Share

Bab 22.B

Penulis: Ina Qirana
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-03 15:58:59

"Mereka itu ada hubungan 'kan?" tanyaku dengan mata berkaca.

Mbak Risti malah menyeringai, tega sekali dia. Aku lagi sedih begini ia malah tertawa.

"Bisa jadi, kamu inget dulu saat mendapatkan Mas Hanif?" Mbak Risti malah bertanya begitu.

"Kamu bisa nikah sama dia setelah nyakitin istrinya, kamu godain Mas Hanif padahal tahu ia punya istri, sekarang ga menutup kemungkinan, kalau kamu yang akan ada di posisiku."

Aku menganga, tak menyangka dalam hati Mbak Risti masih menyimpan rasa dendam, padahal kini ia sudah bahagia dengan suami barunya.

"Aku 'kan udah bilang, laki-laki tukang selingkuh itu ga bisa dirubah kecuali kalau dia benar-benar sudah diadzab, termasuk suami kamu, siap-siap ya Kirana sebentar lagi kamu akan merasakan sakitnya berada di posisiku." Mbak Risti menyeringai jahat.

Aku diam tercenung mencerna ucapannya yang teramat menyakitkan. Tidak! Mas Hanif tak boleh selingkuh lagi, hanya aku wanita terakhir yang akan jadi istrinya.

"Yang, masuk yuk udah panas, tar muka kamu go
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 23.A

    (POV Risti)"Mbak Ris, di rumah Nyonya Seli ada ribut-ribut." Bu Yani ART-ku melapor, tangannya menjinjing belanjaan."Ribut kenapa?" tanyaku sambil minum susu ibu hamil."Engga tahu tapi saya lihat tetangga baru depan rumah Mbak Ris itu marah-marah sama Nyonya Seli," jawab Bu Yani sambil membereskan belanjaan.Mungkin maksudnya Kirana, apa jangan-jangan Kirana melabrak Mbak Seli? ah aku jadi penasaran."Maksud Ibu Mbak Kirana? dia 'kan tinggalnya di sana di depan," ujarku makin penasaran."Nah iya Mbak itu, dia marah-marah tadi, serem pokoknya bahas-bahas pelakor lagi." Bu Yani bergidik.Karena penasaran aku pun melangkah ke depan, mau lihat keributan di sana, sepertinya seru juga."Mau ke mana, Yang?" tanya suamiku, dia masih pakai kolor karena hari ini tak ke pabrik."Mau ke rumah Mbak Seli," jawabku sambil pergi.Benar ternyata di rumah Mbak Seli ramai banyak orang, tapi keributan sudah tak terdengar, yang kudengar hanya ucapan lelaki dewasa, pak RT nampaknya.Lelaki yang selalu m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 23.B

    Aku mencolek sambelnya pake jari telunjuk, ternyata sambel rujak buatan Mas Lutfi lebih enak dari pada buatanku."Buahnya juga makan dong, Yang," sahut Mas Lutfi."Mas dulu ya yang makan, ini enak loh, ayo aaak." Aku menyuapi Mas Lutfi mangga muda yang sudah dicolek ke dalam sambelnya."Engga ah asem, kamu aja yang makan 'kan kamu yang mau." Mas Lutfi menolak."Mas dulu yang makan." Aku merengek manja, sementara Mas Lutfi mendesah."Asem, Yang." Mas Lutfi sampai nyengir-nyengir.Kandunganku sekarang sudah usia lima bulan, kata tetangga perutku belum kelihatan, aku jadi pesimis takut bayi di dalam sana kurang gizi."Saya dulu empat bulan aja udah kelihatan, kok Mbak Risti belum ya, jangan-jangan bayinya kurang gizi." Begitu kata Bu Silmi pas lagi arisan kemarin.Ditambah dengan omongan Kirana."Kasihan banget sih bayi Mbak sampe kurang gizi gitu, kaya aku dong, Mbak, makan buah, susu sama makanan bergizi biar bayi kita sehat." Begitu kata Kirana, dasar sok tahu.Sekarang wanita bermulu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 24.A

    "Yakin, Teh? biasanya lelaki itu selalu poligami kalau udah sukses, aku juga rela sih jadi istri keduanya," celetuknya lagi sambil mesem-mesem."He he becanda, Teh, becanda," ujar Ririn sambil cekikikan.Aku mengerling malas."Kamu tuh apa-apaan sih, Rin, jangan jadi pelakor buat kakakmu sendiri, awas ya macam-macam!" Emak mengancam.Gadis songong itu nampak mencebikkan mulutnya, bibirnya bisa mengatakan becanda tapi isi hatinya tak ada yang tahu 'kan? apalagi ia selalu kecentilan di hadapan Mas Lutfi."Becanda, Mak. Elaah, cowok tajir di luar sana masih banyak kali," celetuknya sambil mendelik."A Lutfi, Ririn bantuin ya beberesnya," ujar gadis itu saat Mas Lutfi ngangkutin barang bawaan emak ke dapur."Kamu masih capek, duduk aja ya," jawab Mas Lutfi."Ah engga kok ga capek, yuk aku bantuin."Tanpa menunggu diiyakan ia membantu suamiku menggotong karung berisi ubi ke dapur."Apaan sih si Ririn itu, dia pasti mau goda suamiku, silakan saja goda kalau bisa," ucapku di hadapan emak"Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 24.B

    "Iya belakangan ini memang setahuku rumah tangga mereka sedang retak, Mas Hanifnya selingkuh lagi," kataku."Ehmm! Ehemm!"Terdengar Mas Lutfi berdehem dari dalam, itu kode kalau aku tak boleh menggosipkan orang lain, bagaimana lagi bibirku gatal kalau tak bicara."Hah, selingkuh lagi. Syukurin tuh pelakor, mamam!" maki Ririn dengan puas."Makanya kamu juga jangan jadi pelakor, nanti suamimu direbut lagi sama wanita lain." Aku menyindir Ririn, ia terlihat mencebikkan mulutnya."Janji Allah itu benar, manusia akan dapat balasan sesuai perbuatannya," ujar ibu dengan pandangan menerawang."Iya, Bu. Sakit hatiku terbalas saat mengetahui Kirana diselingkuhi juga, mana sama tetangga lagi."Ibu dan Ririn menganga."Selingkuhan si Hanif orang sini juga?" tanya Emak.Aku menganggukkan kepala."Bener-bener gelo eta si Hanif, buaya darat." Emak terlihat geram.Tiba-tiba Mas Lutfi datang menghampiri."Udah, Yang, jangan gosip mulu ah, mending ajak Emak jalan-jalan gih," sahut Mas Lutfi, tentu saj

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 25.A hd

    "Hapeku, Mak, Hapeku. Hiks! Hiks!"Ririn terus meraung kehilangan hapenya, padahal itu cuma benda kenapa ia sedih selebay itu? benar ternyata zaman sekarang anak muda lebih panik kehilangan ponsel dari pada kehilangan iman."Emang gimana cerita sih? kok kamu bisa ditipu? matamu buta apa gimana?" tanya emak, bukan iba wanita paruh baya itu malah terlihat jengkel.Akan tetapi, Ririn bukan menjawab ia malah menangis semakin kencang, aku jadi curiga apakah tubuhnya juga sudah sudah diapa-apain sama lelaki itu?"Gini aja, kita laporkan masalah ini ke polisi." Mas Lutfi bersuara."Tunggu dulu, Emak mau tahu ceritanya kaya gimana? kalau mau lapor polisi Ririn juga harus tenang, makanya udah jangan nangis terus," ucap emak."Jadi gini, tadi aku janjian makan di cafe, lelaki itu ganteng, kekar kaya A Lutfi lah ga beda jauh cuma dia masih muda." Ririn sesenggukan.Agak kesal aku, masa iya tipe Ririn itu seperti suamiku."Ehmm!" Mas Lutfi berdehem, pasti dia geer. Aku mendelik saja ke arahnya."

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 25.B

    Ternyata masih punya rasa takut juga dia."Iya, aku ga bakalan bilang kok, nanti juga ketahuan sendiri." Aku mendelik sinis ke arah Mas Hanif, jijik sekali melihat wajahnya ini.Kukira ia sudah berubah setelah Kirana hamil, nyatanya masih sama saja buaya, jadi ga sabar lihat Kirana melabrak Mbak Seli lagi.Usai makan, aku pun pulang ke rumah. Ririn girang sekali walau dibelikan ponsel seharga dua jutaan, kukira akan protes.Ia mengucap banyak terima kasih padaku juga Mas Lutfi. Begitu pula dengan emak, ia merasa tak enak karena Ririn sudah banyak merepotkan kami."Ga masalah kok, Mak, adik Risti ya berarti adikku juga," ucap Mas Lutfi saat Emak mengucap banyak terima kasih"Aa baik banget, terima kasih ya." Ririn memeluk suamiku, kurangi ajar memang dia itu, untung suamiku cepat menghindar.Sudah satu minggu emak dan Ririn nginap di rumah, setelah punya ponsel baru Ririn lebih betah ngurung diri di kamar, apalagi di rumah ini ada WiFi yang terpasang.Hari ini tepat sepuluh hari akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 26 A

    Kuceritakan masalah Ririn si pembohong itu pada Mas Lutfi, tapi anehnya pria itu terlihat biasa saja, tak cemas atau pun kesal sepertiku."Ada-ada saja adikmu itu." Mas Lutfi malah bicara begitu, kukira ia akan marah lalu kami pulang kampung untuk menghajarnya."Kok Mas ga marah?" tanyaku dengan pandangan aneh, awas saja kalau dia suka Ririn!"Mau gimana lagi." Mas Lutfi mengembuskan napasnya."Mas suka 'kan sama adik tiriku? makanya ga marah dengan kelakuan liciknya itu," selidikku."Astaghfirullah, engga gitu, Yang." Mas Lutfi melirikku."Lah terus?""Gini, Yang, anggap aja itu sebagai pembersihan dosa kita, lagian cuma dua juta ikhlaskan aja ya, kamu mau ga dosa-dosanya dihapus sama Allah.""Kita sekarang lagi dizalimi sama si Ririn, doa kita bakal terkabul langsung menembus langit, dari pada marah-marah, mending kita berdoa supaya duit kita tambah banyak dan berkah."Mas Lutfi ceramah lagi, suruh sabar katanya. Tapi aku takkan diam saja, akan kuberi pelajaran si Ririn itu.Gegas a

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 26.B

    "Jangan, Mak. Aku bilang sudah ga usah diganti, uangku ini masih banyak!" ucapku sedikit tegas.Kalau ga digituin Emak pasti ngeyel mau ganti uang Ririn kemarin."Tapi, Ris ....""Udah, Mak, jangan. Kalau Emak nekat transfer uang yang kukasih ya sudah aku bakal marah sama Emak."Di seberang sana terdengar hening beberapa saat."Kalau gitu, maafin Ririn ya, Nak. Emak sudah tegur dan marahi dia, insya Allah kejadian kaya gini ga akan terjadi lagi."Telpon dimatikan."Apa kata Emak?" tanya Mas Lutfi.Kuceritakan saja semua yang dikatakan emak padanya barusan."Sudah ya mulai sekarang belajar sabar, pasti ada hikmah dibalik musibah ini," ujar Mas Lutfi lalu tak berkata lagi.Satu Minggu setelah kejadian itu, tiba-tiba ada seseorang yang menelpon Mas Lutfi, dia adalah lelaki yang sempat meminjam uang kami satu tahun lalu.Mas Lutfi bicara dengan orang itu, sedangkan aku duduk menyimak di dekatnya."Kabar baik, Yang," ujar Mas Lutfi saat sudah mengakhiri telponnya."Apaan, Mas?" tanyaku pen

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05

Bab terbaru

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 44.B

    Menjelang sore kami pulang kembali ke Jakarta hingga matahari tenggelam barulah kami bisa menginjakan kaki di rumah bercampur lelah."Mbak Ris, Ibu pulang ya. Itu di luar kayanya ada tamu," ucap asistenku, ia terbiasa pulang sore dan berangkat pagi."Oh suruh masuk aja.""Biar Emak yang bawain barang-barang ke dalam sekalian mau istirahat." Emak mengangkat paper bag dan beberapa kantong kresek, oleh-oleh dari Teh Naya dan sebagiannya kubeli di perjalanan tadi.Yang datang ternyata Sabrina bersama Rafka, aku menghela napas jangan sampai ia membuat tubuhku semakin lelah.Wanita itu tersenyum. "Assalamualaikum.""Wa'alaikumus'salam," jawabku dan Mas Lutfi serentak.Ia duduk di sofa bersebrangan denganku dan Mas Lutfi."Kayaknya kalian lagi pada capek ya, sebelumnya mohon maaf aku udah ganggu waktu istirahat kalian," ucap Sabrina.Wajah cantik dan segar itu menatap kami satu persatu, bodohnya aku selalu saja tersimpan cemburu ketika ia memandang suamiku."Ga apa-apa, santai aja. Rafka kan

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 44.A

    "Oh, jadi kamu istri keduanya ya?" tanyaku sambil maju satu langkah.Kulihat Bapak tampak khawatir memandang kami bertiga."Maksudnya?" tanya wanita itu terkejut."Dia ini ibu saya, istri pertamanya lelaki ini, fix selama ini Emak dibohongi sama Bapak, ada untungnya juga ya kita kemari." Aku menyeringai sinis.Wanita yang terlihat lebih muda dari emak itu nampak terkejut, sejurus kemudian matanya mulai berkaca-kaca, lalu menatap bapak penuh kecewa"Jadi ... jadi Akang punya istri selain aku?" tanya wanita itu dengan mata berkaca-kaca.Bibir bapak bergetar, tubuhnya terlihat sangat kurus dengan wajah yang semakin menua."Halimah, Akang bisa jelaskan," ucap Bapak sambil berusaha meraih tangannya."Akang udah bohong! Selama sepuluh tahun Akang bohongi aku! Keterlaluan!" Wanita itu berteriak.Sontak saja pasien yang lain saling melirik, karena ini kamar nomor dua, jadinya satu ruangan ditempati oleh beberapa orang."Maaf, Halimah, Maaf," ucap bapak dengan suara bergetar.Aku maju lagi sat

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 43.B

    "Mbak, sekarang aku benar-benar merasa di posisimu dulu, ditinggalkan dan dicampakkan. Hanya bedanya aku bersama anakku, ada tanggung jawab besar yang harus kupikul." Lagi-lagi Kirana terisak."Aku udah ngerasain karmanya akibat ngerebut suami orang, kamu benar, Mbak, kalau akhirnya Mas Hanif suatu saat akan direbut juga sama orang lain, sekali lagi aku minta maaf," ujar Kirana dengan suara bergetar."Kirana, aku udah maafin kamu." Tenggorokanku tercekat mendengar suara tangisannya."Terima kasih, terima kasih, Mbak. Aku berharap masa depanku nanti akan bahagia bersama anakku, aku harap karma ini hanya berlaku untukku tidak untuk keturunanku." Kirana bicara lagi."Syukurlah kalau kamu udah menyadari semuanya, aku seneng, Kirana."Hening, aku merasa terharu dengan semua yang terjadi, tak dapat dipungkiri ada rasa puas yang menjalar dalam hati, rasanya semua sakitku di masa lalu telah terbayar lunas."Tapi, kamu tinggal di mana sekarang?" tanyaku, agak khawatir juga karena setahuku oran

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 43.A

    "Aku ga ada urusan ya, Rin, dia itu bapak kamu, ya urus lah." Aku berucap sinis.Gantian, karena biasanya dia yang akan bicara ketus seperti itu padaku."Nyebelin! Cepat bilangin ke Emak tentang keadaan bapak, suruh dia pulang urusin suaminya, aku capek tahu nyuciin baju bapak yang bau pesing." Ririn membentak.Aku menahan tawa, akhirnya kena karma juga tuh anak sombong, baru beberapa hari ngurusin bapaknya saja sudah lelah, bagaiman emak yang berpuluh-puluh tahun mengurusnya, tak pernah dihargai lagi."Gugatan ke pengadilan sebentar lagi akan diajukan, Ririn anak manja, jadi bapakmu itu bukan lagi suami emakku, tapi mantan!" tegasku dengan suara pelan."Oh ya, emangnya bapakmu sudah ga kuat jalan ke kamar mandi ya? sampai pipis aja harus di celana?" Aku menahan tawa"Kamu tuh ya bener-bener ngeselin, masa iya nyuruh Emak sendiri bercerai, anak durhaka!" Ririn murka."Bodo amat, dari pada menikah tapi dibuat susah dan ngebatin, ya mending suruh cerai, di rumahku Emak kujadikan ratu, b

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 42.B

    Mas Lutfi mangut-mangut sambil terus menenangkan Maryam yang masih merengek."Ya sudah kalau gitu siap-siap, kita akan berangkat sekarang. Ris, motor udah dikasih?" Mas Lutfi melirikku.Aku mengangguk. "Udah Mas.""Oh ya, Mak, ga usah bawa baju banyak-banyak, bawa keperluan Emak yang penting aja, soal pakaian kita bisa beli di Jakarta."Emak mengangguk lalu memintaku untuk ditemani berkemas di kamarnya, ketakutan jelas masih tercipta di wajah tuanya."Temani Emak, Maryam biar sama aku." Kata Mas Lutfi seraya keluar bersama Teh Naya, dari kejauhan kudengar mereka mengobrol.Di dalam kamar Emak melipat baju-baju dan memasukkan beberapa buah perhiasan yang selalu ia sembunyikan dari Ririn dan bapak."Terima kasih ya, Ris, tapi beneran ga apa-apa 'kan kalau Emak tinggal sama kamu?" tanya Emak sambil menatapku.Aku mengangguk serius. "Ga apa-apa, Mak, Mas Lutfi juga menerima dengan senang hati, jangan mikir macem-macem ya." Aku tersenyum yakin."Oh, jadi kamu beneran mau pergi, Heti? mau t

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 42.A

    "Nih, Pak, mereka berdua yang udah hasut Emak buat minta cerai sama Bapak, anak macam apa kalian nyuruh orang tua cerai." Ririn si anak songong itu menunjuk wajah kami.Seketika suasana jadi tegang, Mas Lutfi dan Kang Ruswan berhamburan datang mengerumuni kami di dapur."Ada apa ini, Ris?" tanya Mas Lutfi."Heti! Apa bener anak-anak kamu mau kita pisah?" tanya bapak sambil melotot.Heti adalah nama emakku sedangkan nama bapak tiriku yang nyebelin itu Rusdi.Tangan emak dingin dan bergetar, wajahnya menunduk dalam. Lalu kugenggam erat tangan keriput itu dan kuelus punggungnya untuk menenangkan."Jawab, Heti!" tegas bapak dengan mimik wajah menyeramkan.Lelaki tua itu membanting kopiah yang ada di kepalanya ke lantai hingga tubuh emak terguncang ketakutan."Iya," jawabku dengan wajah menantang."Saya ga nanya kamu!" Bapak menunjuk wajahku."Cukup ya selama ini Emakku disiksa batinnya sama kamu! Sekarang tolong ceraikan dia dan tinggalkan rumah ini," cetus kakakku memasang tampang bengi

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 41.B

    "Setiap orang punya takdir, Ris, dan mungkin ini udah takdir Emak. Dengan melihat kalian sama suami kalian hidup bahagia aja Emak udah bahagia," jawab Emak sambil menyeka air mata."Kata siapa aku bahagia?!" Kupandangi wajah Emak dengan kubangan air mata."Aku ga bahagia kalau lihat ibu sendiri disakiti setiap harinya, harus kerja keras kerja di sawah milik orang, sementara aku setiap hari hidup enak dan nyaman, Emak pikir aku bahagia?!" Kupukul dada dengan linangan air mata.Akhirnya tangis kami bertiga pecah kami sama-sama menangis di ruangan sempit dan banyak perabotan lusuh ini.Kami saling merangkul dan menguatkan satu sama lain, dari sini aku menilai jika emakku ini memang sudah rapuh, hati dan dan juga jiwanya."Emak harus kaya gimana, Risti? Emak juga udah ga tahan, tapi kalau minta cerai Emak takut disantet." Emak sesenggukan hingga tubuh kurusnya tergoncang.Aku menyentuh pundak Emak yang hanya tinggal tulang, menatap yakin kalau semua akan baik-baik saja."Ga usah takut kit

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 41.A

    "Alaah, si Ririn sama bapaknya sebelas dua belas, bisanya bikin Emak repot, kamu harus tahu ya penghasil warung itu semua dimakan oleh bapak dan si Ririn, sedangkan emak, buat beli kebutuhannya tetap harus kerja di kebun dan di sawah."Tanganku mengepal erat mendengar hal itu, dasar tua Bangka licik, kukira warung itu akan membuat emakku sejahtera, nyatanya ia tetap saja kesusahan."Teteh ga bohong 'kan?" ucapku dengan nada jengkel."Engga, Risti, ngapain bohong. Rumahku ini berdekatan, pastinya aku tahu apapun yang terjadi sama Emak," jawab Teh Risti masih berbisik pula."Kita harus buat emak sama lelaki tua itu pisah, Teh, aku ga rela Emak disakiti." Aku emosi bukan main."Sudah sering Teteh bilang gitu tapi Emaknya aja yang belum siap, katanya takut nyusahin anak kalau jadi janda, lah punya suami aja susah." Teh Naya geleng-geleng kepala."Modal warung itu 'kan dapet pinjem dari suami kamu, coba sekarang tagih, aku yakin lelaki tua itu ga bakal mau balikin, pasti ada aja alasannya

  • Hinaan Dari Mantan Suami Dan Istri Barunya   Bab 40.B

    bab 40.B hd"Enak aja dipikir aku ini bangke tikus." Aku mendelik kesal lalu meninggalkannya.Malam hari aku dan Mas Lutfi diskusi, rencananya motor yang selalu aku gunakan ingin disedekahkan, tapi pada siapa? aku ingin orang itu orang yang tepat."Gimana kalau dari keluarga kamu aja, misal Teh Naya, motornya itu udah sering mogok 'kan?" ujar Mas Lutfi.Betul juga, kalau di keluarganya semua pada mapan, punya usaha dan ada pula yang bekerja di sebuah perusahaan besar seperti Laila."Betul juga ide kamu, Mas, kira-kira kapan kita ke kampung ya, kamu atur jadwal deh.""Emm, sekarang-sekarang juga ga masalah sih kalau aku, tapi fisik kamu kuat ga? ke kampung itu perjalanan lama dan jalannya jelek, emang kuat? 'kan abis lahiran," ujar Mas Lutfi lagi."Kuat lah, 'kan naik mobil bagus." Aku menarik turunkan sebelah alis."Masa? berarti itu juga bakal kuat dong ga takut lagi." Mas Lutfi menggodaku.Pasti ujung-ujungnya ke sana."Itu apaan?!" Aku melotot."Itu ntar malem," jawabnya sambil mes

DMCA.com Protection Status