"Lila, hmmm, perihal yang tadi, kalau kamu mau di temani untuk bermain dengan si kecil ke rumah opung, kamu telephone aku saja ya" Ucap Daniel."Lah, nanti abang jadi ndak jagain abang Clark donk" Kata Lila kemudian."Nanti kan bisa di atur waktunya lil, pokoknya kamu jangan sungkan jika mau menghubungi aku ya"."Iya bang""Hmmm, tapi aku kan ndak tau no ponsel abang, terus bagaimana aku bisa menghubungi abang? ungkap lila"."Ohhh my God" ucap Daniel dengan menepuk jidatnya.Lalu ia dan Lila saling bertukar nomor selular, ini merupakan salah satu kesempatan emas untuk Daniel jadi ia tak perlu bersusah payah untuk mencari alasan saat dia sedang mencari tahu nomor Lila yang bisa di hubungi.Daniel memandang erat wajah Lila, seorang gadis cantik yang masih polos dan lugu, paras cantik wajah nya memang mirip dengan Hani kakak nya, hanya saja kulit nya sedikit lebih kecoklatan, namun bagi Daniel yang telah berdomisili di benua Amerika sosok Lila sangat lah menarik."Doooor" pekik Paula tep
Pagi menjelang, suasana pagi hari ini di rumah sakit tempat Clark di rawat terasa berbeda semenjak Clark telah sadarkan diri, Daniel kini pun bisa bernapas lega karena Sahabat sekaligus sepupunya itu sudah bisa di ajak berkomunikasi, walaupun Clark hilang ingatan ia bersyukur bahwa Clark masih mengingat nya."Dan" panggil Clark."Hmmmm" jawab Daniel."Apaan sih lo kok senyam senyum sendiri begitu, aneh banget deh" "Hmmmm""Buughhh""Aduuh, apaan sih Clark main lempar bantal aja, jangan ganggu gue dulu man!", dumel Daniel kemudian."Dan, lo lagi ngapain sih? tanya Clark"."Chat, sama cewe yang kemarin" jawab Daniel."Lo kenal dimana? kayaknya kalian udah sering ketemu? tanya Clark lagi."Udah beberapa kali sih ketemu, tapi gue bingung nih maju apa nggak" jawab Daniel sambil berjalan mendekat kepada Clark."Jawab dulu lo kenal dia di mana man? cecar Clark"."Adiknya Hani, masa lo lupa" ucap Daniel santai sambil membalas pesan-pesan dari Lila yang baru saja masuk ke selular Daniel."Haa
Helikopter telah menunggu di landasan, di dalamnya sudah ada papi yang telah menunggu mereka sedari tadi."Ayo cepat boys" ucap Papi setengah berteriak.Setelah Clark dan Daniel memasuki helikopter, lalu transportasi udara itu langsung lepas landas, perjalanan mereka hanya memakan waktu beberapa puluh menit saja karena tidak ada kemacetan lalu lintas yang harus mereka lalui."Clark, ini selular baru tapi nomornya masih punya kamu yang lama kok, kalau kamu tidak suka serie ponsel nya nanti setelah sampai kamu bisa ganti tapi ini serie terbaru kok jadi papi harap kamu suka ya jadi kamu bisa langsung pakai saja" ucap Papi."Ya nggak masalah kok pi, tapi sekarang memangnya sudah sampai serie ke-20 ya, rasanya punya aku terakhir masih serie ke-12" ujar Clark bingung sambil menggarukkan kepalanya."Clark, tadi lo abis dari mana si bro? gue cape banget sumpah nyariin loe!", ujar Daniel."Makan siomay batagor, enak banget bro udah gitu orangnya baik lagi, gue kan nggak bawa duit jadi gue baya
POV Hani,Hani yang baru beberapa hari melahirkan bayi kembarnya yang kedua di pelosok negara singapura, kini harus berusaha untuk kuat karena Tirta masih menahan dirinya dan bayinya, laki-laki itu belum juga mau untuk melepaskan mereka.Hani mengumpulkan semua kekuatan dan tenaganya agar tetap dapat melindungi bayinya, Tirta tak menyangka bahwa pujaan hatinya itu ternyata mengandung anak kembar, ia lupa padahal dulu Via sudah pernah memberitahukannya, hal ini menyebabkan semua rencana yang sudah di susunnya menjadi berantakan.Setelah bayi Hani yang pertama lahir dan di bawa oleh Via turun dari pesawat, Tirta terpaksa merubah rencana awalnya ia harus membawa Hani ke Rumah Sakit di Negara terdekat segera sebelum bayi itu lahir, sebab saat ini ia hanya mempunyai dokumen palsu untuknya dan Hani saja.Segera setelah dokumen palsu si bayi selesai, ia langsung membopong ibu dan anak itu segera keluar dari Rumah Sakit dan melanjutkan perjalanan sesuai dengan angan-angan Tirta, menjauh dari
Tirta, Hani beserta beberapa orang lainnya telah melakukan penerbangan dengan jarak tempuh puluhan ribu kilometer jauhnya, sudah lebih dari enam belas jam lamanya mereka melakukan penerbangan tinggal beberapa saat lagi pesawat akan mendarat.Hani memeluk erat bayinya sambil menyusui bayinya agar sang bayi tetap merasa nyaman ketika pendaratan nanti, ia diam namun tidak pikirannya.Hani terus memikirkan cara bagaimana ia akan melarikan diri bersama bayinya dari genggaman Tirta, sedangkan di sisi lain Tirta sangat menantikan pendaratan ini, ia sudah tidak sabar untuk memulai kehidupan baru dengan Hani dan bayinya.Semua sudah dipersiapkannya dengan baik, rumah yang nyaman, lengkap dengan semua perabotannya, bahkan alat untuk memasak pun lengkap ia persiapkan karena ia suka ketika melihat Hani pujaan hatinya bergelut di dapur dan menyiapkan hidangan yang nikmat untuk di santap.Tatapan Tirta dan Hani bertemu, tatapan tajam Hani tak membuat senyum Tirta memudar, ia malah mengembangkan sen
Tirta mengambil dua koper dari jajaran koper yang ada di kamar itu dan ia meninggalkan Hani dan bayinya sendiri, ia tau cara menaklukan Hani karena ia pernah melakukannya sewaktu duduk di bangku SMA dulu dan ia yakin sekarang pun wanita ini masih bisa ia taklukkan.Hani langsung mengunci pintu kamarnya begitu Tirta keluar dari kamar itu, ia menaruh bayinya perlahan di kasur, tidak ada di sediakan ranjang untuk bayinya di kamar itu, karena memang Tirta tidak merencanakan membawa anak Hani dari laki-laki lain."Aku heran sama kamu, dulu sewaktu aku masih milikmu dan masih mencintai kamu tidak ada satu tindakan apapun kamu lakukan agar kita bersama, sedangkan sekarang ketika aku sudah membina rumah tangga bersama laki-laki lain kamu melakukan semua ini, sudah terlambat Tirta" ucap Hani pelan dan meneteskan air matanya.Ia berjalan ke arah koper, membukanya karena penasaran apa isinya sedangkan Tirta hanya membawa dua koper saja dan meninggalkan tiga koper lainnya di kamar ini.Ternyata i
Sudah hampir sebulan Hani dan bayinya hanya di rumah saja, kegiatannya pun hanya di dalam kamar jika keluar pun ia hanya untuk makan saja, popok bayi pun sebenarnya sudah mau habis, namun karena Hani masih tidak mau berbicara dengan Tirta jadi ia tak memberitahukannya.Seperti biasa saat sarapan pagi pintu kamar Hani pun di ketuk agar segera Hani bergabung untuk makan pagi bersama Tirta."Han, sebenarnya aku berharap kamu bicara sama aku tapi entah apa salah aku sama kamu sampai-sampai kamu diamkan aku seperti ini" ucap Tirta yang mulai jenuh dengan kelakuan Hani."Aku berangkat kerja dulu ya, kamu mau nggak nanti jalan-jalan ke mall, kalau mau kamu siap-siap ya biar pas aku pulang nanti kita langsung berangkat ke mall" ucap Tirta lagi lalu ia beranjak dari meja makan tanpa menunggu jawaban dari Hani."Entah salah apa, dasar wong gendeng" dumel Hani pelan saat Tirta sudah tidak terlihat lagi.Saat ini Hani dan bayinya hanya di temani oleh asisten rumah tangga yang di bawa Tirta dari I
Tirta masih menunggu Hani dengan sabar di depan kamarnya Hani, ia berharap kali ini Hani akan berdandan cantik dan menarik, hatinya tambah berbunga-bunga dan bergetar membayangkan betapa cantiknya wanita yang ia cintai setelah berdandan.Namun ketika Hani keluar dari kamar senyum yang tadinya terkembang di wajah Tirta kini sirna, ia bingung dengan apa yang di llakukan Hani di dalam kamar berpuluh-puluh menit lamanya, karena setelah selesai berdandan hasilnya tak seperti yang ia bayangkan."Hani, kan aku sudah membelikan kamu baju-baju bermerk semua ada di dalam koper lalu kenapa kamu juga tidak berias, malah pakai lipstik yang membuat wajahmu tambah seram" ucap Tirta kesal.Hani tak menghiraukannya ia berjalan melewati Tirta dengan santainya sambil menggendong bayinya."Han, apa kamu masih perlu waktu untuk bersiap-siap lagi? tanya Tirta"."Ndak, buat aku seperti ini sudah spesial, kalau kamu tidak suka ya sudah jangan di lihat lagi pula mau ke mall kan bukannya mau ke pesta" ucap Han
Hari pergantian tahun pun telah hampir tiba, sesuai dengan permintaan nenek nya Clark, ia pun mengundang semua anggota keluarga Hani untuk ikut serta dalam acara perayaan pergantian tahun yang diadakan oleh keluarga besarnya."Pa, apakah kamu sudah memesan pesawat untuk keberangkatan kita besok?" tanya Hani yang heran karena suaminya masih terlihat santai saja, ia khawatir mereka tidak akan mendapat kan penerbangan karena sekarang adalah musim liburan."Kamu tenang saja sayang, kamu minta si mbok siapkan saja semua barang - barang kita ya, besok kita semua berangkat ke bandara pagi - pagi sekali, ok!" terang Clark untuk menenangkan istrinya.Hani pun menganggukkan kepalanya kemudian ia kembali berkumpul dengan jennifer dan anak - anak yang kini tengah berada di ruang keluarga."Mbok, saya minta tolong untuk mengepak barang anak - anak ya, sesok pagi kita akan berangkat liburan setelah nya kita langsung pulang kembali ke Amerika tolong sampaikan juga ke Narti dan Darsim ya mbok supaya
Hani benar - benar ketakutan saat ini, tangannya menggenggam tangan Clark erat ketika kami mulai mendekat untuk menyalam kedua pengantin.Clark menggenggam tangan Hani yang sudah mulai berkeringat dan dingin, trauma nya terhadap Tirta seperti tidak dapat ia sembunyikan lagi.Kini Clark dan Hani sudah berada tepat di depan Tirta dan Cindy, kini Clark menatap Tirta tajam, Cindy yang bergidik ngeri melihat tatapan mata Clark itu ia memeluk lengan Tirta yang kini telah resmi menjadi suaminya. Cindy takut jika Clark sampai menjadi emosi dan akhirnya Clark dan Tirta menghancurkan acara pernikahan nya dengan perkelahian."Clark, please, aku tidak mau ada keributan di pernikahan kami" kata Cindy dengan tatapan memelas penuh harap."Tenang saja, kami di sini untuk mengucap kan selamat untuk kalian, dan ini kali terakhir nya kami akan ada di hadapan kalian, dan juga begitu sebaliknya dengan kalian, jangan pernah mengacau di kehidupan rumah tangga kami lagi" tegas Clark kemudian ia mulai membali
Beruntung nya aku cepat merespon sebelum pintu lift tertutup, meski aku akhir nya harus mengorban kan tubuh ku terhempit pintu lift, aku rela. Usaha ku pun tak sia - sia, aku bisa membuat pintu lift itu terbuka kembali."Ma, please, keluar, kita bicarain baik - baik ya" bujuk ku, dan berhasil. Ia menerima uluran tangan ku dan mengikuti ku untuk keluar dari dalam lift.Kami berjalan ke dalam kamar president suite yang ku pesan kemarin, sesampai nya di depan pintu kamar, aku memintanya dengan lembut untuk masuk ke dalam kamar.Begitu ia masuk dan di ikuti aku di belakang nya, istri ku menutup pintu kamar dengan kencang hingga membuat ku terkejut."Astaga ma! kamu kenapa sih? kamu kan tau aku ada sakit jantung, apa kamu sengaja biar aku mati?" ucap ku kesal karena di perlakukan seperti itu oleh nya."Tandatangani ini, aku sudah menandatangani surat gugatan cerai kita, aku akan menyerah kan kembali semua harta benda yang pernah kamu berikan segera setelah kita bercerai, tapi anak - anak s
Hingga tengah malam ponsel istri dan anak - anak ku tak bisa di hubungi, padahal seharusnya di sana tengah hari saat ini.Rasa kantuk menyerang ku, karena nya aku tak mampu menunggu lagi untuk dapat menghubungi keluarga ku lagi, 'Lebih baik aku tidur sekarang, karena acara akan di adakan besok' pikir ku yang sudah tak mampu untuk membuka kedua mata ku.Hanya beberapa jam saja aku sanggup tertidur, aku terbangun karena gelisah tak mampu menghubungi keluarga ku, namun karena waktu tersisa beberapa jam lagi sebelum acara, jadi ku putus kan untuk bersiap - siap untuk menghadiri acara nanti.Setelah siap, aku berjalan untuk menjemput kembaran ku di kamar yang telah di siap kan untuk nya dan keluarga nya. Aku memencet bel berkali - kali hingga pintu di buka kan."Ya elah Clark, mesti banget ya loe mencet bel berkali - kali, berisik tau!" dumel Clein yang sedang sibuk merapih kan dasi nya."Sudah siap belum? ayo kita kesana, gue harus memastikan mereka sah secara agama dan negara, supaya rum
POV Clark .....Melakukan perjalanan panjang tengah malam bukan kah hal yang aku sukai, apalagi harus meninggal kan anak - anak dan istri ku yang sedang mengandung buah hati kami, tapi semua harus aku lakukan demi kebahagiaan rumah tangga kami kelak.'Sebaik nya aku kirim kan pesan kepada nya, supaya ia tidak cemas saat besok pagi mencari ku'.[Clark] Ma, seperti yang kamu bilang kemarin, tak masalah kalau aku pulang sebentar ke Indonesia untuk mengecek perusahaan, jadi aku berangkat pulang dulu ya sayang, kebetulan dua hari lagi (waktu Indonesia ya sayang) kami akan menikahkan Tirta dengan Cindy, karena Tirta tidak bisa lanjut kami pidana kan, jadi permintaan ku agar mereka menikah, supaya anak mereka yang sedang di kandung oleh Cindy ada yang mempertanggung jawab kan.Semoga setelah pernikahan mereka tidak akan ada lagi orang yang mencoba mengganggu rumah tangga kita lagi. Salam sayang ku untuk kamu dan ketiga buah hati kita ya, muach.'Done, semoga setelah kamu bangun pagi ini, kam
Aku langkah kan kaki ku menuju ke depan rumah, mobil rolls royse kesayangan ku sudah menunggu sesuai dengan perintah ku tadi."Mama, mama mau kemana? iya mama mau kemana?" tanya si kembar saat melihat ku hendak pergi dari rumah."Mama pergi sebentar ya, mama ada pertemuan" jawab ku dengan santai, aku berusaha untuk tidak gugup agar kedua anak ku ini tak mencurigai apa pun."Mama, mana handphone kami? tablet kami juga masih ada sama mama kan?" cecar Angelo dengan pertanyaan.Memang semua gadget mereka aku tahan, agar tidak satu pun dari mereka dapat menghubungi atau di hubungi oleh Clark."Kalian nonton youtube saja dulu ya dari tv yang ada di dalam kamar kalian, jangan lupa istirahat, siapa tau besok kita jalan - jalan" ucap ku dengan sedikit janji manis agar mereka mau untuk menuruti keinginan ku."Ayo, si mbok temenin den Angelo sama den Angel main yuk, atau kita berenang saja, sudah lama kan aden berdua ndak berenang" bujuk si mbok dan akhir nya kedua anak kembar ku itu pun luluh
Kami sudah sampai di bandara, situasi di bandara kali ini belum terlalu ramai, mungkin dalam beberapa hari lagi akan padat penumpang karena musim libur akan segera tiba.Setelah memasuk kan semua koper kami ke bagasi pesawat, aku memimpin rombongan ku ke ruang tunggu, beruntung kehamilan ku belum menginjak enam bulan jadi aku masih di perboleh kan untuk melakukan penerbangan jarak jauh."Ma, kenapa kita terbang tengah malam? bukan nya besok pagi saja" dumel Angel yang masih merasakan kantuk."Ndak ada penerbangan nya nak, mama juga cari pesawat charteran semuanya full booked, jadi kita pakai pesawat komersil saja ya, di penerbangan ini saja yang tersisa hanya first class jadi kita semua bisa berangkat" terang ku kepada kedua buah hati ku ini yang sudah bertambah besar.Kami pun akhirnya sampai di ruang tunggu VIP untuk menunggu pesawat yang akan kami tumpangi, terlihat Narti sedang memakan beberapa makanan yang memang di sedia kan khusus untuk para penumpang first class, sedang kan pa
Jam berdetak, aku sangat gelisah menunggu si kembar kembali dari sekolah, ku coba menenangkan diri dengan berendam air hangat di bathtub, 'Untuk apa semua kemewahan ini kamu berikan kepada kami Clark, kalau pada akhirnya kamu mengkhianati kami sebagai keluarga mu' aku coba memejam kan mata untuk sekedar menikmati kesendirian ku, namun aku tak mampu, raga ku berada di sini namun pikiran ku melayang jauh ke sana, aku tak terima di perlakukan seperti ini.Tepat pukul dua siang, kedua anak ku pulang dari sekolah. Aku menyambut mereka dengan pelukan hangat dan meminta mereka untuk makan siang terlebih dulu lalu beristirahat setelah lelah melakukan aktivitas belajar nya seharian."Iya mama" angguk kedua anak ku menyetujui permintaan ku, kemudian mereka pun menyantap habis makanan yang ku sajikan untuk mereka.Saat si kembar telah selesai menghabis kan makanan mereka, terdengar suara pertengkaran dari arah kamar para pegawai."Mbok, ada apa ya? kenapa seperti ada suara orang bertengkar" tany
POV Hani .....Pagi Hari yang cerah, hari ini angin berhembus bertambah kencang, namun salju belum juga menghampiri negara ini, aku terbangun karena hari ini adalah hari terakhir si kembar masuk sekolah, setelah ini mereka akan mendapatkan hari libur sekolah mereka sebulan lamanya.Aku bergegas ke dapur bersih untuk menyiap kan sarapan ku dan si kembar, di dapur si mbok sudah bersiap untuk membantu ku seperti hari - hari sebelumnya."Pagi mbok" sapa ku dengan tersenyum ketika mendapati si mbok yang sudah bersiap dan sedang menyiap kan segelas susu untuk kehamilan ku."Pagi buk, ini sudah saya buat kan susu nya si dede bayi, supaya si dede ndak kelaparan di perut mama nya" ujar si mbok sambil menyerah kan segelas susu strawberry kesukaan ku."Makasih ya mbok" ucap ku sambil mengambil segelas susu yang di buat kan nya."Hari ini mau masak apa buk?" tanya si mbok kemudian."Mbok, hari ini saya mau memasak chicken teriyaki untuk si kembar dan tempura goreng beserta balado udang kesukaan p