Anna melepaskan apron yang masih melekat saat Samantha memanggilnya. Ada seorang pria yang ingin bertemu dan pria itu kini sedang menunggunya di luar kedai. “Apa kabar, Nona Anna?” sapa pria itu. Ketika Anna mengetahui siapa pria yang menyapanya, Anna segera menghampiri pria itu dan mengajaknya masuk ke dalam kedai. Namun, sayangnya pria itu menolak. “Saya kemari hanya ingin menyapa Anda, Nona. Maafkan saya kalau baru hari ini saya muncul di depan Anda.” Anna mendesah pelan. “Kalau kedatanganmu karena permintaan pria tua itu, pulanglah! Aku tidak lagi membutuhkan bantuannya.” “Tolong jangan berkata seperti itu, Nona Anna. Tuan Luthor hanya ingin keselamatan Anda terjamin. Beliau tidak ingin seseorang kembali menyakiti Anda.” “Keselamatanku adalah tanggung jawabku sendiri, Ed. Katakan itu pada tuanmu agar dia tidak perlu repot-repot mengurusiku.” Edward tidak menyela perkataan Anna lagi. Namun, sebagai gantinya pria itu memberi Anna ponsel yang ternyata telah tersambung dengan ib
“Ikut aku. Sekarang!” Hanya sepatah kata dan Andrew Lewis berhasil membawa Anna. Anna bahkan tidak memberontak ketika pria itu menarik paksa tangannya. Andrew Lewis melajukan mobil dengan cepat dalam diam. Dengan tergesa Anna membuang muka—menoleh ke sisi lain jendela sementara isi kepalanya sibuk menerka-nerka. “Ke mana kau akan membawaku?” Pertanyaan Anna lolos begitu saja ketika mobil yang dikendarai Andrew Lewis memasuki jalanan yang penuh dengan pepohonan. Gelap tanpa adanya penerangan. Sama halnya saat dia pertama kali memasuki kediaman Jason Luthor. Merasa tidak ditanggapi, Anna kembali bertanya. “Apa kau berniat menghabisiku di sini? Kau tidak harus repot-repot membawaku kemari, Andrew. Kau bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja.” Andrew Lewis tidak banyak bicara selain tetap fokus pada laju mobil yang dikendarainya. “Turun!” perintahnya. Terdengar dingin sekali di telinga Anna. Bahkan ketika pria itu keluar dari sisi pintu sebaliknya, Andrew Lewis berjalan mendahu
“Aaarrgghh ….” Pistol dalam genggaman William terlempar bersamaan dengan suara tembakan. Darah segar pun keluar dari sana. Rintihan kesakitan William memekakkan telinga bersamaan dengan aksi protesnya. “Apa yang telah kau lakukan, Daddy? Are you insane?!” hardik William pada Jason Luthor. Bersamaan dengan itu pula pria kembar orang suruhan Jason Luthor mendekat setelah mendapatkan perintah—memberikan lembaran kertas yang kemudian dilempar tepat mengenai wajah William. Jason Luthor telah kehabisan kesabaran atas perbuatan William dan ini saat yang tepat untuk memberi pelajaran putranya itu. “Kebebasan yang kuberikan selalu ada batasnya, William. Aku tidak pernah melarang apa pun bentuk bisnis yang kau lakukan selama itu membawa keuntungan untuk Luthor Corp. Tapi, penjualan obat-obatan terlarang dan perdagangan manusia adalah pengecualian.” “Itulah bedanya kau dan aku, Daddy. Ditanganku, Luthor Corp dikenal sampai ke pasar Eropa. Kau bahkan sudah merasakan sendiri seperti apa hasiln
“Aku tidak menyangka kalau permasalahannya akan serumit ini. Kau terlalu gegabah, Andrew. Itulah akibat jika kau tenggelam dalam romansa percintaan. Berulang kali kukatakan sewajarnya saja, tapi kau bahkan tidak pernah mendengarkanku dan justru malah mengacuhkanku. Sekarang rasakan!”Andrew Lewis berubah kesal mendengar respons saudara kembarnya. Semua yang pernah dikatakan Andreas terbukti dan sekarang Andrew Lewis tengah menuainya. Namun, saat ini yang dibutuhkannya bukan ejekan atau pun cibiran. Andrew Lewis menginginkan saran dan kali ini dia berjanji akan benar-benar mendengarkan perkataan saudara kembarnya itu baik-baik.“Menyesal pun sudah tidak ada gunanya,” tambah Andreas lagi.Decakan kasar pun terdengar. Andrew Lewis berubah kesal jika kesalahan yang sudah dia sadari kembali diungkit-ungkit yang berujung justru menyudutkannya.“Apa kau tidak ingin memberikan saran apa pun untukku?”“Saran?” Andreas membalas tanya. Andreas sebenarnya tahu maksud saudara kembarnya. Namun, pri
Andrew Lewis menatap derasnya hujan yang turun melewati jendela. Kondisi tubuhnya memang selalu memburuk di tengah-tengah perubahan cuaca seperti ini. Andrew Lewis mendesah dalam lamunan. Sampai kapan keanehan ini akan mendera hidupnya?“Kau sudah bangun rupanya.”Sapaan Andreas tiba-tiba membuyarkan lamunan Andrew Lewis. Saudara kembarnya itu muncul membawa paperbag dengan logo burger brand terkenal di NSW.“Alex membawakan cheese burger ukuran jumbo untukmu. Kau boleh memakannya kalau mau,” lanjut Andreas.Andrew Lewis tertawa hambar. Dia tidak berselera makan apa pun malam ini. “Kau habiskan saja bagianku. Aku tidak lapar.”Andreas mengangguk sambil mengunyah gigitan pertama dimulutnya. Tidak lama kemudian Andreas telah kembali sibuk mengatur selang cairan yang menyambung ke tubuh Andrew Lewis.“Kakek bilang kita bisa tinggal di sini untuk sementara waktu,” kata Andreas kemudian menaruh boko
“Kapan tepatnya kau tahu tentang penyakitku?” tanya Andrew Lewis penasaran. Karena melihat Anna tidak tampak terkejut setelah mendengar tentang penyakit anehnya.“Saat kau datang menemuiku dan ambruk dalam pelukanku. Bahkan dokter yang kupanggil tidak bisa mendeteksi penyakitmu. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk berbohong.”Andrew Lewis membuang napasnya. “Penyakitku ini tergolong langka, Anna. Aku dan Andreas berkelana keliling dunia untuk mencari penawarnya. Namun, medis hanya bisa mendeteksi suhu tubuhku yang mendadak turun dari waktu ke waktu tanpa menemukan solusinya. Sampai akhirnya aku bertemu denganmu.”Anna menjadi mengerti alasan Andrew Lewis memilih cara berpakaian suku eskimo di tengah terik matahari musim panas. Andrew Lewis tidak bisa merasakan panas tubuhnya sendiri dan memang sangatlah aneh. Bahkan Anna tidak pernah mendengar jenis penyakit itu.Namun, keanehan itu justru bereaksi berbeda pada tubuh
Malam itu Anna tidak hanya bertemu dengan Andrew Lewis. Jason Luthor ternyata sudah lebih dulu tiba bahkan pria tua itu sekarang menyesap kopi buatan Pamela dengan santai seolah sedang berada di kedai kopi. Anna kembali tidak mengerti jalan pikiran dua pria itu.“Kenapa lagi kalian kemari?!” tanya Anna geram. Kedua tangan Anna mengepal. Pertemuan ini seperti direncanakan. Buktinya saja Pamela tidak terlihat terkejut atas kehadiran mereka. Tidak tahu apa yang dipikirkan ibunya, Anna tidak ingin memberi ruang bagi siapa pun yang ingin kembali mengusik hidupnya.Kemarahan Anna sedikit pun tidak membuahkan hasil. Dua pria penuh martabat itu justru membalasnya dengan tersenyum. Senyuman yang tidak bisa Anna bedakan mana yang tulus dan tidak.“Aku ingin penjelasan, bukan senyum omong kosong!”Jason Luthor meletakkan kopinya, lalu memutar kursi roda ke arah Anna. “Orang suruhanku menemukan fakta mengejutkan mengenai Richie. Selama i
Sebenarnya, Andrew Lewis sudah menduga Anna akan menolak permintaan maafnya. Jadi, pria itu tidak sepenuhnya terkejut. Dulu Andrew Lewis berencana jujur dan siap menerima konsekuensi jika Anna membencinya. Tapi, kenyataan tidak semudah yang dia bayangkan.Dibenci Anna sungguh membuat Andrew Lewis kesulitan menjalani hidupnya. Seharusnya, semua itu justru mempermudah untuk menjauhkannya dari Anna, bukan? Andrew Lewis merutuki dirinya. Sungguh menggelikan! Andrew Lewis benar-benar telah menjilat ludahnya sendiri sekarang.“Apa yang akan Anda lakukan setelah ini, Tuan Lewis?” Pertanyaan Alex membuat Andrew Lewis tersadar. Alex melirik sekilas dari kaca spion. Mobil belum berjalan dan mereka belum benar-benar meninggalkan gedung tempat tinggal Anna. Alex terlihat memberikan waktu tuannya itu untuk berpikir sejenak.Memahami seorang Andrew Lewis bukan perkara sulit untuk Alex. Alex sangat hapal di luar kepala. Namun, hari ini untuk pertama kalinya Alex ti
“Ba-Bagaimana dengan tamu undangan di luar? Apa yang akan kita katakan pada mereka?” Anna masih berusaha melepaskan diri dari kungkungan lengan Andrew Lewis. “A-Andrew … kau sudah gila!” Andrew Lewis tidak melakukan penghukuman pada Anna di ruangan yang mereka masuki beberapa waktu lalu. Pria itu sengaja membawanya ke sebuah hotel yang tidak jauh dari tempat mereka mengucapkan janji. Anna menggeliat berulang kali karena rasa geli yang menjalari seluruh tubuhnya yang telah polos sempurna. Andrew Lewis benar-benar menghukumnya. Dorongan keras dan kuat di bawah sana seakan menjadikan bukti bahwa Andrew Lewis adalah pemilik sah yang berhak atas tubuh Anna Wijaya sebagai istrinya. Erangan Andrew Lewis mengudara bersamaan dengan jatuhnya keringat yang membanjiri dahi dan bahkan hampir seluruh tubuh pria itu. Napas Anna terengah. Bercinta dengan Andrew Lewis memang bukan yang pertama, tapi malam ini Anna sungguh dibuatnya kewalahan. Pria itu sama sekali tidak memberikan Ann
Lima jam lagi dan Anna akan resmi menjadi istri Andrew Lewis. Bathrobe masih melekat di tubuh Anna ketika riasan di wajah hampir selesai. Anna memperhatikan diri dalam pantulan cermin. Ibunya benar. Anna terlihat berbeda hari ini. Tidak ada keraguan sama sekali. Dia benar-benar memilih Andrew Lewis dan menerima semua konsekuensi saat memutuskan meletakkan nama pria itu di belakang namanya.“Aku tiba-tiba khawatir ….” Pamela tiba-tiba bersuara setelah seorang stylist menyudahi menata rambut putrinya. Pamela kemudian mendekat, menatap Anna dalam pantulan cermin yang terlihat sangat begitu cantik. “Apakah gaun pengantinmu bisa sampai tepat waktu?”“He’s Mario Sanchez, Mom dan Mario Sanchez akan selalu datang menepati janjinya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.”“I know, but … apa kau tidak berpikir ini sebuah pertanda?”“Pertanda?” Anna seketika mengerutkan dahi. “Ka
Anna tidak pernah membayangkan jika seorang Andrew Lewis akan sungguh melamarnya. Anna pula tidak mengira Andrew Lewis akan bergerak sangat cepat mengurus keperluan pernikahan mereka tanpa sepengetahuannya. Andrew Lewis bahkan melarang Anna untuk terlibat dengan alasan ingin memberikan dirinya kejutan. Berdebat pun rasanya percuma karena pendirian seorang Lewis tidak pernah mudah untuk digoyahkan dalam hal apa pun. Siang ini Anna membuat janji akan bertemu dengan Mario Sanchez. Fitting gaun pengantin untuk yang terakhir kali sebelum Anna kenakan untuk acara pernikahan minggu depan. Gaun sederhana dengan potongan rendah di bagian belakang pasti akan sangat cocok di tubuh semampai Anna. Bahkan Mario Sanchez pun berulang kali berdecak kagum atas karya yang berhasil dia ciptakan. “Tuan Lewis akan sangat menyukainya, Nona,” cetus Mario Sanchez ketika Anna melihat bentuk tubuhnya di depan cermin. Gaun berwarna putih itu memang menempel dengan sangat sempurna ditubuhnya. Ba
“Are you still mad?” Andrew Lewis mogok bicara dan pria itu telah memulainya sejak mereka meninggalkan tempat Mario Sanchez. Padahal sebentar lagi pesta akan dimulai dan Anna sungguh tidak ingin Jason Luthor mengendus pertengkaran hingga membuat pria tua itu berpikir bahwa masih ada celah untuk menjodohkannya dengan pria lain. Ya, meskipun Jason Luthor telah mengizinkan Anna menjalin hubungan dengan Andrew Lewis, tapi sebenarnya diam-diam Anna tahu bahwa pria tua itu telah menjodohkan Anna dengan pria lain. Anna kembali mendekati Andrew Lewis, tapi tampaknya kekasih Anna itu masih bergeming dan membuat Anna terpaksa menyerah. “Ok, fine. Aku bersalah dan aku minta maaf. Aku berbohong. Aku tidak menemui Samantha, melainkan pergi mengunjungi Chris Rowell di apartemennya. Tidak terjadi apa-apa di sana. Aku dan Chris Rowell hanya terlibat pembicaraan ringan, tidak lebih. Jadi, berhenti bersikap kekanak-kanakan seperti ini, Andrew. Kau membuatku terlihat bodoh,” ka
Hal yang sangat diinginkan oleh Andrew Lewis setelah kembali normal adalah berseluncur di atas salju. Andrew Lewis benar-benar menantikan datangnya hari ini sementara Anna sangat tidak menyukai berada di luar ruangan saat musim dingin. Anna bukan tidak menyukai salju, hanya saja musim dingin membuatnya menjadi cepat lelah karena harus mengenakan pakaian berlapis-lapis. “Are you ok?” tanya Andrew Lewis saat melihat sang kekasih duduk di depan api perapian. Sebenarnya, Andrew Lewis juga tahu jika Anna sangat tidak suka berlama-lama berada di luar, tapi wanitanya itu justru memaksakan diri. “Ya. Apa kau sudah siap untuk memulai peluncuran perdana hari ini?” tanya Anna setelah melihat kekasihnya telah berpakaian lengkap dan terlihat sangat bersemangat sekali. “Tentu saja. But I’m sorry. Aku tahu kau sangat tidak suka cuaca dingin seperti ini, tapi aku justru—” “It’s ok, Sayang.” Anna seketika menyela sembari membetulkan posisi topi rajutan yang dipakai An
Semua berakhir dalam damai, setidaknya itu yang ingin Anna inginkan. Anna dan Pamela akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama dengan Jason Luthor. Anna tidak ingin bersikap egois lagi. Dia ingin melihat ibunya juga ikut menebus waktu di sisa umur sang kakek yang sudah tidak muda lagi. Mereka bertiga terlalu lama hidup dalam kesendirian dan sekarang saatnya saling membuka diri. Lagi pula, bukankah kesalahpahaman keduanya sudah selesai? Anna bergeser sedikit saat petugas jasa pindahan mengangkat satu per satu barang keluar dari apartemen. Karena mulai hari ini dia dan Pamela akan meninggalkan tempat ini. Ketika semua barang telah selesai dikeluarkan, bahu Anna ditepuk pelan oleh seseorang. Samantha menatapnya dengan cemberut sembari melipat kedua lengan di dadà untuk menghangatkan tubuh. “Aku akan sangat merindukanmu, Anna,” sahut Samantha. Anna terkekeh. Lantaran ekspresi dan perkataannya yang sangat bertolak belakang. “Kau boleh datang ke kediaman Luthor kap
Nyawa Angela tidak bisa diselamatkan. Penyebab kematiannya adalah overdosis. Para medis di tempat penampungan selama ini terkecoh. Bahwa ternyata ingatan Angela sudah lama kembali. Wanita tua itu hanya berpura-pura hilang ingatan demi sebuah tujuan. Kemudian satu hari setelah pemakaman berlangsung, selembar surat pun datang ke rumah kediaman Jason Luthor dan mengungkap segalanya.Surat itu menggunakan amplop berwarna putih yang ditulis dengan tulisan tangan Angela. Jason Luthor memberikan surat itu pada Anna. Pria tua itu tampaknya sudah cukup lelah menyembunyikan semua masa lalunya bersama dengan Angela dan memberikan semua keputusan pada sang cucu, Anna.Anna merobek ujung amplop sembari menatap Jason Luthor sebelum memulai membaca surat itu.“Apa kau yakin?” tanya Anna.Jason Luthor mengangguk. Anna pun menarik napas dalam-dalam.“Jika surat ini telah sampai ditanganmu, artinya aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Meskipun be
“Kau terlihat tampan sekali hari ini,” puji Anna.Satu minggu berlalu dan hari ini adalah pemeriksaan kedua luka di punggungnya. Meskipun luka Anna belum sepenuhnya pulih, tapi Anna sudah tidak sabar ingin keluar dan menghirup udara bebas.“Katakan padaku.” Anna menarik Andrew Lewis mendekat lalu melingkarkan lengan di leher kekasihnya. “Apa yang membuatmu terlihat berbeda hari ini? Apa kau sedang senang?”Andrew Lewis terkekeh dengan tangan yang sudah mendarat di pinggang Anna.“Apa aku terlihat begitu tampan hingga kau penasaran?”“Ck … jawab saja atau aku akan benar-benar marah padamu.”“Kau tidak akan bisa, Anna. Karena aku selalu memiliki seribu alasan untuk membuat amarahmu mereda.”Andrew Lewis benar. Pria itu selalu dengan gampangnya membuat hati Anna luluh dengan sendirinya. Anna tidak tahu dengan pasti sihir macam apa yang dimiliki seorang Andrew
“Kupikir aku akan mati.” Anna meringis menahan rasa ngilu luka di punggungnya. Untung saja tembakan itu tidak melukai organ vital. Meskipun dia harus mengalami koma yang cukup lama, setidaknya Anna selamat dari insiden penembakan itu. “Kenapa kau sering sekali membuatku takut?” Andrew Lewis seketika membenamkan kepalanya di sela-sela leher Anna, menghirup aroma kekasihnya yang sangat dia rindukan. “Seorang Andrew Lewis merasa takut?” Anna sedikit terkekeh. “Seluruh warga NSW akan tertawa kalau kau berubah menjadi seorang pecundang.” “Kau tidak perlu khawatir karena Alex akan mencari siapa penyebar rumor tidak masuk akal itu dan memberantasnya.” Andrew Lewis mendongak. “Terlepas dari semua itu, aku senang kau kembali, Anna. I miss you.” Andrew Lewis menarik tengkuk Anna dan melumat pelan bibir pucatnya. Pria itu rasanya sudah tidak sabar ingin melakukan banyak hal bersama Anna jika kondisi kekasihnya sudah pulih kembali. “Hei, aku baik-baik saja. Aku masih hidup, Andrew.” Anna men