“Hahaha … aku hanya bercanda, kenapa kalian begitu serius. Elita cepat bawa gadis ini ke ruang pakaian.”
Lisa tertawa melihat ekspresi Amerika dan juga Elita, pelayannya itu memang gadis yang sangat baik dan bertanggung jawab, itulah mengapa Lisa memilih Elita untuk melayani Amerika di antara banyak pelayan wanita yang justru sudah berpengalaman di istana.
Bukan tanpa alasan Lisa memilih Elita, selain mereka memiliki nama keluarga di belakangnya Hansen, Lisa sangat paham loyalitas Elita kepadanya selama ini.
Elita tanpa menunggu lebih lama dia membungkukkan badannya dan berkata, “Baik Yang Mulia Ratu. Nona Amerika ikutlah denganku.” Setelah itu Elita membawa Amerika masuk ke dalam kediaman Lisa.
Lisa yang melihat Amerika berjalan tanpa alas kaki tersenyum kecil
“Yang Mulia …” ucap Amerika, mulai sekarang dia harus mengikuti semua orang yang ada di istana untuk memanggil ibunya Niko dan juga Ratu Rosen ini dengan sapaan seperti itu.Lisa membawa pakaian itu mendekati Amerika, “Pakailah! Ini pakaianku dulu sewaktu aku masih seusia kamu. Aku rasa pakaian cocok untukmu.” Lisa menyodorkan pakaian itu pada Amerika.Amerika hanya bisa mengangguk dan menerima pakaian pemberian ibunya Niko.“Nona Amerika, mari saya bantu.” Elita dengan cepat mengambil pakaian itu dari Amerika lalu berjalan ke dalam ruangan, Amerika mengikuti Elita.Ada sebuah ruangan berukuran besar, yang di dalamnya ada banyak sekali riasan dan koleksi perhiasan milik Lisa.Mata Am
“Kamu bawa putri cantikmu ini, Mommy mau bantu Daddy kamu dulu, kita ketemu di sana.” Lisa mengerling pada Niko yang tidak berkedip menatap Amerika di depannya, terlihat sangat cantik.Bagaimana bisa pakaian ibunya bisa pas di tubuhnya Amerika dan gadis itu terlihat sangat menawan dengan pakaian dan juga sepatu milik ibunya.“OK!” jawab Niko tanpa menatap ibunya.Lisa hanya bisa tersenyum lalu dia berjalan kembali ke masuk.Elita menundukkan kepala saat Lisa melewatinya.“Ayo kita pergi.” Ajak Niko, dia sudah memberikan lengannya pada Amerika.Tapi dasar Amerika yang tidak peka apa yang dilakukan Niko kepadany, dia justru berjalan duluan.
Bukan Karina kalau dia bisa diabaikan begitu saja oleh Niko. Karina berlari kecil tangannya langsung mengapit tangan kanan Niko, dia tersenyum kecil dahi Niko berkerut sedikit terkejut atas tindakannya. “Nik, sudah lama sekali kita nggak menghadiri acara seperti ini.” Ucap Karina. “Kamu …” “Hehehe … aku tidak akan pernah melepaskanmu, Hai Nona Amerika.” Tangan kanan Karina melambai ke Amerika yang menatapnya. “Hai …” jawab Amerika, padahal mereka barusan juga saling bersapa. Berdiri di samping Alex, Amanda wajahnya cemberut melihat kedua gadis yang sedang berjalan berdampingan dengan Niko. Alex yang melihat ekspresi wajah adikny
Amerika sedang duduk menatap sajian makanan yang ada di meja panjang.Saat itu Amanda datang menghampirinya dan menyapa Amerika, “Amerika … Ah, aku boleh memanggilmu Amerika kan.”Amerika menoleh sedikit terkejut, tapi dia senang juga karena ada seseorang yang menyapanya di sini.“Apa aku boleh duduk di sampingmu?” tanya Amanda.“Silakan.” Jawab Amerika.“Karena sepertinya usiaku lebih tua darimu, maka aku panggil kamu Amerika, OK!”Amerika tersenyum malu lalu berkata, “Panggil saja aku, Meri.”“Meri, cukup lumayan bagus.” Ucap Amanda tersenyum.
Di sebuah ruangan.Marlyn berdiri menatap tajam pada sosok perempuan yang pakaiannya dan wajahnya berantakan.“Yang Mulia, maafkan aku.” Kata Bella dengan wajah memohon.“Aku tidak pernah menyangka, kau akan membalas kebaikanku seperti ini.” Ucap Marlyn dengan tatapan tajam dan dia terlihat sangat marah.Dito yang berdiri tak jauh dari mereka, mengawasi dalam diam.“Katakan padaku, di mana kau simpan uang itu?” tanya Marlyn.Duduk berjongkok di lantai, Bella mendongak dengan posisi tangan terikat di belakang punggungnya.“Aku tidak tahu Yang Mulia.”
Bella tidak menyangka kalau Marlyn tahu dia sudah berbohong.Dengan teriak dia memohon pada Marlyn, ibu suri sekaligus ibu angkatnya.Sementara Marlyn masih gemetar dia duduk di kursi, Dito yang berdiri di sampingnya mengawasi perempuan berusia hampir tujuh puluh tahun itu yang terlihat sangat terkejut.“Dito, bawa aku kembali ke istana, sampaikan pada Alan kalau aku tidak bisa hadir di acara pesta kebun pagi ini, aku ingin istirahat.” Perintah Marlyn pada asisten pribadinya itu.“Baik Yang Mulia.” Setelah itu Dito berjalan keluar.Masih dengan kepala tertunduk, Marlyn meneteskan air matanya, dia sangat bersedih lalu teringat mediang suaminya.“Suamik
Para tamu undangan sudah mulai berdatangan, hanya beberapa kerabat dekat dan juga keluarga anggota dewan Istana Rosen.Ada keluarga Gilbert, anggota dewan Istana Rosen kedua setelah Wilson, saat dia berjalan ke arah Niko, saat itu juga dia langsung membungkukkan badannya.“Pangeran Niko salam dari keluarga kami.” Sapa Lane Gilbert bersama istrinya yang juga membungkukkan badannya.“Mister Gilbert, apa kabar keluarga kalian?” tanya Niko pada Lane dengan ramah.“Semuanya baik-baik saja Pangeran. Apa kabar Pangeran Niko, aku mendengar kalau Pangeran akan segera pergi ke bagian barat Rosen?” ucap Lane.Wilson yang berdiri di samping Niko menatap Lane, Niko hanya tersenyum sambil menjawab, &ldqu
“Jaga sikapmu, Adrian. Bersikaplah seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi pada Yang Mulia Ibu Suri.” Bisik Alan pada kakaknya itu.“Aku mengerti!” jawab Adrian.Mereka berdua lalu berpura-pura tersenyum.Alan kembali ke tempat istrinya berdiri di sana sudah ada Alex yang juga menatapnya.Saat Adrian sudah kembali ke samping istrinya, Alan mulai berbicara menyambut semua undangan.“Semuanya terima kasih sudah datang ke acara pesta kebun ini, aku mewakili Yang Mulia Ibu Suri memohon maaf karena beliau saat ini ada urusan yang sangat mendadak sehingga tidak bisa hadir bersama kita di sini. Semuanya jangan sungkan bersikaplah seolah-olah ini rumah kalian sendiri dan nikmati hidangannya.” Se
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub
Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.
Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand
“Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan
“Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad