Strett Hall Youriko, kawasan paling buruk di kota z sungguh sangat berantakan. Di juluki tempat paling kotor karena menjadi tempat berkumpulnya para penjahat juga wanita malam. Memiliki satu bar yang sangat kumuh namun menjadi tempat yang paling di gemari di sana. Selanjutnya kamar-kamar di atur secara mengelompok untuk menampung lebih dari sepuluh orang. Tempat itu terletak cukup jauh dari pusat kota. Daerahnya lumayan sepi, dengan bangunan kumuh dan juga banyaknya tingkat kriminalitas.Dijuluki dengan nama Strett Hall Youriko. Setiap hari, tanpa mengenal waktu, orang-orang datang dan pergi dengan bebas. Obat-obatan terlarang, minuman keras, wanita malam. Itu adalah ciri khas dari tempat tersebut.Tidak ada larangan di sana, tidak ada pula pihak keamanan yang ingin berjaga. Mereka yang menghuni wilayah itu juga kebal terhadap hukum, dan karena itulah mereka bisa melakukan apa saja.Kali ini, mobil Lexsi baru saja terparkir di sisi kiri halaman bar. Dia turun dan mengerutkan keningny
Dua hari setelah kematian Lexsi, Ellina mengurung dirinya di dalam kamar. Seperti saat malam ini, dia berdiri di balkon kamar dan membiarkan angin malam menggoyangkan rambutnya. Dia menatap kosong ke depan, dan lagi-lagi wajah Lexsi terbayang. Tanpa sadar tubuhnya bergetar takut. Gengagaman tangannya menguat hingga membuat kuku-kukunya memutih. Lexsi mengalami hal yang pernah terjadi padanya di kehidupan sebelumnya! Bagaimana mungkin Ellina tak tahu rasanya? Saat merasa dunia hancur dan seluruh tubuhnya remuk dan terlihat kotor. Pikiran keputus asaan menggerogoti kesadaran hingga merasa kematian jauh lebih baik. Dan jika dilihat dari segi manapun, bukankah Lexsi sangat mirip dengannya? "Bukankah ini aneh?" tanya Ellina lirih. "Aku tahu aku sangat membencimu, tapi aku menangis saat melihatmu tiada. Bukankah kita terlalu mirip? Kita sama-sama menginginkan sebuah keluarga dan berusaha mendapatkan itu semua. Kau memakai segala cara dan aku pun sama. Kita tak jauh berbeda," Tangan lembu
Ernest merutuki jadwalnya yang sudah sangat berantakan. Sekertarisnya itu hilang selama lebih dari dua hari. Tanpa kabar, tanpa jejak yang membuatnya sulit untuk melacak. Kematian Lexsi yangtiba-tiba membuatnya cukup senang karena berpikir bahwa kedepannya tak akan ada yang mencoba mengganggu adiknya, Ellina. Malam ini, entah kenapa dia tiba-tiba berakhir di rumah utama keluarga E. V. tanpa memberi kabar seperti sebelumnya. Mengingat pertemuan antara ayahnya dan Ellina, dia pikir semua telah berjalan sangat baik. Dia merasa harus membujuk ibunya untuk membawa Ellina kembali ke rumah utama keluarga E. V. dan melakukan pesta besar karena bagaimanapun Ellina kini sangat berarti untuknya. Membayangkan hal tersebut sudah cukup membuat senyum Ernest terkembang luas. Tapi dia tak menyangka semuanya, dia melihat pertengkaran antara ayah dan ibunya yang tak biasa. Jadi dia hanya diam dan melangkah masuk dengan hati-hati. Tanpa berniat bersuara ataupun menyapa untuk memberi kejutan. Tapi sia
Pagi ini, Ellina mengendarai mobil sport merahnya menuju E. V. Company setelah Ernest mengirimkan mobilnya kemarin. Dia berniat memulai pekerjaan terakhirnya sebelum esok pergi berlomba bersama tim nya. Namun siapa yang menyangka, bahwa saat dia baru pertama kali datang, lykaios dan Nero telah menunggu kedatangannya, diikuti oleh Ernest yang terlihat tak peduli."Apakah kalian baik-baik saja?" tanya Ellina meneliti dua sahabatnya dengan tatapan curiga. Keduanya menggeleng, dan Ernest maju mendekat. "Tak perlu pedulikan mereka, kau harus menyelesaikan pekerjaanmu untuk yang terakhir," bisiknya dengan nada dingin.Ellina menoleh, dan mengernyitkan keningnya mendengar nada Ernest yang tak seperti biasa. Namun setelah mengatakan itu, Ernest berlalu menuju ruangannya. Dia duduk dengan tatapan acuh tak acuh dan menatap Ellina yang mulai bekerja dari kaca ruangannya. Senyum sinisnya terukir, dua tangannya mengepal kuat tanpa sadar."Aku hanya mengijinkamu untuk mengelola perusahaan sementar
Azzura membuka pintu kamar Kenzie pelan sebelum mengetuknya beberapa kali. Dia masuk dan melihat bayangan Ellina yang tengah berdiri sendiri di balkon kamar. Dia mendekati dan menyentuh pundak pundak Ellina pelan, membuat Ellina menoleh dan langsung menunduk sopan. Dia ingat semuanya, saat Azzura dan Raven memerintahkannya pergi saat itu. "Bibi, selamat malam."Azzura tersenyum lembut meski terlihat kaku dan menyentuh wajah Ellina lembut. "Bukanlah kau seharusnya memanggilku ibu? Walau aku kurang menyukaimu, tapi aku adalah ibumu mulai sekarang. Kudengar kalian sudah menikah. Dan untuk masa lalu, maaf, harusnya aku tak melakukan itu. Aku sangat tidak tahu bahwa kau sangat berarti bagi Kenzie. Untuk itu bisakah kita melupakannya? Aku memang bersalah." Mata Azzura menyipit sesaat saat bayangan masa lalu bagaimana hewan peliharaan Kenzie mengoyak beberapa orang yang ia kerjakan untuk membunuh Ellina hingga mati tak bersisa dengan seluruh organ tubuh yang tak utuh. Ketakutan yang tidak
Pagi ini, Ellina bangun lebih cepat dan tersadar bahwa dirinya tidur dalam pelukan Kenzie. Rasa hangat itu, entah kenapa menusuk hatinya saat hatinya menuntut sebuah kejujuran bahwa kenyamanan ini adalah salah satu hal yang dia rindukan. Dia mendongak hati-hati dan melihat raut wajah tampan Kenzie yang masih terlelap nyenyak. Dia mencoba mengingat kembali kejadian semalam dan sedikit ingat bahwa dia ketiduran di dalam mobil saat arah pulang. Dan lagi, dia bisa memastikan bahwa dia bisa sampai di tempat tidur, pasti karena Kenzie lagi-lagi menggendongnya. Jika dipikir-pikir, berapa kali Kenzie menggendongnya kemarin? Kenapa rasanya dia melihat riak kekhawatiran dan berpikir bahwa Kenzie memiliki perhatian padanya."Ini benar-benar membuatku merasa lebih baik," pikir Ellina. "Setidaknya, dalam kehidupanku yang dulu ini tak pernah terjadi. Benang takdir itu, apakah benar-benar sudah berubah?" Ellina memindahkan tangan Kenzie hati-hati. Dia bergerak pelan hingga benar-benar lepas dari pe
Perlombaan itu terus berlanjut. terlihat jelas kini beberapa kelompok itu terbagi menjadi beberapa beberapa kubu. Ernest melihat layar laptop di hadapannya, dengan mata yang tak berkedip. Hal sama pun dilakukan oleh Kenzie yang tampak fokus dengan pekerjaan para divisi IT nya. Ellina yang duduk di tengah tampak sangat sibuk. Tangannya bergerak sangat cepat hingga Nero yan berada di sampingnya tak dapat melihat dengan jelas angka yang terus saja berganti. "Lykaios, sistem pertahanan luar akan hancur, perbaiki cepat atau mereka akan masuk ke sistem pertahanan kita yang ketiga.""Aku mengerti," jawab Lykaios sambil bergerak cepat."Alvian, fokuskan penyerangan dan menyergap informasi lawan. Aku akan meretas sistem mereka tapi lindungi semua informasi perangkat lunak kita. Mereka terlalu banyak," "Aku paham," jawab Alvian tak kalah cepat."Nero, perangkat lunak kita tak boleh jatuh. Ini adalah yang paling berat, jadi jangan sampai lengah selama aku menyerang mereka semua. Fokuskan matam
Saat ini, seluruh peserta yang tengah menonton duel peretasan itu takjub tak terkira. Mereka semua jelas melihat bagaimana kecepatan tangan Ellina bergerak sangat lincah dan otaknya tak pernah melupakan kode-kode rahasia yang selalu berganti. Begitupun dengan Kenzie, tangannya juga bergerak sangat cepat mengejar Ellina dan ketertinggalan mereka. Tapi saat ini, dia jelas sangat tahu bahwa kecepatan Ellina sangat akurat dan tanpa cela. Membuat jantungnya berdetak kencang dengan rasa memburu dan rasa bangga di sisi hatinya.Ellina terus saja fokus pada layar monitor di hadapannya. Bibirnya tanpa sadar tersenyum lebar, saat jarinya berakhir menekan tombol enter dan bunyi 'ding' terdengar, semua peserta menjerit tanpa sadar. Tak peduli meski pihak Kenzie mencoba melindungi perangkat lunak mereka dari serangan dan mencoba melawannya, hasilnya tak berubah sejak dia ingin mengakhirinya. Perangkat lunak perusahaan Reegan jatuh! Dan semua informasi yang mereka kunci keluar. Ini adalah kedua k
Hutan perbatasan itu tampak sangat sunyi tapi asri. Rumah kayu yang tampak sepi itu masih terlihat kokoh meski tak berpenghuni. Ellina baru saja turun dari mobil dan berdiri terpaku menatap rumah yang sangat dia kenali sejak dua tahun lalu. Sosoknya yang lemah tampak tersenyum dengan rasa rindu yang tercetak jelas. Rambut panjangnya tampak bergoyang pelan tertiup angin, dengan mata bulat hitam yang berair dan jernih, sosoknya terlihat kian cantik dengan kulit putih pucat yang menampilkan bibir merah cerrynya."kau tinggal di sini?" Ellina menoleh saat tangan Kenzie merangkul pundaknya dengan tatapan meneliti rumah kayu di depannya. Senyumnya tampak sangat lemah saat mengingat kejadian berat dua tahun lalu yang harus dia alami. Trauma dalamnya membuatnya tak bisa hidup dengan baik saat itu. Dia harus mengalami mimpi buruk yang panjang hingga hampir gila karena ketakutan. Dan pria di sampingnya yang kini kembali menjadi suaminya adalah orang yang membuatnya seperti itu."Aku tak menyan
dua suara itu terdengar dalam waktu bersamaan. irlac tak dapat merespon sebelum menyadari bahwa pintu kamar itu terdobrak dan satu hantaman melayang ke wajahnya. pukulan itu terus saja datang tanpa jeda dan tak memberinya ruang untuk bergerak apalagi membalas. tapi dari sudut matanya yang terbuka, dia tahu bahwa orang itu adalah kenzie!bagaimana bisa! bagaimana bisa kenzie menemukan lokasinya dengan sangat cepat? dia yakin sudah mengacaukan segalanya, tapi pria ini berhasil datang dan menemukan ellinanya. dia tak bisa bergerak saat pukulan yang entah keberapa kali dia terima membuat seluruh kesadarannya menghilang.melihat irlac tak bergerak, mata kenzie mengedar dengan teriakan yang tertahan. dia dengan cepat menghampiri jendela dan menggenggam erat tangan ellina. saat ini, dia merasa seluruh nyawanya terhisap dan dia akan kehilangan segalanya. segalanya yang membuat hidupnya tak berarti jika itu terjadi."ellina!" teriaknya kuat. dia merasa ellina mencoba menghindari tangannya, dan
"ellina,"ellina sempat membeku saat melihat vania berdiri di dalam ruangannya. tatapan matanya meneliti dan kemudian tersenyum sinis. "haruskah aku panggil ibu?" "aku ikut membesarkanmu," jawab vania dingin. tatapan matanya mengejek dengan tubuh yang terus mendekat. "ikut denganku," raihnya menarik tangan ellina."kenapa aku harus?" tanya ellina tak bergerak dan menahan tangannya. tatapannya dingin dengan tatapan yang menghujam. ekspresi muak terlintas di balut dengan senyum tipis yang entah kenapa di mata vania terlihat sedikit menakutkan. "lepas,"vania tertawa, "kau masih belum sadar? kenapa kau sangat mejijikkan?" ucapnya mengeluarkan kebencian. "aku, sampai mati, tak akan membiarkanmu bahagia sementara anakku mati menderita. aku tidak akan membiarkanmu menikah ataupun pergi dengannya! kau harus mati, dengan cara yang mengenaskan dan sama dengan yang lexsi alami. aku berjanji, bahwa akuakan menunjukkan neraka untukmu di depan makam putriku!" teriaknya pada akhirnya.ellina mundu
ruangan terbuka itu memiliki udara sejuk dengan tanah liat yang terlihat sedikit basah. di bagian lain, tampak rumput-rumput kering yang bergoyang saat angin pagi menyapa halus. tampaknya hujan semalam memberikan harapan untuk hidup kembali. sedangkan di ujung sana, tampak bukit hijau yang menjulang dengan awan-awan putih yang menggantung di setengah badan gunung belum menghilang. di balil bukit, tampak cahaya keemasan terlihat malu-malu untuk bergerak tinggi dan menyinari. "sial" makian itu jelasterdengar ditngah udara dan pemandangan yang baik di pagi hariini. hal itu membuat ellina mengernyit tak mengerti."apa yang terjadi pada alvian?" tanyanya sambil melangkahdengan kaki telanjang namun tiba-tiba tangan kenzie meraih tangan dan merengkuh pundaknya. gaunnya yang panjang kebelakang tampak membentang dengan punggung yang terbuka, menampilkan tato mawar merahnya yang menyala. itu cantik dan sempurna.sudut mulut kenzie membentuk senyum tipis. wajahnya dia dekatkan saat kepala elli
hari ini livian tampak sibuk mengatur seluruh keperluan pesta yang akan di adakan nanti malam. kerena irlac telah resmi keluar dan lepas tangan dari L. V. Technology sejak ellina dinyatakan sebagai pewaris sah, livian mengambil alih segalanya untuk sementara karena ellina mengatakan belum siap untuk mengatur dan menjadi pemimpin keluarga. dan semua itu menjadi tanggung jawabnya kembali seperti sebelumnya.malam ini, saat acara pesta peretasan itu resmi digelar, beberpa tamu mulai berdatangan. dengan menyewa gedung milik keluarga E. V. yang telah ellina atur sebelumnya, membuat livian medesah lega. kini dia bisa melihat acara yang dia atur cukup ramai dengan desain dan balok es sebagai hiasan yang melambangkan ornamen perangkat lunak, atau ikon-ikon ang sering digunakan dalam peretasan. pencahayaan yang pas membuat suasana pesta itu tampak mewah dan berkelas. livian memberikan sambutan saat seluruh tamu telah datang dan memanggil ellina sebagai pemenang juga sebagai pewaris keluarga
Lima hari berlalu sejak Ernest tersiksa dan merasakan menderita hingga akhirnya berujung gila! tak ada ketampananlagi di wajahnya, setiap hari dia hanya tertawa, menangis lalu merintih kesakitan saat kesadarannya pulih. kehilangan lidah, dua tangan dengan dua kaki patah benar-benar membuatnya tak berdaya. dia pun memilih bunuh biri saat damon bar saja datang untuk menyiksanya.di lain tempat, qianzie mengalami hal yang sama. beebrapa hari telah berlalu dan dia tak dapat tidur sama sekali. dia benar-benar tersiksa, saat obat tidur itu memaksa matanya untuk terpejam namun dia memaksakan untuk tidak tidur. karena jika dia tidur, tali yang mengikat tubuhnya akan terlepas karena tangannya yang tak dapat menggengam erat tali di atasnya. bing bing di bawah sana sudah pasti akan mehapnya karena mulai merasa lapar sejak satu hari yang lalu. menyaksikan bing bing setiap hari melahap anak buahnya satu persatu yang keluarga Reegan temukan, membuatnya sangat ketakutan. dia tak tahu bahwa akan di g
Beberapa hari kemudian, Kenzie terlihat telah pulih meski tangannya masih di perban. Untung saja itu tidak patah, juga luka gores di lengan dan punggungnya telah sepenuhnya mengering. saat ini, Ellina berada di dalam ruangan Kenzie di rumah sakit, tengah duduk sambil membaca sebuah majalah dimana fotonya terpajang sebagai pewaris sah perusahaan L. V. dan E. V. sekaligus. dia mendesah karena merasa semua ini salah, dia meletakkan majalahnya lalu menatap Kenzie yang diam."Dimana Ernest?" Kenzie melirik Ellina datar. "Kenapa kau tanyakan itu padaku?""Kenzie," panggil Ellina lirih. dia tahu statusnya, juga tahu bahwa peringatan untuk menjauhi Ernest bukanlah main-main. tapi rasanya dia juga tak akan mengambil posisi ernest selama ini. "aku sudah mencarinya, tapi dia menghilang!""akan lebih bagus jika dia tewas!" balas kenzie kesal."kenzie" peringat ellina menunjukkan rasa tidak suka.kenzie memperhatikan ellina sekali lagi dan terlihat bahwa istrinya itu telah benar-benar pulih dan
Malam ini, Kenzie memeluk erat Ellina dalam rengkuhannya. Diam-diam dia bersukur pada kecelakaan yang telah mereka alami. Karena hal tersebut dia memiliki waktu yang banyak untuk bersama istrinya. Tapi sepertinya, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik. Dia merasa luka-lukanya kian sakit dan semakin perih setiap waktunya. Meski begitu, dia menggunakan satu tangannya untuk memeluk Ellina erat. Lykaios memimpin langsung pencarian ke dasar jurang. Bersama anak buahnya dan beberapa dokter, dia menyusuri lembah dengan sangat hati-hati. Dia tak menyangka bahwa akan ada hutan lebat di dasar jurang curam yang seperti ini. Dia pikir, semua hanya akan ada tanah tandus bebatuan yang kering. Pencariannya tidak secepat yang dia pikir. Dia terus saja masuk ke dalam hutan dan menyusuri sungai untuk mencari arah yang lebih mudah. Waktu terus berlalu dan dia sama sekali tak berhenti untuk mencari. Dia bahkan melihat hari telah mulai pagi meski di dalam hutan ini tampak gelap karena cuaca yang mendung da
Hari dimana jati diri Ellina terungkap ke media adalah hari yang berat untuk Wilton. Saat dia baru saja berpikir untuk menjemput Ellina, dia mendapati kabar bahwa putri satu-satunya mengalami kecelakaan dan mungkin saja telah meninggal. Semua terlalu kebetulan untuknya, dia menjadi kian curiga saat sebuah surat tak bertuan melayang untuknya dengan informasi bahwa putra luarnya yang telah merencanakan pembunuhan pada putrinya. Hal itu jelas membuat darah Wilton mendidih. segera, dia mendatangi kantor E. V. Company dalam diam.Sedangkan di rumah keluarga Rexton, saat jati diri Ellina terungkap ke media, Aldric tampak linglung. Mantan istri yang dia cintai sebenarnya adalah putri dari keluarga L. V. yang tengah bersembunyi. Tapi dia, tanpa sengaja membuat hidup istrinya menderita hingga kematiannya. Terlebih pada ellina, dia baru menyadari bahwa Ellina adalah putri dari Wilton, yang artinya putri dari keluarga E. V.. Semua darah yang mengalir di tubuh Ellina adalah darah konglomerat yan