“Angela?”
Seingat Jason Luthor hanya ada satu Angela yang Mateo kenal. Jika Angela yang dimaksud adalah wanita yang sama, maka informasi itu cukup memperkuat dugaan Jason Luthor. Jason Luthor berdecak kesal. Bukan hanya kesal karena Andrew Lewis selangkah di depannya, tapi karena kelalaian pria tua itu terdahulu. Seandainya saja Jason Luthor melanjutkan pencarian Angela, mungkin Anna tidak akan mengalami kejadian seperti ini.
“Kakekku bilang, Angela adalah teman masa kecilnya.” Andrew Lewis kembali mendominasi obrolan. “Tidak ada waktu untuk mengelak, Tuan Luthor karena semua yang ada di sini tahu kau juga mengenal wanita itu. Jadi, bekerjasamalah.”
Pernyataan mendesak Andrew Lewis membuat Jason Luthor seperti kehilangan wibawanya. Pria tua itu bergeming tanpa bisa mengelak.
“Ya. Aku mengenal wanita itu. Aku, Mateo dan Angela adalah teman sewaktu muda. Kami memang tumbuh besar bersama.”
“Bukan c
Saat membuka mata, Anna sudah berada di tempat lain. Ruangan itu cukup bersih untuk disebut sebagai ruang penyekapan. Anna mengerjapkan mata berulang kali, memulihkan kesadarannya yang sempat hilang. Anna bahkan baru menyadari jika tangannya sedang terikat ke belakang dan rasanya sungguh sangat menyakitkan.Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Ketika pintu yang tertutup di depan Anna terbuka, pria berperawakan tinggi pun masuk serta menyapanya.“Apa kabar, Anna?”Tanpa memanggil Anna dengan sebutan nona, Edward berdiri menjulang dihadapannya. Pria yang telah menjadi buronan hampir seluruh keluarga Luthor itu terlihat baik-baik saja bahkan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Anna menelan salivanya. Ketakutan pun mulai menjalari sekujur tubuhnya. Anna mendadak teringat insiden-insiden dengan taruhan nyawa yang sudah dialaminya akibat ulah pria paruh baya itu.“Lepaskan aku, Edward!” hardik Anna.Tawa keras Ed
Anna merasakan rasa sakit luar biasa di sekujur tubuhnya. Kepala Anna terasa pening, teringat begitu keras tamparan Edward waktu lalu. Anna kembali mengerjap. Ruangan tempat dia disekap sudah berubah gelap namun beruntung masih tersisa pantulan lampu dari luaran.Anna susah payah menegakkan tubuh. Tenggorokkannya terasa kering karena kehausan.“Aku haus!” seru Anna dari dalam. Tidak ada sahutan sehingga Anna kembali berseru dengan kaki yang sengaja dia hentakkan di pintu. “Aku haus ….!”Masih. Tidak ada seorang pun yang mendengar seruan Anna. Anna menggeser tubuhnya. Tangan yang terikat dia kaitkan ke daun pintu, membantunya setengah berdiri mengintip sisi ruangan di balik pintu melalui lubang kunci.Edward sedang menikmati segelas minuman keras dalam keheningan. Pria paruh baya itu tidak melakukan apa pun selain termenung menatap ke satu titik yang bahkan Anna sendiri tidak peduli. Anna menelan ludahnya. Saat ini tenggoroka
“Kita batalkan saja perjodohan ini,” kata Jason Luthor tanpa berbàsa bàsi pada wanita bergaun pucat sepucat warna kulitnya. Elsa adalah teman kecil Jason Luthor sekaligus wanita yang akan dijodohkan oleh sang ayah.“Kenapa?” tanya Elsa tampak enggan menuruti permintaan Jason Luthor.“Kenapa?” Jason Luthor mendengus. “Karena aku tidak pernah mencintaimu, Elsa.”“Kau hanya belum mencintaiku, Jason. Kau hanya perlu mencoba.”“Jangan mulai bertingkah, Elsa. Apa pun alasannya, aku tidak akan pernah menikahimu. Aku mencintai wanita lain dan dia sedang mengandung anakku.”“Mengandung? Wanita sampah itu?” Elsa mencebik kasar. “Dia tidak pantas menyandang nama Luthor di belakang namanya.”“Apa kau pikir kau juga pantas?” Jason Luthor bangkit dari kursinya. Dengan tampang angkuh pria itu menatap Elsa, “Jangan bermimpi!”
“Apa kau ingin kuikat di ranjang agar tidak bisa pergi ke mana-mana?” Suara penuh ancaman Andrew Lewis membuat Anna sedikit jengkel. Karena Anna merasa tubuhnya baik-baik saja, tapi kekasihnya itu terlalu membesar-besarkan masalah yang ada. “Aku baik-baik saja. Aku ingin menemui kakekku,” sahut Anna tidak peduli meskipun pria itu telah menatap tajam ke arahnya. “Aku harus tahu kondisi kakekku, Andrew.” “Andreas sudah menanganinya. Aku yakin dia pasti baik-baik saja.” Andrew Lewis menaruh bokong seksinya di pinggiran ranjang, meraih tangan Anna agar wanita yang hampir membuatnya gelap mata itu kembali tenang. “Seorang Luthor tidak akan mati semudah itu, Sweetheart. Lagi pula … kau seharusnya lebih peduli pada dirimu sendiri bukan orang lain. Kalau kau punya waktu untuk itu, aku adalah orang yang tepat untuk kau khawatirkan.” Anna teringat kembali ketika penusukan itu terjadi. Darah yang membanjiri tubuhnya waktu itu rasanya sulit untuk bisa dilupakan.
Edward jatuh terkapar. Meringis penuh kesakitan karena bahunya terkena tembakan dari seorang pria muda bernama Andrew Lewis.“I’ll save you, Jason.” Andrew Lewis berhasil membuat Jason sedikit mengerjap.“Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana dengan Anna?”“Tenanglah. Dia berada dalam pengawasan orangku,” jawab Andrew Lewis.Namun, begitu Andrew Lewis hendak membantu Jason Luthor beranjak dari tempatnya, ternyata Edward sudah tidak berada di sana. Pria berengsek itu lagi-lagi menghilang tanpa jejak. Alex mengangguk, meminta tuan mudanya untuk segera pergi mengejar Edward karena tidak ada lagi tempat yang akan dituju Edward selain Anna. Andrew Lewis mengumpat karena kembali kesal setelah kembali dipermainkan oleh pria berengsek itu.Saat Andrew Lewis tiba, kedua bodyguard yang berjaga telah tergeletak tak bernyawa dengan pintu terbuka. Andrew Lewis kalah cepat karena Anna sudah tidak berada di dalam kamar.
Rahang Andrew Lewis mengeras dengan kedua tangan mengepal menatap ke arah wanita yang tengah berbaring di dalam sana. Anna telah lama tidak sadarkan diri sejak penembakan hari itu. Berulang kali Andrew Lewis mengumpat kesal. Dia telah gagal melindungi wanita yang dicintainya. Andaikan saja dia bisa bertukar tempat dengan Andreas waktu itu, Anna tidak akan mungkin mengalami kejadian seperti ini.Edward. Pria berengsek itu telah mati telah mati mengenaskan namun bukan ditangannya, tapi ditangan Pamela. Andrew Lewis cukup takjub atas kepiawaian Pamela dengan sejata api. Wanita Luthor memang tidak bisa dia anggap remeh. Pamela telah membuktikan bahwa saat pelatuk telah ditarik, sudah bukan waktunya lagi untuk merasa bimbang. Membunuh atau dibunuh, prinsip itu yang seharusnya Andrew Lewis tanamkan dalam-dalam.Andrew Lewis menoleh ketika punggungnya ditepuk pelan oleh seseorang. Pamela datang, tidak sendiri, tapi bersama dengan wanita bernama Samantha.“Aku men
“Kupikir aku akan mati.” Anna meringis menahan rasa ngilu luka di punggungnya. Untung saja tembakan itu tidak melukai organ vital. Meskipun dia harus mengalami koma yang cukup lama, setidaknya Anna selamat dari insiden penembakan itu. “Kenapa kau sering sekali membuatku takut?” Andrew Lewis seketika membenamkan kepalanya di sela-sela leher Anna, menghirup aroma kekasihnya yang sangat dia rindukan. “Seorang Andrew Lewis merasa takut?” Anna sedikit terkekeh. “Seluruh warga NSW akan tertawa kalau kau berubah menjadi seorang pecundang.” “Kau tidak perlu khawatir karena Alex akan mencari siapa penyebar rumor tidak masuk akal itu dan memberantasnya.” Andrew Lewis mendongak. “Terlepas dari semua itu, aku senang kau kembali, Anna. I miss you.” Andrew Lewis menarik tengkuk Anna dan melumat pelan bibir pucatnya. Pria itu rasanya sudah tidak sabar ingin melakukan banyak hal bersama Anna jika kondisi kekasihnya sudah pulih kembali. “Hei, aku baik-baik saja. Aku masih hidup, Andrew.” Anna men
“Kau terlihat tampan sekali hari ini,” puji Anna.Satu minggu berlalu dan hari ini adalah pemeriksaan kedua luka di punggungnya. Meskipun luka Anna belum sepenuhnya pulih, tapi Anna sudah tidak sabar ingin keluar dan menghirup udara bebas.“Katakan padaku.” Anna menarik Andrew Lewis mendekat lalu melingkarkan lengan di leher kekasihnya. “Apa yang membuatmu terlihat berbeda hari ini? Apa kau sedang senang?”Andrew Lewis terkekeh dengan tangan yang sudah mendarat di pinggang Anna.“Apa aku terlihat begitu tampan hingga kau penasaran?”“Ck … jawab saja atau aku akan benar-benar marah padamu.”“Kau tidak akan bisa, Anna. Karena aku selalu memiliki seribu alasan untuk membuat amarahmu mereda.”Andrew Lewis benar. Pria itu selalu dengan gampangnya membuat hati Anna luluh dengan sendirinya. Anna tidak tahu dengan pasti sihir macam apa yang dimiliki seorang Andrew