Setelah memastikan Amerika duduk berada di sisi kanannya dengan baik, Niko hanya berdehem pelan setelah itu dia mengibaskan kedua tangannya, membuang muka ke luar jendela.
Aspen yang melihat dari kaca spion sedikit terkejut melihat apa yang dilakukan Niko barusan tapi dia hanya bisa meringis setelahnya dan fokus menyetir.
Amerika masih menahan napas duduk seperti patung, dia sungguh tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“Jangan menahan napas, nanti kamu mati di sini bisa bermasalah. Aku tidak ingin masuk penjara atas bukan perbuatanku.” Kata Niko dengan suara dingin tanpa menoleh, dari sudut bibirnya dapat dilihat dia tersenyum kecil.
Amerika seketika menghembuskan napas panjang, menatap ke depan. Selama perjalanan Amerika diam saja tatapannya masih lurus ke depan. Entah,
Empat belas jam sebelumnya …Di hotel mewah bintang lima – Hotel de Paris- empat orang tengah asyik mengobrol dengan wajah terlihat bahagia. Kamar hotel itu memiliki balkon pribadi yang sangat luas, bisa melihat ke segala arah kota Paris, sungguh pemandangan yang menawan saat malam hari.Sementara kamar tidurnya terdiri barang-barang mewah, dari sprei Italia Rivolta Carmignani serta bantal dan selimut French Drouaul tersedia di sana. Jelas sekali pemilik kamar pribadi itu seseorang yang memiliki banyak uang tentunya untuk menyewa satu kamar pribadi mewah seperti itu. Hotel de Paris bukan sembarang hotel, salah satu hotel terkenal di kalangan konglomerat dan juga bangsawan di kota Paris.Seorang perempuan setengah baya tengah tersenyum lebar di t
“Kali ini aku hanya ingin memberi dia peringatan saja, kalau kami juga tidak bisa dianggap remeh.” Kata Bella dengan suara dingin. Wanita setengah baya bertubuh agak sedikit gemuk, warna matanya yang hitam menyalak menatap gelas yang isinya sudah hampir habis.Bella William merasakan dadanya bergemuruh saat memikirkan bagaimana Niko William, ponakannya itu perlahan jatuh dan terpuruk.Gigi Bella menggeretak saat dia teringat waktu dulu, dia dan Hudson harus keluar dari istana Rosen karena Niko.Bella mendesah dalam saat dia berkata lagi, “Anak itu sudah membuat anakku menderita selama ini, kalau bukan karena sikapnya yang acuh dan terlalu angkuh, aku masih berada di istana saat ini. Apa salahnya kalau aku hanya mengambil sedikit uang milik Rosen. Toh aku juga sudah banyak berjasa membantu Yang Muli
“Turunkan aku!” ujar Amerika saat dia mulai sadar tidak ada lagi banyak orang di luar.Aspen terkejut begitu juga Niko saat melihat Amerika sudah terlihat baik-baik saja.Saat itu juga Amerika berusaha turun dari gendongan Aspen, lalu Aspen menurunkannya. Dengan rasa malu Amerika hanya bisa meringis kepada semua orang yang menatapnya.“Tuan Aspen, kita harus segera keluar dari sini.” Kata Chase.“Baiklah.” Jawab Aspen.“Apa kau sungguh baik-baik saja?” tanya Niko pada Amerika yang dijawab dengan hanya anggukan kepala, tapi Amerika hanya menunduk berusaha menutupi wajahnya karena merasa malu dengan apa yang terjadi barusan.Niko yang
Kali ini dengan cepat semua orang membantu Niko mengganti pakaian lebih santai, Amerika meski sudah terbiasa melihat para model bertelanjang dada tapi tidak kali ini, dia bisa melihat Niko. Menelan ludah Amerika sedikit mengalihkan pandangannya tapi Niko yang melihatnya tersenyum.“Ok Niko ready …” teriak Damian masih bersemangat. Saat dia memeriksa hasil jepretannya dia tersenyum puas.Niko seperti memahami apa yang dilakukan Damian pada Amerika, berkali-kali Damian mengerling padanya saat dia mengganti pakaian lainnya.“Ok … Good … Nice … senyum lebih lebar … kamera … fokus … tahan …”Cekrek!Cekrek!
Aspen yang mendengar langsung melirik ke Niko pada kaca spion, begitu juga Amerika. Wajah Aspen terkejut sementara raut wajah Amerika biasa saja.Niko langsung menggeser panggilan warna hijau pada layar ponsel miliknya.“Niko, apa yang terjadi?” suara dari seberang telepon terdengar khawatir saat Niko mengangkat panggilan teleponnya.“Nenek, kenapa kau menghubungiku?”“Sst … jangan berisik, aku sekarang berada di ruang belajar. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kalau aku diam-diam menghubungimu.”Sudut bibir Niko mengulum senyum, Aspen yang melihat dari kaca spion dahinya berkerut.“Apa kau menggunakan ponsel yang aku berikan te
Karina sudah berlari senang saat melihat mobil Niko memasuki halaman rumah lalu dia berhenti seketika, saat melihat ada seorang gadis yang tengah digendong di depan oleh Niko. Raut wajah Karina langsung berubah, terlihat tidak senang tapi karena Niko melihatnya dia buru-buru menyunggingkan senyuman manisnya. “Hai Pangeranku … surprise …” teriak Karina masih berdiri di antara anak tangga. Niko yang masih terkejut pun bergeming, saat itu Amerika mengerjapkan kedua matanya saat dia lamat-lamat mendengar suara teriakan seorang wanita memanggil ‘pangeranku.’ ‘Apa aku sedang bermimpi? Di mana? Hah … apa dalam mimpiku pun Niko menjadi pangeran. Rasanya tidak mungkin, ini gila. Hayolah Amerika cepat sadar.’ Amerika terus b
“Eh?” seru Amerika saat dia tersadar dengan apa yang dia dengar dari mulut Karina dengan nada sangat manis sekali.“Hm … aku akan tidur bersamamu malam ini.” Kata Karina dengan wajah sumringah.Niko langsung berdiri lalu berkata, “Karina, apa yang kamu lakukan?”Karina yang tangannya masih melingkar pada lengan kanan Amerika menjawab, “Nik, anggap saja aku sedang bermalam bersama temanku, bagaimana?”“Tidak bisa.” Jawab Niko cepat, dia lalu berjalan mendekati Karina.Tangan Niko meraih tangan Karina, berusaha melepaskannya dari tangan Amerika.Amerika tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya berdiri mematung mendengar
Diperlakukan semanis itu oleh Niko membuat perasaan Karina berangsur berubah yang tadinya dia merasa kesal pada Amerika dan hampir saja tidak bisa menahan dirinya. Kali ini Karina langsung tersenyum manis, meraih tangan Niko lalu langsung berdiri.Merasa senang bahwa Niko memahaminya Karina saat dia sudah berdiri berkata, “Apa ini berarti aku diperbolehkan menginap di sini.”Sudut bibir Niko tertarik sedikit, sebenarnya dia melirik Amerika yang masih duduk dengan kepala menunduk dari balik punggung Karina lalu setelah itu Niko berkata pada Karina, “Mari kita makan dulu setelah itu biar aku yang mengantarmu kembali ke tempatmu tinggal sekarang.”Di antara kedua alis Karina berkerut saat mendengarnya, dia sedikit terkejut tapi juga senang. Memikirkan dia tidak bisa menginap di sini, tapi yang l
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub
Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.
Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand
“Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan
“Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad