Share

Cemas

Author: Errenchan
last update Last Updated: 2021-04-05 13:59:03

Sedangkan gadis yang dilihat oleh Sev tidak menyadari tatapan Sev, dia masih asyik mengelus kepala kucing itu. Dia mulai menggambar dengan iPad, dan memakan satu suapan mi instannya. Dengan mata yang sesekali menatap langit malam. dia mulai masuk ke imajinasinya. Tangannya bergerak dengan lihai menggambar di layar iPad dengan bantuan pen yang dia pegang.

Pergerakan tangannya terhenti ketika mendengar ponselnya yang berdering, dengan cepat dia mengambil ponselnya. Matanya sedikit terbelalak saat melihat nama sang mama terpampang di layar ponsel. Trisha berdeham dengan menghela napas panjang. Lalu, mengusap tombol hijau ke atas.

“Halo, Ma. Kenapa?” tanya Trisha saat menempelkan ponsel ke telinga.

“Halo, kamu lagi di mana? Udah sampai rumah? Udah makan? Makan apa kamu hari ini,” tanya sang mama dari seberang telpon.

Trisha tersenyum tipis saat mendengar pertanyaan sang mama, dia sudah tau kalau mamanya akan bertanya seperti ini. &ldqu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hoffen   Mabuk

    Pesan terakhir yang Zhui kirim membuat Trisha langsung bergegas keluar rumah, dan berlari. Dia celingukan mencari taksi, karena sudah larut, tidak mungkin ada bus yang datang. Satu-satunya harapan adalah taksi.Jarak yang dikirim Zhui pun lumayan jauh, jadi tidak mungkin dia berlari ke sana. Dia sangat cemas, karena Zhui juga tidak bisa menolong Sev. Sedari tadi dia terus berdoa dalam hati agar menemukan taksi.Trisha tersenyum saat melihat taksi dari kejauhan yang melaju ke arahnya. Dia melambaikan tangannya guna memanggil taksi itu. Dua lampu jauh pada taksi itu berkedip, menandakan kalau dia akan segera datang.Setelah taksi berhenti di hadapan Trisha, dengan cepat wanita itu masuk ke dalam. Dia memberikan ponsel itu pada sang sopir untuk menunjukan alamat yang di kirim oleh Zhui.“Malam-malam ke bar, Mbak? Enggak takut? Mbaknya bukan—““Bukan, Pak. Saya mau jemput …”“Pacar ya, Mbak? Anak muda jaman sekarang, tuh, pasti

    Last Updated : 2021-04-19
  • Hoffen   Terlalu Takut

    Lin memasukkan Sev ke dalam mobil dengan perlahan dibantu oleh Trisha, lalu pria itu menatap Trisha dengan tatapan tak enak. Karena ini sudah malam, dia takut kalau terjadi apa-apa dengannya.“Ada apa?” tanya Trisha.Lin menggeleng. “Kau yakin tidak mau saya antar ke rumah?” tanyanya memastikan lagi.“Iy—maaf, saya angkat telpon dulu,” ujar Trisha seraya mengambil ponselnya yang ada di saku.Satu panggilan masuk dari Vanda membuat dia langsung mengangkat telepon itu. “Halo, Van. Lo di mana?”“Gue ada di dekat bar, lo di mana? Gue susul.”Bibir Trisha perlahan membentuk senyuman mendengar ucapan Vanda, dia merasa beruntung mempunyai teman yang selalu ada di saat seperti ini.“Halo! Lo di mana, Sha! Jangan bikin gue panik dong!”“Gue di … depan bar, dekat tiang.”“Oke, gue tutup, ya!” ujar Vanda yang langsung memati

    Last Updated : 2021-04-20
  • Hoffen   Menjemput

    "Gue mau izin Zhui dulu, lo istirahat--" Ucapannya terhenti saat Trisha menggelengkan kepalanya cepat. "Kenapa?" tanya Vanda yang tidak mengerti maksudnya."Lo tau Sev, kan? Bisa dipecat gue kalau hari ini izin. Sekarang jam berapa?" tanya Trisha celingukan mencari jam dinding. Matanya terbelalak ketika melihat jam yang menunjukan pukul tujuh pagi. Dia teringat pada ucapan Sev yang akan memecatnya kalau ia terlambat."Lo kenapa, sih?""Van, panggil perawat. Kita harus pulang!" ujar Trisha dengan nada cemas.Vanda mengangguk dan langsung pergi memanggil perawat. Sedangkan Trisha, dia meraih ponselnya untuk mengecek apakah lelaki itu mengirimkan pesan. Namun, seketika dia teringat kalau lelaki itu tak mungkin menyimpan nomornya. Secara dia aktor, mana mungkin menyimpan nomor telepon sembarangan.Saat hendak meletakan kembali ke atas nakas, satu pesan masuk membuatnya mengurungkan niatnya, lalu kembali melihat ke layar ponselnya. Trisha menautkan kedu

    Last Updated : 2021-04-21
  • Hoffen   Mulai Penasaran

    Trisha langsung masuk ke mobil, dia duduk di samping Sev karena kursi paling belakang sudah penuh dengan barang.Mobil itu pun melaju meninggalkan rumah sakit, dan bergabung dengan kendaraan lainnya di jalan raya. Trisha mendadak canggung dengan Sev, karena mengingat kejadian tadi malam di bar. Meskipun tidak berbuat apa-apa, tapi entah kenapa jantung wanita gemuk itu berdegup kencang saat duduk sebelahan dengan Sev.“Sha, kita langsung menuju lokasi syuting. Itu udah gue bawakan minuman dan camilan untuk Sev,” ujar Zhui memecahkan keheningan.Trisha mengangguk paham. “Baik, Kak. Terima kasih, maaf merepotkan,” ucap Trisha yang merasa tidak enak. Padahal seharusnya semua ini menjadi tugasnya, bukan Zhui.“Sama sekali tidak merepotkan. Justru gue mau berterima kasih sama lo, karena tadi malam lo udah datang tepat waktu. Sev ini tidak kuat minum, tapi selalu saja pergi ke bar. Apa tadi malam dia bikin repot?” tanya Zhui s

    Last Updated : 2021-04-22
  • Hoffen   Hanya Orang Buta Yang Menyukainya!

    Yang masih menjadi pertanyaan di pikiran Trisha adalah, kenapa dia membenci komik dan mangaka? Apakah dulu dia pernah dikhianati oleh mangaka? Benar-benar membuatnya penasaran.“Jangan sering-sering natap gue! Nanti lo suka lagi sama gue!” ketusnya seraya berjalan meninggalkan Trisha yang baru saja tersadar dari lamunannya. Dia berdecak kesal, lalu menoleh dan menatap punggung Sev yang sudah jauh itu.Menyukai Sev? Hanya orang buta yang menyukai Sev. Menjadi asistennya saja sudah menjadi hari tersialnya, apalagi pacaran? Bisa mati di tempat wanita gemuk itu.“Jangan ditatap terus, nanti suka lagi!” Ucapan seseorang dari belakang membuat Trisha terlonjak kaget dan langsung membalikkan tubuhnya. Spontan tangannya itu memukul pelan lengan Vanda yang baru saja datang.“Bikin kaget lo! Cepet banget perasaan?”Vanda terkekeh pelan ketika mendengar suara omelan dari Trisha, dia meletakkan tasnya di meja, lalu duduk deng

    Last Updated : 2021-04-23
  • Hoffen   Hobi Siksa Orang

    “Gimana? Mau, kan, temani Sev?”“Mau, Kak. Tenang aja, gue bakal jaga dia dari penggemar sampai orang yang benci sekalipun.”Zhui tersenyum lebar. “Thank you, Sha. Kapan-kapan gue traktir. Kalau gitu gue ke sana dulu. Beberapa jam lagi selesai. Oh, iya, kalau lo lapar, langsung ke restoran yang nggak jauh dari sini,” ucap Zhui panjang lebar yang hanya dijawab satu anggukan oleh Trisha, lalu dia berjalan meninggalkan wanita gemuk itu untuk mengawasi Sev yang sedang syuting.Trisha mau saja menunggu Sev di restoran atau cafe yang tak jauh dari sini, hanya saja dia sedang berhemat untuk kehidupan sehari-harinya dan membayar rumah sewa bulan depan. Untung saja dia membawa satu bungkus roti dan susu kotak di dalam tasnya. Meskipun tidak membuatnya kenyang, setidaknya bisa mengganjal rasa laparnya.Matanya bergerak mengamati Sev yang sedang melakukan adegan bertengkar, perlahan Trisha menarik bibirnya dengan senyuman tipis sa

    Last Updated : 2021-04-24
  • Hoffen   Kursi Basah

    Setelah berlari jauh, akhirnya dia sampai di butik yang sesuai dengan perintah Sev. Dia mengatur napasnya sejenak sebelum masuk ke dalam. Saat berhasil menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang, Trisha masuk ke dalam butik dengan senyuman natural yang dia buat-buat.“Apa yang bisa saya bantu?” tanya pegawai itu sedikit ramah setelah melihat penampilan Trisha yang berantakan. Bahkan, dia berbeda saat melayani pengunjung yang lain. Apa karena penampilannya yang tidak terlihat orang kaya?Trisha tersenyum canggung dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Saya mau ambil pesanan.”Pegawai itu mengangkat satu alisnya sambil melihat ke atas sampai bawah tubuh Trisha. Dia tersenyum remeh dengan melipat kedua tangannya di depan perut. “Maaf, di butik ini hanya menjual pakaian kecil.”“Ah, maaf. Bukan pesanan saya, melainkan untuk Tuan Sev.”Pegawai itu yang mendengar sama Sev seketika raut wajahny

    Last Updated : 2021-04-25
  • Hoffen   Menolong

    Trisha menarik napas panjang untuk memberikannya sedikit ketenangan, lalu menepuk pundak lelaki itu pelan.“Apa?!” sentak lelaki itu mengangkat kepalanya menatap Trisha dengan tatapan mata tajamnya. Bukan sikap lembut yang dia dapatkan, melainkan sikap menyebalkan.Trisha hanya tersenyum canggung sambil memperlihatkan kertas. Lelaki itu sontak langsung berdiri saat selesai membaca tulisan peringatan itu, lalu dia melihat ke bagian belakang yang sudah terkena noda. “Kenapa kertas itu lo ambil?! Orang jadi enggak tau kalau cat di kursi ini masih basah!” marahnya seraya mengambil kertas itu secara paksa.Trisha menarik bibirnya membentuk senyuman paksa. “Kertas itu terbang, bukan gue yang ambil!” Trisha pun melepas jaket yang dia kenakan, lalu memberikannya pada lelaki itu sambil mengucapkan, “Ambil, untuk menutupi cat yang ada di belakang.”Setelah lelaki itu mengambil jaket Trisha, wanita gemuk itu langsung m

    Last Updated : 2021-04-26

Latest chapter

  • Hoffen   Resmi!

    Trisha berjalan di tepi pantai yang sudah tidak ada pengunjung sama sekali. Tiga tahun ini dia selalu datang ke pantai, tempat pertama kali dia bertemu dengan Sev. Dengan harapan lelaki itu datang menghampirinya.Wanita itu kembali menangis ketika teringat pada masa lalunya. Dia benar-benar merindukan lelaki itu. Dia adalah orang yang membuatnya berdiri sampai sekarang, tanpa dia mungkin Trisha tidak akan menjadi mangaka.Tiba-tiba saja ada seseorang yang berdiri di hadapannya. “Jangan nangis, nanti make-up lo luntur.”Trisha yang mendengar perkataan itu merasa tidak asing dan langsung mengangkat kepalanya, matanya menatap lelaki itu dengan tatapan tidak percaya.Severino berdiri di hadapannya dengan tersenyum lebar dan membentangkan tangannya. Trisha pun langsung berdiri dengan memeluknya erat.“Kenapa lo nggak kasih tau gue kalo udah balik?!” tanya Trisha dengan menangis sesenggukan.Sev mengelus punggung Trisha den

  • Hoffen   Tiga Tahun

    Tanpa dirasa tiga tahun berlalu dengan sangat cepat. Trisha melewati banyak rintangan dan sukses menjadi mangaka yang memiliki banyak penggemar. Tidak hanya dari Indonesia, tapi dari berbagai negara menyukai komik yang dibuat oleh wanita gemuk itu. Ralat, wanita yang sangat cantik dengan tubuh ideal.Trisha berhasil diet dengan cara memperbaiki pola hidupnya. Tidak ada panggilan wanita gemuk lagi untuknya.Trisha sudah sangat sukses di dunia komik, dia mendapatkan banyak penghargaan dan tawaran dari penerbit. Tidak hanya itu, satu komik yang sudah terjual jutaan eksemplar akan dijadikan film oleh salah satu sutradara terkenal. Benar-benar perkembangan yang pesat.Hanya saja, Trisha masih merasakan ada yang kurang dari semua pencapaian ini. Ya, kehadiran seseorang yang sudah dia tunggu selama tiga tahun.Tanpa di rasa wanita itu menunggu Sev selama tiga tahun. Dia sangat merindukan sosok lelaki itu yang menghilang tanpa kabar.Dua hari yang lalu, Tr

  • Hoffen   Kesedihan Trisha, Kepergian Sev.

    Tiga hari berlalu dengan sangat cepat, tidak bagi Trisha yang merasa kalau hari sangatlah lambat. Selama tiga hari dia tidak keluar dari apartemen, tidak membuka ponsel dan tidak melihat televisi. Semua itu dia lakukan hanya untuk tidak melihat wajah Sev.Trisha berhasil melakukan itu, tapi tidak berhasil melupakan lelaki itu dalam ingatannya. Entah kenapa setiap ingin melupakan, justru dia semakin ingat akan perhatian Sev yang dilakukan diam-diam. Apa kabar dengan lelaki itu? Apa dia semakin menerima banyak tawaran film?Tidak hanya Sev yang dia pikirkan, melainkan memikirkan cara agar komiknya kembali lagi dari platform dan membersihkan namanya itu. Vanda selalu menyuruhnya untuk menenangkan pikiran dan istirahat satu minggu.Namun, baru lima hari dia sudah merasa bosan dan ingin kembali bekerja seperti biasanya. Dia ingin melihat Sev meski dari kejauhan. Ia juga sudah menghitung total tabungan yang dimiliki. Uangnya hanya bisa membayar setengah dari jumlah to

  • Hoffen   Terulang Kembali

    Langkah Sev terhenti di tepi pantai, dia menatap tempat pertama kali bertemu dengan Trisha. Pertemuan yang pada saat itu Trisha tidak tahu kalau Sev adalah aktor. Lelaki itu duduk tanpa menggunakan alas apapun, pandangannya lurus ke depan.Entah kenapa, wanita itu membuat perubahan terbesar dalam hidupnya. Sev belum bisa melupakan Trisha, tapi dia ingin melupakan dia agar bisa pergi meninggalkan Indonesia dengan mudah. Yang ada di pikirannya adalah ‘apa dia mau menunggunya?’Sev merasa kalau Trisha sudah membenci dan tidak ingin bertemu lagi. Lelaki itu melirik ke kanan, dia mendapati wanita gemuk yang duduk seorang diri di tepi pantai dengan memakan burger. Bukankah itu sama seperti Trisha dulu? Bibir Sev perlahan tersenyum.Lelaki tampan itu mulai menyadari perasaannya. Dia tidak menyukai Tiana, yang dia sukai adalah Trisha. Hanya wanita itu yang membuatnya nyaman. Namun, sekarang sudah terlambat. Sev ingin mengulang semuanya, dia ingin lebih dekat

  • Hoffen   Mengakhiri Kontrak

    Tok … tok … tok …“Kak, ada yang cari lo,” ucap Beni dari luar ruangan yang sedikit berteriak.Zhui yang mendengar ucapan Beni kembali membuka matanya perlahan dengan menarik napas panjang dan mengembuskan dengan perlahan. “Ya, tunggu!” teriaknya seraya membenarkan posisi duduknya, lalu menoleh ke arah Sev yang masih memejamkan mata.“Gue harap, lo nggak melakukan hal buat gue marah! Jangan klarifikasi kalo lo nggak mau kehilangan pekerjaan lo!” perintah Zhui berdiri dari duduknya.“Gue nggak janji,” jawab Sev yang membuat Zhui mendengus dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meninggalkan Sev.Saat mendengar suara pintu tertutup, Sev membuka matanya perlahan seraya mengeluarkan ponselnya dari saku. Dia menatap seisi ruangan dengan senyuman samar. “Maaf, Zhui. Gue harus melakukan sesuatu. Gue nggak mau jadi pengecut yang selalu bersembunyi setiap ada masalah,” gum

  • Hoffen   Rencana Bodoh Sev

    “Ada apa?” tanya Sev seraya masuk ke ruangannya dan duduk di hadapan Zhui dengan raut wajah bingung.Zhui memijat pelipis untuk sedikit menghilangkan rasa pening, banyak direktur yang menelponnya setelah melihat berita di artikel. Sang manager menyuruh temannya untuk mencari tau siapa yang membuat berita tidak jelas itu. Dia juga menyuruh security untuk memperketat orang yang masuk ke perusahaan untuk mengantisipasi agar tidak ada wartawan yang masuk.Wanita itu memutar laptopnya untuk memperlihatkan kabar yang menjadi trending. Banyak yang bertanya tentang kebenaran hubungannya dengan Tiana, ada juga yang tidak percaya kalau perusak hubungan Tiana adalah Sev.Sev yang membaca isi artikel itu mengepalkan tangannya, dia sangat marah pada orang yang membuat berita tidak benar itu.“Kita harus—““Direktur dan sutradara membatalkan kontrak setelah membaca skandal ini. Masalah lo kali ini sulit untuk diselesaikan, Sev

  • Hoffen   Perasaan Bersalah

    Sev yang tengah menunggu pesanannya di restoran hanya diam dengan menatap luar jendela. Dia memikirkan ucapan Zhui. Apa dia sudah keterlaluan pada Trisha?Dia mengamati beberapa pengunjung yang bermesraan dan saling mengobrol, tiba-tiba saja dia teringat pada Trisha saat makan berdua di restoran, dia juga ingat saat dia sering mengajaknya berbicara dan bermain game.Sev mengeluarkan ponselnya dan mengabaikan panggilan telepon dari Zhui. Dia membuka platform dan mencari komik milik wanita gemuk itu. Melihat banyak chapter yang sudah diterbitkan membuat perkataan Zhui terngiang di dalam pikirannya.“Dia udah banyak berkorban sama pekerjaan ini. Pagi dia jadi asisten lo, malam dia buat komik.”Apa benar yang diucapkan oleh Zhui? Itu artinya dia hanya tidur satu jam setiap harinya? Pikir Sev yang melihat waktu penerbitan komik itu. Banyak chapter yang diterbitkan antara pukul tiga atau empat subuh. Sev tau kalau wanita gemuk itu selalu ba

  • Hoffen   Tuntutan Sev

    Trisha sementara waktu tinggal di apartemen Vanda karena rumah dan studio sudah dikerubungi oleh wartawan untuk meminta kejelasan. Wanita gemuk itu juga terus menghubungi Sev meski pesan tidak ada yang dijawab satu pun. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak.Wanita itu hanya bisa melihat Sev dari televisi. Dia tidak diperbolehkan keluar rumah sampai wartawan pergi dengan sendirinya. Sev pun tidak memberikan tanggapan lagi, dia hanya bilang kalau akan menuntutnya. Benar ucapan Lio. Sev tidak akan tinggal diam.Yang wanita gemuk itu pikirkan sekarang adalah cara membayar uang kompensasi untuk penerbit dan tuntutan Sev. Uang tabungan Trisha tidak cukup, dia juga tidak mau merepotkan orang di sekitarnya. Trisha merasa kalau ini adalah masalahnya sendiri.Seharusnya Trisha tidak menjadi asisten Sev dan memilih untuk mencari referensi lain. Namun, sudah terlambat untuk menyesali.Trisha merebahkan tubuhnya di kasur dengan menatap langit dari jendela, entah kenapa

  • Hoffen   Perasaan Bercampur Aduk

    Trisha sedari tadi melihat ke layar ponsel dengan harapan kalau Sev membalas pesannya. Namun, nihil. Sudah dua jam tidak ada balasan darinya. Hati wanita gemuk itu gusar dan bingung harus berbuat apa. Hanya satu yang diinginkan olehnya, Sev memaafkannya.Vanda yang melihat Trisha tampak gelisah pun hanya bisa menghela napas panjang sambil memakan cheese cake strawberry yang baru saja datang. Dia juga bingung harus membantu sahabatnya itu bagaimana.“Sha, udah dua jam lo lihat ke ponsel, tapi tetep aja nggak ada balesan. Sev butuh waktu buat maafin lo,” ucap Vanda dengan wajah datarnya.Trisha meletakan ponsel di meja dengan melihat ke arah Vanda. “Menurut lo … Sev bakal maafin gue nggak?” tanya Trisha.Vanda mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tau. Namun, melihat tingkah Trisha yang berbeda sebelumnya membuat ia curiga. “Kenapa lo khawatir banget soal Sev maafin lo apa nggak? Jangan bilang lo … suka

DMCA.com Protection Status