Share

Bab 50-Kesempatan

Author: Jangmi Aurum
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Hwuahh~ Cepat Barra! Aku sudah mengantuk.” Ujarku.

“Hmm... Menurutmu apa arti kehidupan ini?” Tanya Barra kepadaku.

“Hah? Mengapa kamu malah mengajukan pertanyaan kepadaku sekarang?” Ujarku yang kaget dan heran dengan Barra yang tiba-tiba melontarkan pertanyaan kepadanya.

“Sudah... Jawab saja!” Perintah Barra.

“Huh! Baiklah, aku akan menjawabnya. Tapi, setelah itu kau harus memberitahuku apa masalahnmu.” Ucapku kepada Barra.

“Iya. Cepat Jawab!” Perintah Barra sekali lagi.

“Hmm hidup? Hidup itu... Kesempatan? Em. Aku menganggap kehidupan ini adalah sebuah kesempatan. Setiap detik waktu yang kita lewati itu merupakan kesempatan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Hidup itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 51-Aku Datang

    07.45 “Selamat pagi!” Ujarku yang berjalan menuruni tangga dengan tubuh yang belum sepenuhnya sadar “Kamu pulang jam berapa kemarin, Rin??” Tanya Ibu sambil mengaduk kuah kaldu yang mulai mendiidih di hadapannya. “Hmm….. Jam 2?? Atau sudah jam 3, ya??” Ujarku sambil mengusap mata yang masih tak mau terbuka lebar seraya berusaha mengingat. “Jam 3, katamu!? Tidak biasanya kamu lembur sampai sepagi itu.” Ujar Ibu yang cukup tekejut mengetahui Erin pulang selarut itu. “Ahh… sebenarnya aku itu sudah pulang dari kantor sekitar jam 12 malam. Namun, tiba-tiba aku melihat Barra sedang duduk di halte bus yang aku lewati saat perjalanan pulang.” Jelas Erin yang akhirnya mulai mengingat potongan kejadian tadi malam.

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 52-Ulang Tahun Si Kembar

    Hari ini adalah hari ulang tahun bagi kedua anak kembar Kak Rio dan Kak Ariana, Caleb dan Chana. Kedua anak Kak Rio ini merupakan anak kembar tidak identik. Caleb, Sang Kakak yang lahir 15 menit lebih dahulu dari adiknya, berjenis kelamin laki-laki yang wajahnya mirip dengan Kak Ariana (menurut Ibuku). Lalu, Chana, bayi cantik yang masih tertidur sejak tadi ini memang sikapnya tampak lebih tenang dari Caleb. Wajah Chana tampaknya akan mirip dengan Kak Rio, menurut Ibuku dan aku pun setuju dengan hal ini. Hari ini merupakan ulang tahun yang pertama bagi mereka. Tak disangka, sudah satu tahun kedua anak menggemaskan ini hadir dan menghiasi kehidupan kami. Caleb dan Chana bukan lagi bayi yang hanya bisa merengek, makan atau tidur. Kedua bayi ini sudah mulai melakukan berbagai hal yang mereka mau. Mereka mulai bisa untuk menunjukkan berbagai ekspresi sesuai dengan apa yang sedang mereka rasakan. Rasa pe

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 53-Desember

    Tidak di sangka, hari ini sudah masuk bulan Desember. Bulan yang akan mengakhiri satu tahun ini. Woah! Begitu banyak hal yang sudah terjadi di tahun ini. Aku seketika takjub dengan diriku. Rasa bangga mulai timbul dalam hatiku, setelah mengingat berbagai gelombang kehidupan yang berhasil aku arungi. Pikiranku mulai kembali merangkai kenangan-kenangan lama yang tersimpan rapi dalam memoriku. Berbagai kejadian mengejutkan yang aku alami di tahun-tahun sebelumnya. Seorang Artis Besar yang menginap di rumahku dengan tiba-tiba dan sekarang sudah seperti keluargaku sendiri. Penolakan tidak langsung dari Ryan yang sempat membuat kerenggangan dalam persahabatan kami. Pertemuanku dengan Naomi, perempuan yang hampir menjadi musuhku namun kembali menjadi sahabatku. Keuangan keluargaku yang mulai sulit dan membuatku seketika merasa menjadi beban bagi orangtuaku. Aku yang akhirnya memberanikan diri bekerja sebagai seorang Manajer Barra, menggantikan Kak Rio.

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 54-Jalinan Tak Terduga

    Beberapa jurnalis dan staf diminta untuk datang ke rumah salah satu staf perusahaan yang bekerja sama dengan kita di proyek ini. Seseorang yang akan menjadi produser untuk proyek besar ini. Kami diundang untuk makan malam di rumahnya. Berharap para staf dari masing-masing perusahaan bisa lebih dekat dan bisa mengakrabkan diri sebelum proyek ini benar-benar terlaksana. Aku dengar calon Produser kami ternyata adalah orang Indonesia. Namun, dia sudah tinggal lama di Korea Selatan bersama orang tua angkatnya yang juga merupakan orang Indonesia, namun menetap di Korea Selatan. Kemampuan berbahasa yang dimiliki olehnya diharapkan mampu mempermudah komunikasi kedua perusahaan dari negara yang berbeda ini. Namun, setelah kami tiba di rumah produser itu. Ada suatu hal yang langsung membuatku terkejut, sesaat setelah aku masuk ke dalam rumah itu.

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 55-Pulang

    Hari ini adalah hari keberangkatan kami dari Korea Selatan menuju Indonesia. Sesuai permintaan Bu Trisha waktu itu, dia ikut pergi bersama denganku dan para staf lain hari ini. Setelah menempuh perjalanan selama sekitar 7 jam. Kami akhirnya tiba di Indonesia dengan selamat. Aku dan para kawan sekerjaku mulai berpisah di bandara, untuk pulang ke rumah kami masing-masing. Bu Trisha akan tinggal di rumahku untuk sementara. Aku sudah mencoba untuk menghubungi Barra sejak tadi. Namun, sepertinya dia masih berada di luar negeri, sibuk dengan konser tunggalnya itu. “Ibu tidak apa, bukan? Jika harus tinggal di rumahku untuk sementara. Barra sepertinya masih sibuk dengan konsernya. Hmm... Atau Ibu mau tinggal di hotel saja?” Tanyaku kepada Bu Trisha. “Ahh tidak! Jika boleh, aku lebih memilih untuk tinggal di rumahmu

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 56-Pertemuan

    Kami akhirnya masuk ke rumah Barra. Namun, tiba-tiba langkah Bu Trisha yang berada di depanku terhenti, setelah dia melihat foto Ibu Barra yang tergantung di dinding rumah Barra. Kemudian dia jatuh terduduk di lantai. Aku dan Barra yang melihat hal itu langsung spontan memegan tangan Bu Trisha, berusaha membantunya bisa berdiri kembali. Kaki Bu Trisha begitu lemas. Dia tak mampu berdiri tanpa bantuan kami. Wajahnya seketika berubah menjadi pucat. Tatapan matanya mulai kosong dan air mata mulai keluar dari sana. Dia hanya menangis tanpa berkata apapun kepada kami. Air matanya terus berjatuhan dengan deras. Aku dan Barra sesekali saling bertatapan, bertanya apa yang harus kami lakukan sekarang. “Apa mungkin Bu Trisha menangis, karena dia sudah yakin bahwa Ibu Barra memang benar-benar adalah Kakaknya??” Pikirku yang menduga-duga.

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 57-Penantian

    Bu Trisha mulai tinggal dengan Barra hari ini. Dia bertekad untuk mendampingi keponakan satu-satunya itu di sisa hidupnya. Bu Trisha juga sudah mulai mengurus segala hal untuk rencana kepindahannya ke Indonesia. Ini sebenarnya cukup sulit untuk Bu Trisha. Terlalu banyak hal dan kenangan yang dia habiskan di negeri ginseng itu bersama mendiang orang tuanya. Negara itu sudah seperti kampung halaman baginya. Semua sahabat dan orang-orang yang berjasa dan menemaninya selama ini, terpaksa harus dia tinggalkan. Bu Trisha sudah benar-benar membulatkan tekadnya untuk menemani keponakannya yang selama ini sebatang kara itu. Bu Trisha merasa bahwa Barra ikut menjadi tanggung jawabnya. Walaupun, mereka bahkan tidak pernah mengenali satu sama lain sebelumnya. Namun, pertemuan mereka untuk pertama kalinya itu langsung mampu membuat ikatan batin yang kuat antara mereka. Barra masih merasa bahwa pertemuannya denga

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 58-Kemalangan

    21.09 “Ibu! Aku pamit pergi, ya! Aku harus kembali ke asrama sekarang.” Ucap Dino yang mulai beranjak ke arah pintu rumah sambil memakai kedua sepatunya dengan terburu-buru. “Lah kok!? Kamu bilang, kamu baru mau kembali ke asrama besok, bukan?? Hei! Astaga... Dasar anak itu. Dia datang dan pergi sesuka hatinya saja.” Ujar Ibu kepada Dino yang sudah berlari keluar rumah tanpa sempat menjawab satu pun pertanyaan dari Ibu. “Ada apa dengannya, Bu? Mengapa dia terburu-buru seperti itu?” Tanyaku yang baru pulang kerja dan berpapasan dengan Dino yang keluar dari rumah dengan agak berlari. “Entahlah! Ibu juga tidak tahu. Dia begitu terburu-buru hingga tidak mampu menjawab pertanyaan Ibunya ini terlebih dahulu. Ya, mungkin pelatihnya membutuhkannya sekarang atau ada sesuatu yang anak itu lupakan.”

Latest chapter

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   – To : You –

    Hidup yang terasa biasa-biasa saja tidak mengartikan bahwa hidupmu tidak spesial atau kehadiranmu tidak penting. Di dunia ini, kita semua punya alasan dan tujuan masing-masing. Tuhan tidak menciptakan kita tanpa suatu alasan. Tuhan pasti punya maksud. Kita adalah pemeran utama di kehidupan kita masing-masing. Kita punya cerita ketika sendiri, dengan genre yang berbeda, dengan alur yang berbeda, dan juga dengan akhir yang berbeda. Kita punya waktu klimaks masing-masing. Jangan pernah menganggap dirimu sebagai seorang figuran, sebagai penghias dalam kehidupan orang lain. “Kamu juga punya peran yang penting.” “Tiap kamu adalah unik.” Jangan pernah menganggap dirimu tidak berguna. Dirimu biasa-biasa saja. “Kamu itu berharga.” “Dirimu tidak tergantikan.” Kita berhak memiliki happy ending dari kehidupan kita, masing-masing. Keadaan bisa berubah kapan saja. Semuanya pasti berakhi

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 83-Happy Ending

    07.20 “Heh! Ada apa denganmu? Mengapa kamu terus menatapku, seperti itu!?” Tanyaku, yang heran dengan sikap Dino yang terus menatapku dengan ekspresi datarnya sedari sarapan tadi. “Aku mau minta uang.” Jawab Dino, dengan tetap menunjukkan ekspresi datarnya. “Hah? Apa katamu!? Uang? Apa alasannya? Mengapa aku harus memberimu uang? Enak saja…” Ujarku. “Cepat berikan! Atau Kakak akan menyesal.” Ucap Dino, yang tiba-tiba mengancamku. “Menyesal? Apa yang harus aku sesali?” Tanyaku, yang tidak menanggapi perkataan Dino dengan serius. “Kalau Kakak tidak memberiku uang, aku akan memberitahukan kepada Ibu tentang apa yang aku saksikan kemarin malam.” Ucap Dino, dengan wajahnya yang tetap berekspresi

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 82-Terjadi

    “Barra, apa kamu sebenarnya berlibur dengan Rio, Naomi, Alessa, Dino dan Erin waktu itu?” Tanya Kak Rio, sambil terus berusaha fokus untuk menyetir. “Oh! Bagaimana Kakak bisa tahu?” Ujar Barra. “Ya, kamu tidak tahu saja… Para ibu tu tidak bisa kalian bohongi. Setelah kalian berenam pergi, mereka semua berkumpul di rumahku dan mulai membicarakan kemiripan alasan kalian, yang sama-sama minta izin untuk pergi liburan bersama dengan teman lama ataupun rekan kerja kalian masing-masing. Ya, sesuai dugaan, kita semua tahu bahwa kalian sebenarnya pergi bersama. Masa, kalian pergi dalam waktu yang bersamaan secara kebetulan. Tentu tidak wajar, bukan?” Jelas Kak Rio. “Haha iya juga… Ya, kami semua sepertinya memang tidak pandai berbohong. Aku bahkan tidak terpikirkan akan hal itu, saat izin dengan Ibu.” Ujar Barra.

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 81-Tercurah

    “Yah hujannya semakin deras.” Ujar Alessa. Kami baru saja selesai menikmati makan siang di salah satu tempat makan, yang terletak di sekitaran minimarket. Namun, di saat kami sudah ingin menyebrang jalan, hujan tiba-tiba saja turun dengan cukup deras. Ryan dan Barra sedang pergi ke minimarket untuk membeli beberapa payung saat ini. Kami berempat menunggu mereka di sebuah halte dekat situ. “Eh ini!” Ucap Ryan kepada Dino, sambil memberikan payung yang ia beli. Mereka membeli tiga buah payung. Dino pergi bersama dengan Alessa. Aku pun segera mendekat ke arah Naomi, berniat ingin sepayung dengannya. Namun, kekasihnya yang menyebalkan itu segera menyenggol tanganku dan memayungi Naomi, lalu segera pergi bersama dengannya. “Ish! Wah, ada apa dengan anak itu!? Mengap

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 80-Harapan

    Barra yang pada saat itu sudah berada di kamar, karena telah selesai dengan makan malamnya. Seketika, langsung terbangun dan keluar dari kamar, berkat teriakan yang dibuat oleh Erin. “Apa yang terjadi!?” Tanya Barra, yang heran dengan apa yang dia lihat sekarang. “Ada yang lupa untuk menutup kran air dan membiarkan lubang airnya tertutup.” Jelas Erin dengan singkat, dan mulai menguras air di lantai. “Hei! Kamu jangan hanya berdiam diri di sana! Cepat bantu aku membereskan ini semua!” Ujar Erin dengan nada tingginya, karena melihat Barra yang hanya celingak-celinguk melihat kondisi rumah. “Oh! Iya. Iya. Apa yang bisa aku bantu?” Tanya Barra, yang segera datang menghampiri Erin. “Itu. Tolong, angkat barang-barang itu ke at

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 79-Tiba

    Semuanya berjalan sesuai dengan rencana Ryan dan Naomi. Mereka berenam akhirnya berhasil pergi berlibur tanpa dampingan para Ibu itu. Mereka pergi ke sebuah kota yang memang terkenal sebagai tempat wisata. Di kota itu, ada daerah yang masih memiliki suasana sebuah desa, yang masih asri dan tidak begitu ramai. Salah satu alasan Ryan memilih tempat itu, tentunya untuk kenyamanan Barra, Sang Idola. Ryan tidak mau membuat Barra merasa tidak nyaman, apalagi melihat kondisinya sekarang. 14.50 “Woah! Sudah lama sekali, aku tidak datang ke tempat seperti ini. Udaranya terasa masih begitu segar. Suasananya begitu nyaman dan tenang.” Ujar Naomi, Sang Anak Kota. “Em benar, Kak. Suasana di sini benar-benar membuat hati merasa tenang. Seketika, aku merasa bebanku seperti hilang.” Ucap Alessa, mendukung perkataan Naomi barusan.

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 78-Jangkar

    “Bu, aku pamit pulang sekarang, ya. Aku mau bersiap untuk berangkat kerja.” Ujar Erin kepada Ibu. “Iya, hati-hati… Eh iya! Ingat-ingat semua pesan yang Ibu bilang padamu tadi, ya. Minyak goreng, jangan lupa sampai lupa dibeli.” Ujar Ibu. “Iya, siap Bu!” Jawab Erin, sambil bergegas melangkah ke arah pintu. “Eh Rin! Biar Kakak antar. Aku juga sekalian ingin pamit untuk pulang sekarang. Bi, benar-benar tidak apa, bukan?” Ujar Kak Rio, yang baru saja keluar dari kamar Barra. “Iya, tidak apa-apa, Rio. Lagipula, jika kamu di sini, apa yang mau kamu lakukan? Lebih baik, kamu tetap bekerja saja. Barra biar Bibi yang urus.” Jelas Ibu. “Iya, Bi. Aku percayakan Barra kepada Bibi, ya. Terima kasih banyak. Kalau begitu, Erin pamit pe

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 77-Rencana

    Barra dan Erin, keduanya sudah tiba di restoran, tempat Bi Trisha mengundang kami semua. Meja yang kami pesan terletak di bagian rooftop restoran itu. Sehingga, kami melihat keberadaan mereka dari gedung sebelah, yang merupakan sebuah penginapan. Kami menyewa ruangan itu, hanya untuk membuktikan dugaan kami akan hubungan Barra dan Erin. Beberapa menit pun berlalu, Erin dan Barra masih tampak canggung dan tidak berbicara satu sama lain, sehabis sapaan mereka di awal mereka datang. “Lihat, bukan?? Aku sudah bilang hubungan mereka sempat merenggang karena rumor kencan itu. Lihat! Sikap mereka tidak tampak seperti biasanya, bukan?” Ujar Ryan, yang mulai senang karena bisa membuktikan perkataannya. “Hmm iya… sepertinya aku mulai yak

  • Hidup Rata Yang Mulai Bergelombang   Bab 76-Petunjuk

    Kondisi kesehatan Barra sudah benar-benar pulih, setelah peristiwa kecelakaan itu. Dia mulai kembali disibukkan dengan berbagai aktivitasnya di dunia hiburan. Namun, Kak Rio mulai menyadari bahwa sikap Barra tampak aneh akhir-akhir ini. Fisik Barra memang telah kembali sehat, tapi Kak Rio ragu dengan kesehatan mentalnya. “Bar, ada apa sebenarnya denganmu? Mengapa kamu sering terlihat melamun dan tidak fokus akhir-akhir ini? Apa ada masalah? Apa ada hal yang mau kamu ceritakan kepadaku?” Tanya Kak Rio, dengan ekspresi penuh kekhawatiran. “Hah? Ah tidak. Aku tidak apa-apa.” Jawab Barra. “Tidak apa-apa, bagaimana!? Di acara musik kemarin, di saat waktunya kamu mulai bernyanyi, kamu malah hanya terdiam membeku di panggung. Lalu, saat syuting tadi, di saat kamu seharusnya berpelukan dengan lawan mainmu, kamu malah men

DMCA.com Protection Status