Beranda / Pernikahan / Hinaan dari Mantan Suami / Pov Fadil (Status di media Sosial)

Share

Pov Fadil (Status di media Sosial)

Penulis: OptimisNa_12
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-02 06:33:25

#HDMS

Part 7 Status di Media Sosial

Pov Fadil

Aku yakin, setelah kejadian ini keluarga mas Fadil pasti tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan semakin mengusik kehidupanku dan tidak akan membiarkanku sampai mereka puas membuatku menderita. 

Dengan ini, akan ku persiapkan mental dan tenagaku untuk menghadapi mereka. Huh! 

***

🍁 Pov Fadil 

"Fadil! " pekik ibuku saat membuka pintu ruanganku. 

"Mas Fadil, kamu kenapa? " tanya Sandra yang ikut serta menghampiriku bersama ibu. 

Setelah kepergian Ratna dan gengnya, seketika aku memegangi kembali celanaku di bagian senjata pusakaku. Kur*ng aj*r Ratna, beraninya dia menendang benda berhargaku. 

Aku duduk di sofa pojok ruanganku, diikuti ibu dan juga Sandra. 

"Ini pasti ulah Ratna, " ucap Sandra. 

"Darimana kamu tahu? " tanyaku. 

"Tadi kami melihatnya di parkiran, sama Dina sepupunya dan nggak tahu siapa satunya, " jelas ibu. 

Aku jelaskan semuanya perihal maksud kedatangan Ratna dan gengnya, hingga perbuatan mereka padaku. 

"Ini nggak bisa dibiarin Mas, kita laporkan saja pada polisi, " ucap Sandra. 

"Enggak San, aku nggak akan laporkan mereka. "

"Kamu takut acaman mereka? atau? "

"Aku nggak takut, aku punya cara sendiri untuk membalas perbuatan mereka. "

"Sudah Fadil, nggak usah diladenin mereka, kamy fokus saja sama rencana pernikahan kalian, " ucap ibu. 

Sandra menyandarkan kepalanya di bahuku. "Iya Mas, kita fokus ke rencana pernikahan kita saja, " ucapnya lembut. 

"Nggak bisa, ini masalah harga diri. Lagian masa iya aku kalah sama cewek, " ku singkirkan kepala Sandra. 

"Terserah kamu, tapi kalau nanti hidupmu makin sial gara-gara keseringan berurusan dengan bek*s istrimu itu jangan nyesel, rasakan sendiri! " balas ibuku. 

Aku bangkit dari dudukku, berjalan sedikit maju di depan mereka yang masih terduduk di sofa. "Dukung aja kenapa sih? Lagian kalau dia berani sama aku, itu berarti dia bisa saja melakukan lebih dari ini pada kalian juga, " ucapku. 

"Bener juga ya, terus rencana kamu apa? " tanya Sandra seraya berdiri menghampiriku. 

Aku diam sejenak. Sebenarnya aku sendiri masih bingung, dengan cara apa aku membalasnya. Jujur, aku sangat tidak menyangka bahwa dia bisa seberani ini. 

Dasar wanita gil*. Untung sudah kuceraikan, kalau tidak bisa-bisa aku akan stroke karena tingkahnya. 

Ibu berdiri mendekatiku. "Kita hina terus dia, caci maki, rendahkan martabatnya, permalukan dia, kalau perlu kita buat dia jadi gila beneran!" ucap ibu bersemangat. 

Mendengar ucapan ibu, aku langsung muncul ide. Aku yakin dengan ide ini, dia pasti akan merasa terpojokkan. Dan ini akan menjadi langkah awalku untuk membalaskan perbuatannya. Perbuatan yang hampir saja menyelakai benda berhargaku. 

Cepat-cepat aku berjalan ke meja kerjaku. Ku buka laptopku dan mulai mencari foto Ratna. Namun si*l, aku tak menemukannya. Aku teringat semenjak kembalinya Sandra di kehidupanku, aku menghapus semua foto Ratna, termasuk foto pernikahanku selama ini. Bahkan namanya di ponselku saja sudah ku ganti yang dulunya 'istriku tercinta' ku ubah menjadi 'nggak penting!'. 

Ku buka akun sosial medianya. Dengan cepat aku menemukannya. Ku ambil foto itu, akan ku gunakan sebagai senjata. 

Setelah mendapatkan foto Ratna, aku langsung membuka media sosialku. Bersiap menulis di beranda fac*bo*kku. 

[WARNING!

Wanita tersebut mengalami gangguan jiwa lantaran tak terima diceraikan oleh suaminya. Jika anda menemuinya dimana pun berada haraplah berhati-hati dan tetap waspada, jika tidak dia akan bertindak diluar pikiran anda. Terimakasih.]

Posting. 

Ya. Ku buat status diatas disertai foto Ratna. Tak hanya di fac*bo*k namun juga di status wh*ts*ppku. Aku yakin, jika dia tak melihatnya pasti keluarga atau teman-temannya akan mengetahuinya. 

Terserah apapun reaksinya. Tak kupedulikan. Cara ini lebih ku sukai daripada harus repot-repot lapor ke polisi. Lagipula sebenarnya aku juga takut jika dia tak main-main dengan ucapannya. Bisa-bisa aku kehilangan benda pusakaku beneran nanti, kan serem.

#

Sesampainya di rumah, aku tak sabaran membuka ponselku, ingin melihat seberapa banyak respon setelah aku membuat status tentang bek*s istriku tadi.

Karena setelah membuat status tadi siang, aku sengaja mematikan ponselku. Takut saja kalau ada yang tiba-tiba menyerangku saat jam kerja. 

Aku duduk bersantai di belakang rumahku, tak lupa secangkir kopi yang setia menemaniku di atas meja yang bersebelahan dengan tempat dudukku.

[Maksud kamu apa Mas?]

Ini dia yang ku tunggu-tunggu akhirnya muncul. Sebuah pesan masuk dari si bek*s istri. Untung saja setelah perceraian beberapa hari yang lalu aku belum sempat menghapus nomernya. Sebenarnya tak terlintas di pikiranku untuk menghapus nomernya, kalau dia masih menyimpan nomerku bisa ku gunakan untuk pamer kesuksesanku suatu saat nanti. Hehee.

[Apa yang salah? Aku tahu Ratna, kamu itu sebenarnya masih mencintaiku, jadi mulai nggak waras kamu karena aku lebih memilih Sandra. Hahaa!]

Ku balas pesan dari Ratna. Aku yakin sebenarnya dia bekerja di warung makan itu karena dia tahu kantor baruku dekat dengannya. Dan, setelah dia mengantar pesanan nasi box itu dia sengaja ingin meminta maaf padaku semata-mata karena dia ingin lebih menarik perhatianku.

Tapi sampai kapanpun cintaku tetap untuk Sandra seorang. Dan Ratna selamanya tetap akan menjadi mantan.

Cukup lama aku menunggu balasan dari Ratna. Ku buka pesanku kembali, sudah centang biru yang itu berarti dia sudah membacanya. Tapi kenapa tak dibalas-balas? 

[Hey! Wanita gil*!]

Ku kirim kembali pesan untuknya. 

[Wanita mandul! Pembawa si*l!]

Ku kirim pesan lagi, hingga beberapa kali dan Ratna hanya membacanya, terlihat dari tanda centang yang sudah berwarna biru.

Kesal aku dibuatnya. Menunggu pesan yang hanya di baca tanpa ada balasan, membuatku tersulut emosi sampai ke ubun-ubun. Sudah nggak berpendidikkan, sombong lagi. Awas kamu Ratna! 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Neni Chairani
ngapain sampah d ladenin, buang aj sampah pd tempatnya he he he
goodnovel comment avatar
Faz Faz
ternyata mantan suaminya secara tidak sadar caper ke mantan istri dan masih suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hinaan dari Mantan Suami   Dilabrak

    #HDMSPart 8 DilabrakTiga hari berlalu. Setelah kejadian status mas Fadil di media sosial itu, aku memilih mendiamkannya. Dengan harapan dia takkan menggangguku lagi. Memang benar. Selama tiga hari ini dia tak muncul dihadapanku ataupun membuat ulah di media sosialnya. Tetapi .... Hampir semua keluarga besarku yang mengetahuinya ikut menuduhku gila. Tak hanya itu, bahkan teman-teman ku pun menganggapnya benar. Hingga aku bertubi-tubi mendapat cercaan dari mereka. Bahkan dalam tiga hari ini, beberapa orang yang melihatku tampak memandang aneh. Saat di angkot pun tak jarang dari mereka yang duduk agak menjauh dariku. Begitu besar efek dari ulah mas Fadil terhadapku. Astaghfirullohal'adzim. Setelah perceraian itu, aku lebih memilih mengontrak rumah sendiri, karena jika harus pulang ke rumah orang tuaku, rasanya hanya akan menambah beban mereka. Mengingat, aku bukanlah dari keluarga yang berkecukupan seperti keluarga mas Fadil. Pagi ini, seperti biasa aku menunggu angkot untuk ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • Hinaan dari Mantan Suami   Akun Baru

    #HDMSPart 9 Akun BaruAku dan Dina masih terdiam di depan Bu Ajeng. Bu Ajeng mulai mendekati kami."Siapa mereka?" tanya bu Ajeng.Aku menjelaskan semuanya. Tentang Sandra dan mantan mertuaku dan maksud kedatangan mereka pagi ini. Aku juga meminta maaf pada bu Ajeng, karena ulah mereka yang sudah membuat kegaduhan di area warung makan.Bu Ajeng duduk di bangku didekatnya. "Saya maafkan kamu, pandanganku kamu nggak salah. Merekalah yang salah, karena sejak kedatangan mereka saya sudah berdiri di balik pintu utama. ""Terimakasih Bu, terimakasih. " Aku tersenyum kegirangan. Bu Ajeng tersenyum tipis. "Silakan bekerja kembali. "Aku lega. Bu Ajeng sama sekali tak menyalahkanku. Baru beberapa hari mengenalnya, sudah dapat ku simpulkan bahwa bu Ajeng adalah orang yang sangat baik, selalu menilai seseorang dari data dan fakta bukan dari kejadian yang hanya sekilas dia lihat. Bahkan, saat kejadian tiga hari yang lalu dimana mas Fadil membuat postingan di media sosial tentang diriku, bu Aje

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Hinaan dari Mantan Suami   Langkah Awal

    #HDMSPart 10 Langkah AwalSesampainya aku di kontrakan, ku letakkan ponselku di ruang tamu. Sementara aku pergi ke dapur mengambil minum dan cemilan ringan. Inilah tempat tinggalku setelah bercerai dengan mas Fadhil. Sebuah kontrakan yang hanya ada satu kamar tidur, ruang tamu dan dapur yang menjadi satu dengan kamar mandi. Aku kembali ke ruang tamu. Mengambil ponselku lalu membuka aplikasi fac*bo*k. Begitu banyak pemberitahuan, termasuk bahwa mas Fadhil sudah menerima pertemananku. 'Saatnya bermain, 'batinku. Ku buka profil mas Fadhil, berandanya hampir penuh dengan foto-fotonya dengan Sandra atau keluarganya. Ku kirimkan pesan pribadi padanya, dan kebetulan dia sedang online. [Hay Fadhil] [Hay juga, siapa?] [Sinta] Tak butuh waktu lama mas Fadhil membalas pesanku. Cukup panjang aku memperkenalkan diri dengan akun yang dibuat oleh Ida. Entahlah, perasaanku berkata seakan mas Fadhil cepat merespon karena akunku ini berfotokan profil wanita muda. Ditambah dengan data diri seba

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Hinaan dari Mantan Suami   Yes! Berhasil

    Ting! Pesan masuk dari aplikasi wh*ts*ap muncul. Aku pun segera membukanya, dari mas Fadil. [Kok nggak sampai-sampai, aku dah lama nunggu nih, pesanan juga udah datang] [Ban mobilku bocor, aku harus ke bengkel dulu. Aku sudah menyuruh asistenku untuk menemuimu, sebentar lagi dia datang] Baru tiga puluh menit berlalu dari jam perjanjian mas Fadil rasanya sudah tak betah menunggu. Lagipula mana ada ban mobil bocor apalagi asisten yang datang, karena aku sudah di pos parkiran sejak tadi pagi. Tentu saja ini adalah bagian dari rencanaku. Ku buat mas Fadil lama menunggu, di tambah dengan pesanan paket yang terlanjur ia pesan, itu akan membuatnya mengeluarkan uang begitu banyak. Waktu hampir jam delapan pagi. Karena jam delapan adalah batas waktu ia masuk kerja. Dan aku tahu mas Fadil pasti semakin kesal karena semakin lama ia menunggu. Derrt ... Derrt ... Mas Fadil menelponku. "Asistennya mana? kok nggak sampai-sampai juga? kamu ngerjain aku ya? "'Emang iya, ' batinku.Aku menahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Hinaan dari Mantan Suami   Rencana Baru

    Sesampainya aku di rumah (kontrakan) ku rebahkan badanku diatas kasur, mengambil istirahat sejenak setelah hampir setengah hari aku 'bermain'. Rencana hari ini berhasil semuanya. Lega hatiku. Dan dengan uang ini aku bisa mengganti kerugian atas pesanan mas Fadil di cafe tadi. Hanya berpura-pura mengganti, karena pada dasarnya ini bukan uangku. [M-Bangkingku sedang error, tadi aku nggak sempet juga ke atm, bisa kita atur lagi pertemuan kita?] - SendKu kirim pesan pada mas Fadil. Hanya sebagai alasan m-banking error, karena pada nyatanya aku tak mungkin mentransfer uang lewat rekeningku, selain tak cukup uang juga karena rekeningku atas namaku. Kebayang kan kalau aku sampai transfernya pakai rekeningku?[Baik, tapi aku yang akan tentukan waktu dan juga tempatnya] Balas mas Fadil. [Baik] Ku turuti kemauannya untuk menentukan waktu dan tempat pertemuan kita selanjutnya, dengan harapan semoga saja di warung tempatku bekerja. Jadi aku tak perlu repot-repot meminta izin libur. [Kantor

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • Hinaan dari Mantan Suami   Pov Fadil (Karangan bunga)

    Pov Fadil Karangan BungaTok! Tok! Tok! "Permisi Pak. " Terdengar dari balik pintu ruang kerjaku. Meskipun baru beberapa hari pindah kerja di sini, aku cukup mengenal suara bawahanku, termasuk dia, Damar. "Masuk! "Pintu di buka, Damar berjalan dan berhenti tepat di depan meja kerjaku. Damar meletakkan sebuah amplop berwarna coklat di atas mejaku. "Pagi Pak Fadil, maaf ini ada titipan dari bu Sinta. ""Sinta? Kamu kenal? ""Cukup kenal Pak, dulu saya pernah bekerjasama dengan beliau. ""Oh, begitu, terimakasih. ""Sama-sama Pak, saya permisi. "Damar meninggalkan ruanganku. Ya, dulu sebelum aku menjabat sebagai kepala cabang, aku dan Damar sama-sama hanya karyawan biasa. Namun di tempatkan di kantor yang berbeda. Damar di sini, dan aku di tempatku sebelumnya. Setelah pensiunnya kepala cabang di kantor ini, aku dan Damar menjadi kandidat calonnya.Ku akui, Damar memiliki potensi lebih dari aku, selain itu attitudenya juga lebih baik dari aku. Tapi karena aku lebih lama menjadi kary

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Hinaan dari Mantan Suami   Pemuda itu ...

    #HDMSPart 14 Pemuda itu ... [Maksud kamu apa ngirim karangan bunga seperti itu, heh!]Aku terkenjut membaca pesan dari mas Fadil. Karena aku merasa tak mengirimkan karangan bunga. Jangankan mengirim, beli saja aku tidak ada uangnya. Kalaupun ada lebih baik buat bayar kontrakan. "Da, lihat ini," ku berikan ponselku ke Ida.Ida membaca pesan dari mas Fadil. "Oh, ini pasti kelakuan Damar deh, balas aja salah cetak.""Damar siapa?""Sepupuku. Dia satu kantor dengan mantan suamimu itu."Aku mengerti. Ini adalah bagian dari rencana yang dibuat Ida. Ida mengembalikan ponselku, dan aku segera mengirim balasan pesannya mas Fadil.[Kenapa? Ada yang salah?] send.Aku berpura-pura tak tahu dengan pesan mas Fadil yang sepertinya penuh emosi.Derrt ...Mas Fadil membalas pesanku. Mengirimkan sebuah gambar karangan bunga dengan tulisan turut berduka cita disertai nama lengkapnya.Seketika aku melongo melihat gambar tersebut. Pantas saja mas Fadil marah. Orang mana yang nggak marah kalau dapat kir

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • Hinaan dari Mantan Suami   Menyusun Rencana

    #HDMSPart 15 Mengikuti Kemauannya Fadil (Menyusun Rencana)Sesampainya kami di cafe, pemuda tersebut pun ikut membersamai kami. Rasanya dugaanku semakin kuat, bisa saja ia adalah kekasih Ida. Ida memesankan kami makanan. Sembari menunggu pesanan datang kami mengobrol ringan sekaligus Ida memperkenalkan pemuda yang duduk di sebelahku ini. Bikin deg-degan rasanya."Dia ini Damar, sepupu aku," ujar Ida memperkenalkannya pada kami. Ternyata aku salah menduga, itu berarti kemungkinan masih ada kesempatan buat aku. Hihihi.Damar ternyata bekerja di kantor yang sama dengan mas Fadil. Ia adalah kompetitor mas Fadil, saat menjadi kandidat kepala cabang.Namun, di hari dimana pengumunan siapa yang akan menjadi kepala cabang, ia tak terpilih. Sehari sebelumnya, mas Fadil mendatangi rumahnya, memintanya untuk mundur sebagai kandidat, namun Damar menolaknya. Karena itulah, mas Fadil menyogok dan mengimingi-imingi beberapa karyawan di kantornya sekarang untuk membantunya. Memberi keterangan yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20

Bab terbaru

  • Hinaan dari Mantan Suami   TAMAT

    #HDMSBab 35 TAMATAku masih berusaha untuk bersikap acuh. Aku tak ingin Fadil mendapati kalau diriku bersimpati dengan apa yang menimpanya saat ini. Karena bagiku mungkin saja itu adalah karma yang harus ia terima. Dan aku juga cukup lega lantaran apa yang menjadi dugaanku tadi tidak benar adanya. "Ada satu hal yang ingin aku katakan ke kamu," kata Fadil yang tiba-tiba membuatku terperangah. Duh, mungkinkah dugaanku akan benar? Aku menelan ludahku sendiri. Mendadak sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Fadil padaku. "Apa? Cepat ya, gak usah pakai drama!" ketusku dengan masih membuang muka. Meski penasaran dengan apa yang akan Fadil katakan, tetapi di sisi lain aku juga mulai muak dengan keadaan ini. Terlebih aku juga tak ingin jika tiba-tiba aku teringat dengan hal-hal masa lalu kami. Karena bagiku itu sangat menganggu! "Aku masih mencintaimu." Baru satu kalimat saja sudah membuat kedua mataku membulat seketika. Perasaan akan dugaanku terasa semakin nyata. Bagaimana

  • Hinaan dari Mantan Suami   Bertemu Kembali

    #HDMSBab 34 Bertemu KembaliSeperti aktivitasku sebelumnya pagi ini aku mengantar Arsya ke sekolah. "Bunda nanti jemput, ya," kata Arsya. "Iya, InsyaaAllah," balas ku sembari tersenyum. Arsya lalu mencium takzim tangan kananku. Lalu bergegas masuk ke dalam ruang kelasnya. Sebagai ibu aku cukup bangga dan bahagia melihat Arsya di usianya yang sekarang selalu bisa mengerti akan keadaanku. Apalagi semenjak kepergian mas Erlangga ia lah yang kerap menjadi pelipur laraku. "Assalamu'alaikum."Mendadak aku terdiam setelah mendengar seseorang berucap salam di dekatku. Bersamaan dengan itu salah satu tanganku telah berhasil menemukan kunci sepeda motorku. Aku menoleh kearah belakang dimana aku mendengar sumber suara yang barusan berucap salam. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku mengetahui siapa orang tersebut. "Fadil?" lirihku sambil menatap wajah mantan suamiku itu. "Assalamu'alaikum Ratna," ucap Fadil lagi. "Waalaikumsalam." Dengan nada sedikit pelan aku membalas salam dari Fadi

  • Hinaan dari Mantan Suami   Rahasia

    #HDMSBab 33 Rahasia Fadil"Rahasia?" aku terkejut setengah mati setelah mendengar bapak akan menjelaskan tentang rahasia Fadil kepadaku. Ya, rahasia dimana mantan suamiku itu ternyata masih menyimpan rasa padaku. Lebih tepatnya ia tak pernah menghilangkan perasaannya terhadapku sekalipun kami telah berpisah. "Dia juga yang ingin melamarmu setelah selesai masa iddahmu waktu itu." Kembali aku dibuat tercengang mendengar bapak berkata demikian. Setelah tiga bulan berlalu entah mengapa bapak mengatakan hal ini padaku. Padahal aku sendiri merasa sudah lebih baik tanpa keberadaan Fadil dan keluarganya. Bapak melanjutkan perkataannya yang mana beliau menjelaskan jika ternyata semua perbuatan jahat Fadil terhadapku bukan semata-mata ia ingin menyakitiku. Bukan karena ia membenciku. Bukan! Melainkan karena ia menuruti perkataan dari bu Susi. Ibu kandungnya sendiri. Waktu itu setelah kembalinya Sandra ke kehidupan Fadil, bu Susi yang memang sejak dulu sangat menyukainya dan berharap ia la

  • Hinaan dari Mantan Suami   Pamit

    #HDMSBab 33 PamitSejenak aku terpaku melihat bu Susi yang sedang duduk di kursi roda dengan keadaan seperti mengalami strok. Benar, tamu yang hadir malam ini adalah Fadil dan ibunya. Tanpa Sandra yang biasanya ikut kemanapun kedua makhluk ini berada. Mm, kemana dia, ya? Jujur ketika melihat Fadil lah yang menjadi tamu yang ditunggu-tunggu ibu sejak tadi membuatku kecewa sekaligus prihatin. Kecewa karena awalnya aku mengira tamu yang dimaksud ibu mungkin adalah saudara jauh kami atau teman lamanya. Sebab, selama ini ibu akan selalu tampak bahagia jika ada saudara atau temannya lah yang akan mengunjunginya. Namun, melihat kondisi bu Susi yang demikian aku juga ikut prihatin. Di sisi lain aku juga bertanya-tanya dengan keadaannya yang sekarang. Pantas saja hampir satu bulan ini aku tak lagi menjumpainya dimana pun. Termasuk saat berbelanja sayur atau acara PKK yang belum lama di gelar. "Duduk, Nduk," pinta bapak yang seketika membuyarkan lamunanku. Tanpa berkata apa-apa aku pun me

  • Hinaan dari Mantan Suami   Dilamar

    #HDMSBab 32 DilamarSuatu hari tak sengaja aku mendapati bapak sedang berbincang-bincang dengan seseorang di teras depan. Karena penasaran aku pun bergegas mengintip dari balik horden jendela yang berada tepat di belakang kursi teras. Dan saat aku mengetahui lawan bicara dari bapak kandungku itu membuatku sangat terkejut sekaligus tak percaya. Siapa lagi kalau bukan mantan terburuk. Fadil. "Mau ngapain lagi tuh mahkluk!" umpatku. Jengkel sekali rasanya melihat Fadil lagi-lagi hadir di rumah ini. Padahal baru beberapa pekan yang lalu ia datang ke sini bersama pak Rt dan bu Rt untuk meminta maaf dan berdamai. Tiba-tiba aku agak terkejut ketika melihat bapak dan mantan menantunya itu tertawa bersama. Sependengaranku mereka berdua tadinya tidak membahas hal-hal yang lucu. Atau aku saja yang tidak terlalu memperhatikan. Namun yang jelas, melihat bapak dan Fadil tertawa bersama seperti itu malah membuatku semakin jengkel jadinya. Sebab itu artinya bapakku sendiri sudah mulai kembali ny

  • Hinaan dari Mantan Suami   Kedatangan Tamu Tak Diundang

    #HDMSBab 31 Kedatangan Tamu Taj Diundang Sudah beberapa hari ini aku kembali mengurung diriku di rumah. Termasuk berbelanja dan mengantar Arsya ke sekolah aku meminta bantuan ke orang-orang yang ada di rumah. Bukan tanpa alasan aku memutuskan hal ini. Sebab, aku hanya ingin lebih menenangkan pikiranku saja. Karena sudah beberapa ini aku merasa Fadil selalu mengganggu. Ahh, kesal sendiri aku jadinya jika mengingat mantan terburuk ku itu. "Ibu atau kamu yang anter Arsya?" tiba-tiba ibuku muncul. Selalu saja pertanyaan ini yang beliau utarakan di setiap pagi. "Ibu saja lah," jawabku malas. Kalau hanya membeli bakso keliling yang biasanya lewat depan rumah aku masih bisa mengiyakannya. Tetapi untuk mengantar Arsya aku masih tak ingin. Bukan karena takut bertemu Fadil, tetapi lebih merasa risih jika melihatnya kembali.Dengan senyum manis ibu lantas pergi meninggalkanku. Aku tahu ibu tidak akan marah dengan sikapku barusan. Sebab aku yakin ibuku itu memahami betul apa yang sedang aku

  • Hinaan dari Mantan Suami   Teringat Kembali

    #HDMSBab 30 Teringat Kembali"Kamu kenapa, Nduk? Ibu perhatiin seharian ini, kok, cemberut gitu? Ada masalah?" ibu menatapku dengan wajah gelisahnya. "Aku gak pa-pa, Bu. Ibu tenang aja," balasku berbohong. Sebab sebetulnya aku sedang berada di titik tidak baik-baik saja. Benar, setelah pulang berbelanja tadi pagi aku memilih untuk tidak menceritakan apapun kepada ibu dan bapakku. Mengingat umur mereka yang sudah mulai tua, aku juga tidak ingin menambah beban karena masalah yang dibuat mantan besannya itu. Namun ternyata pilihanku untuk tidak bercerita itu malah tanpa sadar membuatku tak banyak bicara sepanjang hari. Dimana hal itu membuat kedua orang tuaku khawatir. Astagfirullah. "Yakin? Jangan sungkan kalau mau cerita apa-apa. Aku ini ibumu, tau, lho kalau kamu sekarang ini pasti lagi kepikiran sesuatu," ujar ibuku yang entah mengapa tebakannya memang tepat. "Iya, Bu," balasku sambil tersenyum tipis. Lagi-lagi aku sungguh tak ingin membuat ibuku khawatir. Setelah ibuku pergi

  • Hinaan dari Mantan Suami   Sepeninggal Mas Erlangga

    #HDMSBab 29 Sepeninggal Mas ErlanggaTepat hari ini adalah hari terakhir masa iddah ku usai kepergian mas Erlangga yang menurutku sangatlah mendadak. Masih teringat jelas bagaimana akhir kehidupan dari suamiku itu. Sejujurnya aku bersyukur dan yakin jika mas Erlangga bisa mendapat tempat terbaik dari-Nya. Namun, di sisi lain aku juga kerap merasa menyesal ketika mengingat kembali kejadian-kejadian sebelum mas Erlangga meninggal. "Kenapa waktu itu aku gak tegur kamu,sih, Mas .... ?" pertanyaan inilah yang sampai detik ini masih menghantuiku. Menyesal. Sangat menyesal. Bahkan sekedar memanggil pun tidak aku lakukan. Mencari keberadaanmu yang jelas-jelas sebelum subuh mas Erlangga tak kembali ke dalam kamar. Astaghfirullah .... "Nduk?" terdengar lembut suara ibuku memanggil. Lekas aku mengusap air mata yang telah membasahi kedua pipiku. Aku berjalan menghampiri ibuku yang berdiri di ambang pintu. "Iya, Bu?" tanyaku. "Sudah, ya." Ibu mengelus bahu kananku sembari mengulas senyum m

  • Hinaan dari Mantan Suami   Yang Terjadi Pada Mas Erlangga

    #HDMSBab 28 Yang Terjadi pada Mas ErlanggaDi suatu malam aku tiba-tiba terbangun dari tidurku lalu menyadari mas Erlangga tak lagi ada di sisiku. Ketika ku lihat jam yang menempel di dinding waktu telah menunjukkan pukul tiga dini hari. "Tumben Mas Erlangga sholat gak ngajakin aku," keluhku. Karena tidak biasanya jika suamiku itu menunaikan sholat malam tidak mengajakku. "Astaghfirullah ... Pantesan aku gak diajak. Aku kan belum selesai haid." Ku usap wajahku dengan agak kasar. Menyadari alasan yang membuat mas Erlangga tak mengajakku untuk sholat aku pun memutuskan untuk kembali tidur. Namun, entah mengapa tiba-tiba aku malah tak bisa melanjutkan tidurku. Mataku seakan segar bugar dan tak merasa kantuk sama sekali. Dan kebetulan juga tiba-tiba aku merasa haus. Aku pun keluar kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air. Saat berjalan menuju dapur dan melewati ruang sholat aku melihat mas Erlangga yang sepertinya sudah selesai menunaikan sholatnya. Tetapi, karena ingin mengam

DMCA.com Protection Status