Beranda / Romansa / Honey Baby / Honey Baby - 53

Share

Honey Baby - 53

Penulis: fishycattos
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Roger diam tidak bersuara. Sebuah senyum terulas di bibirnya namun tidak di sorot matanya. Aku ikut diam tidak ingin berbicara lebih lanjut. Netra Roger mengajakku untuk tenggelam ke dalam penderitaan yang ia pendam selama ini dibalik senyuman manisnya.

"Someday, you'll know every thing about me." Jawabnya yang masih belum mau menceritakan rahasianya lebih lanjut.

.

.

.

Malampun tiba saat Rayes menghubungiku untuk bersiap-siap karena Daniel sudah dalam perjalanannya menjemputku. Tapi kali ini aku meminta agar Daniael tidak turun dan menampilkan batang hidungnya di depan rekan kerjaku yang bertebaran di bawah sana. Aku tidak ingin semakin membuat gosip itu semakin parah. Akhirnya Rayes sepakat untuk menyediakan mobil dengan Daniel yang menungguku di dalamnya.

Saat pintu lift terbuka, tentu saja aku masih bertemu dengan beberapa orang yang mengenaliku dan melihat mereka sedang berbisik seperti menyinggungku membuat hatiku terasa sakit dan panas seketika. Terlebih saat mendengarkan
fishycattos

Hai teman-teman umat muslim yang merayakan! Selamat hari raya idul fitri ya! Maaf lahir dan batin^^

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Honey Baby   Honey Baby - 54

    Seperti yang seharusnya seorang Sugar Baby lakukan, selalu bisa menyenangkan dan memuaskan sang Sugar Daddy kapanpun dan dimanapun mereka ingingkan, itulah yang sedang kulakukan saat ini. Aku sedang menunggangi Sugar Daddyku yang tengah dimabuk oleh gairahnya sendiri. Penyatuan kami terbilang sempurna dengan karet pengaman yang melindungiku dari ancaman semburan lahar panasnya. Aku menahan setiap lenguhan atau bahkan teriakan yang hampir lolos dari mulutku. Hujaman bahkan hentakan Rayes mengoyakku terus menerus dari bawah sana. Ini gila! Melakukan hal seperti ini di luar kamar memang mempunyai sensasi tersendiri. Aku sudah tidak peduli dengan rasa takut dan malu jika suatu saat seseorang sampai masuk ke bilik ruangan ini dan memergoki tindakan kami berdua. "Tenang saja, Daniel sedang berjaga di depan pintu. Tidak akan ada siapapun yang berani memasuki ruangan ini. Kau sepenuhnya milikku, Baby. Focus on me!" Perintah Rayes yang sepertinya mengerti akan kekhawatiranku. Tentu saja aku

  • Honey Baby   Honey Baby - 55

    Setelah puas menikmati cairan kenikmatan Roger dalam mulutku aku harus membersihkan diriku bersamaan dengan Roger yang ikut membasuh tubuhnya agar kami bisa segera menikmati waktu bersantai kami layaknya sepasang kekasih yang puas akan kegiatan panas mereka. Roger dengan teliti membasuh tubuhku agar bau maskulin Rayestidak mencemari pernafasannya. Setelah yakin tubuh kami sudah bersih, Roger lalu membawaku masuk ke dalam selimut dan saling menghangatkan diri melalui pelukan sembari bercerita tentang kejadian apa saja yang kami alami hari ini. Aku menceritakan tentang bagaimana kehidupanku setelah ini yang sudah di atur oleh Rayes setelah menyetujui kontrak untuk menjadi sekertaris pribadi Alexandre. Sesungguhnya Roger kecewa karena tidak bisa lagi hidup bersamaku setiap malam seperti ini. Meski demikian dia berkata akan berusaha agar kami tetap bisa saling mengunjungi satu sama lain. Itulah salah satu bentuk usaha memperjuangkanku, katanya. Aku hanya bisa terkekeh mendengarkan gomba

  • Honey Baby   Honey Baby - 56

    Aku membulatkan mataku karena kaget akan pernyataan Violla."Aku?"Violla mengangguk."Jujur aku cemburu sama kamu, Anna. Kamu hanya bertemu sekali di kejadian yang tidak direncanakan seperti itu dan mampu memutar balikkan hati Captain yang kupikir sudah mati." Violla menyimpan gelas tehnya ke atas meja."Jujur saja itu memalukan. Tolong jangan membuatku mengingat kejadian itu." Aku menutup wajahku.Violla terkekeh."Tapi di hari itulah aku tau kalau hati Captain masih hangat seperti biasanya."Aku mengintip Violla di sela jariku."Memangnya sebelumnya dia seperti apa?" Tanyaku penasaran.Violla mengubah ekspresinya."Dingin. Aku mengenalnya sebagai sosok yang sering melampiaskan kekesalannya dengan meniduri banyak wanita. Baginya wanita hanyalah seonggok daging pemuas nafsu yang bisa beli dengan uang. Awalnya aku pikir dia adalah manusia yang paling brengsek di muka bumi. Selain dia galak kalau bekerja, dia tidak pernah ramah pada lawan jenisnya. Tapi ada satu Captain lain yang mengen

  • Honey Baby   Honey Baby - 57

    Pada akhirnya aku dijemput oleh Daniel yang sudah menungguku di dalam mobil. Dengan tanpa beban aku berjalan melewati lobby yang masih tampak sepi karena kelas pelatihan yang seharusnya kuhadiri belum selesai. Daniel lalu membawaku melaju meninggalkan hotel menuju ke salah satu kawasan apartemen mewah yang berada tidak jauh dari pusat kota. Mobil Daniel berhenti di salah satu pintu utama apartemen yang terlihat megah ini. Dengan cekatan, Daniel lalu turun dan membukakan pintu penumpang untukku."Ah terima kasih, tapi kamu tidak perlu melakukannya." Pintaku tidak enak."Tuan Rayes sudah menunggumu di atas." Jawabnya singkat.Daniel lalu berjalan lebih dahulu di depanku, menyusuri lobi utama hingga ke lift yang membawa kami naik ke lantai yang cukup tinggi. Hingga pada akhirnya Daniel keluar dari lift dan menuju ke salah satu dari empat pintu yang ada di lantai ini. Daniel lalu mengetuk pintu tersebut dan tidak lama, Rayes tampak membukakan pintunya dari dalam."Welcome home, Baby." Sapa

  • Honey Baby   Honey Baby - 58

    Aku membasuh tubuhku agar rasa kesal yang masih menempel di hatiku ikut lenyap bersama dengan air yang membasuh seluruh tubuhku. Rasanya sedikit menyenangkan bisa membela diri di saat orang lain berusaha menjatuhkanmu. Meskipun itu dengan cara merendahkannya. Bukan berarti aku tidak sadar akan posisiku sekarang, aku sangat sadar kalau hanya seorang sugar dari kedua pria yang sudah mempunyai keluarga. Tapi izinkan aku melakukan sesuatu yang kuanggap benar sekali ini saja.Aku menampik segala rasa kesal dan penyesalan yang masih tertinggal di dalam hatiku dan bersiap menyambut kepulangan Roger. Sesuai janjinya, dia berkata akan mengajakku ke suatu tempat yang menyenangkan malam ini. Dan benar saja, tidak lama setelah aku menata rapi penampilanku, Roger sudah datang dan menjemputku di kamar."Good evening, Baby Girl. You look amazing just as usual." Sapanya memujiku."Aku hanya mengenakan pakaian biasa, Daddy. Lagi pula aku tidak tau kita mau kemana." Balasku memukul lengannya."Bahkan

  • Honey Baby   Honey Baby - 59

    "Hamil?!" Kagetku.Violla mengangguk pasrah. Lututnya yang lemas membuatnya segera merebahkan diri kembali ke tempat tidurnya dan secara sadar aku membantunya untuk memperbaiki posisi wanita malang ini agar tetap dalam kondisi sadar meski wajahnya semakin memucat.Aku mengambil tombol bantuan agar suster segera datang dan memperbaiki infus di tangan Violla. Aku hanya menatap Violla yang wajahnya terlihat semakin kacau. Setelah suster selesai memperbaiki selang infus dan meninggalkan kami berdua, aku mulai memberanikan diri menanyakan hal yang mengganggu pikiranku dari tadi."Kenapa kamu takut sekali dengan kehadiran Roger di sini? Apa kamu tidak ingin kehamilanmu sampai ketahuan?" Tanyaku menatap sendu wajah Violla.Violla menggigit bibirnya seolah menahan kekecewaannya selama ini."Ada yang lebih kutakutkan dari pada Captain yang mengetahui kehamilanku, Anna." Jawabnya lesu.Aku menatapnya semakin penasaran."Aku tidak tau siapa Ayah dari anak ini." Jawabnya meneteskan air mata.Juju

  • Honey Baby   Honey Baby - 60

    "Astaga!" Pekikku tidak percaya.Roger hening seolah tau respon apa yang akan keluar dari wajahku."Lalu bagaimana dengan kandungannya?" Tanyaku khawatir."Dokter masih belum bisa memastikan, karena usianya yang masih terlalu dini. Tapi kemungkinan besar, pasti akan tertular." Jawab Roger datar."Lalu Daddy..." Kini mataku lesu melihat matanya."Daddy rutin melakukan medical check up karena itu sudah menjadi syarat pekerjaan Daddy. Daddy juga sudah pernah melakukan suntikan pencegahan, belum lagi Daddy yang selalu pakai pengaman kalau bersamanya jadinya Daddy cukup yakin kalau Daddy sudah terhindar." Balasnya pasti."Tapi tidak ada salahnya memeriksanya kembali. Daddy tidak mau menyeretmu kalau sampai terjadi apa-apa." Tambahnya.Kini tangan Roger meraih tubuhku agar lebih mendekat kearahnya. Aku tidak menolaknya karena aku juga menginginkan sebuah pelukan yang mampu membuat perasaan yang sedari tadi menggangguku ini lenyap seketika."Jangan pernah mengucapkan kata-kata itu lagi, saya

  • Honey Baby   Honey Baby - 61

    Keesokan paginya, aku ikut menemani Roger ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan laboratorium sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Ternyata sudah ada banyak orang yang berdatangan menunggu giliran untuk pengetesan. Aku bisa mengenali beberapa orang yang termasuk anggota dari tim yang dipimpin Roger. Wajah mereka terlihat tegang saat melihat Roger menghampiri mereka.Kuputuskan untuk duduk manis untuk menunggu Roger sembari mengamati mereka satu persatu. Tanpa pakaian seragam mereka terlihat seperti manusia biasa. Hanya saja para wanitanya tampil lebih cantik dengan tubuh mempesona melebihi wanita pada umumnya. Termasuk aku. Ada sedikit rasa minder melihat rekan kerja Roger yang tampil begitu mengagumkan."Baby..." Roger menyapaku.Aku menolehkan kepalaku menatapnya kaget."Daddy sudah mendapatkan nomor antrian. Apa kamu tidak masalah Daddy tinggal sendiri?" Tanyanya khawatir."Tentu Daddy. Aku akan tetap disini menunggumu."Roger tersenyum lalu mengelus kepalaku lembut sebel

Bab terbaru

  • Honey Baby   (Ekstra Part 5) My Beautiful Life

    Tri semester terakhir menjadi tantangan terbesar bagiku yang semakin kesulitan untuk bernafas karena rasa sesak memenuhi perutku yang sudah terlalu besar. Layaknya ibu hamil pada umumnya, semua ukuran baju dan sepatuku mendadak berubah. Dan untuk alasan tertentu, dokter menyarankan agar aku terus melakukan olahraga ringan di pagi dan sore hari demi mempertahankan posisi bayi kami yang sudah berada pada tempatnya."Baby? Are you ready?" Tanya Roger yang sudah siap dengan pakaian olahraganya.Sepulang dinas dan sebelum berangkat kerja, sudah menjadi tugas tambahan untuk Roger menemaniku jalan-jalan di sekitar taman. Dengan senang hati Roger menemaniku karena selain meniduri wanita, olahraga merupakan salah satu kegiatan favoritnya."Let's go." Ajakku bersemangat.Roger tersenyum sebelum berjalan beriringan bersamaku menuju ke lift apartemen. Namun untuk kali ini sepertinya sesuatu yang tidak beres sedang melandaku ketika lift yang kami tumpangi sedang bergerak turun ke lantai dasar."Mh

  • Honey Baby   (Ekstra Part 4) Godaan

    Kondisi perutku mulai terlihat lebih menonjol di usia kandunganku yang sudah memasuki tri semester kedua. Setelah puas bergulat dengan rasa mual dan ngidam yang aneh-aneh, kini aku harus memasuki fase dimana gairah seksualku mendadak berubah.Beberapa kali aku harus memancing nafsu para serigala yang sedang tampak tenang itu, namun mereka tolak mentah-mentah mengingat dokter melarangku untuk berhubungan intim di awal kehamilan demi menjaga keselamatan kandunganku yang masih sangat rentan.Tapi untuk malam ini, rasanya aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Karena terus dianggurkan selama beberapa bulan belakangan ini, sekarang aku ingin menjamah tubuh mereka seperti yang biasanya kulakukan setiap malam sebelum aku menyadari kalau aku sedang hamil."Papa Dan~" R

  • Honey Baby   (Ekstra Part 3) Positif

    Hampir tiga bulan lamanya aku menjalani kehidupan baruku sebagai wanita yang sedang berbadan dua. Meski pada awalnya berat menerima kehadiran makhluk hidup baru yang tumbuh dan berkembang di dalam perutku. Suami dan kedua sugar daddyku terus memberikanku support yang tidak pernah berhenti. Bahkan mereka tidak ingin mempertanyakan anak siapa yang sedang kukandung, karena bagi mereka ini adalah anak dari buah cinta mereka.Jadi kunikmati seluruh kasih sayang yang mereka limpahkan padaku tanpa henti sampai makhluk kecil ini hadir diantara kami berempat dan merebut semua perhatian kami. Seperti saat jadwal check up rutin datang, aku bahkan sampai harus mengacuhkan pandangan orang-orang Rumah Sakit yang kebingungan melihatku dikawal oleh suami serta dua sugar daddyku yang sampai harus izin tidak masuk kerja hanya untuk melihat tumbuh kembang anak mereka dalam perutku. Kini tantangan terbesar yang harus kulewati adalah fase mual dan ngidam yang berlebihan. Ah- Membayangkan kombo mematikan

  • Honey Baby   (Ekstra Part 2) Mual

    Beberapa bulan setelah kunjungan Mama dan Papaku, kujalani hari-hari sibukku sebagai istri rumah tangga yang baik untuk suami dan kedua sugar daddyku. Mengurusi segala kebutuhan mereka lahir maupun batin. Dan sesuai keinginanku yang disepakati bersama, kegiatan panas kami akhirnya berjalan teratur sesuai jadwal. Malam tertentu aku hanya milik mereka seorang dan malam khusus dimana aku akan menjadi milik mereka bertiga. Khusus untuk Daniel, malam kami hanya diisi dengan kegitan manis di ranjang bersama. Tanpa sedikitpun aktivitas panas yang akan memicuku untuk menggodanya, Daniel akan terus mencurahkan perasaannya melalui perlakuan manisnya yang membuatku semakin mencintainya sebagai pasangan hidupku yang sah. Namun untuk pertama kalinya semenjak kami memutuskan untuk tidur di ranjang yang sama, perutku merasakan sesuatu yang membuat tubuhku tidak karuan. Rasanya aku ingin memuntahkan makan malam yang barusan kami santap berempat sebelum berpisah untuk tidur di kamar masing-masing kar

  • Honey Baby   (Ekstra Part 1) Kunjungan

    "Halo? Ya Ma?" Sapaku ketika mengangkat telepon dari Mama yang jarang sekali menghubungiku di pagi hari seperti ini."Dek, Mama dan Papa sudah boarding pesawat ya. Jemput kami nanti di bandara ya." Pinta Mama yang berhasil membuat jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat kemudian."Hah?! Mama mau ke sini? Kok nggak bilang dari kemarin?" Keluhku yang membuat Roger kebingungan karena aku segera terbangun dari pahanya."Ya namanya juga kejutan. Ini saja Mama ngabarin kamu dulu, takutnya kamu lagi nggak di rumah. Gimana kalau Mama dan Papa langsung gedor pintu rumahmu, hayo." Mama membela dirinya."Iya iya iya.. Ya sudah, Mama Papa safe flight ya. Aku bersih-bersih rumah dulu." Ucapku yang segera beranjak dari tempatku bersantai dengan Roger."Baby? Kenapa? Apa orang tuamu mau ke sini?" Tanya Roger melihatku berlari panik."IYA!" Teriakku menuju ke kamar utama tempat dimana barang pribadiku berada.Segera kuraih tas hitamku yang setahun lalu pernah kugunakan untuk kabur bersama den

  • Honey Baby   Honey Baby - 150 (TAMAT!)

    Beberapa haripun berlalu, berkat segala bantuan Rayes dan Roger akhirnya secara hukum aku sudah sah menjadi Nyonya Henery. Tidak ada acara mewah setelah kami menandatangani akta pernikahan kami. Yang ada kedua Daddyku hanya mempersiapkan acara makan siang sederhana di yacht pribadinya. Mereka berpesan agar aku tetap menjaga stamina sebelum pulang kembali ke kotaku untuk melaksanakan resepsi yang sebenarnya. Tidak masalah untukku. Aku juga merasa tidak terlalu merasa nyaman dengan keramaian Ibu Kota. Lebih menyenangkan berkumpul bersama mereka bertiga. Menikmati indahnya sinar matahari dengan hembusan angin laut yang menyegarkan. "Baby, jangan berjemur disana. Kulitmu bisa terbakar. Ingat kamu masih punya resepsi minggu ini." Pesan Roger yang sedang duduk dengan Rayes serta Daniel dengan segelas champagne di tangan mereka masing-masing. "Sayang sekali rasanya kalau tidak berjemur di laut." Keluhku. "Seharusnya kamu pakai bikinimu. Kalau tidak, kulitmu akan belang." Rayes menambahka

  • Honey Baby   Honey Baby - 149

    "Honey?" "Honey??" "Sayang???" Sayup-sayup suara Daniel yang sedang memanggilku berulang kali berhasil menyadarkan dari tidur pulasku semalam. Sampai-sampai aku tidak menyadari sentuhan tangan hangat Daniel yang terus membelai rambutku seolah sedang berusaha menyadarkanku. "Sayang, bangun." Daniel mengusap keningku berkali-kali. "Mhh~" Lenguhku manja karena rasanya aku masih mau melanjutkan tidurku. "Bangun sayang. Aku dan Tuan Rayes akan segera berangkat kerja. Roger belum pulang karena terjebak delay. Apa kamu tidak masalah ditinggal sendirian?" Tanya Daniel mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Aku mengernyitkan dahi sambil berusaha membuka mataku. "Iya." "Minumlah dulu. Aku sudah menyiapkan sarapan di atas meja untuk kalian berdua nanti. Sekarang bangunlah dulu. Aku sedikit trauma meninggalkanmu dalam kondisi tidur seperti ini." Pinta Daniel. Tanpa bantahan meski dengan kondisi mata yang masih terasa sangat berat, Daniel melihatku terbangun dari tempat tidur dan berjalan l

  • Honey Baby   Honey Baby - 148

    Mataku yang terbuka secara tiba-tiba membuat tubuhku tersentak pelan seakan aku baru saja mengalami kejadian yang sangat menegangkan. Kesadaranku yang perlahan pulih sejalan dengan nafasku yang berburu seperti mencoba menenangkan detak jantungku yang tidak beraturan untuk kembali pada ritmenya. "Baby?" Kaget Rayes yang ikut terbangun masih dengan lengan kokohnya yang kujadikan sebagai bantal tidur. Aku menatap Rayes yang tertidur di sebelah kiriku dan Daniel tertidur disebelah kananku dengan tangannya yang berada di atas perutku. Masih dengan detak jantung yang belum tertata, aku tersenyum menanggapi pertanyaan Rayes. "Daddy Roger sudah berangkat ya?" Tanyaku kemudian. Rayes mengangguk. "Sekarang masih jam setengah dua belas malam. Do you need something, Baby?" Tanya Rayes dengan suaranya yang serak-serak basah. Aku mengangguk. "I need to clean that part. Sepertinya aku tidur terlalu lama. Rasanya badanku segar sekali." "Baiklah, sayang. Bersihkan tubuhmu dulu. Kamu terlalu

  • Honey Baby   Honey Baby - 147

    Dengan sorot matanya yang semakin dibutakan oleh kabut gairahnya sendiri, Daniel terus memijat batang kejantanannya yang sudah menegang di ujung sana. Tidak sedikitpun ia berniat mendekatiku yang sedang sibuk bersetubuh dengan Rayes sembari memeluk Roger yang tak henti-hentinya memberikanku rangsangan kecilnya dengan memijat kedua gunung kembarku. Desahan dan lenguhan terus kulanturkan karena kenikmatan tanpa ujung yang diberikan oleh kedua sugar daddyku. "Damn, you're hot as hell." Desis Rayes yang kembali menghentakku agar kembali fokus pada genjotannya. "Daddy~" Rengekku pada Roger yang kini meraih bibirku untuk menciumku dengan rakus. "Ah- Kau sangat spesial sayang." Rayes kembali mendesis dan memukul-mukul buritan sintalku secara bergantian. "Nggh, capek." Keluhku saat kulepas bibirku dari pagutan bibir Roger. Tak ambil pusing, tanpa melepas miliknya dari kewanitaanku. Rayes lalu menarik tubuhku dari pelukan Roger dan segera menjatuhkanku di atas pangkuannya yang sedang terdu

DMCA.com Protection Status