Tirta masih berdiri tegak di depan pintu kamar Hani, ia bingung apakah ia salah mengajak Hani dan Angel ke taman di sebrang jalan, ia perlahan ingin mengambil hati Hani lagi dan memilikinya.Sekian lama Tirta menunggu di depan pintu kamar, akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari tempat ia berdiri, baru saja ia membalikkan badannya suara wanita itu kembali terdengar lagi."Kami sudah siap" ucap Hani sambil menggendong Angel.Tirta menengok ke belakang dengan melemparkan senyum manisnya, ia langsung membalikkan badannya dan mengambil Angel dari gendongan Hani."Sini sama papa ya, anak gantengnya papa ini ya" ucap Tirta."Ayo ma, kok malah bengong di situ" ujar Tirta lalu ia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Hani.Kini untuk pertama kalinya mereka melewati pagar rumah itu bersama, di taman sudah banyak anak-anak yang bermain saat mereka sampai di taman itu, Tirta kemudian menurunkan Angel dari gendongannya.Angel berlari dengan girangnya, tawa dari bibir nya terdengar penuh ke
Hani melihat Clark ketika berada di mall, namun karena ramainya pengunjung dan kencangnya suara musik Clark tidak mendengar namanya di panggil, Hani yang melihat Clark di hampiri oleh seorang wanita pun menjadi berhenti mengejar mereka yang pergi entah kemana, Hani kecewa dan bertanya-tanya dalam hatinya."Wanita itu, bukannya dia yang bekerja di hotel waktu itu ya, iya aku ingat sekali sewaktu kami mau pindah ke rumah, Clark meminta ku untuk masuk dan mereka berbicara di luar mobil" ucap Hani di dalam hatinya."Kamu kenapa Han kok bengong, aku cariin kamu dari tadi loh" ujar Tirta."Tirta, ya ampun aku sampai terkejut, kamu sudah selesai? tanya Hani"."Ayo, mau kemana kita sayang, sini strollernya Angel aku bawa ya" ucap Tirta.Lalu Tirta dan Hani pun berjalan ke supermarket yang ada di mall itu untuk membeli semua keperluan mereka yang sudah habis."Han, kenapa sih kok kamu jadi banyak melamun, perasaan tadi masih cerewet" tungkas Tirta."Apaan sih kamu ahhhhh, cubit nih" ucap Hani
Kali ini Hani membuat kue ulang tahun Angel dengan tangannya sendiri, anaknya kini sudah mulai pintar berceloteh, mereka bahkan sudah berlatih menyanyikan lagu ulang tahun saat di kamar tadi malam.Hanya Hani, Angel dan si mbok yang merayakan hari ulang tahun Angel pada saat siang hari, Angel pun sangat bahagia saat meniupkan lilin, tangan kecilnya bertepuk tangan dan tawanya pun terus terlontar di bibir kecilnya yang masih berwarna merah."Selamat ulang tahun ya sayang, maaf mama belum bisa kasih Angel kado, nanti pasti ada saatnya mama akan membahagiakanmu dan kamu punya banyak teman" selamat ulang tahun juga untuk anak sulung mama yang jauh di sana mama harap kamu berbahagia dan kita akan bertemu suatu saat nanti ya, ucap Hani sambil memeluk Angel dan akhirnya menetes juga air matanya yang sudah semalaman ia tahan."Mbok semuanya di bereskan saja ya takutnya sebentar lagi pak Tirta pulang dari kantor, mbok silahkan makan kue nya seberapa pun mbok ingin ya, saya dan Angel mau ke kam
Tirta membunyikan beberapa kali klakson mobilnya agar Hani dan Angel segera keluar dan masuk mobil, Hani yang awalnya enggan pergi terpaksa mengikutinya karena ia tau Tirta tidak bisa di bantah, kalau di lawan nanti malah makin menjadi, ia takut Tirta akan menyakitinya dan anaknya.Hani bergegas masuk ke dalam mobil, kali ini ia memakaikan banyak alas pada car seat Angel karena sudah beberapa bulan ini ia sudah kehabisan popok, itu pun sudah di hematnya hanya dipakai saat malam hari saja."Maafin aku ya Han, nanti kamu ambil saja sebanyak-banyaknya keperluan kamu dan Angel karena kemungkinan minggu depan aku akan ada rapat di luar negeri, aku tinggalkan kamu sama Angel ngak apa-apa kan" ujar Tirta."Kok kamu bicaranya seperti itu, kamu pergi hanya sementara kan bukan meninggalkan kami selamanya di sini toh? tanya Hani"."Sementara, kalau kamu kangen nanti hubungi aku aja pasti nanti aku langsung pulang ke rumah kita" ucap Tirta."Lah, bagaimana hubungi kamu? nomor kamu saja aku ndak p
Hani merasa tidak nyaman dengan perlakuan Tirta yang sedang mabuk, ada rasa takut terbesit di dadanya, ia merasa terancam, segera di percepatnya langkahnya, namun Tirta dapat mengejarnya."Tirta, tolong jangan ganggu aku, Angel sebentar lagi bangun dan ia pasti mencari ku""Ayolah Han sebentar saja, apa kamu tak merindukan kehangatan di ranjang, aku bisa memberikan kehangatan itu""Apa? kamu sudah gila ya? yang aku pikirkan sekarang hanya anak aku""Tapi kan kita saling mencintai Han" ucap Tirta yang mulai mencumbui Hani dengan sedikit paksaan."Hentikan Tirta, Hentikaaaaannn, tolong, toloooong"."Ayolah Han kamu jangan munafik kamu juga menginginkannya kan".Tirta mengabaikan ucapan, pukulan dan isak tangis dari Hani ia terus mencumbuinya, hasratnya yang menggebu telah mengalahkan akal sehatnya, baju Hani pun di robeknya."Hentikan Tirta, Hentikaaaaannnn"."Hari ini kamu akan menjadi milikku seutuhnya sayang" kata Tirta yang kini telah mendaratkan ciumannya di tengkuk Hani.Sambil me
Sang pengacara pun duduk berhadapan dengan Hani yang masih shock mendengar kabar berita yang di sampaikannya."Apakah anda ibu Hani? tanya pengacara itu"."Ya" jawab Hani pelan sambil mengangguk."Bisa saya bicara berdua dengan ibu Hani"."Ohh ya pak, silahkan, kami permisi ke belakang dulu ya bu" pamit si mbok"Ya" jawab Hani pelan sambil mengangguk.Si mbok pun langsung ke dapur membersihkan ruangan demi ruangan yang masih berantakan, sedangkan Darto si pengawal berdiri di balik dinding bersiap untuk menguping pembicaraan mereka."Jadi begini bu, banyak tagihan yang sudah jatuh tempo dan harus di bayarkan oleh bapak, apakah ibu bisa dan bersedia menanggung semua hutang beliau?"."Tidak" jawab Hani menggelengkan kepalanya."Baik, kalau begitu, karena ibu tidak bisa dan tidak bersedia, maka perusahaan bapak yang selama ini menjadi jaminannya harus di jual untuk menutupi semua hutangnya dan jika dari penjualan itu masih ada uang tersisa saya akan memberikannya kepada ibu selaku pewaris
Hani di usir keluar rumah oleh sang pengawal yang telah berkhianat kepada mereka, semenjak mengetahui Tirta telah kehilangan ingatannya, rumah yang di tinggali oleh Hani di jualnya.Rumah itu memang di beli oleh Tirta namun memakai nama Darto si pengawal untuk menghindari terjadinya pelacakan dari pihak keluarga Hani.Kini Hani membawa anaknya di dalam stroller, dan sebelah tangannya menggeret dua koper, miliknya dan Angel, entah kemana ia harus berteduh sekarang karena salju sudah mulai turun sedangkan ia tidak mengetahui letak tempat penginapan ataupun penampungan para tuna wisma."Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini, sampai kapan kami bisa bertahan di jalan seperti ini ya Tuhan" ucap Hani yang berkata-kata dalam hatinya."Ibu Hani, buk, buk, tunggu si mbok ikut buk" teriak si mbok."Mbok, saya tidak tau mau kemana, uang tunai pun saya tidak punya, lebih baik mbok meminta bagian sama dia untuk beli tiket pesawat supaya bisa pulang kampung" ujar Hani."Sudah buk, saya malah di usir, ta
Hani memelas, ia memohon untuk di antarkan ke suatu tempat kepada Tobias karena ia tak tau sama sekali letak suatu alamat yang ingin sekali ia datangi."Memangnya kamu mau kemana Han, kok bukannya istirahat saja dengan anak kamu"."Pleasseeee""Ya sudah, berikan alamat nya kepadaku""Ya" ucap Hani sambil mengangguk, ia kemudian mengambil kartu nama dari saku celananya dan menyerahkannya kepada Tobias."Mbok, saya pergi sebentar ya, tolong jaga Angel dan berikan ia makan malam nanti, saya harus bertemu pengacara pak Tirta yang kemarin"."Nggih buk, hati-hati di jalan"."Ya, jangan lupa kunci kan semua pintu rumah ya"."Nggih buk".Akhirnya Hani dan Tobias kembali melakukan perjalanan ke pusat kota untuk menemui pengacara itu, sebab pengacara itu adalah satu-satunya harapan ia untuk memiliki uang, untuk biaya kehidupannya kelak.Sepanjang perjalanan tidak banyak percakapan yang terucap antara Hani dan Tobias, keduanya sibuk dengan pemikirannya masing-masing, hanya sesekali Tobias meliri
Hari pergantian tahun pun telah hampir tiba, sesuai dengan permintaan nenek nya Clark, ia pun mengundang semua anggota keluarga Hani untuk ikut serta dalam acara perayaan pergantian tahun yang diadakan oleh keluarga besarnya."Pa, apakah kamu sudah memesan pesawat untuk keberangkatan kita besok?" tanya Hani yang heran karena suaminya masih terlihat santai saja, ia khawatir mereka tidak akan mendapat kan penerbangan karena sekarang adalah musim liburan."Kamu tenang saja sayang, kamu minta si mbok siapkan saja semua barang - barang kita ya, besok kita semua berangkat ke bandara pagi - pagi sekali, ok!" terang Clark untuk menenangkan istrinya.Hani pun menganggukkan kepalanya kemudian ia kembali berkumpul dengan jennifer dan anak - anak yang kini tengah berada di ruang keluarga."Mbok, saya minta tolong untuk mengepak barang anak - anak ya, sesok pagi kita akan berangkat liburan setelah nya kita langsung pulang kembali ke Amerika tolong sampaikan juga ke Narti dan Darsim ya mbok supaya
Hani benar - benar ketakutan saat ini, tangannya menggenggam tangan Clark erat ketika kami mulai mendekat untuk menyalam kedua pengantin.Clark menggenggam tangan Hani yang sudah mulai berkeringat dan dingin, trauma nya terhadap Tirta seperti tidak dapat ia sembunyikan lagi.Kini Clark dan Hani sudah berada tepat di depan Tirta dan Cindy, kini Clark menatap Tirta tajam, Cindy yang bergidik ngeri melihat tatapan mata Clark itu ia memeluk lengan Tirta yang kini telah resmi menjadi suaminya. Cindy takut jika Clark sampai menjadi emosi dan akhirnya Clark dan Tirta menghancurkan acara pernikahan nya dengan perkelahian."Clark, please, aku tidak mau ada keributan di pernikahan kami" kata Cindy dengan tatapan memelas penuh harap."Tenang saja, kami di sini untuk mengucap kan selamat untuk kalian, dan ini kali terakhir nya kami akan ada di hadapan kalian, dan juga begitu sebaliknya dengan kalian, jangan pernah mengacau di kehidupan rumah tangga kami lagi" tegas Clark kemudian ia mulai membali
Beruntung nya aku cepat merespon sebelum pintu lift tertutup, meski aku akhir nya harus mengorban kan tubuh ku terhempit pintu lift, aku rela. Usaha ku pun tak sia - sia, aku bisa membuat pintu lift itu terbuka kembali."Ma, please, keluar, kita bicarain baik - baik ya" bujuk ku, dan berhasil. Ia menerima uluran tangan ku dan mengikuti ku untuk keluar dari dalam lift.Kami berjalan ke dalam kamar president suite yang ku pesan kemarin, sesampai nya di depan pintu kamar, aku memintanya dengan lembut untuk masuk ke dalam kamar.Begitu ia masuk dan di ikuti aku di belakang nya, istri ku menutup pintu kamar dengan kencang hingga membuat ku terkejut."Astaga ma! kamu kenapa sih? kamu kan tau aku ada sakit jantung, apa kamu sengaja biar aku mati?" ucap ku kesal karena di perlakukan seperti itu oleh nya."Tandatangani ini, aku sudah menandatangani surat gugatan cerai kita, aku akan menyerah kan kembali semua harta benda yang pernah kamu berikan segera setelah kita bercerai, tapi anak - anak s
Hingga tengah malam ponsel istri dan anak - anak ku tak bisa di hubungi, padahal seharusnya di sana tengah hari saat ini.Rasa kantuk menyerang ku, karena nya aku tak mampu menunggu lagi untuk dapat menghubungi keluarga ku lagi, 'Lebih baik aku tidur sekarang, karena acara akan di adakan besok' pikir ku yang sudah tak mampu untuk membuka kedua mata ku.Hanya beberapa jam saja aku sanggup tertidur, aku terbangun karena gelisah tak mampu menghubungi keluarga ku, namun karena waktu tersisa beberapa jam lagi sebelum acara, jadi ku putus kan untuk bersiap - siap untuk menghadiri acara nanti.Setelah siap, aku berjalan untuk menjemput kembaran ku di kamar yang telah di siap kan untuk nya dan keluarga nya. Aku memencet bel berkali - kali hingga pintu di buka kan."Ya elah Clark, mesti banget ya loe mencet bel berkali - kali, berisik tau!" dumel Clein yang sedang sibuk merapih kan dasi nya."Sudah siap belum? ayo kita kesana, gue harus memastikan mereka sah secara agama dan negara, supaya rum
POV Clark .....Melakukan perjalanan panjang tengah malam bukan kah hal yang aku sukai, apalagi harus meninggal kan anak - anak dan istri ku yang sedang mengandung buah hati kami, tapi semua harus aku lakukan demi kebahagiaan rumah tangga kami kelak.'Sebaik nya aku kirim kan pesan kepada nya, supaya ia tidak cemas saat besok pagi mencari ku'.[Clark] Ma, seperti yang kamu bilang kemarin, tak masalah kalau aku pulang sebentar ke Indonesia untuk mengecek perusahaan, jadi aku berangkat pulang dulu ya sayang, kebetulan dua hari lagi (waktu Indonesia ya sayang) kami akan menikahkan Tirta dengan Cindy, karena Tirta tidak bisa lanjut kami pidana kan, jadi permintaan ku agar mereka menikah, supaya anak mereka yang sedang di kandung oleh Cindy ada yang mempertanggung jawab kan.Semoga setelah pernikahan mereka tidak akan ada lagi orang yang mencoba mengganggu rumah tangga kita lagi. Salam sayang ku untuk kamu dan ketiga buah hati kita ya, muach.'Done, semoga setelah kamu bangun pagi ini, kam
Aku langkah kan kaki ku menuju ke depan rumah, mobil rolls royse kesayangan ku sudah menunggu sesuai dengan perintah ku tadi."Mama, mama mau kemana? iya mama mau kemana?" tanya si kembar saat melihat ku hendak pergi dari rumah."Mama pergi sebentar ya, mama ada pertemuan" jawab ku dengan santai, aku berusaha untuk tidak gugup agar kedua anak ku ini tak mencurigai apa pun."Mama, mana handphone kami? tablet kami juga masih ada sama mama kan?" cecar Angelo dengan pertanyaan.Memang semua gadget mereka aku tahan, agar tidak satu pun dari mereka dapat menghubungi atau di hubungi oleh Clark."Kalian nonton youtube saja dulu ya dari tv yang ada di dalam kamar kalian, jangan lupa istirahat, siapa tau besok kita jalan - jalan" ucap ku dengan sedikit janji manis agar mereka mau untuk menuruti keinginan ku."Ayo, si mbok temenin den Angelo sama den Angel main yuk, atau kita berenang saja, sudah lama kan aden berdua ndak berenang" bujuk si mbok dan akhir nya kedua anak kembar ku itu pun luluh
Kami sudah sampai di bandara, situasi di bandara kali ini belum terlalu ramai, mungkin dalam beberapa hari lagi akan padat penumpang karena musim libur akan segera tiba.Setelah memasuk kan semua koper kami ke bagasi pesawat, aku memimpin rombongan ku ke ruang tunggu, beruntung kehamilan ku belum menginjak enam bulan jadi aku masih di perboleh kan untuk melakukan penerbangan jarak jauh."Ma, kenapa kita terbang tengah malam? bukan nya besok pagi saja" dumel Angel yang masih merasakan kantuk."Ndak ada penerbangan nya nak, mama juga cari pesawat charteran semuanya full booked, jadi kita pakai pesawat komersil saja ya, di penerbangan ini saja yang tersisa hanya first class jadi kita semua bisa berangkat" terang ku kepada kedua buah hati ku ini yang sudah bertambah besar.Kami pun akhirnya sampai di ruang tunggu VIP untuk menunggu pesawat yang akan kami tumpangi, terlihat Narti sedang memakan beberapa makanan yang memang di sedia kan khusus untuk para penumpang first class, sedang kan pa
Jam berdetak, aku sangat gelisah menunggu si kembar kembali dari sekolah, ku coba menenangkan diri dengan berendam air hangat di bathtub, 'Untuk apa semua kemewahan ini kamu berikan kepada kami Clark, kalau pada akhirnya kamu mengkhianati kami sebagai keluarga mu' aku coba memejam kan mata untuk sekedar menikmati kesendirian ku, namun aku tak mampu, raga ku berada di sini namun pikiran ku melayang jauh ke sana, aku tak terima di perlakukan seperti ini.Tepat pukul dua siang, kedua anak ku pulang dari sekolah. Aku menyambut mereka dengan pelukan hangat dan meminta mereka untuk makan siang terlebih dulu lalu beristirahat setelah lelah melakukan aktivitas belajar nya seharian."Iya mama" angguk kedua anak ku menyetujui permintaan ku, kemudian mereka pun menyantap habis makanan yang ku sajikan untuk mereka.Saat si kembar telah selesai menghabis kan makanan mereka, terdengar suara pertengkaran dari arah kamar para pegawai."Mbok, ada apa ya? kenapa seperti ada suara orang bertengkar" tany
POV Hani .....Pagi Hari yang cerah, hari ini angin berhembus bertambah kencang, namun salju belum juga menghampiri negara ini, aku terbangun karena hari ini adalah hari terakhir si kembar masuk sekolah, setelah ini mereka akan mendapatkan hari libur sekolah mereka sebulan lamanya.Aku bergegas ke dapur bersih untuk menyiap kan sarapan ku dan si kembar, di dapur si mbok sudah bersiap untuk membantu ku seperti hari - hari sebelumnya."Pagi mbok" sapa ku dengan tersenyum ketika mendapati si mbok yang sudah bersiap dan sedang menyiap kan segelas susu untuk kehamilan ku."Pagi buk, ini sudah saya buat kan susu nya si dede bayi, supaya si dede ndak kelaparan di perut mama nya" ujar si mbok sambil menyerah kan segelas susu strawberry kesukaan ku."Makasih ya mbok" ucap ku sambil mengambil segelas susu yang di buat kan nya."Hari ini mau masak apa buk?" tanya si mbok kemudian."Mbok, hari ini saya mau memasak chicken teriyaki untuk si kembar dan tempura goreng beserta balado udang kesukaan p