Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (39)
Setelah beberapa saat saling memandang, akhirnya Alfaro bergegas maju mendekati Dina, namun dengan cepat seseorang yang tadi menyambutnya kini menghalau langkahnya."Eeiiiittss, santai, Tuan! Jangan terburu-buru! Anda belum bisa menyentuhnya sebelum persyaratan yang saya minta beralih ke tangan," ucapnya menagih uang 1 M yang Al janjikan.Al menatap tajam dua lelaki yang sama-sama menggunakan masker, menandai mata mereka sedetail mungkin, kemudian dengan cepat menyerahkan tas hitam yang berisikan uang 1 M.Tampak Dina yang tengah dibekap semakin memberontak, istri Alfaro itu menggeleng-gelengkan kepala cepat, pertanda ia tak mengizinkan suaminya menyerahkan tas hitam itu pada mereka yang sudah menyekapnya."Diam!" bentak seseorang yang membekap mulut Dina, membuat rahang Alfaro mengeras menahan emosinya.Sedangkan seseorang yang berada di depan Al memandang tas hitam di tangan Al de"Jadi lo kerahkan massa untuk nangkep mereka, Al?" tanya Reno memastikan."Gua cuma minta Reza untuk mengerahkan anak buahnya di desa ini supaya berjaga di setiap jalur keluar masuk desa," jelas Al.Reno tersenyum bangga,"Bukan Alfaro Putra Alfahri kalau tak berstrategi. Gila lo ya, bisa gitu mikir secepat itu dalam kondisi genting. Gua kira lo beneran kasih tu uang cuma-cuma ke mereka," puji Reno."Itulah pentingnya bermain cerdas dalam kondisi apapun," jawab Al jumawa."Nggak diragukan lagi emang si Tuan Muda yang satu ini," ucap Reno membuat Al terkekeh. Kemudian perhatian Al beralih pada Dina yang sejak tadi tersenyum dalam diam."Makasih ya, A' ...," ucap Dina tulus."Untuk apa berterima kasih?""Terima kasih karena lagi-lagi Aa' menolong Dina.""Harusnya kamu minta maaf karena sudah merepotkan saya, bukan berterima kasih," ucap Al ketus.Dina menahan senyumnya, "Iya, maafkan Dina ya, yang sel
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (40)"Mereka .... Mereka kakak-kakak Dina, A'," jawab Duna tertunduk."Benar dugaan saya. Gimana ceritanya mereka bisa membawa kamu pergi?" tanya Al penasaran."Mereka mendengar aku akan menikah, entah dari mana, mungkin dari teman-teman yang heboh sesaat setelah aku menyebar undangan pernikahan kita. Dan mereka memanfaatkan hal itu untuk memeras kita, A', maafkan Dina ya," jawab Dina seraya mengingat kejadian yang begitu cepat."Saya nggak ngerti, gimana bisa seorang saudara berlaku sekejam itu pada saudaranya sendiri?" ucap Al dengan emosi tertahan."Dina juga nggak ngerti, A'. Dulu mereka tidak seperti itu. Semuanya berubah sejak Ayah dan Ibu pergi meninggalkan kami untuk selamanya. Dina pikir semuanya berakhir saat mereka menjual Dina ke tante Merry, tapi ternyata semua ini masih terus berlanjut," jawab Dina tertunduk sedih."Bener-bener keterlaluan! Mereka harus mendapatkan balasannya. Kamu mau kita langsung
"Saya ingin mereka tidak tahu siapa di balik rencana ini, tujuannya agar mereka merasakan bagaimana seseorang di balik semua ini begitu berjasa, sampai di titik mereka akan berbalas budi, baru lah mereka boleh tahu bahwa kamu lah yang sudah sangat berjass untuk mereka.Tujuannya agar mereka tak berkesempatan untuk memanfaatkan keadaan lagi, juga agar mereka tak berkesempatan untuk merendahkan kamu lagi, bahkan jika perlu mereka akan merasa malu dan menyesal telah berlaku buruk sama kamu selama ini," jelas Al menerbitkan senyuman haru di bibir Dina, suaminya itu benar-benar memperhatikannya."Makasih, ya, A' ...." ucap Dina seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang milik suaminya, sedangkan Al, kini tangannya membelai jilbab Dina, memberiksn ketenangan dan kenyamanan untuk istrinya."Ehem, jadi kita mau ke rumah sakit apa ke kamar aja nih, Pak, Bu?" celetuk Reno membuat Dina tersipu."Terserah sopir aja deh mau dibawa kemana," jawab Al bercanda
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (41)"Assalamualaikum ...." terdengar suara salam menggema membuyarkan lamunan Dina, juga menghentikan tawa Al dan Reno, keduanya segera menoleh ke arah sumber suara, dan saat itu juga keduanya dibuat terpana oleh pemandangan di ambang pintu."Vio! Tumben lo masuk rumah orang pakai salam?" tanya Al yang terpana karena heran.Hal yang berbeda terjadi pada Reno, leleki itu justru fokus memandang Vio, begitupun dengan Vio yang memandangi Reno dengan raut bertanya-tanya."Aa', kok gitu sih ngomongnya? Bagus dong kalau Vio mengucap salam?" sahut Dina yang tiba-tiba muncul dari dalam."Loh, Din, kamu kok di sini? Bukannya istirahat?" tanya Al heran."Iya, A', tadi Oma ngabarin mau ke sini, mangkanya aku nungguin. Emangnya Oma nggak ngabarin Aa'? Di mana Oma, Vi?" tanya Dina beruntun."Oma sudah hubungi Alfaro, tapi dia aja yang nggak baca chatt Oma," sahut Oma yang baru memasuki ruang
"Ada apa ini, Oma? Oma mau bawa istri Al ke mana?" tanya Al to the point."Oma mau bawa Dina pulang ke rumah Oma." "Lho, kok gitu, Oma? Dina kan istri Al, seharusnya dia tinggal di sini bersama Al, bukan dengan Oma," protes Al tak terima."Ini untuk sementara aja, Al. Sampai acara kalian selesai diselenggarakan. Pokoknya Oma tidak mau dibantah, Dina harus dipingit!" Oma Rose mengeluarkan ultimatumnya."What? Dipingit? Nggak, Oma! Pokoknya Al nggak setuju. Dina tetap berada di sini bersama Al. Dina ini istri Al, jadi Al yang berhak mengatur Dina tinggal di mana," ucap Al berusaha mempertahankan istrinya."Alfaro Putra Alfahri! Kali ini Oma tidak menerima penolakan. Oma nggak mau terjadi sesuatu dengan Dina lagi. Memang paling bener calon pengantin itu dipingit, karena malam pengantin itu rawan," jelas Oma Rose berapi-api."Oma, Sayang. Ini zaman modern, nggak ada lagi acara pingit-pingitan ya? Lagi pula tradisi pingit itu kan unt
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (42)"Jawab Oma kenapa kalian KB?!"Al tertunduk, sedangkan Dina kini berjalan mendekat ke arah Oma."Please, Din! Jangan katakan yang sebenarnya pada Oma," batin Al.Dina memandang Al sekilas, kemudian merangkul Oma Rose."Oma, itu pil memang punya Dina."Deg!Seketika Al memandang Dina penuh makna."Punya kamu? Kamu KB?""Iya, Oma," jawab Dina santai."Kenapa, Din? Kalian nggak ingin kasih Oma cicit?" tanya Oma Rose seraya memandang Al dan Dina bergantian."Dina! Kenapa jujur banget sih tu bocah?" gerutu Al dalam hati."Bukan begitu, Oma.""Terus kenapa?""Kita KB karena kita masih ingin menikmati masa-masa kebersamaan kita. Ya ... ibaratnya pacaran dulu lah, sebab kita belum pernah pacaran sebelumnya, iya 'kan A'?" jawab Dina membuat Al bernapas lega."Iya, Oma. Biasalah, pengen honeymoon dulu," timpal Al
"Dina pamit ya, A'," ucap Dina seraya meraih tangan suaminya kemudian menciumnya penuh takdzim.Al tak menjawab sepatah kata pun.Namun saat Dina hendak menarik tangannya, Al mencegah."Kenapa, A'?" tanya Dina heran."Ini kali pertama saya akan melewati malam tanpa kamu sepanjang pernikahan kita," ucap Al.Dina tersenyum, "Kenapa? Aa' takut rindu sama Dina ya?" goda Dina."Kata siapa, saya nggak takut!" jawab Al tegas."Alaah, Aa' nggak usah gengsi deh!" ledek Dina."Saya nggak takut, Addina. Tapi saya sudah rindu," jawab Al dengan Low tonenya, membuat Dina tersipu malu seketika."Duuh, suami aku, manis banget sih,"pujinya seraya menundukkan pandangan malu-malu.Al menarik dagu istrinya, hingga wajah itu kini mendongak memandangnya, kedua tangan Al kemudian beralih menangkup wajah Dina, lalu memandang kedua matanya dengan tatapan elangnya."Kamu jaga diri baik-baik di rumah Oma, y
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (43)"Din, Lo tidur di kamar gue aja nanti," ajak Vio pada Dina."Nggak, Dina tidur sama Oma. Kapan lagi bisa tidur bareng Dina kalau nggak sekarang? Orang bawa Dina dari si Al repotnya nggak ada obat. Heran Oma sama tuh anak, takut banget kali istrinya diambil orang? Ya kali Oma mau ambil istrinya," omel Oma Rose membuat Dina terkekeh, sementara Vio hanya bisa menggelengkan kepala."Si Oma kayak nggak pernah ngerasain jadi pengantin baru aja," celetuk Vio menimpali."Oma sih, paham. Cuma kayaknya dulu Oma nggak segitunya," jelas Oma Rose heran."Berarti jampi-jampi Oma kalah kuat sama punya Dina," sahut Vio membuat ketiga wanita itu terbahak."Hadeuh, apapun itu Oma senang lihat Alfaro seperti sekarang, makasih, ya, Din, kamu banyak membarikan pengaruh baik untuk cucu Oma," ucap Oma Rose tulus.Dina tersenyum tipis, "Oma bisa aja, tidak hanya Aa' Al yang merasakan manfaat itu, t