Share

3. Dina POV

Penulis: Pena_Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-24 15:16:34

"Jangan panggil saya Om!"

"Lalu?"

"Suka-suka kamu asal jangan Om," jawab Al asal.

"Eum, kalau gitu aku panggil siapa ya ...?" gumam Dina sembari mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu. "Gimana kalau ... Oppa?" tanya gadis penggemar drakor itu berbinar. Ia jadi senyum-senyum sendiri membayangkan kedekatannya dengan Om-om di hadapannya akan seromantis drama Oppa-Oppa Korea yang biasa ditontonnya.

"Opa? Memangnya kau kira saya setua itu?" tanya Al dengan nada tinggi.

"Lho, kok tua sih, Om?" heran Dina.

"Opa gandengannya Oma, kan?" ucap Al polos mengundang tawa Dina.

Dina tertawa sampai terpingkal-pingkal di depan lelaki dewasa yang hanya melihatnya dengan pandangan penuh tanya.

"Kamu menertawai saya?" tanya Al dengan pandangan menyalang.

"Aduh, maaf ya, Om. Habisnya Om lucu sih.'' Dina berusaha menghentikan tawanya, sedangkan Al hanya menggeleng-gelengkan kepala. " Bocah sableng," gumamnya menggerutu.

"Oppa itu panggilan untuk lelaki yang lebih tua dalam bahasa korea, Om. Tapi biasanya ditujukan pada seseorang yang dikenal dekat." Dina menjelaskan makna dari panggilan sayang khas korea itu.

"Kirain Opa aki-aki," gumam Al pelan.

"Bukan, Om. Masa iya lelaki setampan Om disamain ama aki-aki?" sahut Dina memuji, "Jadi gimana?" lanjutnya.

"Terserah kamu aja lah," jawab Al tak mau ribet.

"Memangnya nama Om siapa?"

"Alfaro," jawab Al singkat.

"Oke kalau gitu sementara aku panggil Oppa aja, ya? Sambil memikirkan panggilan apa yang lebih pas untuk Om. Oke, Oppa Al?"

"Terserah," jawab Al singkat kemudian berlalu hendak menemui tante Merry. Namun baru saja ia melangkahkan kakinya, suara Dina kembali menghentikannya.

"Oppa Al ...," panggilnya dengan nada manja.

Al menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya malas.

"Apa lagi, Dina?" tanyanya gemas pada bocah cantik di hadapannya.

"Sarangheo, Oppa," ucap Dina dengan membentuk love menggunakan kedua ujung ibu jari dan telunjuknya yang ditautkan ala-ala drama korea.

"Kamu ngatain saya beo?" tanya Al tak terima.

"Ya ampun, Oppa, ini sarang-heo bukan sarang-beo!" jelas Dina dengan memaju-mundurkan icon hati yang dibentuknya, seolah menggambarkan sebuah jantung yang sedang berdebar-debar.

"Astaga, bahasa planet mana lagi itu? Udah ah, bisa stress saya lama-lama di sini," ucap Al sambil berlalu.

Dina tersenyum geli melihatnya,

"Sarangheo itu I Love You versi bahasa Korea, Oppa!" teriak Dina diiringi pintu kamar yang kembali tertutup menghilangkan punggung Al di balik sana.

Al yang samar-samar mendengar teriakan Dina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Mimpi apa gua semalam? Bisa-bisanya gua mau kawinin bocah tengil macem Dina," batinnya sembari tersenyum tipis, menyadari tingkah konyol Dina yang cukup menghibur malamnya.

Hal yang sama juga tengah terjadi pada Dina di dalam kamar, ia tengah senyum-senyum sendiri melihat dirinya yang sedari tadi meledek calon suami dadakannya.

"Kira-kira panggilan apa ya yang cocok untuk om Al?" gumamnya mulai bertanya-tanya.

"Apa Mas ya? Mas Al? Kaya suaminya mbak Andin di sinetron ikatan cinta, dong? Haha. Lagipula kayanya terlalu mainstream deh manggil suami dengan sebutan Mas,'' lanjutnya.

Ia lanjut berpikir,

"Eumm, Atau kakak aja ya? Kak Al? Ah, tapi panggilan itu membuatku teringat pada orang yang saat ini sangat kubenci. No ... No ... Nggak mungkin aku panggil kak," gumamnya lagi.

Dina menghela nafasnya, kemudian kembali menghembuskannya.

"Hem ... Kalau Abang cocok nggak, ya kira-kira? Bang Al? Kayanya cocok sih panggilan itu buat Om Al yang badannya kekar kaya preman. Tapi kok rasanya kaya kurang nyaman, ya?"

"Bang ... Bang Al ...? Bang ...? Idih, ngeri ah, kaya sensual banget kedengarannya, kurang terasa romantisnya," ucap Dina mencoba mempraktikkan memanggil Al dengan sebutan Abang.

"Ah pusing juga ya pilih panggilan buat si Om. Mas enggak, Kakak enggak, Abang juga enggak, apa Akang aja ya? Atau ... Ayang? Wkwkwk Ya Allah, aneh banget, kaya ABG labil aja ayang-ayangan." Dina menertawai dirinya sendiri, merasa lucu melihat dirinya sibuk mencari panggilan yang pas untuk calon suaminya.

Merasa belum juga menemukan solusi, dina memutuskan untuk sejenak mengisitirahatkan diri dari memikirkan panggilan apa yang cocok untuk calon suaminya.

Ia berjalan ke arah jendela di hadapannya. Dibukanya jendela itu perlahan, hingga dingin angin malam menyeruak menerpa wajah cantiknya. Dina memejamkan mata, menikmati belaian angin malam yang begitu menyegarkan.

"Aku tak menyangka secepat ini akan sampai di tahap ini. Kehidupanku mengalami perubahan yang begitu drastis sejak kematian Ayah dan Ibu yang terjadi begitu tiba-tiba. Kecelakaan yang merenggut nyawa mereka itu membuat Aku yang awalnya hanyalah gadis kecil manja, kini harus berhadapan langsung dengan kejamnya dunia.

Sebelumnya hal yang memenuhi pikiranku hanyalah bagaimana aku merancang masa depanku. Tentang kuliahku yang baru menginjak semester tujuh. Tentang karirku yang baru akan dirintis. Tak pernah sedikitpun terbesit untuk memikirkan sebuah pernikahan.

Namun ternyata, takdir tentang pernikahan itulah yang terlebih dulu menyapa. Tapi tiada yang bisa kuungkapkan saat ini selain rasa syukur yang tiada tara. Bersyukur aku dipertemukan dengan Om tampan yang bersedia menghalalkanku sebelum ia menyentuh tubuhku. Yang menyelamatkanku dari dosa terhina seorang wanita.

Allah begitu baik terhadapku, hampir saja aku putus asa dengan takdir-Nya, saat kedua kakak tiriku diam-diam menjualku ke tempat ini untuk melunasi hutang-hutang kedua orang tua kami.

Ku kira semuanya akan berakhir hina di ranjang ini, ku kira kehormatanku akan terenggut paksa dan menyisakan penyesalan sepanjang masa. Tapi, lagi-lagi Allah Maha Baik, ia tak akan membiarkan hambanya yang bertakwa jatuh ke jurang kenistaan. Tiada yang mustahil jika kita mau menunjukkan usaha, tidak begitu saja pasrah pada takdir yang menimpa.

Karena kita tidak pernah tahu, ada hikmah apa di balik setiap kejadian. Semuanya tergantung pada bagaimana sudut pandang kita dalam menilai setiap takdir yang datang menyapa.

Bisa saja Allah menjatuhkan kita ke dasar lautan, karena Dia ingin melihat bagaimana kita akan survive di sana. Apakah kita akan pasrah dan membiarkan diri tenggelam, atau justru berusaha bertahan dengan terus berenang dan mencari sumber penyelamat.

Mungkin saja di balik rencana itu Allah ingin kita menyadari kuasa-Nya, ingin kita menyadari bahwa ada kehidupan indah di dasar sana. Bahkan mutiara yang berharga hanya bisa didapat oleh mereka yang mau menyelami lautan.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya, bukankah Nabi Yunus dapat bertahan hidup di dasar laut dengan perantara ikan yang melahapnya? Karena pertolongan Allah akan selalu ada, asalkan kita mau berusaha dan meminta.

Mungkin ini juga menjadi salah satu jawaban dari doa kedua orang tuaku, yang memberiku nama Addina Amalia Zahra, dengan harapan aku menjadi sosok wanita yang selalu mengamalkan aturan agama sesuai dengan makna dari nama tersebut.

Ah, mengingat mereka berdua aku jadi rindu, apakah mereka kini tengah berbahagia? Melihat anak gadisnya akan segera menikah?" batin Dina sembari menerawang cakrawala yang membentang indah.

Tiba-tiba suara pintu yang dibuka mengejutkannya, dengan cepat Dina menoleh ke arah pintu, tampak di sana Tante Merry ditemani dua anak buahnya baru saja membuang dan menginjak puting rokok mereka asal.

Tante Merry berjalan semakin mendekat, ia tersenyum penuh makna ke arahnya.

"Hai, Din. Lu udah siap? Tuan Alfaro sudah menunggumu di depan," ucap Tante Merry sembari mengitari dirinya yang tengah berdiri di sisi jendela, pandangannya terus melekat menjelajahi setiap inci dari tubuhnya.

Dina menegang, merasakan sikap tante Merry yang begitu menyeramkan.

"Mimpi apa gua semalam? Tiba-tiba mendapat rejeki nomplok begini? Kedatangan Lu ke tempat ini benar-benar membawa banyak keberuntungan, Din," lanjut tante Merry masih dengan berputar-putar mengelilingi dirinya.

Kemudian tante Merry menghentikan langkahnya tepat di hadapan Dina, ia mengangkat wajah Dina kasar, "Lu memang cantik sih, tapi gua nggak nyangka kalau si Al sampai bakal ngebeli Lo dari gua buat koleksi pribadinya," ucap Merry seraya memandang kedua mata Dina lalu melepas tangannya dari wajahnya.

Ucapan tante Merry sontak membuat Dina terkejut, "Om Al membeliku dari tante?"

"Yups, karena gua nggak bakal biarin dia bawa Lu pergi gitu aja, harus ada yang dia bayar dari barang berharga macam Lu, bener-bener pembawa keberuntungan kan, Lu? Hahaha," ucap tante Merry sembari tertawa terbahak-bahak.

"Astaghfirullahal 'Adziim ...," Lirih Dina pelan, ia tak menyangka keputusannya meminta Al untuk menikahinya akan semerepotkan ini.

"Dan Lu mau tau? Dia bayar berapa buat dapetin Lu?" tanya tante Merry lagi dan di jawab anggukan kepala oleh Dina, Ia begitu penasaran sebanyak apa Om Al-nya itu mengeluarkan uang untuk menyelamatkannya dari Neraka dunia ini, dan ia bertekad akan menganggapnya sebagai hutang yang harus dibayar.

"Alfaro bayar Lu senilai ...."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wellasari
karakter Dina nya agak aneh dari yg jual mahal tiba2 jadi centil
goodnovel comment avatar
NEULIS NIZAM
wahhhhh.... al brani bayar brp itu buat ngambil dina????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    4. Alhamdulillah, Sah!

    "Jadi kita mau langsung pulang atau gimana, Pak?" tanya Sopir pribadi Al setelah melihat tuannya selesai dengan aktifitas teleponnya. Sedari tadi ia sibuk menghubungi banyak orang untuk membantunya mempersiapkan acara pernikahan esok."Sebentar." Al meminta tenggang waktu untuk menjawab."Din," panggil Al membuyarkan lamunan Dina yang sedari tadi hanya terdiam memikirkan ucapan tante Merry tentang Al yang membeli dirinya seharga Bar miliknya.Ia menerka-nerka, berapakah harga Bar terbesar se-Surabaya itu jika dirupiahkan? Sanggupkah ia mengembalikan jumlah itu pada Al?"Ya, Om?" sahut Dina yang belum sepenuhnya sadar.Al menoleh dengan pandangan menyalang."Ah, maksudnya, Oppa Al," lanjutnya dengan senyuman bersalah."Nggak ada panggilan yang lebih enak didengar apa?" protes Al."Aku masih memikirkannya, Oppa, memangnya ada apa?" jawab Dina."Di mana kamu tinggal sebelumnya?" Al bertanya tanpa basa-basi."Kenapa Oppa tanya begitu? Oppa mau kembalikan aku ke tempat asalku?" tanya Dina

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    5. Sentuhan Om Bujang

    Shodaqallahul'adziim ...Dina segera mengakhiri bacaan Al Qur'annya saat mendapati suaminya telah datang dari mengantar Oma. "Aa' sudah datang?" tanyanya sembari berdiri mendekat ke arah Al. Dina segera meraih tangan Al dan menciumnya saat ia telah berada di hadapan suaminya.Perlakuan Dina membuat Al menegang, ia tak menyangka bahwa gadis yang dinikahinya atas dasar simbosis mutualisme itu akan bersikap begitu manis padanya."Kamu nggak perlu melakukan itu pada saya, Din," ucap Al sembari menarik pelan punggung tangan yang baru saja dikecup penuh hormat oleh istrinya."Memangnya kenapa?''"Karena kamu tahu sendiri apa alasan saya menikahi kamu, jadi nggak perlu terlalu bersikap seperti suami istri pada umumnya," jawab Al dingin.Dina tersenyum, "Apapun alasan Aa' menikahi aku, tetap kenyataannya saat ini Aa' adalah suami aku. Aku tetap harus memperlakukan Aa' sebagaimana mestinya, karena ini merupakan kesempatan untuk aku mendapatkan pahala dalam pernikahanku," jelas Dina membuat A

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    6. Nikmat Pernikahan

    "Cantik," puji Al dengan pandangan dan senyuman penuh makna."Astaggaaaahh, bisa copot ini jantung kalau dibiarin gini terus," batin Dina tak mampu lagi menahan gejolak di hatinya."Bentar A'," ucap Dina membuat fokus Al buyar."Kenapa, Din?""Dina deg-degan A'," ucap Dina sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Membuat Al menahan tawa melihat tingkah polos istrinya."Gadis ini masih sangat polos dan lugu, sebenarnya apa yang terjadi padanya, mengapa ia bisa berada di tempat tante Merry?" batin Al mulai bertanya-tanya."Lucu ya, kamu," ucap Al sembari mengacak rambut Dina asal. Pandangannya yang sempat menggelap kini berubah menghangat. Dina dengan segala kepolosannya justru mewarnai malam yang sangat dinantikannya.Biasanya, ia hanya melewati malam dengan peluh kenikmatan, menuntaskan hasratnya dengan ketergesa-gesaan, sekedar untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, tanpa merasakan adanya suatu yang dapat menyentuh hatinya.Tapi malam ini, berkali-kali ia merasakan desiran asing

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    7. Ketagihan

    "Oh, jadi gitu alasannya. Kalau bekas Aa' sendiri bagaimana?'' tanya Dina to the point membuat Al memandangnya penuh makna." Tergantung." Al menjawab setelah berpikir beberapa saat."Tergantung apa, A'?""Tergantung apa kata nanti, bakal ketagihan atau nggak," jawab Al asal. Dina tersipu mendengar jawaban suaminya."Dina berharap Aa' selalu ketagihan," ungkapnya malu-malu, yang hanya dibalas dengan pandangan lekat oleh Al."A' boleh aku tanya satu hal lagi?" "Boleh.""Apa benar Aa' membeliku dari tante Merry?""Ya," jawab Al singkat."Kenapa Aa' lakukan itu?" tanya Dina penasaran."Lantas saya harus bagaimana? Saya tidak bisa membawa kamu begitu saja dari tempat itu. Ibarat kata kalau si Merry itu pedagang, maka kamu adalah barang dagangannya. Mana mungkin saya bisa membawa barang dagangannya cuma-cuma?" jelas Al panjang.Dina tertegun, karena apa yang suaminya katakan memanglah benar dan masuk akal. Tapi, ia tak menyangka bahwa suaminya harus membayar semahal itu untuk membawanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    8. Tidak Ingin Punya Anak

    "Ke rumah sakit? Mau ngapain A'?""Saya mau ajak kamu ke dokter kandungan," jawab Al singkat.Dina menahan tawa, "Ngapain ke dokter kandungan A'? Kan aku nggak hamil? nggak mungkin, kan, A' bikin se3malem paginya langsung jadi, emang adonan donat?" lawak Dina di sertai tawanya merasa aneh dengan suaminya."Kita ke dokter kandungan mau konsultasi KB untuk kamu.'' Al menyampaikan rencananya dengan lugas, membuat Dina seketika menghentikan tawanya."KB, A'? Aa' ingin aku KB?" tanya Dina tak memahami maksud keinginan suaminya."Iya.""Tapi kenapa A'? Aa' pengen kita pacaran dulu ya?'' goda Dina dengan gaya riang khasnya."Saya tidak ingin punya anak!" jawab Al datar."Deg!"Bagai disayat belati, mendengar itu Dina hanya terdiam, tak lagi berucap sepatah katapun. Rasanya begitu sakit mendengar ucapan suaminya yang tak ingin memiliki anak darinya."Ya sudah, kamu siap-siap, saya tunggu di depan," lanjut Al lagi yang tak menyadari perubahan sikap Dina."Iya A'." Al berlalu meninggalkan Dina

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    9. Cemburu

    "Siapa lelaki itu? Kenapa Dina kelihatan happy banget ngobrol sama dia?" batinnya bertanya-tanya."Supri!" panggil Al pada sopir pribadinya dengan pandangan masih melekat pada istrinya yang tengah asyik bercengkrama dengan lelaki lain."Ya, Pak?""Kamu lihat lelaki yang bersama istri saya itu, perhatikan wajahnya baik-baik!" titah lelaki dengan mata elang itu penuh emosi."Sudah?""Sudah, Pak.""Setelah kamu antar saya ke kantor, segera kamu kembali ke sini. Saya ingin kamu pantau terus gerak-gerik Dina, siapa saja orang-orang yang dekat dengannya. Cari tahu siapa lelaki itu, lalu informasikan pada saya!" Al kembali memberi perintah pada Supri."Siap, Pak.""Jangan lupa ganti baju kamu, ya, jangan pakai baju sopir, karena Dina akan mengenali. Belilah kaos dan celana juga topi seperti yang kebanyakan mahasiswa itu kenakan, untuk penyamaran kamu selama penyelidikan,"Al memperingati lagi."Baik, Pak!''Kemudian Al tampak mengutak-atik ponsel di tanganya,"Sudah saya transfer 1 juta untuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    10. Kamu Hanya Milik Saya

    "Lu apaan sih, Al? Main lempar bolpoin sembarangan!" keluh Reno–asisten pribadi Al sembari menggosok-gosok keningnya.Reno merupakan sahabat karib Al saat kuliah di Amerika, dia sosok yang cerdas juga mumpuni di bidang arsitektur, sehingga Al merekrutnya sebagai tangan kanannya di perusahaan propertinya."Ren? Sejak kapan lu di sana?" tanya Al yang baru menyadari kehadiran Reno."Sejak lu kesambet terus main lempar bolpoin sembarangan," sindir Reno sembari berjalan dan duduk di hadapan Al."Sorry, sorry, Bro. Gue nggak sengaja," sesal Al."Kesambet apa sih Lu, Al? Emosian aja? Ada masalah lu?" tanya Reno tetap perhatian."Nggak pa-pa, nothing problem. Lu ada perlu apa datang kemari? Kita nggak ada meeting kan hari ini?" tanya Al berusaha mengalihkan pembicaraan."Gua emang sengaja datang kemari buat nengokin keadaan, Lu. Si Alice cerita katanya lu lagi banyak pikiran, ampe nggak fokus kerja. Kenapa sih? Nggak biasanya deh seorang Alfaro yang terkenal workaholic ini sampai nggak fokus

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    10. Kamu Hanya Milik Saya (2)

    Al berjalan cepat memasuki rumahnya yang bak istana, di depan ia bertemu Bi Ina yang sedang membereskan ruang tamu."Bi, Dina sudah datang?""Sudah, Tuan muda."Setelah itu ia segera bergegas menuju kamarnya.Braaak! Al membuka pintu dengan kasar."Astaghfirullah Aa', pelan-pelan dong, buka pintunya, ngagetin aja," protes Dina yang sedang membereskan baju kotornya."Suka-suka saya lah, kamar, kamar saya," jawab Al kesal."Iya iya, maaf," ucap Dina kemudian mendekat ke arah suaminya, mencium punggung tangannya penuh hormat, kemudian mengambil alih tas kerja di tangannya, juga membantunya melepas jas yang dikenakannya. Membuat Al sejenak membisu, merasa tertampar dengan sikap manis istrinya, padahal baru saja ia berlaku kasar padanya."Kok Aa' pulang cepat? Ini baru selesai Ashar, lho! Belum juga jam 4, kirain aku kalau kerja kantoran tuh pulangnya jam limaan," celetuk Dina sembari membereskan barang bawaan A

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18

Bab terbaru

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 45 (ENDING)

    Bab 45 PRUK"Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma sholli 'Alaa sayyidina Muhammad wa 'alaa aali sayyidina Muhammad. Ushikum wa nafsii bi taqwAllah, faqod faazal muttaqun.Uzawaijuka 'ala maa amaraAllahu bihi min imsakin bima'rufin au tashrihin bi ihsan.Ya Ali Zainal Abidin Bin Kyai Husein, Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka ibnati Kamila Cahaya Alfahri binti Alfaro Putra Al-fahri, alaa mahri 1 milyun rubiyah, haalan.""Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." Gus Zianal menjawab kalimat ijab dalam sekali tarikan nafas dan penuh kefasihan."Bagaimana saksi, sah?"Sah!Sah!Sah!Alhamdulillahi rabbil 'Aalamiin, baarkallahu laka wabaaraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair."Doa doa baik dipanjatkan oleh orang-orang tua dan masyayikh yang hadir. Semuanya turut bahagia atas pernikahan putra kyai Husain.Kamila yang menunggu di atas pelaminan bersama bunda dan mertuanya mengikuti seiap rangkaian acara dengan khidmat. Ia tak berhenti memanjatkan doa di waktu yang hadi

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 44

    Bab 44 PRUKSebuah cincin berbahan emas baru saja dilingkarkan di jari manis kiri Kamila oleh Bu Nyai Hana, sebagai simbol bahwa kini Kamila sudah berada dalam pinangan putranya, Gus Zainal.Segala doa dipanjatkan untuk kebaikan keduanya, seluruh keluarga terlihat bahagia atas keputusan Gus Zainal dan Kamila yang pada akhirnya memutuskan untuk segera melaksanakan pernikahan.Tanggal pernikahan telah disepakati, begitu juga dengan bagaimana konsepnya. Rencana gus Zainal dan Kamila untuk melaksanakan program riyadhoh sebelum pernikahan dilangsungkan juga disetujui bahkan didukung oleh seluruh pihak keluarga.Setelah selesai sesi lamaran, Kamila langsung dibawa oleh pihak keluarga Gus Zainal, bukan sebagai pengantin yang diboyong ke tempat suaminya, melainkan sebagai calon santriwati program riyadhoh selanjutnya.Sesampainya di pesantren, Gus Zainal segera mengantar calon istrinya ke tempat di mana ia akan menghabiskan waktu selama 40 hari ke depan."Sudah siap?" tanya Gus Zainal."Insya

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 43

    Bab 43 PRUK"Saya hanya ingin Gus bahagia, dengan menikahi wanita pilihan Gus. Saya tidak ingin menghalangi kebahagian Gus dengan melanjutkan perjodohan ini." setelah beberapa saat, akhirnya Kamila menjawab dengan kalimat yang terdengar ambigu.Gus Zainal terdiam, ia memperhatikan Kamila dengan seksama, "Kamila terkesan menjaga jarak denganku, bahkan dia terlihat segan dan canggung, berbeda dengan Kamila yang kukenal sebelumnya. Kamila yang ceria, yang kocak, yang asal jiplak kalau bicara.Kamila yang dihadapanku ini terkesan pendiam, hanya berbicara seperlunya, terkesan membentengi dirinya dariku. Dia bahkan mengganti kata ganti untuk dirinya dari 'aku' beubah menjadi 'saya'.Entah mengapa, mungkinkah ini akibat dari kejadian yang baru menimpanya, atau mungkin ini sudah menjadi keputusannya? Aku tidak tahu. Tapi hatiku, mengharapkan Kamila yang dulu, yang apa adanya, yang telah berhasil mencuri hatiku. "Bagaimana jika bahagiaku ada padamu, Kamila?" tanya gus Zainal kemudian.Kamila

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 42

    Bab 42 PRUK"Ayah ... Ayah tenang dulu, ya." Gus Zainal mencoba menenangkan Ayah Kamila yang semakin tergugu."Saya menyesal, Gus ... kenapa harus Kamila yang menjadi korban atas dosa-dosa masa lalu saya? Saya malu, Gus ... saya malu dengan Kyai Husain, saya malu sama njenengan, Gus ...."Ayah Kamila kembali mengungkapkan isi hatinya. Tangisnya pecah, ia merasa gagal sebagai seorang ayah.Addina yang mendengar ratapan suaminya turut teriris hatinya. Dia tahu betul, bahwa suaminya sangat mengharapkan perjodohan ini. Harapan terbesarnya adalah mengantar Kamila sampai ke pelaminan, dan bersanding dengan lelaki yang tepat, yang mampu memimpin Kamila dan mengarahkannya pada kebaikan.Perjodohan dengan Gus Zainal adalah salah satu cara yang ia harapkan dapat menjadi jalan untuk mewujudkan impiannya."Tolong, Gus ... tolong sampaikan maaf saya pada Kyai Husein. Maaf karena terpaksa perjanjian perjodohan ini harus berakhir sampai di sini." Alfaro melanjutkan kalimatnya."Ayah ... jika memang

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 41

    Bab 41 PRUKKamila menceritakan semua dari awal sampai akhir, tanpa ada sedikitpun yang ditutupinya. Walaupun dengan penuh drama, sembari terus terisak penuh penyesalan, namun Kamila memutuskan untuk mengakhiri semua dramanya.Kejadian yang baru saja menimpanya membuatnya sadar, bahwa jalan yang ia pilih selama ini adalah salah.Dion, lelaki yang selalu dipuja-pujanya, justru merupakan lelaki yang hampir saja merusak diri dan masa depannya.Rasa syukur dan terima kasih tak henti ia ucapkan pada Allah, kedua orang tua dan Gus Zainal, karena tanpa jasa mereka, Kamila tak dapat membayangkan lagi apa yang akan terjadi dalam hidupnya."Astaghfirullah, Kamila ... Kamu—!" Ayah Kamila tak dapat menahan amarah, setelah mendengarkan cerita Kamila, ia menyimpulkan, bahwa semuanya bermula dari kecerobohan putrinya.Ia menarik nafas panjang, lalu kembali membuangnya kasar. Berusaha meredam emosi yang tiba-tiba menguasai jiwa."Berapa kali Ayah bilang sama kamu, jauhi Dion, Kamila ... jauhi Dion! T

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 40

    Bab 40 PRUKGus Zainal melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Dadanya masih bergemuruh, tiap kali membayangkan apa yang telah Dion lakukan pada Kamila.Melalui spion tengah, ia melirik Kamila yang masih terlelap dalam tidurnya."Nyenyak tidur Kamila sangat tidak normal, besar kemungkinan Dion menabur obat tidur di dalam makanan atau minuman Kamila.Seharusnya hal ini cukup membuat hatiku, lega, karena itu artinya, apa yang terjadi, bukan atas dasar keinginan Kamila.Tapi tetap saja, hati ini begitu kecewa. Mendapati kenyataan bahwa Kamila berada di sebuah ruangan bersama lelaki lain. Tak hanya itu, dia bahkan sudah disentuh-sentuh," gumam Gus Zainal dalam hati"Aaaarrrrrrrgggghhhh!" ia berteriak penuh amarah sembari memukul setir. Merasa emosinya tak stabil, ia menepikan mobil, sejenak menenangkan diri dari serangan emosi."Ya Allah ... kenapa harus seperti ini? Kenapa harus Kamila? Aku telah gagal menjaga Kamila, aku telah gagal mengemban amanah yang Abah berikan padaku. Dan saya

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 39

    Bab 39 PRUKSetelah puas bermain-main dengan kepala Kamila, kini tangan Dion turun membelai pipi Kamila. Membuat gadis itu semakin meronta di alam bawah sadarnya. "Cantik," gumamnya pelan dengan suara yang semakin memberat, tanda ia mulai berhasrat."Ah, rasanya aku udah nggak tahan lagi lihat Kamila tergeletak tak berdaya seperti ini. Sebaiknya aku segera eksekusi," gumam Dion seraya membuka pakaian yang dikenakannya. Lalu menyibak selimut yang membalut tubuh Kamila, menampilkan setiap lekukan dari tubuh moleknya.Dion tersenyum puas memandangnya. Matanya semakin menggelap, dan ingin segera melangsungkan aksinya.Melihat kaki putih jenjang Kamila yang hanya terbuka separuh membuat sisi lelaki Dion semakin menyala, bulu-bulu halus yang tumbuh di sana mulai dibelai-belainya. Menimbulkan sensasi nikmat tersendiri baginya. Dion memejamkan mata, merasakan halus kulit tubuh Kamila.Perlahan posisi tubuh Dion sudah berada di atas tubuh Kamila, mulai memandangi wajah cantiknya yang tengah t

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 38

    Bab 38 PRUK"Di ... please ... kamu mau ngapain?" tanya Kamila semakin ketakutan."Santai aja, Mil ... Aku cuma mau nolongin kamu kok," ucapin seraya merangkul dengan Kamila. Akan tetapi dengan cepat Kamila menjauhkan tubuhnya dari sentuhan Dion."Jangan sentuh aku, Di!" ucapnya lantang.Akan tetapi hal itu tak membuat Dion menjadi gentar, ia justru semakin mempermainkan perasaan Kamila, "rileks, Mil, santai aja ... aku nggak akan ngapa-ngapain kamu. Aku cuma mau bantuin kamu kok. Ayo sini, kamu jangan terlalu lama di sini dengan pakaian seperti ini, kamu bisa masuk angin nanti, ingat, kamu habis kehujanan." Dion menyampaikan kalimatnya dengan suara yang sangat lembut, membuat Kamila seketika merasa luluh, seolah tengah terhipnotis dengan perlakuan Dion, walau dalam hati ia tetap was-was.Kamila mengikuti langkah Dion yang memapahnya ke tepi ranjang, kemudian menggunakan selimut untuk membalut tubuhnya.Setelah itu ia melangkah ke arah nakas dan mengambil segelas minuman hangat yang

  • Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa    Season 2 Bab 37

    Bab 37 PRUK"Assalamualaikum, Gus ... Maaf apa sudah ada perkembangan?" Ayah Kamila kembali bertanya dari telepon sebab desakan istrinya. Bunda Kamila terus mengeluhkan hatinya yang tak bisa tenang, seolah memiliki firasat yang kuat akan kondisi putrinya yang tak baik-baik saja."Waalaikumsalam, Ayah. Ini saya masih terus melanjutkan pencarian. Tadi melalui cctv toko alat tulis milik Pesantren, kami mendapatkan jejak. Kamila pergi menggunakan mobil, seseorang telah menjemputnya dan saya curiga dia adalah Dion." Gus Zainal mencoba menjelaskan perkembangan pencarian putri Pak Alfaro tersebut."Dion? Jadi Gus Zainal juga kenal dengan Dion?" Ayah Kamila terdengar sedikit terkejut."Iya, Yah. Kamila sering bercerita tentang Dion, bahkan kami sempat saling bertemu dan berkenalan," jelas Gus Zainal disambut ucapan istighfar oleh Ayah Kamila."Astaghfirullah, Kamila ... Maaf ya, Gus, saya benar-benar nggak ngerti dengan pola pikir Kamila. Saya sengaja memasukkannya ke Pesantren demi bisa menj

DMCA.com Protection Status