Malam itu Anna tidak hanya bertemu dengan Andrew Lewis. Jason Luthor ternyata sudah lebih dulu tiba bahkan pria tua itu sekarang menyesap kopi buatan Pamela dengan santai seolah sedang berada di kedai kopi. Anna kembali tidak mengerti jalan pikiran dua pria itu.
“Kenapa lagi kalian kemari?!” tanya Anna geram. Kedua tangan Anna mengepal. Pertemuan ini seperti direncanakan. Buktinya saja Pamela tidak terlihat terkejut atas kehadiran mereka. Tidak tahu apa yang dipikirkan ibunya, Anna tidak ingin memberi ruang bagi siapa pun yang ingin kembali mengusik hidupnya.
Kemarahan Anna sedikit pun tidak membuahkan hasil. Dua pria penuh martabat itu justru membalasnya dengan tersenyum. Senyuman yang tidak bisa Anna bedakan mana yang tulus dan tidak.
“Aku ingin penjelasan, bukan senyum omong kosong!”
Jason Luthor meletakkan kopinya, lalu memutar kursi roda ke arah Anna. “Orang suruhanku menemukan fakta mengejutkan mengenai Richie. Selama i
Sebenarnya, Andrew Lewis sudah menduga Anna akan menolak permintaan maafnya. Jadi, pria itu tidak sepenuhnya terkejut. Dulu Andrew Lewis berencana jujur dan siap menerima konsekuensi jika Anna membencinya. Tapi, kenyataan tidak semudah yang dia bayangkan.Dibenci Anna sungguh membuat Andrew Lewis kesulitan menjalani hidupnya. Seharusnya, semua itu justru mempermudah untuk menjauhkannya dari Anna, bukan? Andrew Lewis merutuki dirinya. Sungguh menggelikan! Andrew Lewis benar-benar telah menjilat ludahnya sendiri sekarang.“Apa yang akan Anda lakukan setelah ini, Tuan Lewis?” Pertanyaan Alex membuat Andrew Lewis tersadar. Alex melirik sekilas dari kaca spion. Mobil belum berjalan dan mereka belum benar-benar meninggalkan gedung tempat tinggal Anna. Alex terlihat memberikan waktu tuannya itu untuk berpikir sejenak.Memahami seorang Andrew Lewis bukan perkara sulit untuk Alex. Alex sangat hapal di luar kepala. Namun, hari ini untuk pertama kalinya Alex ti
Sebenarnya, Anna tidak sepenuhnya ingat bagaimana cara mereka berhasil keluar dari sana. Semua berubah gelap, bahkan Anna pikir dia akan mati saat itu. Saat Anna membuka mata pun, ingatan tentang peristiwa itu sejenak menghilang. Anna berubah linglung berada dalam pelukan Pamela. Baru beberapa jam setelah itu, Anna baru mengingat semuanya. Andrew Lewis. Pria itu telah berkorban banyak untuknya.“Bagaimana keadaannya?” tanya Anna.Sudah dua hari Andrew masih terbaring di atas ranjang dengan peralatan medis lengkap menempel ditubuhnya. Kondisinya yang terparah.“Jika ada yang bisa kulakukan, katakan saja, Andreas. Aku akan melakukannya.” Anna tahu ucapannya terdengar tidak masuk akal, tapi Anna yakin ada hal yang bisa dilakukan olehnya.“Apa yang kau bisa lakukan sekarang, Anna? Tidak ada,” celetuk Andreas tajam. Pria itu kemudian memutar tubuhnya menghadap Anna. “Biarkan dia beristirahat. Tidak ada yang bisa kita l
“Saya berhasil menemukan Edward,” kata Max.Terakhir kali Edward terlihat berkeliaran di kediaman Luthor adalah satu bulan yang lalu. Artinya, bertepatan saat pria itu datang ke apartemennya. Menurut tukang kebun yang melihat, Edward pergi dengan terburu-buru. Bahkan dia sempat menabrak pot bunga saat melajukan mobilnya.“Di mana dia sekarang?” Jason Luthor langsung mengambil alih pembicaraan.“Dia menginap di sebuah penginapan kecil dan masih di sekitar NSW.” Max mengeluarkan foto hasil jepretannya, lalu membuka peta wilayah NSW.“Lokasi penginapan Edward berada di titik merah, lalu apartemen Nona Anna ada di titik ini. Kedai kopi tempat Nona Anna bekerja ada di daerah ini dan terakhir ….” Max melingkari titik terakhir dengan spidol merah. “Ini adalah tempat yang pernah Nona Anna datangi.”Penjelasan Max membuat takjub. Orang suruhan Jason Luthor memang tidak pernah salah. Selalu b
“Angela?”Seingat Jason Luthor hanya ada satu Angela yang Mateo kenal. Jika Angela yang dimaksud adalah wanita yang sama, maka informasi itu cukup memperkuat dugaan Jason Luthor. Jason Luthor berdecak kesal. Bukan hanya kesal karena Andrew Lewis selangkah di depannya, tapi karena kelalaian pria tua itu terdahulu. Seandainya saja Jason Luthor melanjutkan pencarian Angela, mungkin Anna tidak akan mengalami kejadian seperti ini.“Kakekku bilang, Angela adalah teman masa kecilnya.” Andrew Lewis kembali mendominasi obrolan. “Tidak ada waktu untuk mengelak, Tuan Luthor karena semua yang ada di sini tahu kau juga mengenal wanita itu. Jadi, bekerjasamalah.”Pernyataan mendesak Andrew Lewis membuat Jason Luthor seperti kehilangan wibawanya. Pria tua itu bergeming tanpa bisa mengelak.“Ya. Aku mengenal wanita itu. Aku, Mateo dan Angela adalah teman sewaktu muda. Kami memang tumbuh besar bersama.”“Bukan c
Saat membuka mata, Anna sudah berada di tempat lain. Ruangan itu cukup bersih untuk disebut sebagai ruang penyekapan. Anna mengerjapkan mata berulang kali, memulihkan kesadarannya yang sempat hilang. Anna bahkan baru menyadari jika tangannya sedang terikat ke belakang dan rasanya sungguh sangat menyakitkan.Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Ketika pintu yang tertutup di depan Anna terbuka, pria berperawakan tinggi pun masuk serta menyapanya.“Apa kabar, Anna?”Tanpa memanggil Anna dengan sebutan nona, Edward berdiri menjulang dihadapannya. Pria yang telah menjadi buronan hampir seluruh keluarga Luthor itu terlihat baik-baik saja bahkan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Anna menelan salivanya. Ketakutan pun mulai menjalari sekujur tubuhnya. Anna mendadak teringat insiden-insiden dengan taruhan nyawa yang sudah dialaminya akibat ulah pria paruh baya itu.“Lepaskan aku, Edward!” hardik Anna.Tawa keras Ed
Anna merasakan rasa sakit luar biasa di sekujur tubuhnya. Kepala Anna terasa pening, teringat begitu keras tamparan Edward waktu lalu. Anna kembali mengerjap. Ruangan tempat dia disekap sudah berubah gelap namun beruntung masih tersisa pantulan lampu dari luaran.Anna susah payah menegakkan tubuh. Tenggorokkannya terasa kering karena kehausan.“Aku haus!” seru Anna dari dalam. Tidak ada sahutan sehingga Anna kembali berseru dengan kaki yang sengaja dia hentakkan di pintu. “Aku haus ….!”Masih. Tidak ada seorang pun yang mendengar seruan Anna. Anna menggeser tubuhnya. Tangan yang terikat dia kaitkan ke daun pintu, membantunya setengah berdiri mengintip sisi ruangan di balik pintu melalui lubang kunci.Edward sedang menikmati segelas minuman keras dalam keheningan. Pria paruh baya itu tidak melakukan apa pun selain termenung menatap ke satu titik yang bahkan Anna sendiri tidak peduli. Anna menelan ludahnya. Saat ini tenggoroka
“Kita batalkan saja perjodohan ini,” kata Jason Luthor tanpa berbàsa bàsi pada wanita bergaun pucat sepucat warna kulitnya. Elsa adalah teman kecil Jason Luthor sekaligus wanita yang akan dijodohkan oleh sang ayah.“Kenapa?” tanya Elsa tampak enggan menuruti permintaan Jason Luthor.“Kenapa?” Jason Luthor mendengus. “Karena aku tidak pernah mencintaimu, Elsa.”“Kau hanya belum mencintaiku, Jason. Kau hanya perlu mencoba.”“Jangan mulai bertingkah, Elsa. Apa pun alasannya, aku tidak akan pernah menikahimu. Aku mencintai wanita lain dan dia sedang mengandung anakku.”“Mengandung? Wanita sampah itu?” Elsa mencebik kasar. “Dia tidak pantas menyandang nama Luthor di belakang namanya.”“Apa kau pikir kau juga pantas?” Jason Luthor bangkit dari kursinya. Dengan tampang angkuh pria itu menatap Elsa, “Jangan bermimpi!”
“Apa kau ingin kuikat di ranjang agar tidak bisa pergi ke mana-mana?” Suara penuh ancaman Andrew Lewis membuat Anna sedikit jengkel. Karena Anna merasa tubuhnya baik-baik saja, tapi kekasihnya itu terlalu membesar-besarkan masalah yang ada. “Aku baik-baik saja. Aku ingin menemui kakekku,” sahut Anna tidak peduli meskipun pria itu telah menatap tajam ke arahnya. “Aku harus tahu kondisi kakekku, Andrew.” “Andreas sudah menanganinya. Aku yakin dia pasti baik-baik saja.” Andrew Lewis menaruh bokong seksinya di pinggiran ranjang, meraih tangan Anna agar wanita yang hampir membuatnya gelap mata itu kembali tenang. “Seorang Luthor tidak akan mati semudah itu, Sweetheart. Lagi pula … kau seharusnya lebih peduli pada dirimu sendiri bukan orang lain. Kalau kau punya waktu untuk itu, aku adalah orang yang tepat untuk kau khawatirkan.” Anna teringat kembali ketika penusukan itu terjadi. Darah yang membanjiri tubuhnya waktu itu rasanya sulit untuk bisa dilupakan.
“Ba-Bagaimana dengan tamu undangan di luar? Apa yang akan kita katakan pada mereka?” Anna masih berusaha melepaskan diri dari kungkungan lengan Andrew Lewis. “A-Andrew … kau sudah gila!” Andrew Lewis tidak melakukan penghukuman pada Anna di ruangan yang mereka masuki beberapa waktu lalu. Pria itu sengaja membawanya ke sebuah hotel yang tidak jauh dari tempat mereka mengucapkan janji. Anna menggeliat berulang kali karena rasa geli yang menjalari seluruh tubuhnya yang telah polos sempurna. Andrew Lewis benar-benar menghukumnya. Dorongan keras dan kuat di bawah sana seakan menjadikan bukti bahwa Andrew Lewis adalah pemilik sah yang berhak atas tubuh Anna Wijaya sebagai istrinya. Erangan Andrew Lewis mengudara bersamaan dengan jatuhnya keringat yang membanjiri dahi dan bahkan hampir seluruh tubuh pria itu. Napas Anna terengah. Bercinta dengan Andrew Lewis memang bukan yang pertama, tapi malam ini Anna sungguh dibuatnya kewalahan. Pria itu sama sekali tidak memberikan Ann
Lima jam lagi dan Anna akan resmi menjadi istri Andrew Lewis. Bathrobe masih melekat di tubuh Anna ketika riasan di wajah hampir selesai. Anna memperhatikan diri dalam pantulan cermin. Ibunya benar. Anna terlihat berbeda hari ini. Tidak ada keraguan sama sekali. Dia benar-benar memilih Andrew Lewis dan menerima semua konsekuensi saat memutuskan meletakkan nama pria itu di belakang namanya.“Aku tiba-tiba khawatir ….” Pamela tiba-tiba bersuara setelah seorang stylist menyudahi menata rambut putrinya. Pamela kemudian mendekat, menatap Anna dalam pantulan cermin yang terlihat sangat begitu cantik. “Apakah gaun pengantinmu bisa sampai tepat waktu?”“He’s Mario Sanchez, Mom dan Mario Sanchez akan selalu datang menepati janjinya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.”“I know, but … apa kau tidak berpikir ini sebuah pertanda?”“Pertanda?” Anna seketika mengerutkan dahi. “Ka
Anna tidak pernah membayangkan jika seorang Andrew Lewis akan sungguh melamarnya. Anna pula tidak mengira Andrew Lewis akan bergerak sangat cepat mengurus keperluan pernikahan mereka tanpa sepengetahuannya. Andrew Lewis bahkan melarang Anna untuk terlibat dengan alasan ingin memberikan dirinya kejutan. Berdebat pun rasanya percuma karena pendirian seorang Lewis tidak pernah mudah untuk digoyahkan dalam hal apa pun. Siang ini Anna membuat janji akan bertemu dengan Mario Sanchez. Fitting gaun pengantin untuk yang terakhir kali sebelum Anna kenakan untuk acara pernikahan minggu depan. Gaun sederhana dengan potongan rendah di bagian belakang pasti akan sangat cocok di tubuh semampai Anna. Bahkan Mario Sanchez pun berulang kali berdecak kagum atas karya yang berhasil dia ciptakan. “Tuan Lewis akan sangat menyukainya, Nona,” cetus Mario Sanchez ketika Anna melihat bentuk tubuhnya di depan cermin. Gaun berwarna putih itu memang menempel dengan sangat sempurna ditubuhnya. Ba
“Are you still mad?” Andrew Lewis mogok bicara dan pria itu telah memulainya sejak mereka meninggalkan tempat Mario Sanchez. Padahal sebentar lagi pesta akan dimulai dan Anna sungguh tidak ingin Jason Luthor mengendus pertengkaran hingga membuat pria tua itu berpikir bahwa masih ada celah untuk menjodohkannya dengan pria lain. Ya, meskipun Jason Luthor telah mengizinkan Anna menjalin hubungan dengan Andrew Lewis, tapi sebenarnya diam-diam Anna tahu bahwa pria tua itu telah menjodohkan Anna dengan pria lain. Anna kembali mendekati Andrew Lewis, tapi tampaknya kekasih Anna itu masih bergeming dan membuat Anna terpaksa menyerah. “Ok, fine. Aku bersalah dan aku minta maaf. Aku berbohong. Aku tidak menemui Samantha, melainkan pergi mengunjungi Chris Rowell di apartemennya. Tidak terjadi apa-apa di sana. Aku dan Chris Rowell hanya terlibat pembicaraan ringan, tidak lebih. Jadi, berhenti bersikap kekanak-kanakan seperti ini, Andrew. Kau membuatku terlihat bodoh,” ka
Hal yang sangat diinginkan oleh Andrew Lewis setelah kembali normal adalah berseluncur di atas salju. Andrew Lewis benar-benar menantikan datangnya hari ini sementara Anna sangat tidak menyukai berada di luar ruangan saat musim dingin. Anna bukan tidak menyukai salju, hanya saja musim dingin membuatnya menjadi cepat lelah karena harus mengenakan pakaian berlapis-lapis. “Are you ok?” tanya Andrew Lewis saat melihat sang kekasih duduk di depan api perapian. Sebenarnya, Andrew Lewis juga tahu jika Anna sangat tidak suka berlama-lama berada di luar, tapi wanitanya itu justru memaksakan diri. “Ya. Apa kau sudah siap untuk memulai peluncuran perdana hari ini?” tanya Anna setelah melihat kekasihnya telah berpakaian lengkap dan terlihat sangat bersemangat sekali. “Tentu saja. But I’m sorry. Aku tahu kau sangat tidak suka cuaca dingin seperti ini, tapi aku justru—” “It’s ok, Sayang.” Anna seketika menyela sembari membetulkan posisi topi rajutan yang dipakai An
Semua berakhir dalam damai, setidaknya itu yang ingin Anna inginkan. Anna dan Pamela akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama dengan Jason Luthor. Anna tidak ingin bersikap egois lagi. Dia ingin melihat ibunya juga ikut menebus waktu di sisa umur sang kakek yang sudah tidak muda lagi. Mereka bertiga terlalu lama hidup dalam kesendirian dan sekarang saatnya saling membuka diri. Lagi pula, bukankah kesalahpahaman keduanya sudah selesai? Anna bergeser sedikit saat petugas jasa pindahan mengangkat satu per satu barang keluar dari apartemen. Karena mulai hari ini dia dan Pamela akan meninggalkan tempat ini. Ketika semua barang telah selesai dikeluarkan, bahu Anna ditepuk pelan oleh seseorang. Samantha menatapnya dengan cemberut sembari melipat kedua lengan di dadà untuk menghangatkan tubuh. “Aku akan sangat merindukanmu, Anna,” sahut Samantha. Anna terkekeh. Lantaran ekspresi dan perkataannya yang sangat bertolak belakang. “Kau boleh datang ke kediaman Luthor kap
Nyawa Angela tidak bisa diselamatkan. Penyebab kematiannya adalah overdosis. Para medis di tempat penampungan selama ini terkecoh. Bahwa ternyata ingatan Angela sudah lama kembali. Wanita tua itu hanya berpura-pura hilang ingatan demi sebuah tujuan. Kemudian satu hari setelah pemakaman berlangsung, selembar surat pun datang ke rumah kediaman Jason Luthor dan mengungkap segalanya.Surat itu menggunakan amplop berwarna putih yang ditulis dengan tulisan tangan Angela. Jason Luthor memberikan surat itu pada Anna. Pria tua itu tampaknya sudah cukup lelah menyembunyikan semua masa lalunya bersama dengan Angela dan memberikan semua keputusan pada sang cucu, Anna.Anna merobek ujung amplop sembari menatap Jason Luthor sebelum memulai membaca surat itu.“Apa kau yakin?” tanya Anna.Jason Luthor mengangguk. Anna pun menarik napas dalam-dalam.“Jika surat ini telah sampai ditanganmu, artinya aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Meskipun be
“Kau terlihat tampan sekali hari ini,” puji Anna.Satu minggu berlalu dan hari ini adalah pemeriksaan kedua luka di punggungnya. Meskipun luka Anna belum sepenuhnya pulih, tapi Anna sudah tidak sabar ingin keluar dan menghirup udara bebas.“Katakan padaku.” Anna menarik Andrew Lewis mendekat lalu melingkarkan lengan di leher kekasihnya. “Apa yang membuatmu terlihat berbeda hari ini? Apa kau sedang senang?”Andrew Lewis terkekeh dengan tangan yang sudah mendarat di pinggang Anna.“Apa aku terlihat begitu tampan hingga kau penasaran?”“Ck … jawab saja atau aku akan benar-benar marah padamu.”“Kau tidak akan bisa, Anna. Karena aku selalu memiliki seribu alasan untuk membuat amarahmu mereda.”Andrew Lewis benar. Pria itu selalu dengan gampangnya membuat hati Anna luluh dengan sendirinya. Anna tidak tahu dengan pasti sihir macam apa yang dimiliki seorang Andrew
“Kupikir aku akan mati.” Anna meringis menahan rasa ngilu luka di punggungnya. Untung saja tembakan itu tidak melukai organ vital. Meskipun dia harus mengalami koma yang cukup lama, setidaknya Anna selamat dari insiden penembakan itu. “Kenapa kau sering sekali membuatku takut?” Andrew Lewis seketika membenamkan kepalanya di sela-sela leher Anna, menghirup aroma kekasihnya yang sangat dia rindukan. “Seorang Andrew Lewis merasa takut?” Anna sedikit terkekeh. “Seluruh warga NSW akan tertawa kalau kau berubah menjadi seorang pecundang.” “Kau tidak perlu khawatir karena Alex akan mencari siapa penyebar rumor tidak masuk akal itu dan memberantasnya.” Andrew Lewis mendongak. “Terlepas dari semua itu, aku senang kau kembali, Anna. I miss you.” Andrew Lewis menarik tengkuk Anna dan melumat pelan bibir pucatnya. Pria itu rasanya sudah tidak sabar ingin melakukan banyak hal bersama Anna jika kondisi kekasihnya sudah pulih kembali. “Hei, aku baik-baik saja. Aku masih hidup, Andrew.” Anna men