“Kalau kau merasa ragu, kita bisa meminta Edward untuk datang lagi kemari besok. Tidak apa-apa, Mom. Aku bisa memaklumi semuanya,” kata Anna ketika melihat ekspresi tegang Pamela sedari tadi. Anna beradu pandang dengan Edward dari kaca depan mobil. Pria paruh baya itu tampaknya mengerti lewat melalui tatapan Anna. “Lebih baik kita batalkan saja hari ini. Kita masih punya cukup waktu untuk berpikir, ok?” “Aku tidak apa-apa, Anna,” sahut Pamela menyela. “Aku hanya gugup karena sudah lama tidak menginjakkan kaki di sana. Aku bahkan tidak tahu bagaimana reaksi kakekmu ketika bertemu denganku nanti.” Anna kembali beradu pandangan dengan Edward. Sebenarnya, Anna juga meragukan hal yang sama. Lebih tepatnya Anna mempertanyakan dirinya. Belum genap satu minggu dia menolak permintaan Jason Luthor tetapi justru sekarang dirinya pergi menemui pria tua itu dengan sukarela. Jason Luthor bisa saja akan salah paham. “Kau tidak akan pernah tahu jika kau tidak mencobanya, Mom. Kita pergi ke sana h
“Menyesal pun sepertinya terlambat kulakukan. Tapi, kalau saja aku bisa memutar waktu, aku tidak akan pernah berpikiran datang kemari,” celoteh Anna berulang-ulang. Persis seperti dugaan Anna bahwa Jason Luthor salah mengerti atas maksud kedatangannya kemari. Anna mengamati setiap sudut kamar yang mereka berdua tempati—tempat di mana dulu adalah kamar ibunya. Tanpa sadar Anna terkesima serta menghampiri letak barang yang membuatnya lupa akan kekesalannya beberapa saat lalu. “Apakah dulu kau sendiri yang menata kamarmu ini, Mom? Kamar ini sungguh mencerminkan dirimu.” Pamela menggeleng. “Aku lebih sering ke club malam daripada di rumah. Bibi Elma yang selalu bertanggung jawab mengurus kamarku. Anehnya hampir semua barang yang dia taruh di sini, aku pun menyukainya.” “Aku bahkan bisa membayangkan sedekat apa kalian berdua.” “Ya, karena sejak kecil aku telah diasuh olehnya. Dia sungguh tak tergantikan.” Anna mengangguk lalu menghilang di dalam kamar mandi yang bahkan luasnya pun beb
Membersihkan tubuh dan berganti pakaian langsung Anna lakukan begitu tiba di apartemen. Anna sekalipun tidak membiarkan otaknya mengingat apa saja yang terjadi di rumah mewah Jason Luthor. Anna benar-benar segera melupakannya. Meskipun mereka telah menemukan sedikit titik terang, tapi bagi Anna sepertinya sia-sia saja. Masalahnya baik Edward maupun Jason Luthor sama-sama tidak mengerti pesan tersembunyi yang ditinggalkan ayahnya. Kembali pada kesibukannya menjadi barista pembuat kopi, membuat Anna kembali menjadi dirinya. Anna ingin kembali pada dirinya yang dulu bebas melakukan apa pun. Hanya ada kata uang dalam otak Anna, berbeda dengan sekarang. Sekarang otak Anna seperti dipaksa untuk memikirkan sesuatu yang bukan lagi porsinya—membuat pusing saja. “Apa kau baik-baik saja, Anna?” tanya Samantha membelakangi mesin kasir. “Ke mana saja kau selama dua hari tidak bekerja? Menghubungiku saja tidak.” Selama dua hari ini Anna memang sengaja tidak menghubungi siapa pun selain atasannya.
Dugaan Anna benar. Simbol samar yang ada di ketiga surat ayahnya adalah simbol dari marigold. Dan satu-satunya corak yang sama yang berhasil mereka temukan ada pada jam weker di atas nakas di dalam kamar tempat Anna dan ibunya dulu menginap. “Lalu, apa yang akan kita lakukan dengan jam weker ini?” tanya Jason Luthor mulai penasaran. “Tidak hanya simbol marigold tetapi aku juga menyadari jika daddy selalu menuliskan tanggal beserta dengan waktu saat menulis surat ini. Jadi, jika aku memutar jarum jam sesuai dengan waktu yang tertulis, maka—” Klek! Anna sendiri kaget karena dugaannya kembali benar. Sebuah ruangan kecil yang berisi sebuah kertas dengan lipatan kecil ditemukan di sana. Anna terbelalak saat membukanya. Itu adalah goresan tangan yang sama. Tulisan tangan sang ayah. “Apa isinya, Anna?” tanya Jason Luthor lagi. Anna menelan salivanya kemudian membacanya dengan lantang. “Siapa pun yang menemukan surat ini, semoga kau adalah orang yang dikirimkan Tuhan untuk membantuku. P
Pertemuan terakhir Anna dan Jason Luthor berakhir masih meninggalkan pertanyaan besar di otaknya. Tidak akan ada seorang pun yang menyangka bahwa diamnya Anna bahwa wanita itu sedang memikirkan jalan keluar dengan caranya sendiri. Anna jelas bukan tipe wanita yang mau begitu saja menurut omongan orang, sekalipun pada Jason Luthor. Tidak. Anna jelas mempunyai jalan pikirannya sendiri. Ketika mobil yang dikemudikan Edward meninggalkan pekarangan rumah Jason Luthor, Anna membuang wajahnya ke samping jendela. Pikiran Anna berkelana kembali ke isi surat Richie yang sampai saat ini masih dipegangnya. Mendadak Anna teringat perkataan Jason Luthor. Sebenarnya, ucapan pria tua itu benar. Ketiga surat yang mereka temukan tidak menjawab teka-teki yang ditinggalkan dan justru menimbulkan teka-teki baru karena mereka harus segera menemukan sambungan surat lanjutan untuk menambahkan informasi. Tapi, di mana Anna harus mencari surat itu? Anna mendadak merasa pening sendiri. “Istirahatlah, Anna.” A
Pertemuan terakhir Anna dan Jason Luthor berakhir masih meninggalkan pertanyaan besar di otaknya. Tidak akan ada seorang pun yang menyangka bahwa diamnya Anna bahwa wanita itu sedang memikirkan jalan keluar dengan caranya sendiri. Anna jelas bukan tipe wanita yang mau begitu saja menurut omongan orang, sekalipun pada Jason Luthor. Tidak. Anna jelas mempunyai jalan pikirannya sendiri. Ketika mobil yang dikemudikan Edward meninggalkan pekarangan rumah Jason Luthor, Anna membuang wajahnya ke samping jendela. Pikiran Anna berkelana kembali ke isi surat Richie yang sampai saat ini masih dipegangnya. Mendadak Anna teringat perkataan Jason Luthor. Sebenarnya, ucapan pria tua itu benar. Ketiga surat yang mereka temukan tidak menjawab teka-teki yang ditinggalkan dan justru menimbulkan teka-teki baru karena mereka harus segera menemukan sambungan surat lanjutan untuk menambahkan informasi. Tapi, di mana Anna harus mencari surat itu? Anna mendadak merasa pening sendiri. “Istirahatlah, Anna.” A
Chris Rowell membuang semua barang yang ada di meja setibanya pria itu di apartemen. Dia mendesah, meraup wajahnya kasar atas kebodohan yang telah dilakukannya beberapa waktu lalu. Bagaimana mungkin dia yang selalu berhasil menahan hasrat dan gairahnya untuk Anna menjadi lepas kendali hanya perkara kehadiran Andrew Lewis di sana? Mereka telah menjalin hubungan dan Chris Rowell benar-benar seperti orang bodoh. Chris Rowell menyaksikan Anna dan Andrew Lewis berpelukan mesra di depan kedai tempat Anna bekerja, bahkan melihat mereka berciuman. Bukan sekadar saling menempelkan bibir, tapi dalam bentuk lumatan. Ada banyak wanita yang menawarkan bibir untuknya, tapi hanya bibir Anna yang Chris Rowell inginkan. Chris Rowell meraup wajahnya kembali. Hari ini adalah patah hati terparah dalam sejarah hidupnya. Padahal Chris Rowell yang menjaga Anna sejak kecil. Chris Rowell bahkan rela keluar dari rumah saat gejolak hormon testosteron miliknya bereaksi untuk pertama kalinya pada Anna saat merek
Anna mengangguk pelan ketika Chris Rowell mengulangi perkataannya. Anna sebenarnya tidak yakin setelah melihat sendiri orang yang sama berdiri di depan gedung apartemennya. Anna bahkan menaruh kecurigaan dengan orang itu terkait kecelakaan yang menimpanya pagi ini. Memang buktinya belum ada, tapi entah kenapa firasat Anna kuat sekali. “Bagaimana kau tahu kalau kau sedang diikuti oleh seseorang? Bisa saja orang itu pelanggan tetap kedai tempatmu bekerja,” kata Chris Rowell menyuarakan pendapatnya. “Mulanya aku berpikiran hal yang sama denganmu. Namun, aku memergokinya beberapa kali melirik ke arahku, Chris. Aku yakin sekali dialah pelakunya,” kata Anna mencoba menjelaskan. Chris Rowell tersenyum dengan tangan yang sudah mendarat di kepala Anna, mengusapnya lembut. “Secret admirer, Anna. Wanita cantik memang selalu menjadi pusat perhatian di mana saja.” “Aku tidak asal bicara, Chris!” Anna tersentak, begitu pula dengan pria itu. Chris Rowell bahkan mengangkat kedua tangannya karena
“Ba-Bagaimana dengan tamu undangan di luar? Apa yang akan kita katakan pada mereka?” Anna masih berusaha melepaskan diri dari kungkungan lengan Andrew Lewis. “A-Andrew … kau sudah gila!” Andrew Lewis tidak melakukan penghukuman pada Anna di ruangan yang mereka masuki beberapa waktu lalu. Pria itu sengaja membawanya ke sebuah hotel yang tidak jauh dari tempat mereka mengucapkan janji. Anna menggeliat berulang kali karena rasa geli yang menjalari seluruh tubuhnya yang telah polos sempurna. Andrew Lewis benar-benar menghukumnya. Dorongan keras dan kuat di bawah sana seakan menjadikan bukti bahwa Andrew Lewis adalah pemilik sah yang berhak atas tubuh Anna Wijaya sebagai istrinya. Erangan Andrew Lewis mengudara bersamaan dengan jatuhnya keringat yang membanjiri dahi dan bahkan hampir seluruh tubuh pria itu. Napas Anna terengah. Bercinta dengan Andrew Lewis memang bukan yang pertama, tapi malam ini Anna sungguh dibuatnya kewalahan. Pria itu sama sekali tidak memberikan Ann
Lima jam lagi dan Anna akan resmi menjadi istri Andrew Lewis. Bathrobe masih melekat di tubuh Anna ketika riasan di wajah hampir selesai. Anna memperhatikan diri dalam pantulan cermin. Ibunya benar. Anna terlihat berbeda hari ini. Tidak ada keraguan sama sekali. Dia benar-benar memilih Andrew Lewis dan menerima semua konsekuensi saat memutuskan meletakkan nama pria itu di belakang namanya.“Aku tiba-tiba khawatir ….” Pamela tiba-tiba bersuara setelah seorang stylist menyudahi menata rambut putrinya. Pamela kemudian mendekat, menatap Anna dalam pantulan cermin yang terlihat sangat begitu cantik. “Apakah gaun pengantinmu bisa sampai tepat waktu?”“He’s Mario Sanchez, Mom dan Mario Sanchez akan selalu datang menepati janjinya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.”“I know, but … apa kau tidak berpikir ini sebuah pertanda?”“Pertanda?” Anna seketika mengerutkan dahi. “Ka
Anna tidak pernah membayangkan jika seorang Andrew Lewis akan sungguh melamarnya. Anna pula tidak mengira Andrew Lewis akan bergerak sangat cepat mengurus keperluan pernikahan mereka tanpa sepengetahuannya. Andrew Lewis bahkan melarang Anna untuk terlibat dengan alasan ingin memberikan dirinya kejutan. Berdebat pun rasanya percuma karena pendirian seorang Lewis tidak pernah mudah untuk digoyahkan dalam hal apa pun. Siang ini Anna membuat janji akan bertemu dengan Mario Sanchez. Fitting gaun pengantin untuk yang terakhir kali sebelum Anna kenakan untuk acara pernikahan minggu depan. Gaun sederhana dengan potongan rendah di bagian belakang pasti akan sangat cocok di tubuh semampai Anna. Bahkan Mario Sanchez pun berulang kali berdecak kagum atas karya yang berhasil dia ciptakan. “Tuan Lewis akan sangat menyukainya, Nona,” cetus Mario Sanchez ketika Anna melihat bentuk tubuhnya di depan cermin. Gaun berwarna putih itu memang menempel dengan sangat sempurna ditubuhnya. Ba
“Are you still mad?” Andrew Lewis mogok bicara dan pria itu telah memulainya sejak mereka meninggalkan tempat Mario Sanchez. Padahal sebentar lagi pesta akan dimulai dan Anna sungguh tidak ingin Jason Luthor mengendus pertengkaran hingga membuat pria tua itu berpikir bahwa masih ada celah untuk menjodohkannya dengan pria lain. Ya, meskipun Jason Luthor telah mengizinkan Anna menjalin hubungan dengan Andrew Lewis, tapi sebenarnya diam-diam Anna tahu bahwa pria tua itu telah menjodohkan Anna dengan pria lain. Anna kembali mendekati Andrew Lewis, tapi tampaknya kekasih Anna itu masih bergeming dan membuat Anna terpaksa menyerah. “Ok, fine. Aku bersalah dan aku minta maaf. Aku berbohong. Aku tidak menemui Samantha, melainkan pergi mengunjungi Chris Rowell di apartemennya. Tidak terjadi apa-apa di sana. Aku dan Chris Rowell hanya terlibat pembicaraan ringan, tidak lebih. Jadi, berhenti bersikap kekanak-kanakan seperti ini, Andrew. Kau membuatku terlihat bodoh,” ka
Hal yang sangat diinginkan oleh Andrew Lewis setelah kembali normal adalah berseluncur di atas salju. Andrew Lewis benar-benar menantikan datangnya hari ini sementara Anna sangat tidak menyukai berada di luar ruangan saat musim dingin. Anna bukan tidak menyukai salju, hanya saja musim dingin membuatnya menjadi cepat lelah karena harus mengenakan pakaian berlapis-lapis. “Are you ok?” tanya Andrew Lewis saat melihat sang kekasih duduk di depan api perapian. Sebenarnya, Andrew Lewis juga tahu jika Anna sangat tidak suka berlama-lama berada di luar, tapi wanitanya itu justru memaksakan diri. “Ya. Apa kau sudah siap untuk memulai peluncuran perdana hari ini?” tanya Anna setelah melihat kekasihnya telah berpakaian lengkap dan terlihat sangat bersemangat sekali. “Tentu saja. But I’m sorry. Aku tahu kau sangat tidak suka cuaca dingin seperti ini, tapi aku justru—” “It’s ok, Sayang.” Anna seketika menyela sembari membetulkan posisi topi rajutan yang dipakai An
Semua berakhir dalam damai, setidaknya itu yang ingin Anna inginkan. Anna dan Pamela akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama dengan Jason Luthor. Anna tidak ingin bersikap egois lagi. Dia ingin melihat ibunya juga ikut menebus waktu di sisa umur sang kakek yang sudah tidak muda lagi. Mereka bertiga terlalu lama hidup dalam kesendirian dan sekarang saatnya saling membuka diri. Lagi pula, bukankah kesalahpahaman keduanya sudah selesai? Anna bergeser sedikit saat petugas jasa pindahan mengangkat satu per satu barang keluar dari apartemen. Karena mulai hari ini dia dan Pamela akan meninggalkan tempat ini. Ketika semua barang telah selesai dikeluarkan, bahu Anna ditepuk pelan oleh seseorang. Samantha menatapnya dengan cemberut sembari melipat kedua lengan di dadà untuk menghangatkan tubuh. “Aku akan sangat merindukanmu, Anna,” sahut Samantha. Anna terkekeh. Lantaran ekspresi dan perkataannya yang sangat bertolak belakang. “Kau boleh datang ke kediaman Luthor kap
Nyawa Angela tidak bisa diselamatkan. Penyebab kematiannya adalah overdosis. Para medis di tempat penampungan selama ini terkecoh. Bahwa ternyata ingatan Angela sudah lama kembali. Wanita tua itu hanya berpura-pura hilang ingatan demi sebuah tujuan. Kemudian satu hari setelah pemakaman berlangsung, selembar surat pun datang ke rumah kediaman Jason Luthor dan mengungkap segalanya.Surat itu menggunakan amplop berwarna putih yang ditulis dengan tulisan tangan Angela. Jason Luthor memberikan surat itu pada Anna. Pria tua itu tampaknya sudah cukup lelah menyembunyikan semua masa lalunya bersama dengan Angela dan memberikan semua keputusan pada sang cucu, Anna.Anna merobek ujung amplop sembari menatap Jason Luthor sebelum memulai membaca surat itu.“Apa kau yakin?” tanya Anna.Jason Luthor mengangguk. Anna pun menarik napas dalam-dalam.“Jika surat ini telah sampai ditanganmu, artinya aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Meskipun be
“Kau terlihat tampan sekali hari ini,” puji Anna.Satu minggu berlalu dan hari ini adalah pemeriksaan kedua luka di punggungnya. Meskipun luka Anna belum sepenuhnya pulih, tapi Anna sudah tidak sabar ingin keluar dan menghirup udara bebas.“Katakan padaku.” Anna menarik Andrew Lewis mendekat lalu melingkarkan lengan di leher kekasihnya. “Apa yang membuatmu terlihat berbeda hari ini? Apa kau sedang senang?”Andrew Lewis terkekeh dengan tangan yang sudah mendarat di pinggang Anna.“Apa aku terlihat begitu tampan hingga kau penasaran?”“Ck … jawab saja atau aku akan benar-benar marah padamu.”“Kau tidak akan bisa, Anna. Karena aku selalu memiliki seribu alasan untuk membuat amarahmu mereda.”Andrew Lewis benar. Pria itu selalu dengan gampangnya membuat hati Anna luluh dengan sendirinya. Anna tidak tahu dengan pasti sihir macam apa yang dimiliki seorang Andrew
“Kupikir aku akan mati.” Anna meringis menahan rasa ngilu luka di punggungnya. Untung saja tembakan itu tidak melukai organ vital. Meskipun dia harus mengalami koma yang cukup lama, setidaknya Anna selamat dari insiden penembakan itu. “Kenapa kau sering sekali membuatku takut?” Andrew Lewis seketika membenamkan kepalanya di sela-sela leher Anna, menghirup aroma kekasihnya yang sangat dia rindukan. “Seorang Andrew Lewis merasa takut?” Anna sedikit terkekeh. “Seluruh warga NSW akan tertawa kalau kau berubah menjadi seorang pecundang.” “Kau tidak perlu khawatir karena Alex akan mencari siapa penyebar rumor tidak masuk akal itu dan memberantasnya.” Andrew Lewis mendongak. “Terlepas dari semua itu, aku senang kau kembali, Anna. I miss you.” Andrew Lewis menarik tengkuk Anna dan melumat pelan bibir pucatnya. Pria itu rasanya sudah tidak sabar ingin melakukan banyak hal bersama Anna jika kondisi kekasihnya sudah pulih kembali. “Hei, aku baik-baik saja. Aku masih hidup, Andrew.” Anna men