“Ngomong – ngomong sudah berapa lama kita berada di pulau ini? Bagaimana kabar Shamar di pulau sana?” Herrscher masih menikmati kopinya.
“Hmm... bagaimana kalau kita ke sana? Sesekali kita perlu mengunjungi Shamar.”
“Ide bagus. Lagipula anak itu sudah bersama dengan pihak yang tepat,” ucap Herrscher sedikit lega.
Death terdiam sesaat, ia tidak mau memberikan komentar tentang itu. Death mengacungkan jarinya ke suatu arah dan terciptalah portal menuju pulau yang ditinggali oleh Shamar. Herrscher segera beranjak dari kursinya dan berjalan menuju portal itu. Mereka berdua masuk ke dalam portal dan seketika portal pun tertutup.
------------------------------
Herrscher dan Death tiba di pulau tersebut. Mereka segera menjelajahi hutan itu untuk menemui Shamar. Seketika hutan menyambut mereka dengan hembusan angin kencang dan kobaran daun – daun yang berjatuhan. Nuansa hijau menyelimuti mereka. Tampaklah Sham
Dahulu kala, ketika Bumi hancur oleh Deathstar yang dikirim oleh Death. Hanya segelintir manusia yang dapat hidup di Bumi. Mereka adalah manusia yang bukan keturunan Adam dan Hawa. Para makhluk ektraterrestial sering berkeliling di semesta untuk mengobservasi kehidupan makhluk – makhluk di galaksi lainnya. Dan suatu ketika, para makhluk ekstraterestial tersebut menemukan Bumi karena ada tanda – tanda kehidupan di planet tersebut. Ada beberapa wilayah yang tidak ditempati oleh manusia ciptaan mereka dan tempat itu dihuni oleh makhluk halus yang berada di dimensi yang berbeda dengan manusia. Mereka membentuk suatu kerajaan gaib di wilayah itu dan hidup tenang. Setelah Bumi cukup layak dihuni oleh manusia seperti Adam dan Hawa, mereka diturunkan ke Bumi untuk mengisi Bumi dengan keturunan mereka. Dan tibalah kedua pasangan itu di suatu wilayah di permukaan Bumi. Keturunan Adam dan Hawa dan penghuni asli tidak saling mengenal karena mereka mendiami wilayah yang berbeda.
“Ya seperti itulah yang terjadi di masa lalu.” Death menutup ceritanya.“Lalu apa yang terjadi setelah Sang Pencipta meninggalkan Bumi?” tanya Herrscher.“Kembali seperti sebelumnya. Manusia kembali menggunakan kehendak bebasnya untuk berbuat sesukanya,” jawab Karma. “Bagi kami, para entitas yang berada di atas dimensi manusia, kehendak bebas merupakan produk gagal yang dibuat oleh Sang Pencipta. Namun Sang Pencipta tidak memandang demikian.”“Dari dulu kami memang tidak sepaham soal itu. Hanya Azazel yang berani terang – terangan menyatakan itu kepada Sang Pencipta.” Death menambahkan.“Lalu apa yang terjadi setelah manusia kembali ke sifat asalnya?” Herrscher kembali penasaran.Karma menjawab, “Seperti yang dapat kau bayangkan. Manusia yang berada di bawah teritori Azazel melakukan semua perbuatan yang tidak ada bedanya dengan hewan. Mereka senang berperang dengan
“Bagaimana maksudmu?” Dagaz heran dengan pernyataan Dark.“Seperti yang kukatakan. Enam adalah adalah jumlah unsur dalam tubuh yaitu daging, tulang, darah, jiwa, hati, dan roh.”Dagaz melanjutkan bacaannya. Anak itu dengan kekuatan batinnya akan membersihkan keenam unsur manusia secara bolak balik sebanyak tiga kali. Dimulai dari daging, tulang, darah, jiwa, hati, dan yang terakhir adalah roh. Anak itu akan membersihkan keenam unsur tersebut secara gaib sehingga tidak diketahui oleh siapapun.“Bagaimana menurutmu cara anak itu membersihkan unsur – unsur tersebut?” tanya Dark sambil tersenyum.“Entah, bagaimana caranya. Aku tidak terlalu paham dengan dunia gaib dalam hal seperti ini.”“Dengan air,” jawab Dark singkat.“Air?”“Air berguna untuk membersihkan yang kotor. Sama seperti mereka yang menggunakan air sebagai media pembersihan sebelum memulai iba
Dagaz masih sibuk mempelajari cara menggunakan teknologi jam dari Herrscher. Dia merasa tua di hadapan teknologi semacam itu. Sama seperti kaum boomer yang tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi. Namun karena rasa keingintahuan yang tinggi, Dagaz tidak bosan – bosannya mengeksplor kemampuan jam tersebut. Sementara yang sudah mahir ia gunakan adalah cara menggunakan fungsi teleport. Kini ia dengan mudah berpindah lintas ruang dan waktu. Sama seperti Herrscher yang bisa bergerak menembus jaman.Dagaz masih penasaran dengan fitur hologram solid yang dimiliki jam tersebut. Fitur yang bisa menciptakan suatu benda berbentuk hologram yang kemudian dapat menjadi padat agar dapat digunakan untuk membantu pekerjaan manusia. Dagaz memang pernah menulis teknologi itu dalam kisah yang ia buat, namun ia belum pernah melihat secara langsung teknologi tersebut. Dagaz masih terpukau dengan jam pemberian Herrscher. Ia menggeser – geser permukaan layar jam tersebut.&ldq
Keadaan semakin parah, kini tidak hanya para pejabat yang menjadi sasaran pembunuhan. Polisi juga menjadi incaran pembunuh tersebut. Meski pembunuh itu terus berkeliaran, namun masyarakat tidak ada yang mengkritik kinerja polisi. Masyarakat lebih pro kepada pembunuh tersebut terlebih fakta – fakta yang disebarkan oleh para pengungkap fakta yang bekerja secara bawah tanah, membuat masyarakat semakin respek terhadap pembunuh itu. Mereka juga sudah muak dengan polisi dimana sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat mafia di tubuh kepolisian.Skandal – skandal di kepolisian mulai disebarkan melalui mulut ke mulut. Pihak media telah dikuasai oleh pemerintah untuk membungkam kasus tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah menciptakan isu – isu lain di media cetak untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap skandal tersebut. Langkah yang diambil itu pun berhasil. Mereka menciptakan suatu tren di masyarakat yang terlihat menggiurkan karena dapa
Herrscher dan Death bersama anak itu kini tiba di suatu kota yang cukup ramai. Herrscher berjalan di depan, sedangkan anak itu mengikutinya dari belakang. Ternyata mereka berada di ibukota negara tersebut. Herrscher dalam rangka mencari info yang sedang gencar dibahas oleh elit pemerintah saat itu. Ia mencari suatu lokasi untuk ia jadikan markas sementara dan menemukannya. Ia masuk ke salah satu bangunan yang tampak sepi. Di dalam bangunan itulah Herrscher membuka gawainya dan mulai mencari informasi.Anak itu sedang berkeliling melihat isi bangunan itu. Bangunan itu benar – benar tampak usang karena sudah tidak pernah ada yang mendatanginya. Bau bau yang tidak jelas tercium di area tersebut. Bekas – bekas genangan air menghitam. Retak – retak di sekitar dinding dan kerak lumut membuatgedung itu cukup mencekam.Terdengar suara berisik tidak jauh dari sana. Anak itu penasaran dan mengikuti sumber suara tersebut. Herrscher masih sibuk mencari informasi
Herrscher telah kembali ke lokasi dimana anak itu masih pingsan. Ia segera membawa anak itu untuk ia sembuhkan lukanya. Sesampainya di area yang Herrscher ubah menjadi markas sementara, Herrscher melakukan perawatan pada anak itu. Dengan teknologi yang Herrscher miliki, luka itu sembuh dengan seketika. Anak itu tidak merasakan kesakitan lagi. Ia segera menyuruh anak itu berdiri dan mengajaknya untuk bergegas keluar dari kota itu. Anak itu menuruti Herrscher dan ikut pergi bersamanya.------------------------------Tak terasa setahun berlalu setelah kematian sang jurnalis. Herrscher masih menyimpan amarah kepada para militer yang ternyata memiliki rencana busuk kepada jurnalis itu. Selama setahun Herrscher dan anak itu berpindah – pindah lokasi. Berbagai ilmu kehidupan dan penderitaan telah Herrscher berikan kepada anak itu. Mental anak itu semakin kuat berkat pendidikan yang diberikan oleh Herrscher. Di usia yang masih sangat muda, anak itu disadarkan bahwa dunia
Malam pun tiba, Herrscher, Meta dan anak itu menempati salah satu gedung yang dirombak oleh Herrscher dengan teknologinya. Suasana di gedung yang telah lama tidak terurus itu pun menjadi sangat nyaman, meski hanya pada lokasi tertentu yang Herrscher rombak. Mereka berkumpul di suatu meja dan makan bersama di sana. Meski berkumpul, mereka semua hanya diam menikmati makanan masing – masing.Meta mencoba mencairkan suasana dengan mengajak ngobrol anak itu.“Ohya, dari tadi aku tidak melihat kau bersuara. Siapa namamu?” tanya Meta kepada anak itu.Anak itu tidak menjawab dan tetap menikmati makanannya.“Dia tidak memiliki nama. Aku belum memberikan nama padanya,” jawab Herrscher.Meta keheranan, “Bagaimana mungkin! Dia anakmu kan?” tanya Meta terkejut.“Bukan, dia bukan anakku. Kau tidak perlu ingin tahu tentang anak ini, karena aku tidak akan menjawab pertanyaan tentang itu,” jawab Herrscher