Julie menatap Priscilla dan Niko heran, mengapa saat Leonard datang Niko segera mengambil ponselnya dari tangan Priscilla. Niko melirik ke arah Julie, dan mengisyaratkan kalau dia akan menjelaskan padanya nanti.
"Niko, bawa Priscilla ke apartemen. Biarkan dia istirahat di sana, kamu paham ucapan saya?"
"Baik, pak" sahut Niko.
Priscilla mengikuti Niko keluar dari ruang kamar rawat Julie, dan berhubung disini hanya ada ia dan Leonard maka Julie berinisiatif untuk menanyakan langsung kepada Leonard.
"Pi?" panggil Julie.
"Kenapa Mi?" sahut Leonard.
"Apa kamu tau kalau Priscilla akan menikah dengan Jay?"
"Iya aku tau, tapi tenang aja pernikahan itu gak bakal terjadi Mi. Kamu gak usah khawatir," ucap Leonard.
Julie mengernyitkan kening, ia tidak paham dengan apa yang barusan Leonard ucapkan.
"Apa maksud Papi?"
"Iya pernikahan itu gak akan terjadi karena aku akan menikahkan Priscilla dengan Ares L
Beban di otak Julie bertambah lagi padahal kemarin ia baru saja bisa bernafas lega, otaknya terus berpikir bagaimana cara agar bisa menyelamatkan Priscilla dari rencana Leonard. Julie tidak nafsu makan, bahkan ia melewatkan jadwal minum obat yang harusnya tidak boleh ia lewatkan. Sejak bertengkar kemarin Leonard belum datang juga mengunjunginya, Niko bilang Leonard sejak kemarin tidak pulang ke apartemen.Hari ini jadwal kontrol kandungan Priscilla, jadi ia tidak bisa menemani Julie di rumah sakit. Sebagai gantinya Niko akan menemani Julie setelah mengantar Priscilla dari dokter kandungan, Niko sudah seperti anak sendiri bagi Julie jadi ia tidak masalah jika harus Niko yang menemaninya."Nyonya mau apel?" tawar Niko."Tidak Nik, terimakasih."Mumpung tidak ada Leonard disini Julie akan menanyakan hal yang selama ini tertahan di hatinya, ia sudah tidak bisa mengulur waktu untuk menanyakan hal tersebut."Nik, apa Priscil
Priscilla masih menangis di atas ranjang, mulutnya terus mengucapkan nama Julie dan berharap semua ini hanya mimpi. Ia terus meyakinkan diri bahwa Julie kini sudah baik-baik saja, ia terus berkata kalau Julie sekarang sedang bersiap-siap untuk kembali pulang ke Indonesia untuk menyiapkan pesta pernikahannya dengan Jay. Niko terus membujuk Priscilla dan mencoba menguatkannya, melihat keadaan Priscilla yang sekarang kesedihan Niko tidak dapat ia tampung lagi. Ia menangis dan memeluk Priscilla erat.Leonard datang ke kamar rawat Priscilla, ia memerintahkan Niko untuk segera mengurus segala kebutuhan yang dibutuhkan mereka agar bisa kembali ke Indonesia. Dalam keadaan sedih Niko bolak balik mengurus semua keperluan seorang diri, Leonard masih berusaha menenangkan Priscilla dan menyuruhnya untuk mengikhlaskan kepergian Julie walaupun dia sendiri tidak mampu melakukan itu."Pi, mami udah cantik kan? udah siap pulang kerumah kan? mami udah sehat kan pi?" tanya Pri
Pesawat yang ditumpangi Leonard telah sampai di bandara, mereka bertiga disambut oleh dua mobil pribadi Leonard juga satu mobil ambulans untuk membawa jenazah Julie. Leonard menaiki mobil yang disupiri oleh Niko, sedangkan Priscilla menaiki mobil miliknya yang sekarang tengah disupiri oleh Jay dan tentunya tanpa sepengetahuan Leonard.Niko ternyata dalang di balik semua rencana ini, ia menyuruh Rana untuk memberikan mobil Priscilla agar bisa dikendarai oleh Jay. Niko sengaja mengendarai mobilnya terlebih dulu agar bisa memberikan ruang untuk Jay dan Priscilla berdua saja, Priscilla tidak mengetahui kalau supirnya kali ini adalah Jay. Priscilla naik ke kursi penumpang belakang dan tidak menoleh ke kursi supir, matanya sangat sembab dan wajahnya terlihat pucat. Priscilla termenung melihat ke arah kuar jendela, tangan kanannya terus mengusap perutnya yang membuncit."Non Priscilla," panggil Jay.Priscilla tertegun, ia nampak familiar dengan suara
Semua anggota keluarga bersiap mengantar Julie ke tempat peristirahatan terakhirnya, mereka menangis tersedu saat peti jenazah Julie dimasukkan lagi ke dalam ambulan untuk membawanya ke pemakaman."Nik kamu bawa mobil saya," titah Leonard.Saat Priscilla hendak masuk ke dalam mobilnya Leonard justru mencegahnya, ia menyuruh Priscilla untuk pergi satu mobil dengannya dan juga Ares. Priscilla menolak, ia tidak mengenal Ares dan akan terasa canggung jika mereka harus semobil namun Leonard tidak mengindahkan alasannya. Leonard tetap memaksa Priscilla untuk ikut dengannya, ia bahkan merebut kunci mobil milik Priscilla. Priscilla terpaksa ikut satu mobil dengan Leonard, dan duduk di kursi belakang bersama Ares sedangkan Niko dan Leonard berada di kursi depan."Kalian nampak serasi," ucap Leonard tiba-tiba."Papi, jangan gitu. Gak enak sama Kak Ares," sahut Priscilla ketus."Gak apa kok Priscilla, santai saja."N
Hari kedua kepergian Julie diisi dengan sidang antara Leonard dan Nadine, Priscilla menatap kedua orang di hadapannya dengan tatapan muak. Priscilla masih ingat sekali ketika Leonard mengganggapnya sebagai makhluk rendahan saat ia ketahuan hamil, tapi ternyata Leonard jauh lebih rendah daripadanya. Leonard tega mengkhianati perempuan sebaik Julie, padahal selama ini Julie selalu baik dan tidak pernah bertingkah aneh-aneh di dalam rumah tangganya. "Sila," panggil Leonard. Sila mengangkat telapak tangannya, ia tidak tau harus bicara apa pada Leonard dan Nadine. Terlalu banyak kemarahan di dalam hatinya, sampai-sampai Priscilla sendiri bingung harus bagaimana meluapkan emosi dan rasa kecewanya. "Papi akan menceraikan Nadine," ucap Leonard. "Mas! Priscilla belum ngomong apa-apa loh, jangan asal ambil keputusan sendiri aja, siapa tau kan-" ucap Nadine, namun ucapannya dipotong oleh Priscilla. "Siapa tau apa Nadine? siapa tau
Lama tidak bertemu kedua pasangan ini akhirnya bertemu kembali, namun bukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka melainkan untuk mengakhiri pernikahan. Sherin dan Stefan saling duduk berseberangan, mereka saling menatap tajam satu sama lain. Sepertinya pernikahan mereka memang sudah tidak bisa diselamatkan, Sherin sesungguhnya masih mencintai Stefan namun ia sudah tidak tahan lagi dengan tingkah lakunya."Jadi apa kalian yakin ingin berpisah?" tanya Yuda."Sherin sudah sangat yakin yah," jawabnya."Lalu kamu Stefan?""Saya juga ingin berpisah dari Sherin, saya gak bisa melanjutkan pernikahan ini." jawab Stefan santai."Apa kalian gak bisa bersabar dulu? umur pernikahan kalian masih seumur jagung, wajar kalau banyak cobaannya. Lagipula kami tidak mempermasalahkan mau kalian punya anak cepat atau lambat," Hilda mencoba membujuk Sherin dan Stefan."Maaf bu, tapi masalah antara aku dan Stefan bu
Kalina baru sampai di rumah sekitar pukul tujuh malam, saat melihat mobil Stefan terparkir di halaman rumahnya Kalina segera masuk ke dalam rumah karena ia tahu sang don juan pasti sudah menunggunya lama. Saat Kalina menengoknya ke dalam kamar ternyata Stefan masih tertidur pulas, wajahnya nampak lelah dengan berbagai dokumen terhampar di ranjang. Kalina memunguti dokumen-dokumen tersebut, setelah selesai Kalina langsung menuju ke dapur dan membuatkan makan malam untuk Stefan. Aroma masakan Kalina berhasil membuat Stefan terbangun dari tidurnya, ia segera beranjak lalu pergi ke dapur untuk bersiap makan malam. "Masak apa?" tanya Stefan, kedua tangannya ia lingkarkan di pinggang ramping milik Kalina. "Masak sup ikan, lo suka kan?" Mendengar kata sup ikan membuat Stefan jadi teringat akan Priscilla, belakangan ini Stefan selalu teringat akan Priscilla. "Gue masih ngantuk," ucap Stefan, Lalu membenamkan wajahnya di tengkuk Kalina.
Tibalah Priscilla di rumah mewah milik Ares, terlihat seperti istana tapi bagi Priscilla ini adalah penjara. Priscilla disambut beberapa asisten rumah tangga Ares, dan juga empat orang pengawal yang nantinya akan bertugas menjaga kamar Priscilla."Panggilkan Dokter Reyan dan Dokter Iriana untuk memeriksa keadaan Priscilla," titah Ares.Dean segera memenuhi perintah atasannya tersebut, tidak butuh waktu lama kedua dokter itu datang dengan tiga orang perawat untuk mendampingi mereka."Silahkan masuk," ucap Dean.Dokter Reyan dan Dokter Iriana terkejut melihat keadaan Priscilla, luka robek di sudut bibir dan lebam di pipi juga darah mengalir dari area intimnya namun Priscilla hanya diam menatap kosong ke depan."Dean, gadis ini kenapa?!" tanya Dokter Iriana, raut wajahnya nampak panik."Urusi saja dan jangan banyak bertanya," sahut Ares yang baru tiba di kamar Priscilla.Dean menggendong tubuh Pr
Malam hari, Di bawah temaramnya lampu balkon kamar, Priscilla berdiri menatap ke arah bintang yang tengah bersinar dengan indahnya. Rambut panjangnya tergerai indah ke belakang tersapu angin malam, bulu matanya yang lentik menciptakan sebuah bayangan di bawah matanya. Priscilla berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jay, salah satu tangannya mengulur untuk menyambut Jay ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu ia tolong saat ingin bunuh diri, ternyata adalah jodohnya. Rasa kasihan di hati Jay yang dulu ada untuk Priscilla, kini sudah berganti menjadi rasa cinta yang begitu mendalam untuk perempuan yang ada di hadapannya. Jay tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai seorang perempuan sampai seperti ini, Priscilla benar-benar membuat Jay tergila-gila padanya. Jay menyambut uluran tangan Priscilla dan menggenggamnya erat, netra mereka saling bertemu dan mengisyaratkan betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Jay memeluk Priscilla erat, dan menjamah tiap inci
Sesampainya mereka di bandara, seketika suasana langsung berubah haru. Priscilla yang sedari kemarin berusaha untuk tetap tenang akhirnya menangis juga saat tinggal beberapa waktu lagi Jay akan pergi, begitu juga Niko yang nampak galau karena akan ditinggal Jay padahal mereka baru saja dekat belum lama ini. "Kamu baik-baik ya disana, makan dan tidur yang teratur. Rajin-rajin hubungin aku, terus jangan genit sama cewek-cewek bule. inget!" Priscilla menyentil hidung Jay, Jay hanya bisa tertawa pelan saat mendengar ucapan terakhir istrinya. "Iya istriku sayang, kamu juga jaga diri ya selama jauh dari aku." Jay mengecup ujung kepala Priscilla. "Nik, gue titip anak sama istri gue ya. Jangan sampe ada yang berani godain dia," "Tenang aja Jay, saya bakal jagain Priscilla dan Sera dengan baik." "Kamu tenang aja Jay, papi ada disini buat menantu dan cucu papi. Gak akan ada yang berani ganggu mereka selama ada papi," ujar Andrew. Jay memeluk Priscilla sejenak, dan
Tiga hari kemudian, Jay dan Priscilla akhirnya pulang dari masa honeymoonnya. Mereka nampak semakin lengket seakan sulit untuk dipisahkan satu sama lain, mereka baru tau tentang gagalnya pernikahan Stefan saat sedang mengunjungi Andrew dan dugaan Priscilla benar adanya kalau Shaelana memang tengah hamil. Priscilla tidak menyangka kalau ayah dari bayi yang Shaelana kandung adalah Hendrick, pantas saja kemarin Shaelana nampak gelagapan saat Hendrick meneleponnya. Semenjak batal menikah, Stefan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tidak pergi ke kantor, bahkan tidak ingin makan apapun jika Lilyana tidak memaksanya sembari menangis. Andrew tidak melakukan apapun untuk membujuknya, ia ingin memberi pelajaran kepada Stefan agar otaknya bisa lebih cerdas dalam menghadapi perempuan. Untungnya pernikahan kemarin tidak mengundang banyak orang, jika sampai mengundang banyak orang maka Andrew akan merasa sangat malu di hadapan para tamu karena mempelai wanita di bawa pergi oleh le
Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m
Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b
Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi.Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar."Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla."Heni abis main ke rumah temen
Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal
Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang
Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik