Share

Chapter 37

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semua anggota keluarga bersiap mengantar Julie ke tempat peristirahatan terakhirnya, mereka menangis tersedu saat peti jenazah Julie dimasukkan lagi ke dalam ambulan untuk membawanya ke pemakaman. 

"Nik kamu bawa mobil saya," titah Leonard. 

Saat Priscilla hendak masuk ke dalam mobilnya Leonard justru mencegahnya, ia menyuruh Priscilla untuk pergi satu mobil dengannya dan juga Ares. Priscilla menolak, ia tidak mengenal Ares dan akan terasa canggung jika mereka harus semobil namun Leonard tidak mengindahkan alasannya. Leonard tetap memaksa Priscilla untuk ikut dengannya, ia bahkan merebut kunci mobil milik Priscilla. Priscilla terpaksa ikut satu mobil dengan Leonard, dan duduk di kursi belakang bersama Ares sedangkan Niko dan Leonard berada di kursi depan. 

"Kalian nampak serasi," ucap Leonard tiba-tiba. 

"Papi, jangan gitu. Gak enak sama Kak Ares," sahut Priscilla ketus. 

"Gak apa kok Priscilla, santai saja." 

N

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hello, Papa!   Chapter 38

    Hari kedua kepergian Julie diisi dengan sidang antara Leonard dan Nadine, Priscilla menatap kedua orang di hadapannya dengan tatapan muak. Priscilla masih ingat sekali ketika Leonard mengganggapnya sebagai makhluk rendahan saat ia ketahuan hamil, tapi ternyata Leonard jauh lebih rendah daripadanya. Leonard tega mengkhianati perempuan sebaik Julie, padahal selama ini Julie selalu baik dan tidak pernah bertingkah aneh-aneh di dalam rumah tangganya. "Sila," panggil Leonard. Sila mengangkat telapak tangannya, ia tidak tau harus bicara apa pada Leonard dan Nadine. Terlalu banyak kemarahan di dalam hatinya, sampai-sampai Priscilla sendiri bingung harus bagaimana meluapkan emosi dan rasa kecewanya. "Papi akan menceraikan Nadine," ucap Leonard. "Mas! Priscilla belum ngomong apa-apa loh, jangan asal ambil keputusan sendiri aja, siapa tau kan-" ucap Nadine, namun ucapannya dipotong oleh Priscilla. "Siapa tau apa Nadine? siapa tau

  • Hello, Papa!   Chapter 39

    Lama tidak bertemu kedua pasangan ini akhirnya bertemu kembali, namun bukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka melainkan untuk mengakhiri pernikahan. Sherin dan Stefan saling duduk berseberangan, mereka saling menatap tajam satu sama lain. Sepertinya pernikahan mereka memang sudah tidak bisa diselamatkan, Sherin sesungguhnya masih mencintai Stefan namun ia sudah tidak tahan lagi dengan tingkah lakunya."Jadi apa kalian yakin ingin berpisah?" tanya Yuda."Sherin sudah sangat yakin yah," jawabnya."Lalu kamu Stefan?""Saya juga ingin berpisah dari Sherin, saya gak bisa melanjutkan pernikahan ini." jawab Stefan santai."Apa kalian gak bisa bersabar dulu? umur pernikahan kalian masih seumur jagung, wajar kalau banyak cobaannya. Lagipula kami tidak mempermasalahkan mau kalian punya anak cepat atau lambat," Hilda mencoba membujuk Sherin dan Stefan."Maaf bu, tapi masalah antara aku dan Stefan bu

  • Hello, Papa!   Chapter 40

    Kalina baru sampai di rumah sekitar pukul tujuh malam, saat melihat mobil Stefan terparkir di halaman rumahnya Kalina segera masuk ke dalam rumah karena ia tahu sang don juan pasti sudah menunggunya lama. Saat Kalina menengoknya ke dalam kamar ternyata Stefan masih tertidur pulas, wajahnya nampak lelah dengan berbagai dokumen terhampar di ranjang. Kalina memunguti dokumen-dokumen tersebut, setelah selesai Kalina langsung menuju ke dapur dan membuatkan makan malam untuk Stefan. Aroma masakan Kalina berhasil membuat Stefan terbangun dari tidurnya, ia segera beranjak lalu pergi ke dapur untuk bersiap makan malam. "Masak apa?" tanya Stefan, kedua tangannya ia lingkarkan di pinggang ramping milik Kalina. "Masak sup ikan, lo suka kan?" Mendengar kata sup ikan membuat Stefan jadi teringat akan Priscilla, belakangan ini Stefan selalu teringat akan Priscilla. "Gue masih ngantuk," ucap Stefan, Lalu membenamkan wajahnya di tengkuk Kalina.

  • Hello, Papa!   Chapter 41

    Tibalah Priscilla di rumah mewah milik Ares, terlihat seperti istana tapi bagi Priscilla ini adalah penjara. Priscilla disambut beberapa asisten rumah tangga Ares, dan juga empat orang pengawal yang nantinya akan bertugas menjaga kamar Priscilla."Panggilkan Dokter Reyan dan Dokter Iriana untuk memeriksa keadaan Priscilla," titah Ares.Dean segera memenuhi perintah atasannya tersebut, tidak butuh waktu lama kedua dokter itu datang dengan tiga orang perawat untuk mendampingi mereka."Silahkan masuk," ucap Dean.Dokter Reyan dan Dokter Iriana terkejut melihat keadaan Priscilla, luka robek di sudut bibir dan lebam di pipi juga darah mengalir dari area intimnya namun Priscilla hanya diam menatap kosong ke depan."Dean, gadis ini kenapa?!" tanya Dokter Iriana, raut wajahnya nampak panik."Urusi saja dan jangan banyak bertanya," sahut Ares yang baru tiba di kamar Priscilla.Dean menggendong tubuh Pr

  • Hello, Papa!   Chapter 42

    Pukul sebelas malam Priscilla terbangun dari tidurnya. Priscilla kira kejadian buruk yang menimpanya hanyalah mimpi, ternyata semua nyata dan membuat hatinya sakit mengingat kejadian itu lagi. Dua asisten rumah tangga Ares ikut terbangun mendengar tangisannya, mereka menawarkan makan untuk Priscilla namun ditolaknya."Aku mau pulang, tolong." Priscilla menangis terisak.Melihat tangisannya, dua orang di hadapannya ikut menangis dan menenangkan Priscilla."Kamu makan dulu ya? kamu belum makan sejak datang." bujuk Firda.Priscilla menggeleng, dan tangisannya malah semakin kencang. Ares yang terbiasa tidur dengan ketenangan akhirnya ikut terbangun juga, emosinya sudah di ujung kepala mendengar tangisan Priscilla. Ares membuka pintu kamar dan membantingnya, membuat ketiga orang di dalam kamar ketakutan."Priscilla," panggilnya.Priscilla tidak menyahutinya dan masih menangis tanpa suara, Ares mendekatinya dan

  • Hello, Papa!   Chapter 43

    Niko memasuki ruang kerja Leonard, dengan membawa beberapa dokumen juga fasilitas yang Leonard berikan dulu. Niko berniat mundur dari perusahaan Leonard, ia sudah tidak bisa lagi bekerja untuk Leonard."Untuk apa kamu membawa semua fasilitas yang saya berikan? saya tidak berniat memecat kamu," tanya Leonard."Saya ingin mengundurkan diri, dan ini semua barang milik Bapak.""Kamu yakin ingin mundur dari perusahaan saya?"Niko mengangguk, Leonard tidak bisa memaksa Niko jika ia ingin pergi dari perusahaannya. Niko tidak membawa apapun yang bukan haknya untuk pergi dari sini, bahkan rumah yang memang menjadi miliknya tidak ia ambil."Saya sudah keluar dari perusahaan Pak Leonard," ucap Niko pada seseorang di telepon.*****Pukul sebelas siang Priscilla baru terbangun, kepalanya terasa sakit karena terus menangis semalaman. Matanya terlihat sangat sembab, membuat pandangan matanya terasa tidak nyaman.

  • Hello, Papa!   Chapter 44

    "Dimana Ares?" tanya Damian yang baru tiba dari Boston."Tuan Ares ada di kamarnya, biar saya panggilkan." jawab Nini."Tidak usah, biar saya yang ke atas langsung menemuinya."Nini panik melihat Damian pergi menemui Ares di kamarnya, pasalnya saat ini Ares tengah bersama perempuan di dalam kamar dan pastinya mereka tengah melakukan hal yang tidak-tidak. Damian meminta kunci cadangan pada bodyguard yang sedang lewat di depan kamar Ares, awalnya bodyguard tersebut agak ragu untuk memberikan kunci kamar Ares namun karena Damian mengancamnya mau tidak mau ia memberikannya. Saat Damian membuka pintu kamar Ares pemandangan yang tidak mengenakkan langsung terlihat jelas di depan matanya, Ares tengah bercinta dengan seorang perempuan dan kini mereka sedang tidak mengenakan sehelai pakaian pun. Perempuan itu panik, dan segera mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya."Papah! bisa gak sih ketuk pintu dulu!" bentak Ares."Turun ke ba

  • Hello, Papa!   Chapter 45

    Selama ada Damian dan Helena dirumah, sikap Ares tidak kasar seperti kemarin. Rumah ini besar dan banyak penghuninya, tapi Priscilla merasa kesepian. Priscilla merasa jenuh berada di kamar besar ini, meskipun ada Firda dan Dini yang menemaninya.Esok adalah hari pertunangannya dengan Ares, Damian dan Helena sibuk mempersiapkan yang terbaik bahkan sampai memanggil musisi terkenal untuk mengisi acara pertunangan nanti. Leonard juga datang untuk membantu Damian mempersiapkan semuanya, mereka saling berbincang seru di ruang tamu tapi sayangnya Leonard tidak sama sekali menjenguk Priscilla. Leonard tidak mengizinkan Priscilla keluar dari kamarnya, ia takut Priscilla akan kabur lagi terlebih sekarang keadaan orang-orang sedang sibuk. Leonard takut Priscilla akan memanfaatkan keadaan dan pergi dari rumah Ares, karena ia tau kalau Jay sekarang sudah bebas. Leonard masih belum tau siapa yang sudah membebaskannya, yang ia tahu hanya kerabat Jay yang menjamin kebebasannya.

Bab terbaru

  • Hello, Papa!   Chapter 103 (End)

    Malam hari, Di bawah temaramnya lampu balkon kamar, Priscilla berdiri menatap ke arah bintang yang tengah bersinar dengan indahnya. Rambut panjangnya tergerai indah ke belakang tersapu angin malam, bulu matanya yang lentik menciptakan sebuah bayangan di bawah matanya. Priscilla berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jay, salah satu tangannya mengulur untuk menyambut Jay ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu ia tolong saat ingin bunuh diri, ternyata adalah jodohnya. Rasa kasihan di hati Jay yang dulu ada untuk Priscilla, kini sudah berganti menjadi rasa cinta yang begitu mendalam untuk perempuan yang ada di hadapannya. Jay tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai seorang perempuan sampai seperti ini, Priscilla benar-benar membuat Jay tergila-gila padanya. Jay menyambut uluran tangan Priscilla dan menggenggamnya erat, netra mereka saling bertemu dan mengisyaratkan betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Jay memeluk Priscilla erat, dan menjamah tiap inci

  • Hello, Papa!   Chapter 102

    Sesampainya mereka di bandara, seketika suasana langsung berubah haru. Priscilla yang sedari kemarin berusaha untuk tetap tenang akhirnya menangis juga saat tinggal beberapa waktu lagi Jay akan pergi, begitu juga Niko yang nampak galau karena akan ditinggal Jay padahal mereka baru saja dekat belum lama ini. "Kamu baik-baik ya disana, makan dan tidur yang teratur. Rajin-rajin hubungin aku, terus jangan genit sama cewek-cewek bule. inget!" Priscilla menyentil hidung Jay, Jay hanya bisa tertawa pelan saat mendengar ucapan terakhir istrinya. "Iya istriku sayang, kamu juga jaga diri ya selama jauh dari aku." Jay mengecup ujung kepala Priscilla. "Nik, gue titip anak sama istri gue ya. Jangan sampe ada yang berani godain dia," "Tenang aja Jay, saya bakal jagain Priscilla dan Sera dengan baik." "Kamu tenang aja Jay, papi ada disini buat menantu dan cucu papi. Gak akan ada yang berani ganggu mereka selama ada papi," ujar Andrew. Jay memeluk Priscilla sejenak, dan

  • Hello, Papa!   Chapter 101

    Tiga hari kemudian, Jay dan Priscilla akhirnya pulang dari masa honeymoonnya. Mereka nampak semakin lengket seakan sulit untuk dipisahkan satu sama lain, mereka baru tau tentang gagalnya pernikahan Stefan saat sedang mengunjungi Andrew dan dugaan Priscilla benar adanya kalau Shaelana memang tengah hamil. Priscilla tidak menyangka kalau ayah dari bayi yang Shaelana kandung adalah Hendrick, pantas saja kemarin Shaelana nampak gelagapan saat Hendrick meneleponnya. Semenjak batal menikah, Stefan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tidak pergi ke kantor, bahkan tidak ingin makan apapun jika Lilyana tidak memaksanya sembari menangis. Andrew tidak melakukan apapun untuk membujuknya, ia ingin memberi pelajaran kepada Stefan agar otaknya bisa lebih cerdas dalam menghadapi perempuan. Untungnya pernikahan kemarin tidak mengundang banyak orang, jika sampai mengundang banyak orang maka Andrew akan merasa sangat malu di hadapan para tamu karena mempelai wanita di bawa pergi oleh le

  • Hello, Papa!   Chapter 100

    Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m

  • Hello, Papa!   Chapter 99

    Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b

  • Hello, Papa!   Chapter 98

    Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi.Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar."Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla."Heni abis main ke rumah temen

  • Hello, Papa!   Chapter 97

    Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal

  • Hello, Papa!   Chapter 96

    Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang

  • Hello, Papa!   Chapter 95

    Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik

DMCA.com Protection Status