Fien yang memang sudah memendam kemarahan tentu saja merasa tersulut emosinya. Ia bahkan tak perduli dengan kekhawatiran Alice lagi karena setidaknya Alice sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Akan tetapi Alex sangat mungkin adalah putranya.
"Kau! Kau sudah merasa benar dengan memperlakukan Alice seperti orang yang pantas melupakan segalanya, terutama aku bukan?" katanya seraya memegang lengan Antonio. 'Kau merenggut kebahagiaan putraku dengan sangat kejam. Bisakah kau mengerti bagaimana dia menjalani hidupnya dengan seorang ibunya yang linglung dan ayahnya yang tak bertanggung jawab?!" katanya dengan sorot mata yang tajam. "Kau bahkan mencariku karena dia hampir mati, tidakkah ini sangat menyakitkan?"
Antonio tersenyum mencibir. Perdebatan yang tak akan ada akhirnya jika Fien Clark merasa paling benar. Tak ada yang perlu dikatakan lagi, setelah semua mengerti siapa Alex sebenarnya.
"Jika dia anakmu, kau hanya pe
Fien Clark tertawa melihat gaya sok tahu bocah tersebut. Bahkan karakter yang dia miliki seakan terukir jelas dari ucapannya."Baik, kemana aku harus mengantar mencari mommy?"Fien Clark mendudukkan Alex di atas kursi roda, berpura-pura seolah tak tahu siapa ibunya."Ayo, kemana saja kita bisa mencarinya."Mereka berjalan menyusuri koridor dengan banyak bercerita. Hati Fien Clark menghangat, ia merasa yakin bahwa Alex memanglah putranya yang tak pernah dia ketahui sebelumnya. Dia sungguh tak menyangka telah memiliki seorang anak. Bagaimana harus menghadapi kenyataan ini, seolah memiliki anak hanya seperti mimpi yang datang tiba-tiba.Hampir saja, hampir saja ia kehilangan seorang anak dari sebab kecelakaan tempo hari, ini akan menjadi penyesalan terbesar andai semua itu terjadi.Takdir menggiring pada keadaan yang tak masuk akal, tapi siapa yang menyangkal ba
Alice memeriksa Alex di bagian kaki kirinya dan mendapatkan luka jahitan di betis kiri anak tersebut."Alex? Bagaimana bisa seperti ini?""Mommy, sudah kubilang aku rindu dengan mommy, apa salah?"Dokter yang datang tersebut segera memeriksa kondisi Alex."Luka ini membaik, Nyonya tidak perlu khawatir. Kalau memang dibutuhkan, tak mengapa Alex berada di tempat ini sampai satu jam mendatang. Setelah itu, tolong segera kembali ke ruangannya untuk perawatan lebih lanjut," kata pria itu kemudian.Fien Clark mengucapkan terimakasih dengan keputusan dokter tersebut.Setelah rombongan itu pergi. Alice menatap Fien Clark tajam."Bisakah kau membiarkan aku untuk berpikir dengan baik dan tenang? Lihatlah apa yang baru saja kau lakukan, bisakah kau menjelaskannya kepadaku?""Ah, mommy, jangan terlalu cerewet dengan paman ini. Dia sudah
Cahaya temaram halaman rumah Bella membuat Fien Clark belum melihatnya dengan jelas siapa wanita ini. Ketika telah sampai di sebuah ruangan yang cukup besar dengan satu set kursi kuno, Nancy menyalakan lampu ruangan tersebut sehingga mereka bisa saling melihat wajah masing masing.Betapa terkejutnya Fien Clark saat melihat siapa sebenarnya wanita di hadapannya ini."Mom Nancy?" lirihnya terkejut. Dia adalah Nancy Clinton, ibu dari Erick Davis yang telah bercerai dua puluh tahun yang lalu. Wanita ini adalah wanita yang telah merebut hati ayahnya sehingga bercerai dengan ibunya.Demi mendengar ujaran Fien Clark yang menyebutnya dengan 'mom Nancy' wanita itu tersadar dengan siapa saat ini dia berhadapan."Ka-kau... Fien Clark... benarkah kau Fien putra Fernandez?" wanita itu datang mendekati Fien Clark dengan gugup. Ia sungguh tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Astaga, kau sudah sebesar ini, Fien ...," lirihnya dengan air mata haru.Fien Clark membeku den
Dunia masa lalu orang tua terkadang membuatnya pusing, karena selalu saja memiliki berita yang simpang siur. Masing masing pihak memiliki argumen yang harus dibenarkan. Bahkan semua versi cerita yang ada tak satupun yang sejalan. Jadi, apakah masa lalu itu diperlukan untuk Fien mengambil sebuah sikap? Tidak, ia harus bersikap netral seperti orang bodoh."Aku tak tahu, aku masih sangat kecil waktu itu. Aku hanya tahu kalian seringkali bertengkar karena masalah masalah yang tidak ku mengerti. Bahkan setelah dewasa aku masih bertanya tanya mengapa orang dewasa melakukan hal semacam itu."Nancy tertawa mendengarnya. Ia sungguh sudah hampir melupakan peristiwa tersebut setelah menikah dengan Pedro, pria pribumi yang mengelola peternakan kuda. Hidupnya cukup berat dan tak sempat untuk berpikir tentang masa lalu dengan Fernandez."Dunia orang dewasa, tapi sifat sangat kekanak-kanakan, itu sering terjadi sebaga warna kehidupan. Bagaimana denganmu, apakah kau telah memiliki
Hal ini pasti terjadi, suatu saat dimana ibu dari Erick Davis bertanya tentang putranya yang terpisah sejak bocah itu masih kecil. Fien Clark sangat ingat bagaimana ayahnya mengambil Erick yang berusia lima tahunan diambil ayahnya dari gendongan Nancy saat itu.Mereka bertengkar hebat dan saling beradu argumen. Terutama bertengkar masalah tuduhan ayahnya tentang seorang pria kenalan ayahnya yang menyukai Nancy.Fien Clark tak mengerti tentang cerita itu, yang jelas, sejak saat itu mereka tak memiliki ibu lagi. Ayah telah menceraikan kedua istrinya dan memilih hidup menduda."Fien, bisakah kau tinggal malam ini?" ujarnya memohon.Ini sungguh bukan saat yang tepat untuk mengatakannya. Ia tak mampu, tak tega untuk mengatakan yang sebenarnya."Aku akan datang kembali dua hari ini. Mari kita mengobrol dan aku akan bercerita tentang segalanya."Nancy menatap Fien Clark penuh keheranan karena Fien kini terkesan menyembunyikan sesuatu darinya."Apakah sesuat
Antonio sungguh terkejut dengan kemantapan Alice yang berkeras menghadapi Fien Clark yang akan membawa Alice ke bagian masa lalunya. Alice sungguh ingin menyelami masa lalunya."Kenapa kau selalu ingin aku menghindar dari masa laluku, Antonio?" tanya Alice sedikit kesal."Alice, apakah kau yakin dengan keputusan ini? Apakah kau siap dengan keadaan masa lalu yang mungkin saja membuatmu kembali terluka? Tidakkah kau baik baik saja tanpa harus melihat ke belakang? Kau juga menjalani kehidupan yang baik tanpa harus menoleh ke belakang."Alice tersenyum tipis. Ia bisa mengerti kekhawatiran Antonio yang ingin dirinya meninggalkan masa lalu yang mungkin tidak menyenangkan. Antonio ingin ia jalani saja hidup yang sekarang ini."Tidakkah kau melihat hidupku saat ini lebih menakutkan, Antonio? Aku hidup seolah orang yang asing karena tak mengenali diriku sendiri. Ini lebih menakutkan dan gelap dari masa lalu s
"Kenapa tidak?"Alice masih menunggu alasan tepat kenapa Fien mengatakan bahwa itu cuma mimpi. "Baik, tapi aku masih ingin ke tempat tersebut. Aku yakin kau mengetahuinya.""Butuh waktu yang panjang untuk bisa ke sana, apa kau siap Alice?""Sepertinya kau tak menyukai aku melihatnya, kenapa?" selidik Alice."Karena aku ingin melihatmu mengenang sesuatu yang membuatmu bahagia. Kenapa harus makam? Bagaimana kalau ke pantai atau ke sebuah tempat rekreasi? Ah ya, kemanapun itu yang jelas kita akan menuju kota S dimana kita dulu tinggal bersama."Alice diam dan menerima saran Fien Clark. Ia tahu butuh banyak proses untuk kembali ke masa lalu itu.Setibanya di kota S, Fien membawa Alice ke rumah kantor dimana dahulu mereka bersama."Apakah dulu aku bekerja di tempat ini?"Fien Clark mengangguk. Saat itu Alice melihat sudut ruangan sebuah pantry kecil untuk membuat kopi para karyawan sebelum memasuki lift."Tunggu sebentar, aku ingat dulu
Fien Clark menelan salivanya. Alice sungguh mempertanyakan pernikahan yang terjadi antara dirinya dengan Grace waktu itu. Tak perduli bagaimana kesulitan yang telah ia hadapi waktu itu."Lalu apa yang akan membuat kau percaya Alice, aku telah mengatakan kejujuran kepadamu."Alice tak menjawab, lalu ia berdiri untuk berkeliling rumah Fien Clark. Ia memulainya dari dapur ruangan tersebut dan duduk di kursi makan. Memandangi secara keseluruhan tempat tersebut untuk mengurai mimpi mimpi yang pernah hadir di dalam tidurnya."Aku pernah melihat tempat ini di dalam tidurku," ujarnya."Tentu saja, itu karena kita sering menghabiskan waktu bersama di ruangan ini.""Karena aku koki pribadimu?""Hei, kau telah mengingat bagian itu."Alice tersenyum. Sebenarnya ia sempat bertanya kepada Antonio apa pekerjaannya dulu dan Antonio menjawab koki seorang bos arogan. Itu menunjukkan bahwa Fien Clark adalah bos arogan yang dimaksudkan Antonio."Lalu, apakah aku pel
Fien Clark hanya pasrah kemana Alice dan Alex membawanya. Hingga akhirnya Alex tahu bahwa mereka menuju sebuah arena bermain."Wah, permainan apa yang akan kita mainkan?""Tidak sulit, ini cuma roll coaster, kau pasti akan menyukainya."Fien Clark makin terkejut. ia tak pernah tahu Alice suka dengan yang seperti ini.Sebenarnya Fien Clark tak pernah punya kesempatan untuk melakukan hal semacam itu. Ia bahkan merasa ngeri membayangkan sensasi semacam itu."Alice, bagaimana kalau kalian berdua saja yang melakukannya?""Apakah kau takut?""Ah, bukan begitu.... tapi aku merasa tak punya pengalaman.""Nah, itulah sebabnya kau harus mencobanya.""Daddy, aku percaya Daddy lebih hebat dari paman Erick. Jadi, Daddy harus mencoba. Bagaimana?"Mendapatkan tantangan dari Alex, Fien Clark tak berdaya. Ia terpaksa menuruti kemauan putranya apalagi setelah kejadian burung yang kabur tadi."Oke, tapi kalian harus jamin semua baik baik saja."Alex dan Alice melakukan tepukan toast tanda sepakat. "Ali
"Tapi Alice, balas dendam sangat tidak bagus dalam hidup kita ini. Kita harus selalu memaafkan dan tidak selalu menjadikan kemarahan itu hal yang penting. Dengan begitu hidup kita akan menjadi tenang dan membahagiakan.""Baik, tapi... apakah kita harus jujur dalam sesuatu? Misalnya haruskah kita jujur dalam sebuah kesalahan dan mengakuinya?""Tentu saja? Manusia yang baik adalah yang jujur. Bukankah begitu Alex?""Jadi, kau sungguh tak tahu siapa pria mengumopatku waktu itu?"Fien Clark melebarkan matanya. Ternyata Alice sungguh mengingat semuanya."Ah...itu...," ia mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Uhmm, baiklah... aku mengakui bahwa itu adalah aku... maafkan ya...humm?"Alice sangat gemas dengan mimik wajah Fien Clark yang lucu sehingga ia mencubit kedua pipi Fien Clark."Alice, kau pasti sangat sedih waktu itu. Kau kehilangan pria sebaik saudaraku."Alice hanya diam, ia merasa itu hanya samar. Baginya hanya ada Fien Clark saat ini, kesedihan itu sepertinya hilang bersam
Ya, secara diam diam kebetulan Alice sering mengunjungi makam Erick tanpa sepengetahuan Fien Clark. Ia ingin tahu sejauh mana hubungan mereka dulu sehingga ia diam diam mengenang perjalanan ke makam tersebut. nyatanya ia hanya ingat seorang pria yang sering mengintai dirinya di makam tersebut. Ia tahu betul bahwa pria itu adalah Fien Clark. Untuk sebuah alibi, Alice akan mengajak Alex berjalan jalan dan memberi banyak makanan sehingga Alex melupakan masalah berdiam diri di makam dan hanya mengingat senangnya bepergian itu."Mau pergi kemana?" Fien Clark sedikit memiringkan kepalanya."Ayolah Daddy, sesekali kita ke makam paman Erick. Mommy sering membawaku ke sana.""Alice? Adakah penjelasan untukku?""Apa yang harus kujelaskan? Kau bisa ikut jika mau. Toh aku hanya berkunjung dan pergi bersenang senang dengan Alex. Kenapa? Kau cemburu?""Aku? Cemburu? Hah, bagaimana mungkin?"Alice mengulum senyum, ia tahu ekspresi Fien Clark yang masih saja cemburu."Bagus, aku senang pria yang spo
Banyak hal yang dilalui, Peter sedikit bersyukur pada akhirnya keadaan menyatukan mereka.bersama kondisi kejiwaan Grace yang berubah. Ketulusannya membuahkan hasil, sebagaimana Fien Clark yang berhasil mendapatkan wanita yang dicintainya. Di sisi lain Peter juga harus kehilangan sahabatnya Fien Clark karena sebab perbuatan Grace. Akan tetapi ia juga menyadari, bahwa kehidupan memang tak sempurna dan berjalan mulus sesuai keinginan. Ia kehilangan Fien Clark, tapi mendapatkan Grace. Sekarang ia hanya perlu memperbaiki semua sisi yang ia mampu, berharap Grace bisa mencintai sebagai ia mencintainya.Bagi Fien Clark, Peter adalah yang terbaik. Disaat semua membenci karakter Grace, pria itu malah menyukainya. Bahkan rela melakukan apapun."Maafkan Grace, aku tahu dia tak bisa memikirkan hal lain selain mengganggu hidupmu," kata Peter suatu hari saat menemui Fien Clark."Suatu hari nanti, aku berharap kita akan bertemu dalam keadaan melupakan semua dendam dan kesalahan Grace dan juga kesalah
Grace terus mencoba mengerti apa yang Peter ucapkan. Baginya itu terlalu menakutkan jika harus bersama dengan pria yang tidak dicintainya, tapi lihatlah apakah cinta itu begitu penting untuk dibahas lagi sementara ia hanyalah wanita yang butuh dengan superhero seperti Peter?Seorang anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan cinta, ia bahkan sedikit canggung dan benci karena itu adalah putra Peter."Kenapa kau sanggup menjalani hal semacam ini? Aku merasa terlalu banyak berhutang kepadamu. Bagaimana aku bisa lepas dari dirimu?""Kalau begitu, jangan pernah mencoba untuk pergi dariku. Aku akan mencari kemanapun kau pergi. Lagipula aku sudah tak perlu merasa khawatir karena semua sudah berakhir. Percayalah, kau justru yang akan merindukan aku, hmm?"Grace tersenyum. Sebenarnya itu mulai bisa dibenarkan."Jangan terlalu percaya diri. Bagaimana kalau ternyata aku benar-benar pergi darimu, kau mungkin juga sudah bosan menderita."Peter menatap tajam Grace, hati kecilnya sebenarnya t
Bukan hal yang aneh lagi, kalau Alice dan Fien Clark cenderung sering berdebat seperti orang bertengkar. Siapapun yang melihatnya akan merasa pasangan ini justru terlalu sering mengumbar kebersamaan."Lihat, kau ini wanita kenapa nggak nurut sama suamimu," begitu kata Fien Clark kalau sudah kalah debat."Ya ampun, apa itu sangat membuatamu senang? Aku menurut tapi menyimpan ketidak sukaan, nggak terima dan benci. Lebih baik aku mengatakan argumentasi, kalah menang memang bukan tujuan." "Begitu?"Fien Clark menyerah, Alice memang sangat pintar berargumentasi dengan sesuatu yang lebih masuk akal.Selain itu, cinta memang telah membuat ia sepenuhnya mempercayai Alice dan sangat ingin membuatnya bahagia. Ia tak ingin menyesal dan kehilangan Alice lagi yang membuatnya menderita."Kau bisa memilih gadis lain yang lebih baik dan cantik dariku seandainya kau tak menemukan aku pada waktu itu," suatu hari mereka berbincang tentang kisah bagaimana Fien Clark berjuang mencari keberadaan Alice."
Hampir saja membuat Barenzki menyesali apa yang terjadi kalau saja bukan karena gadis biasa seperti Sherly, yang selalu membuat Antonio tegar, melupakan Cindy dengan cepat. Ah, Fernandez bahkan berharap Antonio sungguh melupakan Cindy sama sekali.Kabarnya gadis itu telah kehilangan pekerjaannya karena terlalu berani menerima suap dari klien sehingga menghilangkan tanda bukti kejahatan seseorang. Salah satunya adalah kasus pembunuhan Grace dan komplotannya, ia menerima suap dari Wiliam, paman Grace. Pada akhirnya karir Cindy hancur, begitu juga keluarga Grace menerima hasil dari perbuatan mereka masing masing.Antonio akhirnya menyadari bahwa Cindy bukan wanita yang seharusnya dicintai. Bisa saja cinta itu sulit untuk dibuang, akan tetapi seorang pria pasti berharap hidupnya penuh ketenangan dan tidak mau dikhianati.Hal itu lambat lain membuat Antonio akhirnya menerima Sherly yang memang telah lama menyukai Antonio."Daddy, kemana saja, Antonio mencarimu sejak tadi." Tiba tiba Sherl
Tentu saja Alice menggelengkan gelengkan kepalanya dengan tingkah kedua ayahnya tersebut.Mereka hanya meributkan soal apakah Alice akan aktif dalam perusahaan ayahnya atau akan tetap bersama keluarga Fien Clark dengan aktifitas dirinya yang hanya mengurusi rumah tangga."Daddy, perusahaan itu bisa diserahkan kepada Sherly, dia lebih punya latar belakang bekerja, dan aku cuma sekolah rendahan. Tak akan bagus hasilnya sehingga usaha yang kau rintis itu hanya akan hancur di tanganku.""Ah, itu bisa dipelajari sambil bekerja. Kau juga pintar dan punya kemampuan, aku yakin itu.""Tidak, Daddy. Biarkan saja usaha itu dikelola Antonio dan Sherly dan aku hanya dapat hasilnya saja meskipun sedikit. Aku sudah cukup berlebih di sini, dan Antonio juga sudah mapan, Daddy tidak perlu khawatir tentang anak-anak Daddy.""Oh, jadi kau hanya mau terima beres ya? hmm?"Alice tertawa. Ia tahu ayahnya melunak, tak bisa lagi berbuat apa-apa dengan keputusannya."Benar, aku yakin Fien Clark tidak akan setu
Terbayang dalam ingatan, bagaimana ia berusaha dengan keras berbuat adil kepada dua orang anak lelaki yang merupakan putra Jenifer dan juga putranya, mereka dalam tanggung jawabnya sebagai seorang ibu setelah Jenifer pergi dari rumah itu. Akan tetapi berjalan waktu dirinya mulai menyesal karena tak semudah itu menjadi ibu Fien Clark. Bocah itu selalu protes dan memintanya pergi dari rumah. Sifat Fien Clark sangat keras seperti ayahnya, dan karena kerasnya mereka tidak pernah akur samasekali. Adapun putranya, Erick Davis, bocah itu selalu mengalah dalam banyak hal. Seolah-olah mengerti posisi dirinya. Seakan mengerti bahwa ibunya adalah orang yang pantas untuk disalahkan atas perceraian antara Fernandez dengan Jenifer. Mengingat hal itu, hati Nancy sangat terluka. Pada akhirnya putranya justru membenci dirinya, ibunya sendiri. Adapun dengan Fien Clark, saudara tirinya, Erick Davis selalu membela dan menyayangi kakak tirinya meskipun ia diperlakukan dengan sangat menyedihkan.Nancy