Sudah berjam-jam Shawn menunggu di depan ruang operasi, tapi dokter belum juga selesai. Tampak jelas raut wajah Shawn menunjukkan rasa khawatir dan ketakutan yang mendera. Pria tampan itu sangat cemas terjadi sesuatu hal buruk pada Ariel.“Dokter Harmony, kenapa proses operasi lama sekali?” Shawn menatap Harmony yang berdiri di sampingnya. Selama proses operasi berlangsung, Harmony ada di sana. Pun Harmony khawatir terjadi sesuatu pada Ariel.“Tuan Geovan, prosesnya tidak terlalu lama, karena bukan tindakan membedah. Saya yakin sebentar lagi akan selesai.” Harmony berusaha menenangkan Shawn yang sejak tadi sangatlah panik.Shawn mengembuskan napas kasar seraya mengusap wajahnya. Umpatan terus lolos dalma hati. Meskipun Harmony menjelaskan tindakan transplantasi sumsum tulang belakang berbeda dengan tindakan pembedahan, tetap saja Shawn sangat takut. Pria tampan itu tidak akan pernah tenang sampai melihat Ariel membuka kedua matanya. Flora dan Malvia tidak bisa berkutik apa pun. Mere
“Nona DiLaurentis, ayah Anda sudah siuman.” Sang dokter memberi tahu Flora tentang Yuval yang sekarang sudah siuman. Tampak Flora dan Malvia terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter.“Ayahku sudah siuman, Dok?” tanya Flora memastikan.Sang dokter mengangguk. “Benar, ayah Anda sudah siuman. Namun, sebelum menjenguk ayah Anda, ada kabar yang harus saya sampaikan pada Anda dan Nyonya DiLaurentis.”Flora dan Malvia menatap serius sang dokter. “Ada apa, Dokter?” tanyanya bersamaan.Sang dokter tersenyum. “Team dokter sudah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada Tuan DiLaurentis. Hasil yang kami dapatkan adalah Tuan DiLaurentis sudah bersih dari kanker. Selamat, donor sumsum tulang belakang Dokter Ariel dan Tuan DiLaurentis telah berhasil.”Flora dan Malvia meneteskan air mata mendengar apa yang dikatakan sang dokter.“Dokter, a-ayahku sudah bebas dari kanker?” tanya Flora dengan nada tercekat dan sulit memercayai.“Dokter, tolong jawab dengan benar, putraku sudah bebas
Shawn memindahkan tubuh Ariel ke kursi roda yang ada di ruang rawat. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu hal yang ada di dalam benaknya. Ayahnya ingin bertemu, tapi keraguan muncul dalam dirinya. Banyak hal yang telah dilewati Ariel. Tidak mudah untuk seolah menganggap semua yang terjadi di masa lalu, berjalan dengan baik. Ariel tetap tidak lupa, tapi dia tidak juga bisa menutup mata jika ayahnya dalam keadaan tidak baik-baik saja.Satu jam lalu, keluarga Shawn baru saja menjenguknya. Ariel tentu sangat bahagia di kala keluarga besar Shawn datang. Tidak ada satu pun keluarga Shawn yang menghakimi keputusan yang telah Ariel buat.Rencana pernikahan Shawn dan Ariel harus sedikit mundur, karena kondisinya Ariel masih berada di rumah sakit. Lagi dan lagi, Ariel bersyukur keluarga Shawn memberikan dukungan. Tadi memang Sean sempat menunjukkan rasa tak suka, tetapi Stella menenangkan dan membela.Sejatinya, apa yang dilakukan Ariel tidak bisa dikatakan salah, tidak juga bisa dik
Butuh lima hari Ariel dirawat di rumah sakit. Sekarang tiba saatnya Ariel sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Tentunya, Ariel bisa diizinkan pulang setelah melalui banyak pemeriksaan lebih dulu. Shawn tidak bisa mengizinkan Ariel pulang begitu saja. Pria tampan itu tidak mau terjadi sesuatu hal buruk pada sang kekasih.Selama berada di rumah sakit, keluarga Shawn selalu menjenguk Ariel, dan membawakan banyak makanan. Stella dan Marsha tak pernah bosan membuatkan makanan untuk Ariel. Pun Savannah selalu menemani Ariel. Bukan hanya Savannah saja, tapi Nicole serta Harmony kerap datang menemani Ariel.Shawn benar-benar merasa terbantu dalam menjaga Ariel. Seluruh keluarga besarnya turut membantu dalam menjaga Ariel. Di kala Shawn ada pekerjaan yang harus ditangani keluarganya sigap untuk menggantikannya dalam menjaga Ariel. “Tuan Kaya, Daddy-ku belum diperbolehkan pulang, ya?” tanya Ariel seraya menatap Shawn yang ada di hadapannya.“Dokter masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut
Joice membawakan banyak makanan untuk Shawn dan Ariel. Walaupun sudah kenyang, Shawn dan Ariel akhirnya makan lagi demi menghargai pemberian dari Joice. Mereka sama sekali tidak mengira kalau Joice akan datang ke New York sekarang. Mereka pikir Joice dan Marcel akan datang di hari dekat-dekat dengan pernikahan mereka, tapi ternyata dugaan Shawn dan Ariel salah.Joice sosok yang periang dan mudah sekali tersenyum. Itu yang sejak tadi membuat obrolan semakin hangat. Ariel mengenal Joice karena kala itu Joice pernah menjaga Nicole yang dirawat di rumah sakit. Meski ingatan Ariel pada Joice sudah samar-samar, tapi sekarang sudah sepenuhnya ingat karena Shawn memperkenalkan.“Ariel, aku sudah dengar kau menjadi pendonor sumsum tulang belakang ayahmu. Kau sangat luar biasa. Kau baik sekali, Ariel,” puji Joice tulus.Ariel tersenyum hangat. “Apa yang aku lakukan memang sudah seharusnya aku lakukan, Joice.”Joice menyentuh tangan Ariel. “Aku sungguh tidak sabar hari pernikahanmu dengan Shawn.
Pelayan tampak sibuk mondar-mandir menyiapkan makanan yang telah dibuat chef. Berbagai makanan dari beberapa negara telah disiapkan oleh Ariel. Hanya saja Ariel hanya bisa memberikan perintah. Shawn melarang Ariel untuk masak, karena wanita itu baru saja keluar dari rumah sakit. Tentu Shawn tak ingin terjadi sesuatu hal buruk pada sang kekasih.“Nona, untuk makanan penutup apa Anda ingin request?” tanya sang pelayan sopan pada Ariel.Ariel menggelengkkan kepalanya. “Aku serahkan semuanya pada chef.”“Baik, Nona.” Pelayan itu pamit undur diri dari hadapan Ariel.Shawn menghampiri Ariel yang tampak sibuk. “Sayang, biarkan pelayan yang mengurus semua.” Pria itu memeluk Ariel dari belakang.Ariel tersenyum membalas pelukan dari sang kekasih. “Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya memeriksa saja. Aku ingin memberikan sambutan yang terbaik untuk keluarga Hastings dan keluarga Fritzgerald.”Ya, hari ini adalah hari di mana keluarga Hastings dan keluarga Fritzgerald datang mengunjungi Shawn dan Ar
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari di mana Ariel dan Shawn akan mengucapkan janji suci pernikahan. Ribuan badai menerpa hubungan mereka, pada akhirnya mereka tetap dipersatukan. Jika pasangan lain menyerah dengan masalah yang bertubi-tubu menghantam, lain halnya dengan Ariel dan Shawn.Cinta suci mereka mampu bertahan. Ketulusan mereka tidak perlu lagi untuk diragukan. Sebab, cinta mereka telah melampui batas—hingga takdir pun tak pernah tega memisahkan dua insan itu.Kisah Ariel dan Shawn berbeda dari banyak kisah lain. Dua insan yang bersatu dalam keadaan sesuatu hal yang tak disangka. Mereka kerap bertemu beberapa kali di berbagai negara tanpa disengaja, dan ternyata mereka adalah jodoh yang ditakdirkan.Pernah berada di titik terendah di kala Ariel koma enam bulan, tidak membuat Shawn menyerah. Bahkan pria itu berjanji akan menunggu Ariel sampai siuman meski harus menunggu puluhan tahun lamanya.This is true love. Pagi yang cerah, Ariel berdiri di depan cermin dengan bal
Bohong rasanya jika lutut Ariel tak lemas di kala memasuki ballroom hotel. Dia sangat gugup. Jantungnya berdebar tak karuan—seakan ingin lompat dari tempatnya. Perasaan campur aduk semakin membuat Ariel menjadi gugup.Alunan musik mengiringi pengantin wanita yang memasuki ballroom hotel mewah yang ada di New York. Ariel didampingi ayahnya memasuki sebuah ballroom hotel. Tampak para tamu undangan tak lepas menatap penampilan Ariel yang begitu cantik dan anggun—layaknya seorang putri raja.Kilat kamera terus terarah pada Ariel yang baru saja memasuki ballroom hotel. Seluruh keluarga tersenyum haru bahagia melihat Ariel yang hari itu terlihat seperti seorang princess. Kebahagiaan menyelimuti hotel megah yang menjadi tempat di mana Ariel dan Shawn melangsungkan pernikahan.Pernikahan Ariel dan Shawn diadakan secara sangat mewah. Ribuan tamu yang datang dari berbagai kalangan. Mulai dari artis ternama, model ternama, hingga pengusaha-pengusaha ternama yang hadir di pernikahan mereka.Shawn
Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimatan Timur. Hal yang paling Ariel sukai adalah Indonesia kaya akan budaya alam, yang menakjubkan. Shawn mengajak Ariel ke sebuah pengalaman baru yang seumur hidupnya, tidak pernah Ariel temukan. Suasana hangat alam yang berbeda jauh dari negara-negara di benua Amerika ataupun Eropa—sangatlah indah di mata Ariel.Ariel tidak menyangka, di balik sosok Shawn yang terkenal sangat kaya, ternyata menyimpan jutaan kesederhanaan. Seperti contohnya ini. Tidak pernah sekalipun Ariel sangka bahwa Shawn bisa makan di rumah makan sederhana. Shawn selalu menuruti keinginan Ariel. Apa pun asalkan Ariel bahagia, pastinya pria itu akan menurutinya.Cinta di level yang sama, sangatlah jarang terjadi. Kebanyakan orang selalu tak imbang. Di era zaman sekarang, yang kerap mencintai lebih banyak adalah wanita, bukan sang pria. Namun, kali ini berbeda jauh. Ariel begitu beruntung memiliki Shawn yang mencintainya dengan cara luar biasa.Dua insan saling mencintai itu bagaikan
Beberapa bulan berlalu … Suara tangis bayi memecahkan ketegangan di ruang bersalin. Tangis bayi laki-laki itu bersamaan dengan air mata menetes dari kedua orang tuanya. Ya, Ariel dan Shawn sama-sama meneteskan air mata di kala putra ketiga mereka telah lahir kedua. Kontraksi yang cukup lama, dan membuat Ariel kesakitan hebat berjam-jam.Akhirnya semua itu terbayar dengan anak ketiga mereka lahir sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Kehamilan kali ini, Ariel mengalami kontraksi lebih lama. Bahkan Shawn sempat memaksa Ariel untuk melahirkan operasi sesar, tapi sayangnya Ariel menolak. Dokter cantik itu tetap berjuang untuk bisa melahirkan secara normal.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan penuh cinta. Tatapan yang menunjukkan betapa mereka sangatlah bahagia. Sang dokter menyerahkan bayi laki-laki tampan itu ke dada Ariel.“Sayang, anak kita sudah lahir,” bisik Ariel pelan dengan air mata tak henti berlinang.Shawn mengecup lembut kening sang istri dan putranya. “Terima kasih kau
Ariel dan Shawn menatap hangat Stoner dan Ariana yang sudah tertidur pulas. Sepulang dari resepsi pernikahan Harmony, memang Stoner dan Ariana sudah terlelap. Sampai di rumah, Shawn hanya tinggal membaringkan tubuh Stoner dan Ariana di ranjang.“Stoner dan Ariana sudah tidur. Waktunya kita tidur,” ucap Shawn pelan—dan direspon anggukkan di kepala Ariel.Shawn memeluk pinggang sang istri, meninggalkan kamar anak mereka, menuju ke kamar mereka. Shawn dan Ariel selalu memiliki kebiasaan yaitu memastikan anak mereka tidur nyaman. Tidak lupa empat pengasuh diwajibkan berjaga anak mereka secara bergantian.Di kamar, Ariel berbaring di ranjang bersama dengan sang suami tercinta. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu. Seperti ada yang ingin dibicarakan oleh Ariel.“Kenapa kau belum tidur, hm?” Shawn membelai lembut pipi Ariel.Ariel menatap hangat Shawn. “Kau lupa dengan permintaanku ingin melahirkan di Indonesia?” tanyanya pelan.Ariel tidak akan mungkin lupa dengan permintaannya,
Hari pernikahan Harmony telah tiba. Seluruh keluarga Geovan diundang dipernikahan Harmony. Perancang busana yang dipilih adalah Stella—ibu kandung Shawn. Merupakan sebuah kebanggaan bisa memakai gaun pengantin rancangan Stella—yang merupakan seorang perancang busana yang handal.Harmony bahkan mendapatkan gaun pengantin indah secara gratis. Wajar saja, karena Harmony merupakan sahabat baik Ariel. Bukan hanya gaun pengantin gratis, tapi hotel yang dipilih Harmony pun gratis. Kebetulan hotel yang dipilih Harmony adalah hotel milik keluarga Geovan.Ariel yang merupakan bridesmaid, turut ikut membantu dalam persiapan pernikahan Harmony dengan kekasihnya. Namun, tentunya Shawn tidak memberikan izin pada Ariel untuk terlalu sibuk. Shawn mengutus sekretarisnya untuk membantu sang istri. “Shawn, sepertinya aku tidak cocok memakai gaun ini. Lihatlah aku terlihat gemuk.” Ariel mengadu pada Shawn, di kala sudah selesai mengenakan gaun indah khusus menghadiri pernikahan Harmony.Senyuman di waj
“Ariel, aku akan pulang malam. Nanti sopir ibuku akan menjemput Stoner dan Ariana. Ibuku dan ayahku merindukan Stoner dan Ariana. Kau istirahatlah duluan, jangan menungguku.” Shawn membenarkan dasi, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.Ariel mendekat menghampiri Shawn, membantu membenarkan dasi sang suami. “Sayang, kau belum menjawab permintaanku yang kemarin.”Ariel semalaman tidak tidur nyenyak, akibat permintaannya pada Shawn tidak dikabulkan. Dia ingin melahirkan di Indonesia, tapi belum mendapatkan jawaban dari sang suami tercinta.Shawn mengecup bibir Ariel. “Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku berangkat dulu ke kantor. Hari ini aku memiliki meeting. I love you.” Pria tampan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Ariel—tanpa menunggu balasan dari sang istri.Ariel menghela napas dalam melihat Shawn yang sudah pergi meninggalkannya. “I love you too, Shawn,” jawabnya, tapi sang suami sudah pergi.“Nyonya…” Seorang pelayan mengetuk pintu.Ariel mempersilakan pelayan itu untu
Satu tahun berlalu … “Stoner, Ariana, jangan main pisau. Ya Tuhan, nanti tangan kalian terkena pisau, Nak. Aduh, kalau Daddy kalian tahu kalian terluka sedikit saja, dia akan mengomel tujuh hari tujuh malam.” Ariel mengambil pisau yang ada di tangan Stoner dan Ariana dengan hati-hati. Buah hatinya dengan Shawn itu sudah bisa berjalan, itu yang membuat Stoner dan Ariana sangat lincah ke sana kemari. Empat pengasuh saja dibuat pusing akibat tingkah Stoner dan Ariana.“Nyonya, maafkan kami.” Empat pengasuh itu menundukkan kepala seraya mengambil pisau di tangan Ariel. Mereka sangat ceroboh di kala tengah menjaga Stoner dan juga Ariana. Ariel ingin memarahi empat pengasuh itu. Akan tetapi, dia memilih untuk bersabar. Pun dia mengerti bagaimana lincahnya bayi kembarnya itu. Jadi wajar jika sampai pengasuh dibuat pusing.“Lain kali hati-hati dalam menjaga Stoner dan Ariana. Suamiku akan sangat marah jika sampai Stoner dan Ariana terluka. Kalian tahu itu, kan?” tegur Ariel mengingatkan emp
Ariel menunggu Shawn kembali pulang. Sudah dua hari Shawn melakukan perjalanan bisnis ke Chicago. Usia Stoner dan Ariana kini sudah empat bulan. Itu yang membuat Shawn bisa meninggalkan istri dan anak kembarnya.“Shawn kapan pulang, ya?” gumam Ariel pelan dengan bibir sedikit menekuk.Ariel sangat merindukan Shawn. Tidur sendiri tanpa sang suami, membuat Ariel benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Ariel terbiasa memeluk erat Shawn. Pun dia terbiasa dengan tidur dalam pelukan Shawn. Sekarang membuatnya sangatlah tersiksa.Suara dering ponsel berbunyi. Ariel segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor sang suami di layar—tengah melakukan video call. Tampak senyuman di wajah Ariel terlukis. Detik itu juga, Ariel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Sayang?” panggil Ariel kala panggilan terhubung. Dia tersenyum melihat sang suami yang begitu tampan berada di kamera.“Sayang, di mana Stoner dan Ariana? Mereka baik-baik
“Oh, My God! Kau memintaku untuk berkencan lagi? Bisa kau bayangkan bulan ini aku sudah berkencan lebih dari lima belas pria. Hasilnya sama! Tidak ada yang bagus!” sembur Mika emosi pada sang asisten yang memintanya untuk berkencan lagi. Sudah lima belas kali dia berkencan, dan hasilnya nihil. Tidak ada yang Mika sukai.Sang asisten menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal. “Nona, perintah kakek Anda sudah sangat jelas. Beliau meminta Anda terus berkencan sampai Anda menemukan yang cocok.” Sang asisten terlihat jelas menunjukkan rasa panik dan khawatir. Pasalnya dia pun mendapatkan ancaman jika sampai Mika tak mau lagi berkencan. Ancaman tak main-main dari kakek bosnya—membuatnya sakit kepala.Mika mengembuskan napas kasar. “Lima belas pria yang aku temui, mereka tidak benar-benar ingin berkencan denganku. Mereka fokus ingin menjalin kerja sama dengan kakekku dan ayahku. Mendekatiku hanya bagaikan aku ini jembatan mereka. Aku tidak bodoh! Aku tidak mudah dikelabui!”Mika menenggak wine
Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta