Beranda / Romansa / Honey Baby / Honey Baby - 72

Share

Honey Baby - 72

Penulis: fishycattos
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rayes sudah terlanjur memasukkan miliknyanya tanpa membungkusnya terlebih dahulu. Aku menyesali atas ucapca yang keluar dari mulutku barusan. Tidak seharusnya aku mendundangnya tanpa meyakinkannya aman terlebih dahulu. Bayangan Violla seketika menghujamiku. Aku takut akan bernasib sama dengannya jika tidak hati-hati.

Tapi segala macam kekahwatiranku sirna sejalan dengan suhu panas yang Rayes salurkan padaku dari bawah sana. Hujaman dan hentakan lembut yang perlahan mengeras membuatku mengesampingkan akal sehatku demi mempertahankan suara kenikmatan yang berkali-kali hampir lolos dari mulutku.

"Baby?! Damn, your lava!" Bisik Rayes saat aku mencapai klimaksku.

Semburan lahar panasku semakin membuat Rayes mempercepat hentakannya.

"Jangan di dalam, Daddy!" Aku mencengkram tubuh Rayes untuk menyadarkan pria yang sedang di mabuk kenikmatan itu.

"ARGHHH!!!!" Pekik Rayes saat ia menarik keluar batang kejantanannya dan memuncratkan cairan putihnya tepat di wajahku.

Aku hanya bisa menutup mata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nor Shahira
anna selingkuhh???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Honey Baby   Honey Baby - 73

    Roger membuka pintu kamar apartemenku dengan sangat hati-hati. Tantu saja ia sedikit kesulitan itu karena dia bersikeras tidak ingin melepaskan pelukannya padaku. Hingga akhirnya pintu terbuka dan membuat hatiku semakin berdebar karena takut kalau saja Rayes sudah menungguku di dalam."What a luxirous appartement." Komentar Roger saat pertama kali melihat interior apartemenku yang memang memanjakan mata."Can't refuse. Dia memanjakanku dengan kemewahannya. Begitulah cara dia menyampaikan perasaannya." Timpalku datar.Roger hanya diam dan terus berjalan mendekati kamar yang ia yakini sebagai kamar utama. Begitu pintu terbuka Roger semakin mengeratkan pelukannya. Entah apa yang dia pikirkan tapi aku bisa merasakan dia sedang mengontrol emosinya."Istirahatlah. Biar Daddy yang merawatmu. Badanmu hangat. Mungkin karena kelelahan." Roger merebahkan tubuhku dengan sangat hati-hati.Ia lalu berlutut dan melepaskan high heels yang masih menghiasi kakiku. Lalu melucuti segala aksesoris yang me

  • Honey Baby   Honey Baby - 74

    Aku memeluk tubuh Roger yang ikut tidur di atas kasur tempatku memadu kasih dengan Rayes jika pria itu menginap di apartemenku. Setelah pertengkaran yang cukup hebat itu, aku merasa lebih bisa mempercayakan hatiku pada Roger. Pria ini benar-benar memikirkanku diatas segalanya. Meski begitu aku tidak mau besar kepala. Aku tetap sadar posisiku hanya sebagai pemanis hidupnya."Jadi bagaimana progres kedepannya untuk status kita Daddy?""Apa maksudmu, sayang?""Maksudku mau sampai kapan Daddy menjadi Sugar Daddyku. Daddy tau aku tidak akan selamanya begini kan?""Jadi kamu sudah mau menikah?" Kekehnya."Punya calonnya saja belum.""Lalu kamu mau sampai kapan menjadi Sugar Baby Daddy?""Loh? Kok balik nanya? Ya sampai Daddy bosanlah.""Kalau Daddy bilang Daddy tidak akan bosan, bagaimana?""Kalau soal hati mana ada yang tau Daddy. Buktinya Daddy bisa melupakan istri yang sudah memberikan Daddy anak. Aku yang tidak memberikan Daddy apapu,n mungkin Daddy bisa lupakan sekejap mata.""Kalau ka

  • Honey Baby   Honey Baby - 75

    "Pagi, Anna." Sapa Alex mengagetkanku dari belakang. "Selamat pagi, Tuan Alex. Aku sudah memilah laporan yang bisa kita kerjakan hari ini." Balasku yang segera bergerak membuatkan Alex kopi paginya. "Sepagi ini? Sejak jam berapa kamu datang ke kantor?" "Sedikit lebih awal." Cengirku. "Oh, ayolah. Ayo kita sarapan dulu. Pekerjaan jangan dibawa beban. Bagaimana kalau kita menikmati breakfast menu di kafe depan?" Tawarnya. "Apa tidak masalah?" Raguku. "20 menit bagaimana?" Rayu Alex. "Baiklah. Setelah itu tidak ada lagi alasan pengalihan. Besok kita harus berangkat." Ucapku. "Great. Let's go." Alex kemudian berjalan keluar dan aku meninggalkan secangkir kopi yang untungnya belum kuselesaikan untuk mengikuti Alex turun ke lantai dasar dan menikmati satu set menu sarapan di kafe yang terletak persisi di depan kantor. "Alangkah bagusnya kalau kita juga punya kafe khusus untuk karyawan kita sendiri. Pembelian menggunakan id kantor akan mendapatkan diskon. Promo yang cukup menarik un

  • Honey Baby   Honey Baby - 76

    Aku dan Alex berhasil menyelesaikan segala pekerjaan kami tepat waktu tanpa harus lembur. Bersyukur untuk makan siang yang dikirim oleh entah siapapun itu, kami bisa memaksimalkan jam makan kami tanpa harus membuang-buang waktu."Baiklah, Anna. Ayo kita pulang." Ajaknya saat keluar dari ruangannya."Pulanglah duluan, Tuan Alex. Aku masih harus memberikan laporan akhir ini ke Tuan Rayes. Setelah itu baru aku akan pulang.""Baiklah aku akan menunggumu.""Oh tidak perlu. Aku bisa sendiri. Tolong jangan menjadikanku sebagai alasan untukmu pulang tidak tepat waktu, Tuan." Aku segera merapikan laporan yang perlu kuberikan pada Rayes."Apa kau yakin Anna?"Aku mengangguk."I'm pretty sure. Now drive safe. See you tomorrow at the airport." Senyumku segera melambaikan tangan di depannya.Ia tersenyum mengejek. "Baiklah. Aku dihusir sama sekertarisku sendiri."Rayes lalu berjalan menjauhiku menuju ke lift yang membawanya turun ke lobby. Melihatnya sudah tidak di ruangan ini lagi, segera kuberes

  • Honey Baby   Honey Baby - 77

    "Something wrong?" Tanya Roger saat aku melepaskan genggaman tangan kami begitu sampai di unit apartemenku. "Nothing Daddy. Tapi jangan menungguku di tempat terbuka seperti tadi. Aku takut." Balasku yang segera melonggarkan pakaianku satu persatu hingga terasa nyaman di tubuhku. "Takut? Someone threat you?" "No, Daddy. I mean, Rayes mempersiapkan anggotanya untuk mengawasi gerak-gerikku mulai besok saat aku keluar kota. Aku takut kalau dia tau tentangmu." Jelasku yang beranjak ke kamar. Roger diam tidak mengikuti langkahku. Aku membiarkannya dan sibuk menyiapkan keperluan pribadi yang akan kubawa besok. Cukup lama aku terhanyut dengan kegiatanku hingga saat aku mencium bau yang sangat enak yang berasal dari dapur. Segera kuakhiri kegiatanku yang memang sudah selesai dan melangkah keluar kamar mengikuti jejak aroma yang menggiurkan itu. "Ayo makan." Ajar Roger saat yang sudah menyiapkan semangkuk bubur hangat di meja bar. "Daddy masak? Kirain udah pulang." "Dan membiarkanmu kela

  • Honey Baby   Honey Baby - 78

    "Astaga kenapa orang itu di sini?!" Kesal Alex saat kami di jalan pulang menuju hotel untuk beristirahat. "Sabar, Tuan." Pesanku menenangkannya. "Anna, apa kamu tidak kesal melihat tampangnya itu? Kamu tidak ingat sudah beberapa kali dia berusaha melecehkanmu?" Alex menatapku. "Tentu saja aku masih mengingatnya. Tapi tolong fokus dan ingat kembali tujuan kita kemari. Bukan buat mencari masalah apalagi balas dendam. Jadi kembalikan fokus anda, Tuan Alex." Balasku yang berhasil mengingatkan Alex untuk bersikap lebih profesional. Aku sudah terlatih untuk memasang topeng atau muka palsu untuk menghadapi kasus seperti ini. Jadi tidak masalah buatku. Hanya saja ini pengalaman Alex yang pertama. Jadi aku masih harus terus mengingatkan pria ini. "Baiklah, Anna." Patuhnya yang mendengus kasar. Pada akhirnya kami tiba di hotel dan mengistirahatkan tubuh kami sejenak sebelum malamnya kami akan disambut untuk makan malam bersama tim yang akan membantu kegiatan kami besok dan seterusnya. Tent

  • Honey Baby   Honey Baby - 79

    Rasa nyeri yang sangat hebat menyerang kepalaku. Meski sudah meminum obat anti mual sesuai dengan pesan Rayes semalam, aku masih merasa tidak enak di daerah perut dan kini menjalar ke badan dan kepalaku. Something wrong about my body. Tapi aku tidak boleh mengulur waktu. Aku kemari untuk bekerja, bukan untuk sakit. Terlebih, aku sudah memancing amarah Mike dengan mengucapkan kata-kata provokatif itu, aku tidak boleh menunjukkan kelemahanku!"Kau baik-baik saja? Mukamu terlihat sedikit pucat?" Tanya Alex yang memegang dahiku dengan telapak tangannya.Sontak aktivitas skinshipnya membuat satu ruangan segera melirik kami berdua dengan sedikit tatapan terkejut. Aku yang sadar segera mengelak dari tangan Alex dan mencoba mengembalikan fokusnya kembali ke pekerjaan."Aku baik-baik saja, Tuan Alex. Ini data yang saya coba rangkum dari bagian penjualan." Ucapku yang berhasil membuat Alex kembali melihat dokumen yang kuberikan.Tentu saja Mike masih terus memperhatikanku dengan tatapan tidak s

  • Honey Baby   Honey Baby - 80

    Aku terperanjak. Sesuatu yang tidak beres sedang terjadi disini. Dengan segala keberanian yang sudah kukumpulkan aku memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat dan melihat secara langsung sepasang pria dan wanita yang sedang berusaha memadu kasih di tangga darurat kantor."Kamu berani menentang saya?" Tanya suara pria yang sangat tidak asing di telingaku."Tapi, Pak...""Please stop it, Mr. Mike." Perintahku menatap kedua orang yang sudah menempel dalam pelukan tangan Mike yang cukup besar itu.Mataku sesaat terfokus pada seorang gadis kecil yang memakai pakaian putih hitamnya yang tampak sangat jelas sebagai pegawai baru atau bahkan anak magang yang baru bekerja di perusahaan ini sedang menatapku dnegan ekspresinya yang tidak nyaman, seolah meminta pertolongan. Jelas saja hatiku nyeri dibuatnya, aku kembali mengingat masa laluku. Menjadi sasaran tindak pelecehan oleh atasan sendiri hingga menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun itu bisa membuat mental seorang wanita menjadi tidak

Bab terbaru

  • Honey Baby   (Ekstra Part 5) My Beautiful Life

    Tri semester terakhir menjadi tantangan terbesar bagiku yang semakin kesulitan untuk bernafas karena rasa sesak memenuhi perutku yang sudah terlalu besar. Layaknya ibu hamil pada umumnya, semua ukuran baju dan sepatuku mendadak berubah. Dan untuk alasan tertentu, dokter menyarankan agar aku terus melakukan olahraga ringan di pagi dan sore hari demi mempertahankan posisi bayi kami yang sudah berada pada tempatnya."Baby? Are you ready?" Tanya Roger yang sudah siap dengan pakaian olahraganya.Sepulang dinas dan sebelum berangkat kerja, sudah menjadi tugas tambahan untuk Roger menemaniku jalan-jalan di sekitar taman. Dengan senang hati Roger menemaniku karena selain meniduri wanita, olahraga merupakan salah satu kegiatan favoritnya."Let's go." Ajakku bersemangat.Roger tersenyum sebelum berjalan beriringan bersamaku menuju ke lift apartemen. Namun untuk kali ini sepertinya sesuatu yang tidak beres sedang melandaku ketika lift yang kami tumpangi sedang bergerak turun ke lantai dasar."Mh

  • Honey Baby   (Ekstra Part 4) Godaan

    Kondisi perutku mulai terlihat lebih menonjol di usia kandunganku yang sudah memasuki tri semester kedua. Setelah puas bergulat dengan rasa mual dan ngidam yang aneh-aneh, kini aku harus memasuki fase dimana gairah seksualku mendadak berubah.Beberapa kali aku harus memancing nafsu para serigala yang sedang tampak tenang itu, namun mereka tolak mentah-mentah mengingat dokter melarangku untuk berhubungan intim di awal kehamilan demi menjaga keselamatan kandunganku yang masih sangat rentan.Tapi untuk malam ini, rasanya aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Karena terus dianggurkan selama beberapa bulan belakangan ini, sekarang aku ingin menjamah tubuh mereka seperti yang biasanya kulakukan setiap malam sebelum aku menyadari kalau aku sedang hamil."Papa Dan~" R

  • Honey Baby   (Ekstra Part 3) Positif

    Hampir tiga bulan lamanya aku menjalani kehidupan baruku sebagai wanita yang sedang berbadan dua. Meski pada awalnya berat menerima kehadiran makhluk hidup baru yang tumbuh dan berkembang di dalam perutku. Suami dan kedua sugar daddyku terus memberikanku support yang tidak pernah berhenti. Bahkan mereka tidak ingin mempertanyakan anak siapa yang sedang kukandung, karena bagi mereka ini adalah anak dari buah cinta mereka.Jadi kunikmati seluruh kasih sayang yang mereka limpahkan padaku tanpa henti sampai makhluk kecil ini hadir diantara kami berempat dan merebut semua perhatian kami. Seperti saat jadwal check up rutin datang, aku bahkan sampai harus mengacuhkan pandangan orang-orang Rumah Sakit yang kebingungan melihatku dikawal oleh suami serta dua sugar daddyku yang sampai harus izin tidak masuk kerja hanya untuk melihat tumbuh kembang anak mereka dalam perutku. Kini tantangan terbesar yang harus kulewati adalah fase mual dan ngidam yang berlebihan. Ah- Membayangkan kombo mematikan

  • Honey Baby   (Ekstra Part 2) Mual

    Beberapa bulan setelah kunjungan Mama dan Papaku, kujalani hari-hari sibukku sebagai istri rumah tangga yang baik untuk suami dan kedua sugar daddyku. Mengurusi segala kebutuhan mereka lahir maupun batin. Dan sesuai keinginanku yang disepakati bersama, kegiatan panas kami akhirnya berjalan teratur sesuai jadwal. Malam tertentu aku hanya milik mereka seorang dan malam khusus dimana aku akan menjadi milik mereka bertiga. Khusus untuk Daniel, malam kami hanya diisi dengan kegitan manis di ranjang bersama. Tanpa sedikitpun aktivitas panas yang akan memicuku untuk menggodanya, Daniel akan terus mencurahkan perasaannya melalui perlakuan manisnya yang membuatku semakin mencintainya sebagai pasangan hidupku yang sah. Namun untuk pertama kalinya semenjak kami memutuskan untuk tidur di ranjang yang sama, perutku merasakan sesuatu yang membuat tubuhku tidak karuan. Rasanya aku ingin memuntahkan makan malam yang barusan kami santap berempat sebelum berpisah untuk tidur di kamar masing-masing kar

  • Honey Baby   (Ekstra Part 1) Kunjungan

    "Halo? Ya Ma?" Sapaku ketika mengangkat telepon dari Mama yang jarang sekali menghubungiku di pagi hari seperti ini."Dek, Mama dan Papa sudah boarding pesawat ya. Jemput kami nanti di bandara ya." Pinta Mama yang berhasil membuat jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat kemudian."Hah?! Mama mau ke sini? Kok nggak bilang dari kemarin?" Keluhku yang membuat Roger kebingungan karena aku segera terbangun dari pahanya."Ya namanya juga kejutan. Ini saja Mama ngabarin kamu dulu, takutnya kamu lagi nggak di rumah. Gimana kalau Mama dan Papa langsung gedor pintu rumahmu, hayo." Mama membela dirinya."Iya iya iya.. Ya sudah, Mama Papa safe flight ya. Aku bersih-bersih rumah dulu." Ucapku yang segera beranjak dari tempatku bersantai dengan Roger."Baby? Kenapa? Apa orang tuamu mau ke sini?" Tanya Roger melihatku berlari panik."IYA!" Teriakku menuju ke kamar utama tempat dimana barang pribadiku berada.Segera kuraih tas hitamku yang setahun lalu pernah kugunakan untuk kabur bersama den

  • Honey Baby   Honey Baby - 150 (TAMAT!)

    Beberapa haripun berlalu, berkat segala bantuan Rayes dan Roger akhirnya secara hukum aku sudah sah menjadi Nyonya Henery. Tidak ada acara mewah setelah kami menandatangani akta pernikahan kami. Yang ada kedua Daddyku hanya mempersiapkan acara makan siang sederhana di yacht pribadinya. Mereka berpesan agar aku tetap menjaga stamina sebelum pulang kembali ke kotaku untuk melaksanakan resepsi yang sebenarnya. Tidak masalah untukku. Aku juga merasa tidak terlalu merasa nyaman dengan keramaian Ibu Kota. Lebih menyenangkan berkumpul bersama mereka bertiga. Menikmati indahnya sinar matahari dengan hembusan angin laut yang menyegarkan. "Baby, jangan berjemur disana. Kulitmu bisa terbakar. Ingat kamu masih punya resepsi minggu ini." Pesan Roger yang sedang duduk dengan Rayes serta Daniel dengan segelas champagne di tangan mereka masing-masing. "Sayang sekali rasanya kalau tidak berjemur di laut." Keluhku. "Seharusnya kamu pakai bikinimu. Kalau tidak, kulitmu akan belang." Rayes menambahka

  • Honey Baby   Honey Baby - 149

    "Honey?" "Honey??" "Sayang???" Sayup-sayup suara Daniel yang sedang memanggilku berulang kali berhasil menyadarkan dari tidur pulasku semalam. Sampai-sampai aku tidak menyadari sentuhan tangan hangat Daniel yang terus membelai rambutku seolah sedang berusaha menyadarkanku. "Sayang, bangun." Daniel mengusap keningku berkali-kali. "Mhh~" Lenguhku manja karena rasanya aku masih mau melanjutkan tidurku. "Bangun sayang. Aku dan Tuan Rayes akan segera berangkat kerja. Roger belum pulang karena terjebak delay. Apa kamu tidak masalah ditinggal sendirian?" Tanya Daniel mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Aku mengernyitkan dahi sambil berusaha membuka mataku. "Iya." "Minumlah dulu. Aku sudah menyiapkan sarapan di atas meja untuk kalian berdua nanti. Sekarang bangunlah dulu. Aku sedikit trauma meninggalkanmu dalam kondisi tidur seperti ini." Pinta Daniel. Tanpa bantahan meski dengan kondisi mata yang masih terasa sangat berat, Daniel melihatku terbangun dari tempat tidur dan berjalan l

  • Honey Baby   Honey Baby - 148

    Mataku yang terbuka secara tiba-tiba membuat tubuhku tersentak pelan seakan aku baru saja mengalami kejadian yang sangat menegangkan. Kesadaranku yang perlahan pulih sejalan dengan nafasku yang berburu seperti mencoba menenangkan detak jantungku yang tidak beraturan untuk kembali pada ritmenya. "Baby?" Kaget Rayes yang ikut terbangun masih dengan lengan kokohnya yang kujadikan sebagai bantal tidur. Aku menatap Rayes yang tertidur di sebelah kiriku dan Daniel tertidur disebelah kananku dengan tangannya yang berada di atas perutku. Masih dengan detak jantung yang belum tertata, aku tersenyum menanggapi pertanyaan Rayes. "Daddy Roger sudah berangkat ya?" Tanyaku kemudian. Rayes mengangguk. "Sekarang masih jam setengah dua belas malam. Do you need something, Baby?" Tanya Rayes dengan suaranya yang serak-serak basah. Aku mengangguk. "I need to clean that part. Sepertinya aku tidur terlalu lama. Rasanya badanku segar sekali." "Baiklah, sayang. Bersihkan tubuhmu dulu. Kamu terlalu

  • Honey Baby   Honey Baby - 147

    Dengan sorot matanya yang semakin dibutakan oleh kabut gairahnya sendiri, Daniel terus memijat batang kejantanannya yang sudah menegang di ujung sana. Tidak sedikitpun ia berniat mendekatiku yang sedang sibuk bersetubuh dengan Rayes sembari memeluk Roger yang tak henti-hentinya memberikanku rangsangan kecilnya dengan memijat kedua gunung kembarku. Desahan dan lenguhan terus kulanturkan karena kenikmatan tanpa ujung yang diberikan oleh kedua sugar daddyku. "Damn, you're hot as hell." Desis Rayes yang kembali menghentakku agar kembali fokus pada genjotannya. "Daddy~" Rengekku pada Roger yang kini meraih bibirku untuk menciumku dengan rakus. "Ah- Kau sangat spesial sayang." Rayes kembali mendesis dan memukul-mukul buritan sintalku secara bergantian. "Nggh, capek." Keluhku saat kulepas bibirku dari pagutan bibir Roger. Tak ambil pusing, tanpa melepas miliknya dari kewanitaanku. Rayes lalu menarik tubuhku dari pelukan Roger dan segera menjatuhkanku di atas pangkuannya yang sedang terdu

DMCA.com Protection Status