"Kau benar-benar tak ber-etika!"Kenzie diam saat kata-kata tajam itu terdengar. Entah sejak kapan, posisinya telah berubah menjadikan Ellina di bawah tubuhnya. Tapi saat melihat riak marah di wajah cantik wanita di bawahnya, dia tertegun. Mata jernih berair yang biasa indah menampilkan bintang bintang malam itu kini terlihat penuh kabut lahar. Sangat berapi-api dengan kilatan penuh kebencian.Hal itu membuatnya tak mengerti. Sebenarnya, apa yang telah gadis itu lalui hingga memiliki api kemarahan yang besar di matanya? Kenapa dia seakan tertarik dan terbakar dalam api kebencian yang di tunjukkan. Ketenangan, kelembutan dan sosok manis itu menghilang dalam waktu singkat. Tapi hal yang lebih menganggunya adalah, kenapa semua tatapan itu tertuju padanya?Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku merasa rasa benci itu tertuju padaku? Apakah aku melakukan kesalahan? Dan kenapa, dia terkadang memperlakukan aku seperti telah lama mengenalku? Aku sangat yakin, bahwa pertemuan malam itu adalah p
Di rumah utama keluarga Reegan malam ini, Azzura tampak murung dan kurang sehat. Dia melirik Raven yang terlihat tenang dengan koran di tangannya. Tentu, koran tersebut masih saja memuat berita tentang hancurnya pertunangan anaknya juga Lexsi yang merupakan bintang besar. Ini sudah beberapa minggu sejak rencana pertunangan yang hancur dan keluarga Rexton yang jatuh hingga mengalami kesulitan. Karir Lexsi pun langsung menurun hingga tingkat sulit. Hal itu membuat Azzura dan Raven sangat tertekan terlebih seluruh panutua keluarga besar Reegan menegur sikap Kenzie dengan kasar."Sayang, aku merasa tak harus merestui hubungan mereka. Aku tak bisa,"Raven menoleh, meletakkan koran di tangannya dan berjalan mendekati tempat tidur. "Dia bukan anak kecil yang harus kita atur. Kau sangat tahu bagaimana dirinya. Pilihannya tak akan salah. Dan dia selalu bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat. Ada pun rapat keluarga, aku akan mencari jalan keluar untuknya.""Tapi, dia Ellina. Dia tak me
Villa di ujung utara itu tampak sunyi pagi ini. Deburan ombak terdengar dengan suara burung camar sesekali. Ellina membiarkan perawat merawat luka di punggungnya. Matanya menatap laut lepas melalui jendela kaca."Nona, luka nona telah pulih. Dan kesehatan nona jauh lebih baik.""Hmm," jawabnya pelan. "Bisakah aku memiliki waktu untuk menggerakkan tubuhku sedikit lebih banyak? Aku merasa lelah berada di kamar ini,"Perawat itu tercenung. "Itu, aku tak memiliki jawabannya. Sebenarnya semua keputusan ada di tangan Tuan Muda Kenzie. Kami hanya mengikuti semua aturannya."Ellina terlihat sedikit kecewa.Jadi ini dia lagi? Kenapa begitu sulit?Saat perawat baru saja keluar dari kamar pengobatan, Ellina membersihkan dirinya. Karena luka di punggungnya telah pulih, dia bisa membersihkan dirinya sendiri. Seorang pelayan membawakan sebuah gaun putih tak berlengan dengan motif guguran bunga mawar merah. Gaun di atas lutut itu tanpak sangat cocok di atas kulitnya yang putih.Tak menyentuh sarapan
Sudut mata Kenzie berkedut saat tubuh lemah itu menabrak tubuhnya. Tatapannya jelas menghujam ke gadis yang jauh lebih pendek dari tinggi tubuhnya. Tangannya menahan lengan gadis itu keras. Membuat lengan gadis itu memerah dengan desisan pelan yang tak ingin dia dengar."Apa yang kurang dariku? Kenapa kau tak menginginkan menjadi wanitaku?"Mata Ellina bergerak takut. Dia mencoba menarik tangannya tapi tenaganya tak cukup kuat. Saat ini tubuh mereka sangat dekat. Tapi dia jelas melihat kilat kemarahan di mata pria dingin di hadapannya. Itu seperti badai api yang akan membakar seluruh tubuhnya."Lalu kenapa kau mengurungku?"Tak menjawab pertanyaan Kenzie dan kembali melemparkan pertanyaan yang dipikirkannya. Ellina berusaha mundur dan sialnya langkah Kenzie mengikutinya. Hal itu terus belanjut hingga punggung Ellina membentur dinding.Kenzie jelas merasa tertekan dengan petanyaan Ellina. Dia seorang pria, tapi kenapa dia tak bisa menjelaskan perasaannya? Kenapa dia tak memiliki jawaba
Sudut mata Ellina meneliti kerapian Lander dalam berpakaian. Ia mengerutkan keningnya sesaat. "Lander, kau akan pergi?"Lander mengangguk. "Untuk hari ini, aku akan pergi bersama Tuan Muda.""Kemana kalian pergi?" tanya Ellina antusias. Itu artinya sehari ini tak akan ada orang yang mengawasinya."Kesebuah pertemuan di Hight Mountain Club.""Oh, itu artinya kau tak bisa menemaniku?" tanya Ellina memastikan. Lander mengangguk lagi. "Nona akan di temani oleh --""Tidak," potong Ellina sebelum Lander menyelesaikan kata-katanya. "Aku tidak akan pergi kemanapun, jadi aku tak membutuhkan pengawal. Aku hanya ingin berkeliling Villa. Lagi pula ada banyak pelayan disini. Aku bisa meminta salah satu dari mereka untuk menemaniku."Mendengar itu Lander baru menyadari bahwa Ellina menjadi sangat patuh. Dia tak lagi melihat kemauan Ellina yang ingin melarikan diri dari sini. "Bisa kau tunjukkan padaku, letak dapurnya?" tanya Ellina sambil mengedarkan pandangannya. "Karena kau sangat baik dalam me
"Kalian," tanya Kenzie tak menemukan kata-kata yang pas. Dia melihat piring yang terhidang roti di meja makan."Tu-tuan, ini tak seperti yang kau pikirkan," ucap Lander kacau. Dia merasakan seakan hukuman mati baru saja di jatuhkan untuknya. "Ini, Nona memintaku untuk, untuk--""Ini sarapanmu,"Lander bungkam sata tiba-tiba Ellina meyodorkan sebuah piring pada Kenzie."Kau tak perlu marah pada Lander. Aku yang memintanya untuk menemaniku sarapan,"Lander mengangguk. Dia mundur beberapa langkah meninggalkan tempat duduknya. Melirik Kenzie yang hanya diam. Sedangkan Ellina masih menikmati sarapan paginya, seakan akan tak peduli pada kehadiran Kenzie.Tiba-tiba perasaan Lander menjadi buruk. Bibirnya terbuka dan ingin mengucapkan sesuatu. Tapi tak ada satu suara pun yang keluar. Dia merasa suaranya tercekik di tenggorokan. Membuatnya menahan napas dan mengeluarkan keringat dingin.Ya Tuhan, aku merasa seakan tertangkap tengah berselingkuh dengan majikanku sendiri. Kenapa aku duduk dan m
Tanpa sadar Ellina berlari ke ruang utama. Memburu sesuatu saat tersadar ada suara mobil halus yang mulai melaju. Langkahnya cepat, dia berdiri di tengah pintu dengan tangan memegang daun pintu kuat. Dari matanya yang jernih, dia jelas bisa melihat mobil hitam sport itu mulai melaju meninggalkan Villa."Pergi tanpa pamit."Ujung bibir bawah Ellina mengulum bibir atasnya sedikit. Wajahnya terlihat suram dengan kenyataan yang baru dia lihat. Namun hal itu membuat ekspresi di wajahnya terlihat mengemaskan."Nona,"Ellina menoleh. Itu adalah bibi pelayan yang dia minta untuk menemaninya."Apakah Nona akan keliling villa sekarang?"Memikirkan itu Ellina mengangguk. Dia tersenyum nyaris lebar dengan mata berbinar. Seakan lupa suasana hatinya yang memburuk beberapa saat lalu."Bisakah kita mulai sekarang?" tanya Ellina dengan menggengam kedua tangan pelayan itu tiba-tiba. "Bibi, aku akan kembali. Aku akan hanya mengambil sebuah buku jadi bibi jangan meninggalkan aku."Pelayan itu tertegun. D
Huh, Menghela napas pendek, satu sudut bibir Ellina terangkat tipis. Apa dia terlihat sangat menyedihkan meski dia tak memiliki nama keluarga di belakang namanya? Apakah hanya karena dia bukan lagi anggota keluarga Rexton, keluarga Reegan berpikir dia tak memiliki tujuan? Tak memiliki singgahan? Apakah dia terlihat sangat miskin hingga kedua orang tua Kenzie berpikir uang dapat menggerakkan hatinya? Bahkan jika dia sangat kekurangan, dia tak membutuhkan uluran tangan siapa pun untuk keuangan! Karena dia merasa sanggup berdiri sendiri hanya dengan mengandalkan kemampuannya! Jadi, apa alasan dia harus menerima penghinaan ini? Bahkan jika itu Kenzie, dia juga tak menginginkannya! Orang-orang kaya ini, benar-benar sangat mengerikan! Dalam satu waktu menginginkan dia menjadi anggota keluarga dalam acara perjodohan, lalu membuangnya jika dia tak memiliki nilai! Siapa yang berani menilai tentang semua hal yang tak dia miliki? Meski jika ayah dan ibu kandungnya mati, tak ada satu pun oran
Hutan perbatasan itu tampak sangat sunyi tapi asri. Rumah kayu yang tampak sepi itu masih terlihat kokoh meski tak berpenghuni. Ellina baru saja turun dari mobil dan berdiri terpaku menatap rumah yang sangat dia kenali sejak dua tahun lalu. Sosoknya yang lemah tampak tersenyum dengan rasa rindu yang tercetak jelas. Rambut panjangnya tampak bergoyang pelan tertiup angin, dengan mata bulat hitam yang berair dan jernih, sosoknya terlihat kian cantik dengan kulit putih pucat yang menampilkan bibir merah cerrynya."kau tinggal di sini?" Ellina menoleh saat tangan Kenzie merangkul pundaknya dengan tatapan meneliti rumah kayu di depannya. Senyumnya tampak sangat lemah saat mengingat kejadian berat dua tahun lalu yang harus dia alami. Trauma dalamnya membuatnya tak bisa hidup dengan baik saat itu. Dia harus mengalami mimpi buruk yang panjang hingga hampir gila karena ketakutan. Dan pria di sampingnya yang kini kembali menjadi suaminya adalah orang yang membuatnya seperti itu."Aku tak menyan
dua suara itu terdengar dalam waktu bersamaan. irlac tak dapat merespon sebelum menyadari bahwa pintu kamar itu terdobrak dan satu hantaman melayang ke wajahnya. pukulan itu terus saja datang tanpa jeda dan tak memberinya ruang untuk bergerak apalagi membalas. tapi dari sudut matanya yang terbuka, dia tahu bahwa orang itu adalah kenzie!bagaimana bisa! bagaimana bisa kenzie menemukan lokasinya dengan sangat cepat? dia yakin sudah mengacaukan segalanya, tapi pria ini berhasil datang dan menemukan ellinanya. dia tak bisa bergerak saat pukulan yang entah keberapa kali dia terima membuat seluruh kesadarannya menghilang.melihat irlac tak bergerak, mata kenzie mengedar dengan teriakan yang tertahan. dia dengan cepat menghampiri jendela dan menggenggam erat tangan ellina. saat ini, dia merasa seluruh nyawanya terhisap dan dia akan kehilangan segalanya. segalanya yang membuat hidupnya tak berarti jika itu terjadi."ellina!" teriaknya kuat. dia merasa ellina mencoba menghindari tangannya, dan
"ellina,"ellina sempat membeku saat melihat vania berdiri di dalam ruangannya. tatapan matanya meneliti dan kemudian tersenyum sinis. "haruskah aku panggil ibu?" "aku ikut membesarkanmu," jawab vania dingin. tatapan matanya mengejek dengan tubuh yang terus mendekat. "ikut denganku," raihnya menarik tangan ellina."kenapa aku harus?" tanya ellina tak bergerak dan menahan tangannya. tatapannya dingin dengan tatapan yang menghujam. ekspresi muak terlintas di balut dengan senyum tipis yang entah kenapa di mata vania terlihat sedikit menakutkan. "lepas,"vania tertawa, "kau masih belum sadar? kenapa kau sangat mejijikkan?" ucapnya mengeluarkan kebencian. "aku, sampai mati, tak akan membiarkanmu bahagia sementara anakku mati menderita. aku tidak akan membiarkanmu menikah ataupun pergi dengannya! kau harus mati, dengan cara yang mengenaskan dan sama dengan yang lexsi alami. aku berjanji, bahwa akuakan menunjukkan neraka untukmu di depan makam putriku!" teriaknya pada akhirnya.ellina mundu
ruangan terbuka itu memiliki udara sejuk dengan tanah liat yang terlihat sedikit basah. di bagian lain, tampak rumput-rumput kering yang bergoyang saat angin pagi menyapa halus. tampaknya hujan semalam memberikan harapan untuk hidup kembali. sedangkan di ujung sana, tampak bukit hijau yang menjulang dengan awan-awan putih yang menggantung di setengah badan gunung belum menghilang. di balil bukit, tampak cahaya keemasan terlihat malu-malu untuk bergerak tinggi dan menyinari. "sial" makian itu jelasterdengar ditngah udara dan pemandangan yang baik di pagi hariini. hal itu membuat ellina mengernyit tak mengerti."apa yang terjadi pada alvian?" tanyanya sambil melangkahdengan kaki telanjang namun tiba-tiba tangan kenzie meraih tangan dan merengkuh pundaknya. gaunnya yang panjang kebelakang tampak membentang dengan punggung yang terbuka, menampilkan tato mawar merahnya yang menyala. itu cantik dan sempurna.sudut mulut kenzie membentuk senyum tipis. wajahnya dia dekatkan saat kepala elli
hari ini livian tampak sibuk mengatur seluruh keperluan pesta yang akan di adakan nanti malam. kerena irlac telah resmi keluar dan lepas tangan dari L. V. Technology sejak ellina dinyatakan sebagai pewaris sah, livian mengambil alih segalanya untuk sementara karena ellina mengatakan belum siap untuk mengatur dan menjadi pemimpin keluarga. dan semua itu menjadi tanggung jawabnya kembali seperti sebelumnya.malam ini, saat acara pesta peretasan itu resmi digelar, beberpa tamu mulai berdatangan. dengan menyewa gedung milik keluarga E. V. yang telah ellina atur sebelumnya, membuat livian medesah lega. kini dia bisa melihat acara yang dia atur cukup ramai dengan desain dan balok es sebagai hiasan yang melambangkan ornamen perangkat lunak, atau ikon-ikon ang sering digunakan dalam peretasan. pencahayaan yang pas membuat suasana pesta itu tampak mewah dan berkelas. livian memberikan sambutan saat seluruh tamu telah datang dan memanggil ellina sebagai pemenang juga sebagai pewaris keluarga
Lima hari berlalu sejak Ernest tersiksa dan merasakan menderita hingga akhirnya berujung gila! tak ada ketampananlagi di wajahnya, setiap hari dia hanya tertawa, menangis lalu merintih kesakitan saat kesadarannya pulih. kehilangan lidah, dua tangan dengan dua kaki patah benar-benar membuatnya tak berdaya. dia pun memilih bunuh biri saat damon bar saja datang untuk menyiksanya.di lain tempat, qianzie mengalami hal yang sama. beebrapa hari telah berlalu dan dia tak dapat tidur sama sekali. dia benar-benar tersiksa, saat obat tidur itu memaksa matanya untuk terpejam namun dia memaksakan untuk tidak tidur. karena jika dia tidur, tali yang mengikat tubuhnya akan terlepas karena tangannya yang tak dapat menggengam erat tali di atasnya. bing bing di bawah sana sudah pasti akan mehapnya karena mulai merasa lapar sejak satu hari yang lalu. menyaksikan bing bing setiap hari melahap anak buahnya satu persatu yang keluarga Reegan temukan, membuatnya sangat ketakutan. dia tak tahu bahwa akan di g
Beberapa hari kemudian, Kenzie terlihat telah pulih meski tangannya masih di perban. Untung saja itu tidak patah, juga luka gores di lengan dan punggungnya telah sepenuhnya mengering. saat ini, Ellina berada di dalam ruangan Kenzie di rumah sakit, tengah duduk sambil membaca sebuah majalah dimana fotonya terpajang sebagai pewaris sah perusahaan L. V. dan E. V. sekaligus. dia mendesah karena merasa semua ini salah, dia meletakkan majalahnya lalu menatap Kenzie yang diam."Dimana Ernest?" Kenzie melirik Ellina datar. "Kenapa kau tanyakan itu padaku?""Kenzie," panggil Ellina lirih. dia tahu statusnya, juga tahu bahwa peringatan untuk menjauhi Ernest bukanlah main-main. tapi rasanya dia juga tak akan mengambil posisi ernest selama ini. "aku sudah mencarinya, tapi dia menghilang!""akan lebih bagus jika dia tewas!" balas kenzie kesal."kenzie" peringat ellina menunjukkan rasa tidak suka.kenzie memperhatikan ellina sekali lagi dan terlihat bahwa istrinya itu telah benar-benar pulih dan
Malam ini, Kenzie memeluk erat Ellina dalam rengkuhannya. Diam-diam dia bersukur pada kecelakaan yang telah mereka alami. Karena hal tersebut dia memiliki waktu yang banyak untuk bersama istrinya. Tapi sepertinya, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik. Dia merasa luka-lukanya kian sakit dan semakin perih setiap waktunya. Meski begitu, dia menggunakan satu tangannya untuk memeluk Ellina erat. Lykaios memimpin langsung pencarian ke dasar jurang. Bersama anak buahnya dan beberapa dokter, dia menyusuri lembah dengan sangat hati-hati. Dia tak menyangka bahwa akan ada hutan lebat di dasar jurang curam yang seperti ini. Dia pikir, semua hanya akan ada tanah tandus bebatuan yang kering. Pencariannya tidak secepat yang dia pikir. Dia terus saja masuk ke dalam hutan dan menyusuri sungai untuk mencari arah yang lebih mudah. Waktu terus berlalu dan dia sama sekali tak berhenti untuk mencari. Dia bahkan melihat hari telah mulai pagi meski di dalam hutan ini tampak gelap karena cuaca yang mendung da
Hari dimana jati diri Ellina terungkap ke media adalah hari yang berat untuk Wilton. Saat dia baru saja berpikir untuk menjemput Ellina, dia mendapati kabar bahwa putri satu-satunya mengalami kecelakaan dan mungkin saja telah meninggal. Semua terlalu kebetulan untuknya, dia menjadi kian curiga saat sebuah surat tak bertuan melayang untuknya dengan informasi bahwa putra luarnya yang telah merencanakan pembunuhan pada putrinya. Hal itu jelas membuat darah Wilton mendidih. segera, dia mendatangi kantor E. V. Company dalam diam.Sedangkan di rumah keluarga Rexton, saat jati diri Ellina terungkap ke media, Aldric tampak linglung. Mantan istri yang dia cintai sebenarnya adalah putri dari keluarga L. V. yang tengah bersembunyi. Tapi dia, tanpa sengaja membuat hidup istrinya menderita hingga kematiannya. Terlebih pada ellina, dia baru menyadari bahwa Ellina adalah putri dari Wilton, yang artinya putri dari keluarga E. V.. Semua darah yang mengalir di tubuh Ellina adalah darah konglomerat yan