuk bermalam di sini dengan para

  • Hot Mother   138. Bab 138

    Arnold memukul kemudi setirnya berkali-kali. Pria itu sudah terjebak macet hampir satu jam lamanya, dan di sinilah dia berada dengan rasa kesal yang luar biasa. Pria itu mematikan radio yang sejak tadi dia nyalakan. Berita di dalam sana itu-itu saja, dan Arnold mulai merasa bosan.Arnold menghela napas malas ketika ponselnya kembali berdering. Nama Arzan tertera di sana, dan ini entah sudah panggilan ke berapa dari temannya itu. “Halo, apalagi, Ar? Kau tidak bisa mencarikan aku solusi? Aku jenuh berada di tengah-tengah kemacetan ini!” bentak Arnold tanpa menunggu terlebih dahulu Arzan berbicara. Pria itu benar-benar kesal dan butuh sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya tersebut. “Arnold.” Suara Arzan terdengar lirih. Pria itu sama sekali tidak terdengar kesal setelah mendapatkan omelan dari Arnold. “Ada apa? Kenapa dengan suaramu?” tanya Arnold dengan raut wajah bingung. Arzan bukanlah orang yang bisa berbicara lirih seperti ini setelah dimarahi oleh Arnold. Biasanya pria itu ak

  • Hot Mother   137. Bab 137

    “Mommy, apa nanti dad akan menyusul kita?” Entah sudah pertanyaan keberapa yang Sofia dengar mulut anak laki-laki yang duduk di sampingnya itu. El menatap Sofia dengan serius. Sejak tadi Sofia belum memberikan jawaban yang memuaskan rasa penasarannya. Sofia terlihat bingung untuk sesaat. Namun, wanita itu sudah bertekad apa pun yang terjadi, mereka tidak akan lagi menyusahkan Nicholas. “Sepertinya tidak. Dengar El—“ Sofia langsung berusaha menyela ketika anak laki-lakinya itu ingin berkomentar. “Daddy mungkin ... maksud Mommy, sekarang kita harus bisa hidup mandiri. Di hidup daddy tidak hanya ada kita saja. Daddy juga punya kehidupan yang lain. Pekerjaan dia terlalu banyak sehingga menghabiskan banyak waktu. El mengerti maksud Mommy, kan, Sayang?” tanya Sofia dengan lembut. Tangan Sofia mengusap kepala El dengan penuh kasih sayang. Hanya penjelasan seperti ini yang bisa Sofia katakan. Usia El masih terlalu kecil untuk bisa memahami segala persoalan di hidup mereka. El menatap Sofia

  • Hot Mother   136. Bab 136

    “Pada pukul 13:00 wib pesawat Air 367, penerbangan Jakarta dengan tujuan kota Helsinki-Finlandia, dinyatakan hilang kontak di atas perairan laut Banten. Pesawat yang diawaki oleh 2 pilot dan co-pilot, dan 10 awak kabin, serta 99 penumpang yang merupakan warga negara asing maupun WNI juga dinyatakan hilang.Hingga berita ini diturunkan, baik pihak bandara maupun tim-tim yang bertugas sedang berupaya mencari keberadaan pesawat Air 367.” Nicholas menaikkan kepalanya yang tertunduk sejak duduk di ruang tunggu—yang sedang menunggu kepastian dari pihak bandara, mengenai mengapa penerbangan mereka harus tertunda. Namun, setelah mendengar berita yang baru saja disiarkan oleh media di televisi, mata pria itu menatap layar besar di hadapannya dengan sedikit ragu. Terdengar tarikan napas Nicholas dengan wajah sedikit gusar. Pria berkulit putih itu lalu berdiri dan berlari, menerobos keramaian. Sejak kembali dari luar tadi, dia baru sadar jika keadaan bandara sudah lebih ramai, dengan keberad

  • Hot Mother   135. Bab 135

    Arnold menyetir mobil dengan keadaan tidak karuan. Gugup, panik, marah, dan kecewa. Benaknya selalu bertanya-tanya sejak tadi, mengapa Sofia berniat pergi lagi? Mengapa Sofia melakukan hal ini lagi—meninggalkan dirinya dalam ketidakpastian? “Ah, sial!” Arnold memukul kemudi mobil dengan kuat. Amarah pria itu benar-benar membuncah saat ini. Kemarin-kemarin dia memang sengaja tidak menemui Sofia sampai fakta tentang siapa El jelas, tetapi bukan berarti dia akan melepaskan Sofia lagi, bukan? Sampai kapan pun Arnold tidak akan bisa menerima jika Sofia pergi lagi dari hidupnya, apalagi wanita itu membawa El. Anaknya! Entah apa dan bagaimana pikiran itu terus mengusik Arnold. Apakah saat ini Sofia sudah tahu jika Arnold menyelidiki El? Apa Sofia lari karena merasa takut jika El memang terbukti putranya, maka Arnold akan mengambil anak laki-laki itu? “Oh, Sofia! Tidak mungkin! Kalau memang kau berpikir seperti itu, itu hal yang mustahil. Aku tidak akan mengambil El dirimu, atau berniat

  • Hot Mother   134. Bab 134

    “Ar!” Arnold tersentak ketika mendengar suara Arzan yang memanggilnya dengan cukup kuat. Pria itu membuang napas dengan kasar lalu menatap Arzan dengan penuh tanya. “Kita ada rapat siang ini. Kau tidak lupa, bukan?” tanya Arzan dengan wajah heran. Arnold terlihat tidak sehat selama beberapa hari ini. “Kau baik-baik saja?” Arzan berjalan mendekati meja kerja Arnold, dan duduk di kursi yang saling berhadapan dengan temannya itu. Arnold mengangguk pelan. “Sudah dapat kabar dari rumah sakit?” “Belum.” Arzan kembali menatap Arnold dan memastikan jika pria itu benar-benar baik-baik saja. “Mereka bilang dalam 2 atau tiga hari lagi hasilnya akan keluar.”Arnold kembali mengangguk dengan wajah gelisah. Pria itu melepaskan kacamata dan meletakkan berkas-berkas yang sedang dibaca. “Bagaimana dengan Sofia? Kalian sudah menemukan di mana dia tinggal?” tanya Arnold dengan penuh harap. Semenjak Sofia pergi begitu saja di hari itu, Arnold sama sekali tidak bisa tenang.Arzan mengambil ponsel yang

  • Hot Mother   133. Pergi Kembali

    Kenzo berlari dengan terus meneriaki nama Sofia, ketika melihat wanita itu berjalan dengan El. Tidak! Dia tidak mungkin salah. Wanita yang sedang berjalan itu adalah Sofia. “Sofia!” panggil Kenzo dengan napas terengah-engah. Pria itu menatap Sofia dengan heran. Mengapa Sofia bisa ada di bandara? “Sofia, tunggu!” teriak Kenzo, tetapi sepertinya Sofia tidak mendengar sama sekali. Kenzo melihat ke pergelangan tangan kirinya. Jadwal penerbangannya sebentar lagi, tetapi dia juga tidak bisa pergi begitu saja setelah melihat Sofia. Apalagi setelah tahu ada seorang pria yang pergi bersama Sofia. “Shit! Sialan! Dia pergi begitu saja setelah mencampakkan Nicholas!” maki Kenzo dengan wajah kesal. Tangan pria itu mengambil ponsel di dalam saku jasnya. Demi apa pun jika dia tidak ingat bagaimana kondisi Nicholas sekarang, Kenzo tidak ingin memberitahu jika dia melihat Sofia di bandara. “Halo, Nic.” “Kau belum berangkat? Pesawatmu akan lepas landas sebentar lagi, bukan?” “Sofia!” jelas Kenzo d

  • Hot Mother   132. Rumah

    Sofia menatap pagar rumah mewah di hadapannya dengan bimbang. Entah bagaimana, dan mengapa hingga wanita itu bisa berakhir di tempat ini. Tempat di mana dia pernah menghabiskan masa kecilnya dulu. “Mommy, ini rumah siapa?” tanya El dengan wajah bingung. Sepulang dari sekolah Sofia tidak langsung mengajaknya pulang, melainkan kemari—ke sebuah rumah yang tidak tahu siapa pemiliknya. Sofia berjongkok di hadapan El lalu meraih tangan mungil putranya tersebut. Andai El tahu jika ini adalah rumah keluarga mereka juga. “Mommy menangis?” El mengusap pipi Sofia yang mendadak basah. Kenapa ibunya justru menangis? Anak laki-laki itu terlihat bingung. Akhir-akhir ini ibunya terlihat sering menangis. Sebenarnya siapa yang menyakiti ibunya? “Mom, apa semua orang jahat?” tanya El dengan lembut. Apa semua orang menyakiti ibunya? Sofia mengusap pipinya yang basah dengan senyum tipis. Wanita itu menggeleng pelan, dia sadar dengan pertanyaan El. Mungkin saja anak laki-laki itu sudah terlalu sering

DMCA.com Protection Status