Ariel memuntahkan semua yang ada di dalam isi perutnya ke wastafel. Tubuhnya nyaris terperosot, tapi untungnya dia siaga memegang kuat pinggir wastafel. Ariel memutar keran lebih dulu, membasuh bibirnya dengan air bersih.“Ariel? Kau kenapa?” Shawn menghampiri Ariel, memegang istrinya itu. “Kau masih merasa mual dan muntah?”Ariel memijat keningnya, perlahan. Entah kenapa mual dan muntahnya sekarang muncul bahkan jauh lebih parah dari sebelumnya. “Iya, mungkin aku kelelahan. Jangan khawatir, Sayang,” jawabnya menenangkan sang suami agar tidak mencemaskan dirinya.Shawn mengembuskan napas panjang gelisah. “Lebih baik kita tunda saja ke Lombok. Aku ingin dokter memeriksa kondisimu. Sebelum kita ke Indonesia, kau sudah mual dan muntah, kan? Kau harus segera diperiksa. Aku takut terjadi sesuatu hal buruk padamu, Ariel.”Sudah satu minggu Shawn berada di Bali bersama Ariel. Pria itu banyak membawa Ariel ke tempat-tempat indah yang ada di Bali. Hari ini menjadi hari di mana Shawn akan memba
“Ariel?” Shawn menerobos kamar, dan Ariel yang terbaring di ranjang langsung bangkit berdiri. Tampak jelas raut wajah Shawn menunjukkan rasa cemas dan khawatir berlebihan.“Sayang? Ada apa?” Ariel menghampiri Shawn.Shawn meraih kedua bahu Ariel. “Kau harus diperiksa dokter sekarang. Mungkin kau—” Lidah Shawn terhenti di kala seolah tak bisa merangkai kata. Perkataan ibunya menempel di otaknya, tapi dia tak bisa mengatakan itu pada Ariel.“Mungkin aku apa, Sayang?” Ariel membelai rahang Shawn. Dokter cantik itu tidak langsung memberi tahu. Dia sudah memiliki rencana—pastinya rencana manis yang membuat Shawn terkejut.Napas Shawn sedikit memburu akibat kecemasan melanda. “M-mungkin kau sakit sesuatu. Kita harus periksakan dirimu, Ariel. Aku tidak mau terjadi sesuatu hal buruk padamu.”Ariel tersenyum lembut, dan memberikan kecupan di rahang sang suami tercinta. “Aku baik-baik saja. Aku sudah memeriksa diriku. Kau tidak lupa, kan, aku ini dokter?”Shawn terdiam sejenak mendengar apa yan
Shawn masih menawarkan Ariel untuk diperiksa dokter lain, tapi sayangnya Ariel selalu menolak. Ariel mengatakan pada Shawn bahwa dirinya baik-baik saja. Teruntuk hal ini, Shawn tidak bisa membantah. Sebab, dia yakin Ariel jauh lebih tau. “Sayang, hari ini kita ke Lombok, kan?” tanya Ariel tak sabar.“Ya, kita lewat jalur udara saja. Jangan menyebrang laut.” Shawn menjawab sambil membelai rambut Ariel.“Kenapa tidak lewat jalur laut, Sayang? Mungkin akan asik jika lewat laut.”“Aku takut kau mual. Jadi lebih baik, jalur udara saja. Bali ke Lombok sangat dekat. Tidak sampai satu jam, kita bisa tiba di Lombok, jika melalui jalur udara.”Ariel terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Shawn. Tidak memungkiri bahwa apa yang dikatakan oleh Shawn adalah benar. Dia pastinya akan mual hebat jika melalui laut. Terlebih kondisinya seperti ini.“Baiklah, kita lewat udara saja.” Ariel setuju sambil memeluk lengan sang suami.“Kau sudah siap? Jika sudah kita berangkat sekarang,” ucap Shawn sambil
Satu minggu sudah Ariel dan Shawn berada di Lombok. Banyak sekali tempat-tempat indah di Lombok yang dikunjungi oleh pasangan itu. Mereka menikmati keindahan dari salah satu kota di Indonesia. Pantai di Lombok, tidak kalah indah dengan pantai di Bali.Ariel jatuh cinta pada Indonesia. Hadiah terindah hadir di kala bulan madu mereka. Tentunya yang pertama kali Ariel beri tahu tentang kehamilannya adalah sang suami tercinta. Shawn langsung membawa Ariel ke dokter kandungan.Tidak bisa dibayangkan bahagianya Shawn mendengar tentang kehamilan Ariel. Pria tampan itu semakin overprotective. Bahkan makanan yang dikonsumsi oleh Ariel, tidak boleh sembarangan. Setiap makanan yang akan dimakan oleh Ariel, selalu saja Shawn bertanya pada dokter boleh atau tidak jenis makanan tersebut.Seperti contoh, minggu lalu Ariel ingin makan seafood di Lombok. Shawn berkonsultasi lebih dulu pada dokter kandungan. Di saat dokter kandungan mengatakan boleh, maka Shawn memberi izin. Well, moment ini kerap memb
Ariel terbaring di ranjang yang ada di pesawat pribadi milik Shawn. Dokter cantik itu sempat mual dan muntah setelah sepuluh menit lepas landas. Shawn khawatir langsung memberikan obat dan meminta sang istri untuk berbaring di kamar yang ada di dalam pesawat.“Sayang, aku baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir,” ucap Ariel lembut seraya menyentuh tangan Shawn.Shawn mengecup punggung tangan Ariel. “Aku tidak mungkin tidak khawatir, Sayang. Aku terlalu takut terjadi sesuatu hal buruk padamu.”“Shawn, mual adalah ciri dari wanita hamil. Aku akan melewati ini. Aku kuat, Shawn. Jangan lupa, aku ini ahli bedah yang cukup terkenal di rumah sakit bergengsi yang ada di New York.” Ariel menyelipkan candaan agar Shawn tidak terlalu cemas.Shawn tersenyum mendengar ucapan Ariel. Ariel menepuk-nepuk ranjang. “Ayo berbaring di sampingku, Sayang. Aku ingin berada di dalam pelukanmu.”Shawn menurut, dia berbaring di samping Ariel. Pria itu menarik tubuh sang istri perlahan, masuk ke dalam tubuhnya
Beberapa bulan berlalu … Usia kandungan Ariel memasuki minggu ke tiga puluh lima minggu. Berat badan Ariel sudah bertambah cukup drastis. Beruntung perutnya tidak sampai memiliki stretch mark di perutnya akibat besarnya perut Ariel. Hal itu disebabkan karena Ariel selalu rajin mengoleskan saleb khusus untuk ibu hamil. Perut Ariel sangatlah besar. Itu disebabkan karena dia hamil dua bayi sekaligus. Ya, Ariel dan Shawn akan memiliki anak kembar. Dokter mengatakan bahwa jenis kelamin anak kembar Ariel dan Shawn adalah laki-laki dan perempuan. Itu membuat semua orang sangat bahagia.Hari-hari Ariel sebagai ibu rumah tangga, tidak membosankan sama sekali. Memang terkadang dia merindukan moment di mana dirinya sibuk dengan pasiennya. Akan tetapi, Ariel tetap bersyukur akan kehidupannya sekarang. Menikah dengan pria yang dia cintai, dan bahkan sekarang tengah mengandung buah hati dari pria yang begitu amat dia cintai.“Ariel, aku ada meeting sebentar. Aku akan usahakan pulang lebih awal.”
“Shawn, project kita yang ada di Berlin harus tetap kau turun tangan. Datanglah ke Berlin untuk beberapa hari sebelum Ariel melahirkan. Ada beberapa masalah yang aku dan Steve sulit tangani. Kami butuh bantuanmu.” Stanley berucap di ruang meeting seraya menatap Shawn. Selain Stanley, yang ikut meeting ada Shawn, Steve, dan tiga top management dari Geovan Group.“Aku tidak bisa meninggalkan Ariel. Kandungan Ariel sudah besar. Aku harus selalu di sisinya. Jika ada masalah, nanti aku akan meminta bantuan Paman Dominic. Aku yakin Paman Dominic mampu mengatasi masalah yang kau maksud,” balas Shawn menolak permintaan Stanley. Pria tampan itu tak bisa berpergian ke luar negeri, karena kondisinya Ariel sudah hamil besar.“Menurutku apa yang dikatakan Shawn benar, Stanley. Kita bisa mengandalkan Paman Dominic. Kandungan Ariel sudah besar. Tidak mungkin Shawn pergi ke luar negeri,” sambung Steve yang juga tak setuju jika Shawn berpergian.Stanley mengangguk memilih mengalah. “Baiklah. Besok aku
Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta
Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimatan Timur. Hal yang paling Ariel sukai adalah Indonesia kaya akan budaya alam, yang menakjubkan. Shawn mengajak Ariel ke sebuah pengalaman baru yang seumur hidupnya, tidak pernah Ariel temukan. Suasana hangat alam yang berbeda jauh dari negara-negara di benua Amerika ataupun Eropa—sangatlah indah di mata Ariel.Ariel tidak menyangka, di balik sosok Shawn yang terkenal sangat kaya, ternyata menyimpan jutaan kesederhanaan. Seperti contohnya ini. Tidak pernah sekalipun Ariel sangka bahwa Shawn bisa makan di rumah makan sederhana. Shawn selalu menuruti keinginan Ariel. Apa pun asalkan Ariel bahagia, pastinya pria itu akan menurutinya.Cinta di level yang sama, sangatlah jarang terjadi. Kebanyakan orang selalu tak imbang. Di era zaman sekarang, yang kerap mencintai lebih banyak adalah wanita, bukan sang pria. Namun, kali ini berbeda jauh. Ariel begitu beruntung memiliki Shawn yang mencintainya dengan cara luar biasa.Dua insan saling mencintai itu bagaikan
Beberapa bulan berlalu … Suara tangis bayi memecahkan ketegangan di ruang bersalin. Tangis bayi laki-laki itu bersamaan dengan air mata menetes dari kedua orang tuanya. Ya, Ariel dan Shawn sama-sama meneteskan air mata di kala putra ketiga mereka telah lahir kedua. Kontraksi yang cukup lama, dan membuat Ariel kesakitan hebat berjam-jam.Akhirnya semua itu terbayar dengan anak ketiga mereka lahir sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Kehamilan kali ini, Ariel mengalami kontraksi lebih lama. Bahkan Shawn sempat memaksa Ariel untuk melahirkan operasi sesar, tapi sayangnya Ariel menolak. Dokter cantik itu tetap berjuang untuk bisa melahirkan secara normal.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan penuh cinta. Tatapan yang menunjukkan betapa mereka sangatlah bahagia. Sang dokter menyerahkan bayi laki-laki tampan itu ke dada Ariel.“Sayang, anak kita sudah lahir,” bisik Ariel pelan dengan air mata tak henti berlinang.Shawn mengecup lembut kening sang istri dan putranya. “Terima kasih kau
Ariel dan Shawn menatap hangat Stoner dan Ariana yang sudah tertidur pulas. Sepulang dari resepsi pernikahan Harmony, memang Stoner dan Ariana sudah terlelap. Sampai di rumah, Shawn hanya tinggal membaringkan tubuh Stoner dan Ariana di ranjang.“Stoner dan Ariana sudah tidur. Waktunya kita tidur,” ucap Shawn pelan—dan direspon anggukkan di kepala Ariel.Shawn memeluk pinggang sang istri, meninggalkan kamar anak mereka, menuju ke kamar mereka. Shawn dan Ariel selalu memiliki kebiasaan yaitu memastikan anak mereka tidur nyaman. Tidak lupa empat pengasuh diwajibkan berjaga anak mereka secara bergantian.Di kamar, Ariel berbaring di ranjang bersama dengan sang suami tercinta. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu. Seperti ada yang ingin dibicarakan oleh Ariel.“Kenapa kau belum tidur, hm?” Shawn membelai lembut pipi Ariel.Ariel menatap hangat Shawn. “Kau lupa dengan permintaanku ingin melahirkan di Indonesia?” tanyanya pelan.Ariel tidak akan mungkin lupa dengan permintaannya,
Hari pernikahan Harmony telah tiba. Seluruh keluarga Geovan diundang dipernikahan Harmony. Perancang busana yang dipilih adalah Stella—ibu kandung Shawn. Merupakan sebuah kebanggaan bisa memakai gaun pengantin rancangan Stella—yang merupakan seorang perancang busana yang handal.Harmony bahkan mendapatkan gaun pengantin indah secara gratis. Wajar saja, karena Harmony merupakan sahabat baik Ariel. Bukan hanya gaun pengantin gratis, tapi hotel yang dipilih Harmony pun gratis. Kebetulan hotel yang dipilih Harmony adalah hotel milik keluarga Geovan.Ariel yang merupakan bridesmaid, turut ikut membantu dalam persiapan pernikahan Harmony dengan kekasihnya. Namun, tentunya Shawn tidak memberikan izin pada Ariel untuk terlalu sibuk. Shawn mengutus sekretarisnya untuk membantu sang istri. “Shawn, sepertinya aku tidak cocok memakai gaun ini. Lihatlah aku terlihat gemuk.” Ariel mengadu pada Shawn, di kala sudah selesai mengenakan gaun indah khusus menghadiri pernikahan Harmony.Senyuman di waj
“Ariel, aku akan pulang malam. Nanti sopir ibuku akan menjemput Stoner dan Ariana. Ibuku dan ayahku merindukan Stoner dan Ariana. Kau istirahatlah duluan, jangan menungguku.” Shawn membenarkan dasi, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.Ariel mendekat menghampiri Shawn, membantu membenarkan dasi sang suami. “Sayang, kau belum menjawab permintaanku yang kemarin.”Ariel semalaman tidak tidur nyenyak, akibat permintaannya pada Shawn tidak dikabulkan. Dia ingin melahirkan di Indonesia, tapi belum mendapatkan jawaban dari sang suami tercinta.Shawn mengecup bibir Ariel. “Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku berangkat dulu ke kantor. Hari ini aku memiliki meeting. I love you.” Pria tampan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Ariel—tanpa menunggu balasan dari sang istri.Ariel menghela napas dalam melihat Shawn yang sudah pergi meninggalkannya. “I love you too, Shawn,” jawabnya, tapi sang suami sudah pergi.“Nyonya…” Seorang pelayan mengetuk pintu.Ariel mempersilakan pelayan itu untu
Satu tahun berlalu … “Stoner, Ariana, jangan main pisau. Ya Tuhan, nanti tangan kalian terkena pisau, Nak. Aduh, kalau Daddy kalian tahu kalian terluka sedikit saja, dia akan mengomel tujuh hari tujuh malam.” Ariel mengambil pisau yang ada di tangan Stoner dan Ariana dengan hati-hati. Buah hatinya dengan Shawn itu sudah bisa berjalan, itu yang membuat Stoner dan Ariana sangat lincah ke sana kemari. Empat pengasuh saja dibuat pusing akibat tingkah Stoner dan Ariana.“Nyonya, maafkan kami.” Empat pengasuh itu menundukkan kepala seraya mengambil pisau di tangan Ariel. Mereka sangat ceroboh di kala tengah menjaga Stoner dan juga Ariana. Ariel ingin memarahi empat pengasuh itu. Akan tetapi, dia memilih untuk bersabar. Pun dia mengerti bagaimana lincahnya bayi kembarnya itu. Jadi wajar jika sampai pengasuh dibuat pusing.“Lain kali hati-hati dalam menjaga Stoner dan Ariana. Suamiku akan sangat marah jika sampai Stoner dan Ariana terluka. Kalian tahu itu, kan?” tegur Ariel mengingatkan emp
Ariel menunggu Shawn kembali pulang. Sudah dua hari Shawn melakukan perjalanan bisnis ke Chicago. Usia Stoner dan Ariana kini sudah empat bulan. Itu yang membuat Shawn bisa meninggalkan istri dan anak kembarnya.“Shawn kapan pulang, ya?” gumam Ariel pelan dengan bibir sedikit menekuk.Ariel sangat merindukan Shawn. Tidur sendiri tanpa sang suami, membuat Ariel benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Ariel terbiasa memeluk erat Shawn. Pun dia terbiasa dengan tidur dalam pelukan Shawn. Sekarang membuatnya sangatlah tersiksa.Suara dering ponsel berbunyi. Ariel segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor sang suami di layar—tengah melakukan video call. Tampak senyuman di wajah Ariel terlukis. Detik itu juga, Ariel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Sayang?” panggil Ariel kala panggilan terhubung. Dia tersenyum melihat sang suami yang begitu tampan berada di kamera.“Sayang, di mana Stoner dan Ariana? Mereka baik-baik
“Oh, My God! Kau memintaku untuk berkencan lagi? Bisa kau bayangkan bulan ini aku sudah berkencan lebih dari lima belas pria. Hasilnya sama! Tidak ada yang bagus!” sembur Mika emosi pada sang asisten yang memintanya untuk berkencan lagi. Sudah lima belas kali dia berkencan, dan hasilnya nihil. Tidak ada yang Mika sukai.Sang asisten menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal. “Nona, perintah kakek Anda sudah sangat jelas. Beliau meminta Anda terus berkencan sampai Anda menemukan yang cocok.” Sang asisten terlihat jelas menunjukkan rasa panik dan khawatir. Pasalnya dia pun mendapatkan ancaman jika sampai Mika tak mau lagi berkencan. Ancaman tak main-main dari kakek bosnya—membuatnya sakit kepala.Mika mengembuskan napas kasar. “Lima belas pria yang aku temui, mereka tidak benar-benar ingin berkencan denganku. Mereka fokus ingin menjalin kerja sama dengan kakekku dan ayahku. Mendekatiku hanya bagaikan aku ini jembatan mereka. Aku tidak bodoh! Aku tidak mudah dikelabui!”Mika menenggak wine
Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta